• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Pemadaman Secara Berkala Oleh PLN Terhadap Kegiatan Usaha Mikro Di Kecamatan Medan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Pemadaman Secara Berkala Oleh PLN Terhadap Kegiatan Usaha Mikro Di Kecamatan Medan Baru"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PEMADAMAN LISTRIK SECARA

BERKALA OLEH PLN TERHADAP KEGIATAN USAHA

MIKRO DI KECAMATAN MEDAN BARU

OLEH

IRA DESTIANA PASARIBU

090501116

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PEMADAMAN LISTRIK SECARA

BERKALA OLEH PLN TERHADAP KEGIATAN USAHA

MIKRO DI KECAMATAN MEDAN BARU

OLEH

IRA DESTIANA PASARIBU

090501116

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

i ABSTRAK

PENGARUH PEMADAMAN LISTRIK SECARA BERKALA OLEH PLN TERHADAP KEGIATAN USAHA

MIKRO DI KECAMATAN MEDAN BARU

Dewasa ini usaha mikro semakin berkembang tetapi seiring dengan perkembangannya itu masalah yang dihadapi juga semakin banyak. Salah satunya adalah krisis energi yang dihadapi oleh negara kita khususnya di Sumatera Utara mengakibatkan seringnya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemadaman listrik secara berkala yang dan pemakaian genset terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari pemberian kuesioner terhadap pelaku usaha mikro yaitu sebanyak 25 responden yang menggunakan genset dan 25 usaha mikro yang tidak menggunakan genset. Dalam penelitian pemakaian genset menggunakan variable dummy. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan alat bantu SPSS 19.

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa pemadaman listrik secara berkala berpengaruh terhadap pendapatan sebesar – 253130,865 dan pemakaian genset mempengaruhi pendapatan sebesar – 1,0696

Kata Kunci: Pemadaman Listrik Secara Berkala, Pendapatan, Genset

(4)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF PERIODICALLY BLACKOUTS BY PLN FOR MICRO-ENTERPRISE ACTIVITIES

IN THE DISTRICTOF MEDAN BARU

Nowadays micro business is growing along with its development but it is also a problem faced by more and more .The energy crisis is one of problem in our country , especially in North Sumatra very often happens blackout by PLN . This study purpose to analyze the effect of periodically blackouts and the use of generators to effect revenues micro enterprises in the District of Medan Baru.

The data used is primary, data obtained from the questionnaires to micros businesses as many as 25 respondents who use generators and 25 micro-businesses that do not use generators. In this study the use of generators using dummy variables. Data analysis method used is multiple regression with SPSS tools 19 .

From the regression results indicate that the effect of periodically blackouts on revenue equal to – 253130,865 and generator effect on revenue equal to – 1,0696.

(5)

iii KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan junjungan besar Nabi Muhammad Saw karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana dari Program Strata I Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi universitas Sumatera Utara. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah : “Analisis Pengaruh Pemadaman Secara Berkala Oleh PLN Terhadap Kegiatan Usaha Mikro Di Kecamatan Medan Baru”.

Skripsi ini saya persembahkan khusus buat kedua orangtua tercinta dan terkasih Ayah H. Iradatsyah Pasaribu, SH, mama Nurbeity Pohan, SE juga untuk kakak Ira Septiana Pasaribu, adek M. Iqbalsyah Pasaribu dan Ira Nurhasanah Pasaribu. Terima kasih atas doa dan dukungan yang selama ini selalu menyertai saya.

Penulis menyadari terdapat keterbatasan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(6)

iv

3. Bapak Bapak Paidi Hidayat,

SE, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skrispsi ini.

5. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si sebagai Dosen Pembaca yang telah memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Departemen Perdagangan, Badan Pusat Statistik Kota Medan, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan, dan Kamar Dagang dan Industri Kota Medan beserta seluruh Staff dan pegawai, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis baik dalam pemberian jurnal-jurnal maupun data-data yang terkait dengan penelitian skripsi ini.

7. Seluruh Staff Pengajar dan staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

(7)

v Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan damai sejahtera bagi kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Medan, 30 Mei 2014 Penulis,

(8)

vi

2.1.1 Pengertian Industri Kecil ... 7

2.1.2 Peranan Industri Kecil ... 9

2.1.3 Kekuatan dan Kelemahan Industri Kecil ... 11

2.1.4 Tantangan, Kendala, Dan Peluang Usaha ... 13

2.1.5 Pengembangan Industri Kecil ... 15

2.1.6 Pendapatan ... 17

2.2 Sumber Daya Energi ... 18

2.2.1 Jenis Sumber daya Energi ... 18

2.2.2 Kelangkaan Sumber Daya Energi ... 19

2.2.3 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia ... 20

2.2.4 Listrik sebagai Sumber Daya Energi ... 21

2.2.5 Peranan Energi Listrik dalam Pembangunan ... 22

(9)

vii

3.7 Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan Data ... 32

3.8 Model Analisis Data ... 33

3.9 Uji Kesesuaian (Test Of Godness Of Fit) ... 33

3.9.1 Koefisien Determinasi (R²) ... 33

3.9.2 Uji Simultan (Uji-F) ... 34

3.9.3 Uji Parsial (Uji-t) ... 34

3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 34

3.10.1 Uji Normalitas ... 34

3.10.2 Uji Multikolinearitas ... 35

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas ... 35

3.10.4 Uji Autokolerasi ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 37

4.2 Pemadaman Listrik ... 37

4.3 Karakteristik Responden ... 39

4.3.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Usaha Mikro ... 39

4.3.2 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 41

4.3.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 42

4.3.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.4 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ... 45

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.5.1 Uji Kesesuaian ... 46

4.5.1.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 46

4.5.1.2 Uji F (Simultan) ... 47

4.5.1.3 Uji parsial (Uji-t) ... 48

4.5.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 49

4.5.2.1 Uji Normalitas ... 49

4.5.2.2 Uji Multikolinearitas ... 51

4.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52

(10)

viii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis

Usaha Mikro ... 39

Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia... 41

Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 42

Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Persamaan Regresi Berganda ... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji F (Simultan) ... 48

Tabel 4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 51

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52

(11)

ix DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27 Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Berdasarkan

Jenis Usaha Mikro ... 40 Gambar 4.2 Diagram Karakteristik Berdasarkan Usia ... 41 Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Berdasarkan

Pendidikan ... 43 Gambar 4.4 Diagram Karakteristik Berdasarkan Jenis

(12)

x DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner ………. 58

2 Tabulasi Data ……….. 60

3 Uji Asumsi Klasik ………... 62

(13)

i ABSTRAK

PENGARUH PEMADAMAN LISTRIK SECARA BERKALA OLEH PLN TERHADAP KEGIATAN USAHA

MIKRO DI KECAMATAN MEDAN BARU

Dewasa ini usaha mikro semakin berkembang tetapi seiring dengan perkembangannya itu masalah yang dihadapi juga semakin banyak. Salah satunya adalah krisis energi yang dihadapi oleh negara kita khususnya di Sumatera Utara mengakibatkan seringnya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemadaman listrik secara berkala yang dan pemakaian genset terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari pemberian kuesioner terhadap pelaku usaha mikro yaitu sebanyak 25 responden yang menggunakan genset dan 25 usaha mikro yang tidak menggunakan genset. Dalam penelitian pemakaian genset menggunakan variable dummy. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan alat bantu SPSS 19.

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa pemadaman listrik secara berkala berpengaruh terhadap pendapatan sebesar – 253130,865 dan pemakaian genset mempengaruhi pendapatan sebesar – 1,0696

Kata Kunci: Pemadaman Listrik Secara Berkala, Pendapatan, Genset

(14)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF PERIODICALLY BLACKOUTS BY PLN FOR MICRO-ENTERPRISE ACTIVITIES

IN THE DISTRICTOF MEDAN BARU

Nowadays micro business is growing along with its development but it is also a problem faced by more and more .The energy crisis is one of problem in our country , especially in North Sumatra very often happens blackout by PLN . This study purpose to analyze the effect of periodically blackouts and the use of generators to effect revenues micro enterprises in the District of Medan Baru.

The data used is primary, data obtained from the questionnaires to micros businesses as many as 25 respondents who use generators and 25 micro-businesses that do not use generators. In this study the use of generators using dummy variables. Data analysis method used is multiple regression with SPSS tools 19 .

From the regression results indicate that the effect of periodically blackouts on revenue equal to – 253130,865 and generator effect on revenue equal to – 1,0696.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Permasalahan mengenai jumlah pengangguran di Indonesia tentu bukan hal baru lagi bagi masyarakat kita. Bahkan menurut Badan Pusat Statistik (Maret 2013), saat ini terdapat lebih dari 8,24 juta jiwa atau setara dengan 6,7 persen pengangguran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa tingkat pengangguran di negara kita masih cukup tinggi.

Karena itulah dibutuhkan solusi tepat untuk mengurangi jumlah pengangguran yang setiap harinya menunjukkan peningkatan. Salah satunya yaitu dengan mendorong laju pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di seluruh penjuru Indonesia yang memang sudah terbukti mampu mendorong perekonomian negara kita.

(16)

2 kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan sehingga terciptanya persaingan dan stabilitas perekonomian Indonesia yang baik.

Munculnya unit usaha kecil dan menengah ternyata tidak hanya memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat, namun juga sangat membantu penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Meskipun para pelaku UMKM masih sering mendapat kendala khususnya di bidang permodalan, namun kontribusi usaha mikro kecil dan menengah terhadap penyediaan lapangan kerja cukuplah tinggi, bahkan diperkirakan bisa memberikan peluang kerja bagi 97.561.000 masyarakat, dan menjadi donatur Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 58,53% pada tahun 2013.

Dalam perkembangan usaha mikro di Indonesia hal ini semata-mata bukan hanya tanggung jawab pelaku usaha mikro saja, tetapi peranan pemerintah sangat dibutuhkan juga. Peranan pemerintah tersebut bisa saja dalam menciptakan iklim bisnis yang sehat, penyediaan fasilitas yang mendukung yaitu transportasi, listrik, bahan bakar maupun yang lainnya.

(17)

3 Kebutuhan dan permintaan masyarakat terhadap energi listrik yang sangat tinggi terjadi dikarenakan hampir semua aktifitas masyarakat saat ini membutuhkan adanya energi listrik. Dengan adanya krisis listrik nasional, maka salah satu jalan yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi kurangnya pasokan listrik dan menghindari mati listrik total pada suatu sistem jaringan listrik adalah dengan melakukan pemadaman listrik bergilir.

Dengan adanya pemadaman listrik, hal ini mengakibatkan timbul kerugian baik pada pelanggan rumah tangga maupun industri kecil dan menengah. Kerugian yang dialami konsumen rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu kerugian riil dan immaterial. Kerugian riil berupa biaya yang dikeluarkan konsumen rumah tangga untuk membayar biaya energi alternatif sebagai pengganti listrik dari PLN. Sedangkan kerugian immaterail berupa terganggunya kenyamanan akibat pemadam listrik. Pada konsumen industri kecil dan menengah kerugian yang dialami akibat pemadaman listrik yaitu menyebabkan peningkatan harga satuan produksi. Untuk memperkirakan besarnya kerugian yang dialami oleh industri kecil dan menengah didasarkan pada harga pokok produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang jadi. Hal ini akan menyebabkan para pelaku usaha mikro akan mengeluarkan biaya tambahan karena harus membeli

genset dan harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar setiap pemadaman listrik dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan para pengusaha mikro tersebut.

(18)

4 masyarakat terutama bagi para pengusaha mikro yang sangat mengandalkan listrik untuk menggerakkan usaha mereka. Padahal di Kota Medan bahwa secara umum pertumbuhan perekonomian tidak terlepas dari kontribusi UMK, terutama untuk sektor perdagangan (khususnya di bidang kuliner) dan industri yang paling banyak ditemui di kota Medan. Pemerintah Kota Medan sendiri dalam Program Kerja Pembangunan Bidang Ekonominya memasukkan UMK sebagai salah satu prioritas. Capaian kinerja pembinaan usaha mikro di kota Medan pada tahun 2013 yang lalu mencapai 95% dengan jumlah usaha mikro kecil menengah sebanyak 222.000 usaha, baik yang bergerak di sektor industri maupun yang bergerak di

sektor perdagangan

Hal ini selain karena usaha tersebut merupakan tulang punggung sistem ekonomi kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku usaha, ataupun pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja, Terbukti pada Tahun 2013 dari 1.056.553 unit usaha di Sumatera Utara, sebanyak 214.744 unit usaha mikro dan kecil serta 448.090 pekerja terdapat di Kota Medan. Oleh sebab itu 20,55% jumlah Usaha Mikro dan kecil serta 21,27% pekerja Usaha Mikro dan kecil

terdapat di Kota Medan

(19)

5 BERKALA OLEH PLN TERHADAP KEGIATAN USAHA MIKRO DI KECAMATAN MEDAN BARU”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah suatu rumusan secara kongkrit masalah yang ada dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang kebenarannya dipertanyakan. Perumusan masalah dibuat untuk lebih mempermudah dan membuat lebih sistematis. Penulisan skripsi serta diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi. Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemadaman listrik secara berkala terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian genset terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru.

1.4 Manfaat Penelitian

(20)

6 2 Bagi pelaku UMK penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi

dalam rangka melakukan peningkatan kinerja usaha serta pengambilan tindakan terhadap pemadaman bergilir.

3 Untuk memberi wawasan kepada pembaca mengenai peranan usaha mikro terhadap perekonomian Indonesia.

4 Untuk memberikan informasi kepada pihak PLN bahwa pemadaman listik secara berkala itu memberikan dampak terhadap usaha mikro. 5 Sebagai bahan studi atau tambahan literature bagi mahasiswa/i fakultas

ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan serta sebagai bahan referensi dan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

(21)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Kecil

Baik secara lisan maupun tertulis, banyak pihak menggunakan istilah yang berbeda untuk membahas industri kecil. Di samping penggunaan istilah industri kecil (small industry), ada sejumlah penggunaan istilah lain yang bermakna sama, misalnya: usaha kecil (small business),perusahaan kecil (small firm), usaha skala kecil (small scale business), dan lain-lain. Ada yang menganggap bahwa industri kecil adalah sub sector. Anggapan ini sebaiknya diabaikan karena semua istilah mempunyai kadar yang sama.

2.1.1 Pengertian Industri Kecil

Ada beberapa lembaga pemerintah Indonesia yang membuat patokan atau standar yang menggolongkan suatu industri dapat dikategorikan sebagai industri kecil. Ukuran yang digunakan mengacu pada jumlah pekerja, permodalan maupun pemilikan. Pengertian industri kecil menurut lembaga atau departemen :

a. Badan Pusat Statistik (BPS)

BPS mendefenisikan industri kecil sebagai industri yang mempunyai tenaga kerja 5-19 orang yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar. Perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja lebih kecil dari 5 orang diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga atau kerajinan rakyat.

b. Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag)

(22)

8 tanah dan bangunan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/1997 tanggal 28 Juli 1997.

c. Undang-undang No. 9 tahun 1999 tentang Usaha Kecil Di dalam UU No. 9/1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang melebihi Rp 200 juta, atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari Rp 1 miliar.

d. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari :

1. bidang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan

2. perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa) e. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil

adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

(23)

9 (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :

(1) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

(2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.1.2 Peranan Industri Kecil

Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, maka kebijakan pembangunan ekonomi bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat dipandang sebagai keseluruhan usaha pembangunan yang seimbang di berbagai daerah. Laju perumbuhan ekonomi suatu Negara ataupun suatu daerah tercermin dalam peningkatan pendapatan perkapita dan penyerapan tenaga kerja. Pencapaian tujuan pembangunan regional tidak terlepas dari perencanaan pembangunan sesuai potensi sumber daya yang tersedia di wilayah itu sendiri.

(24)

10 sosial disertai peningkatan taraaf hidup masyarakatnya. Di Indonesia industri kecil merupakan tulang punggung pembangunan dan merupakan salah satu prasyarat tercapainya suatu stabilitas politik karena kemampuannya memperkecil jumlah pengangguran baik yang tinggal di daerah pedesaan maupun perkotaan. Macetnya perkembangan industri kecil sebaiknya akan menimbulkan situasi politik yang rawan karena banyaknya pengangguran di Indonesia (Kenneth James, 1993).

Peran industri kecil dalam proses pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak dapat diabaikan begitu saja karena selama ini usaha kecil telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan domestik. Sektor perdagangan, transportasi dan usaha kecil telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan domestik. Sektor perdagangan, transportasi dan usaha kecil ternyata berperan penting sebagai penghasil devisa. Oleh karena itu pengembangan usaha kecil dirasa cukup penting sampai 25 tahun mendatang, diproyeksikan kemampuan penyerapan tenaga kerja dari berbagai sektor seperti pertanian, jasa, industri sangat terbatas. Dalam kondisi seperti ini industri kecil diharapkan memainkan peranan khususnya dalam penyerapan tenaga kerja.

(25)

11 jangka panjang sebagai basis bagi mencapai kemandirian pembangunan ekonomi, karena usaha berskala kecil umumnya diusahakan oleh pengusaha dalam negeri. 2.1.3 Kekuatan dan Kelemahan Industri Kecil

Industri kecil dalam perekonomian sendiri memiliki beberapa kekuatan. Kekuatan tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Sangat padat karya, dan persediaan tenaga kerja di Indonesia masih sangat banyak, mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang rata-rata per tahun masih sangat tinggi, sehingga upah nominal tenaga kerja, khususnya dari kelompok berpendidikan rendah di Indonesia masih sangat relatif murah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia dengan jumlah penduduk dan angkatan kerja yang lebih sedikit.

b. Banyak industri kecil membuat produk-produk yang bernuansa kultur seperti kerajinan dari bamboo dan rotan atau ukir-ukiran dari kayu yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Hanya saja kelemahan pengusaha-pengusaha kecil tersebut selama ini tidak membuat hak cipta terhadap produk-produk mereka, dan tidak melakukan banyak inovasi baik dalam proses pembuatan maupun desain, sehingga produk-produk mereka akan mudah ditiru oleh orang asing dengan kualitas dan desain yang lebih baik dan memiliki hak cipta. c. Pengusaha-pengusaha kecil dan rumah tangga lebih banyak

(26)

12 investasi tetap di industri kecil dan rumah tangga rata-rata jauh lebih rendah dari pada industri besar menengah yang bukan hanya skala usahanya yang besar tetapi proses produksinya lebih kompleks dan padat modal.

d. Secara umum kegiatan industri kecil daan rumah tangga di Indonesia masih sangat agricultured based, karena memang banyak komoditas-komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skala kecil. Karena sektor pertanian paling tidak secara potensial merupakan sektor terbesar di Indonesia, maka sebenarnya pengembangan industri kecil di Indonesia mempunyai suatu prospek yang sangat baik termasuk yang berorientasi ekspor. Selain itu karena banyak industri kecil bergerak dibidang agroindustri, maka pada umumnya kelompok industri lebih banyak menggunakan bahan baku dan bahan penolong lokal, atau tingkat ketergantungan tehadap impor jauh lebih rendah dibandingkan intensitas impor industri besar dan menengah.

(27)

13 pemasaran, distribusi dan penyediaan bahan baku dan input-input lainnya, keterbatasan sumber daya manusia dengan kualitas baik, pengetahuan atau wawasan yang minim mengenai bisnis, tidak adanya akses ke informasi, keterbatasan teknologi, dan lainnya. Tingkat keseriusan dari setiap masalah-masalah tersebut bervariasi, tidak hanya antara subsektor, tetapi juga antara sesama pengusaha di subsektor yang sama (Tambunan, 2008 : 118).

2.1.4 Tantangan, Kendala, Dan Peluang Usaha

Melihat sangat banyaknya usaha kecil dan menengah di Indonesia, hal ini sudah pasti menyerap banyak tenaga kerja dan terjadinya pemerataan pendapatan. Kondisi ini menjadikan pemerintah wajib memberikan dukungan kepada usaha kecil dan menengah. Hal ini dimungkinkan, karena tantangan, kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah cukup tinggi, tetapi peluangnya sangat prospektif. Adapun kendala, tantangan, dan peluang usaha yang dimaksud adalah seperti berikut:

1. Tantangan yang dihadapi usaha kecil dan menengah a. GATT/WTO

b. AFTA tahun 2003 c. APEC tahun 2020

d. Blok-blok perdagangan dan investasi lain

2. Kendala yang dihadapi usaha kecil dan menengah a. Kualitas sumber daya manusia rendah

(28)

14 d. Faktor produksi, sarana & prasarana belum memadai

e. Aspek pendanaan & pelayanan jasa pembiayaan

f. Iklim usaha yang belum mendukung (peraturan perundangan persaingan sehat)

g. Koordinasi pembinaan belum berjalan 3. Peluang usaha kecil dan menengah

a. Adanya komitmen politik pemerintah

b. Pembangunan yang makin berkeadilan dan transparan c. Ketersediaan SDM yang berkualitas (eks PHK) d. Sumber daya lama yang beraneka ragam e. Terpuruknya usaha-usaha pengusaha besar f. Apresiasi US dolar yang sangat tinggi.

Adanya tantangan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah, yang diimbangi dengan peluang usaha yang terbuka dengan lebar, tentunya tidak akan dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluar dengan sebaik-baiknya. Apalagi pemerintah menyadari usaha kecil dan menegah masih dapat menyerap tenaga kerja di tengah situasi perekonomian yang sedang terpuruk.

(29)

15 untuk mengembangkan usaha, tanpa melihat besar atau kecilnya skala usaha yang dilakukan

2.1.5 Pengembangan Industri Kecil

Faisal Basri (2010:153) menjelaskan bahwa untuk pengembangan industri kecil di masa yang datang ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Dalam konteks kebijakan, peran penting pemerintah hendaknya menjamin terintegrasinya kepentingan industri kecil dalam kebijakan makro ekonomi dan tidak diskriminatif. Pengembangan industri kecil tidak hanya berdasarkan atas azas pemerataan tetapi lebih terkait dengan kelangsungan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.

b. Di tingkat kelembagaan, mekanisme kerjasama antara lembaga pemerintahan, swasta maupun swadaya harus dikembangkan berdasarkan pembagian kerja fungsional.

c. Prioritas pengembangan industri kecil haruslah dalam konteks pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Ini berarti pengembangan infrastuktur haruslah diorientasikan kepada pola distribusi sumber daya yang merata terhadap pelaku ekonomi yang ada.

(30)

16 keharusan BUMN menyisihkan sebagian dari profitnya untuk membantu industri kecil, menciptakan sentra-sentra, hingga gerakan nasional kemitraan usaha. Tetapi sayangnya fakta menunjukkan bahwa hingga saat ini kinerja industri kecil negara-negara lain seperti Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan. program-program pemerintah selama ini ternyata tidak terlalu efektif (Tambunan, 2008:221).

Menurut Tambunan salah satu penyebabnya adalah bahwa selama ini pemerintah belum memiliki visi yang jelas mengenai peranan industri kecil di dalam perekonomian Indonesia, dan hal ini sangat mempengaruhi kebijaksanaan pengembangan industri kecil selama ini. Industri kecil dianggap penting hanya sebagai salah satu instrument politik untuk menanggulangi masalah-masalah kemiskinan dan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Industri kecil tidak hanya dilihat sebagai suatu kelompok unit usaha yang seharusnya terintegrasi sepenuhnya didalam dunia usaha nasional secara nyata. Industri kecil harus dilihat sebagai unit usaha yang terintegrasi sepenuhnya dengan industri menengah dan besar di dalam industri nasional. Peranan pemerintah juga harus berubah. Peranan pemerintah dalam mendukung industri kecil dan menengah hanyalah sebagai fasilisator, stimulator, regulator, dan stabilisator.

(31)

17 2.1.6 Pendapatan

Dalam mengukur ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan adalah melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan menunjukkan seluruh uang yang diterima sesorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Pendapatan dapat juga diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja atau buruh, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi, atau pendapatan selama bekerja. Setiap orang bekerja berusaha memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan utama para pekerja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang cukup bagi dia dan keluarganya. Dengan terpenuhinya kebutuhan hidup rumah tangganya, maka kehidupan sejahtera akan tercapai. menurut Nurmansyah Hasibuan, upah adalah segala macam bentuk penghasilan (carmings) yang diterima buruh atau pekerja baik berupa uang maupun barang dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

(32)

18 mereka secara minimal dapat dipenuhi dengan perhitungan yang tepat. Karena tenaga beli upah (uang) tersebut sangat dipengaruhi oleh harga umum barang-barang konsumsi atau biaya hidup.

2.2 Sumber Daya Energi

Sumber Daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumber Daya Alam dan Energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumber Daya Energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral lain seperti batubara dan uranium, sumber daya alam energi di luar ait dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis dan panas.

2.2.1 Jenis Sumber Daya Energi

Jenis-jenis Sumber Daya Energi dapat dibedakan atas dua yaitu (James 2011:24) : 1. Sumber Daya Energi Terbarukan

(33)

19 2. Sumber Daya Energi Tidak Terbarukan

Sumber Daya Energi yang tidak dapat diperbaharui atau diisi kembali atau terhabiskan (non-renewable/ non- replenishable/ exhaustible) adalah sumber daya energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi dan batubara. 2.2.2 Kelangkaan Sumber Daya Energi

Makin menipisnya sumber daya energi menimbulkan kekhawatiran mandeknya perekonomian. Dengan menganalogikan industri sebagai penduduk dan batubara sebagai makanan, kenaikan harga batubara akan menghilangkan daya saing di pasar barang-barang manufaktur. Begitu juga isu-isu untuk jenis-jenis sumber daya energi lain, meskipun kecenderungan sumber daya energi tersebut ada yang segera dapat diatasi pada periode berikutnya sejalan dengan berkembangnya teknologi.

Usaha manusia untuk menghindari semakin langkanya sumber daya energi telah banyak dilakukan. Usaha tersebut diwujudkan antara lain dalam bentuk subtitusi dalam proses produksi, subtitusi dalam konsumsi dan inovasi teknologi hemat sumber daya energi. Subtitusi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengubah kombinasi masukan maupun penggantian masukan dengan subtitusinya. Subtitusi dalam konsumsi antara lain dengan mengganti barang-barang konsumsi tanpa mengubah kualitas/kegunaan konsumsi. Inovasi teknologi untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya energi terbesar nampaknya terus mengalami kemajuan.

(34)

20 sebagian masyarakat. Perbedaan kondisi tersedianya sumber daya energi akan membatasi pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumber daya energi dalam segala bentuknya akan sangat mempengaruhi ruang gerak dalam berproduksi. Pembangunan ekonomi mencakup pengertian yang sangat luas dan tidak hanya sekedar menaikkan pendapatan per kapita per tahun saja, bahkan indikator PNB sebagai, sebagai indikator utama, tidak selalu dapat menggambarkan suksesnya suatu pembangunan. Indikator-indikator yang lain seperti pendidikan, distribusi pendapatan, jumlah penduduk miskin juga menunjukkan keberhasilan pembangunan.

Menurut Sukirno, tujuan dari pembangunan ekonomi adalah mencapai kesejahteraan masyarakat yang ditujukan oleh kecenderungan kenaikan pendapatan per kapita dalam jangka panjang. Tujuan pembangunan tidak saja berorientasi pada kemakmuran ekonomi atau peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga harus menyentuh aspek-aspek non ekonomi.

2.2.3 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia

Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunandi Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan.

• Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara

(35)

21 Indonesia. Walaupun peranan migas dalam hal penerimaan negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir, rata-rata penerimaan migas masih mencakup yaitu sekitar 30% dari total penerimaan negara. Dimana sektor non-migas lebih mendominasi terutama di sektor pajak. Besarnya penerimaan dari sektor migas dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai tukar mata uang (kurs).

2.2.4 Listrik Sebagai Sumber Daya Energi

(36)

22 pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi. Untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air, gas, maupun panas bumi. Salah satu bentuk energi yang sudah siap untuk digunakan oleh konsumen (energi final), energi listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras dan serempak dengan tahapan pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahapan pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi.

2.2.5 Peranan Energi Listrik Dalam Pembangunan

Listrik membawa peranan penting dalam pembangunan, bahkan tingkat pemakaian listrik telah menjadi salah satu ukuran bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara. Aspek-aspek kehidupan manusia dalam masyarakat telah banyak dikuasai oleh listrik; mulai dari kegiatan yang paling kecil sampai kepada yang besar sekalipun. Bagaimana pentingnya peranan listrik dapat ditinjau dari penggunaannya untuk beberapa bidang antara lain: bidang produksi seperti industri dan pabrik, bidang penelitian dan riset, bidang pertahanan dan keamanan, bidang komunikasi dan media massa, bidang rumah tangga dan lain sebagainya.

(37)

23 pelaksanaan program pembangunan, penyediaan energi listrik harus diutamakan, sehingga dengan demikian dapat membantu bidang-bidang lainnnya.

2.3 Pemadaman Listrik

Pemadaman listrik bergilir yang sering terjadi di Indonesia belakangan ini sangat meresahkan masyarakat. Apalagi yang terjadi secara tiba-tiba. Kehidupan modern saat ini sangat tidak memungkinkan tanpa adanya energi listrik. Manusia membutuhkannya hampir disemua lini kehidupan. Baik dirumah tangga, pertokoan, perkantoran, pabrik, rumah sakit, sekolah, dijalanan, ataupun ditempat-tempat umum lainnya.

Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini sebagian besar disupply dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga minyak, gas dan batu bara mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan sumber energi pun semakin menipis dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari IEA (International Energy Agency), cadangan untuk minyak bumi akan bertahan sampai sekitar 41 tahun, gas bumi sekitar 67 tahun, dan batu bara sekitar 192 tahun ke depan.

Kalau data tersebut dipecah lagi berdasarkan kontribusi per negara, Indonesia khususnya, termasuk dalam peringkat 13 dunia untuk cadangan gas bumi, peringkat 15 dunia untuk cadangan batu bara, dan peringkat 27 dunia untuk minyak bumi dengan nilai kontribusi sebesar 0,29 persen cadangan dunia.

(38)

24 Permasalahan listrik kita karena kurangnya perhatian yang serius dari pemerintah akan masa depan dan kesejahteran generasi negeri ini kedepan! Kedengarannya sepele tapi dampaknya seperti saat ini (krisis energi). Bagaimana tidak, permasalahan sebenarnya sederhana, karena tidak seimbangnya permintaan dan penawaran. Kenaikan permintaan tidak dibarengi dengan pasokan listrik yang memadai. Peradaban makin modern dan perubahan gaya hidup cenderung meningkatkan permintaan. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, tingkat konsumsi non makanan seperti hiburan (elektronik, TV, gaming, internet, dll) juga meningkat. Data proyeksi konsumsi listrik kita ada tapi tindakan preventifnya yang nihil.

Kembali ke masalah supply tadi, teori ekonomi klasik mengatakan apabila supply terbatas maka harga akan terpengaruh naik. Tapi tidak di Indonesia karena ada skim subsidi dan harga (Biaya produksi Rp. 1300 per kwh, harga jual Rp 630 per kwh), akibatnya penawaran terbatas, pemain baru/investor enggan masuk karena tidak profitable disebabkan harga jual ditentukan pemerintah sedangkan biaya input mengikuti pasar. Belum lagi dengan raw materialnya (batu bara) lebih menguntungkan bagi produsen apabila dijual keluar daripada ke lokal (Rp. 400 ribu dibanding Rp. 270 ribu per ton).

(39)

25 untuk membiarkan listrik menyala tanpa diperlukan. Ibarat pulsa hp, akan disayang sayang dan hanya digunakan jika benar benar perlu.

Kemudian dari sudut pemerintah mengapa subsidi dipertahankan lebih karena alasan politis, meredam gejolak akar bawah dan mengamankan kekuasaan. Program jangka pendek untuk memenuhi hayat hidup segelintir orang bukan jangka panjang untuk hayat hidup orang banyak. Bukankah orang tua yang bijak akan tetap mengobati anaknya yang sakit meski terkadang obatnya pahit.

Dampak harga tentu akan mempengaruhi sektor ekonomi lain. Setiap upaya liberalisasi harga listrik untuk masyarakat golongan bawah sebanyak 10 persen, menyebabkan income riil golongan rumah tangga turun sampai sekitar 5,26 persen (Makmun-Abdurahman, 2003). Dan tentunya menyebabkan permintaan terhadap sektor industri akan berkurang. Hal ini bisa diikuti dengan upaya meningkatkan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, dan merangsang sektor industri untuk menciptakan produk yang bernilai tambah dan utiliti tinggi.

Untuk input faktor (batu bara) sebaiknya diberlakukan sistem quota untuk memenuhi kebutuhan nasional terlebih dahulu baru kemudian diekspor. Ingat kasus palm oil, kenapa harga minyak goreng waktu itu tinggi padahal kita produsen utama. Karena pemerintah tidak menetapkan sistem quota terhadap produsen. Tetapi begitu harga minyak turun, produsen minta-minta untuk dilindungi.

(40)

26 berupa iklan layanan masyarakat. Baik itu dari sistem energi, penghitungan pemakain listrik, tips berhemat, sampai ke pemilihan perangkat elektronik. Kalau kebiasaan ini terbentuk dimasyarakat, otomatis para produsen elektronik pun berinovasi dan kreatif menciptakan produk hemat energi. Semoga byarpet listrik nusantara segera dapat teratasi (http://www.alpensteel.com/article/106-225-pemadaman-listrik/2192--pemadaman-listrik-bergilir-di-indonesia).

2.4 Penelitian Terdahulu

Hafnida. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik di Kota Medan. Variabel Y adalah jumlah daya listrik di Kota Medan, X1 adalah jumlah alat yang menggunakan listrik, X2 adalah jumlah tanggungan keluarga dan X3 adalah luas bangunan rumah. Metode analisis data yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square) dan datanya diperoleh dari kuesioner (primer). Variabel X1, X2 dan X3 memberikan pengaruh positif terhadap Y. Dimana X1 mempengaruhi Y sebesar 118,9406, X2 mempengaruhi Y sebesar 94,73930 dan X3 mempengaruhi Y sebesar 0,916075.

2.5 Kerangka Konseptual

Pemadaman listrik secara berkala merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang disebabkan karena kurangnya pasokan listrik yang dimiliki oleh negara kita. Pemadaman biasanya selama empat jam setiap harinya. Pemadaman listrik secara berkala ini mengakibatkan penambahan biaya produksi.

(41)

27 pemadaman listrik terjadi. Untuk itu mereka menggunakan genset. Pemakaian genset ini sudah pasti meningkatkan biaya produksi, semenatara untuk tetap menarik minat para konsumen pelaku usaha mikro tidak membebankan biaya tambahan pada saat pemadaman listrik.

Pendapatan usaha mikro merupakan hasil berupa uang yang dihasilkan oleh pengusaha mikro dalam waktu satu bulan. Peningkatan atau penurunan pendapatan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh berbagai, dalam penelitian ini yang mempengaruhi jumlah pendapatan pengusaha mikro adalah pemadaman listrik.

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Analisis Pengaruh Pemadaman Listrik secara Berkala Oleh PLN Terhadap Kegiatan Usaha Mikro di Kecamatan Medan

Baru X1

(Pemadaman Listrik Secara Berkala)

Y

(Pendapatan Usaha Mikro)

D

(42)

28 2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

1. Pemadaman Listrik Secara Berkala berpengaruh negatif terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru.

(43)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Data dan atau informasi yang tepat dan relevan dengan masalah yang dibahas diharapkan dapat menggambarkan kesimpulan yang lebih baik dam bermutu. Dalam bab ini akan di kemukakan mengenai proses data tersebut serta rencana pengolahannya.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Baru. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena di daerah ini pemadaman listrik hampir setiap hari terjadi dan daerah ini merupakan yang memiliki banyak usaha mikro yang sangat bergantung pada energi listrik.

3.3 Batasan Operasional

(44)

30 Baru. Sebagai variabel Y adalah pendapatan usaha mikro sedangkan variabel X adalah pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset.

3.4 Defenisi Operasional

1. Pemadaman Listrik secara berkala adalah pemberhentian aliran listrik dalam waktu tertentu yang diberlakukan oleh PLN yang dihitung dalam satuan jam.

2. Pendapatan usaha mikro kecil merupakan sejumlah penghasilan yang diterima dari usaha usaha yang dijalankan dalam periode tertentu (satu bulan) dalam satuan Rupiah.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu dinamakan populasi finit sedangkan dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tidak tetap ataupun tidak terhingga disebut populasi infinit. Populasi yang dipilih oleh penulis yaitu masyarakat pelaku usaha mikro di Kecamatan Medan Baru. Dengan total jumlah usaha mikro yang ada di Kecamatan Medan Baru adalah sebanyak 10.225 unit (sumber :KADIN Kota Medan 2013).

3.5.2 Sampel

(45)

31 dalam penelitian ini yang diteliti adalah usaha mikro yang ada di sepanjang jalan Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru.

Teknik area sampling digunakan, disebabkan karena obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Penetapan 50 orang sampel ini disebabkan karena populasi dalam penelitian ini banyak, sehingga peneliti menggunakan metode

quota sampling dalam penetapan jumlah anggota sampling. Teknik sampling kuota, pada dasarnya sama dengan judgment sampling, yaitu mempertimbangkan kriteria yang akan dijadikan anggota sampel. Langkah penarikan sampel kuota antara lain: pertama peneliti merumuskan kategori quota dari populasi yang akan ditelitinya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan ciri-ciri yang dikehendakinya, seperti jenis kelamin, dan usia. Kedua menentukan besarnya jumlah sampel yang dibutuhkan, dan menetapkan jumlah jatah (quotum). Teknik sampling kuota biasanya digunakan bila populasinya berukuran besar. (Kuncoro: 2003).

(46)

32 3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yng digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri dari pengamatan yang telah dilakukan secara langsung di lokasi penelitian, serta dari hasil wawancara terhadap responden (dengan panduan kuesioner).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan bersumber dari : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, Kamar Dagang dan Industri Medan (KADIN), serta beberapa sumber lain yang berhubungan.

3.7 Metode Pengumpulan Data dan Metode Pengolahan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan pengumpulan data primer dimana penulis langsung berhubungan dengan responden terpilih sebanyak 50 responden yang merupakan pelaku usaha mikro. Penulis akan melakukan wawancara personal (personal interviewing) yang diartikan sebagai wawancara antar orang, yaitu antar pewawancara dengan responden, yang diarahkan oleh pewawancara dalam pengisian daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah disediakan oleh peneliti dengan tujuan mendapatkan informasi atau data yang relevan.

(47)

33 3.8 Model Analisis Data

Data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis Ekonometrika yaitu persamaan linear berganda. Fungsi persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = f (X1) ...(1)

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam model persamaan regresi linear berganda dengan spesifikasi model sebagai berikut:

Y = α + β1 X1+ β D + e

Dimana:

Y = Pendapatan Usaha Mikro ( Rupiah/ Bulan) X1 = Pemadaman Listrik Secara Berkala (Jam/ Bulan) D = Variabel Dummy Pemakaian Genset

α = intercept

β1 = koefisien Regresi e = Error Term

3.9 Uji Kesesuaian (Test Of Godness Of Fit) 3.9.1 Koefisien Determinasi (R²)

(48)

34 3.9.2 Uji Simultan (Uji-F)

Uji ini digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempengaruhi variabel dependen.

b. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka variabel independen secara simultan (bersama-sama) tidak mempengaruhi variabel dependen.

3.9.3 Uji Parsial (Uji-t)

Uji ini digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

a) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.

b) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.

3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.10.1 Uji Normalitas

(49)

35 Dalam penelitian ini metode untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan metode grafik dan dengan uji kolmogorov-smirnov. Dengan metode grafik, hasil pengujian normalitas dengan menggunakan normal probability plot. Apabila normal probability plot menunjukan titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan pada uji kolmogorov-smirnov, distribusi data dikatakan normal jika nilai probabilitas > 0,05.

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah didalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variable ortogonal adalah variabel independen sama atau nol (Ghozali, 2005).

Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) Nilai tolerance dan (2) Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar variabel bebas (independent variable) terjadi persoalan multikolinearitas dan sebaliknya bila VIF kurang dari 10, maka antar variabel bebas (independent variable) tidak terjadi persoalan multikolinearitas.

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

(50)

36 residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang lebih baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas karena data cross section mengandung berbagai ukuran (Kecil,sedang, dan besar) (Ghozali, 2005).

Dalam penelitian ini metode untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan metode grafik dan dengan uji

Glejser. Dengan metode grafik, hasil pengujian normalitas dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila dari grafik tersebut menunjukan titik-titk menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Sedangkan pada uji Glejser, model regresi dikatakan terbebas dari masalah heteroskedastistas jika nilai probabilitas > 0,05.

3.10.4 Uji Autokolerasi

Metode pengujian yang sering digunakan dalam uji autokolerasi adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

• Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol

ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

• Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang

berarti tidak ada autokorelasi.

• Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka

(51)

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi lokasi penelitiannya adalah Kecamatan Medan Baru. Luas Kec. Medan Baru adalah 5,84 km² dengan jumlah kelurahan yaitu 6 kelurahan dan jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah 43.091 jiwa. Kecamatan Medan Baru berbatasan dengan:

Barat :

Timur :

Utara :

Selatan :

Sebagaian besar penduduk kecamatan ini adalah para pendatang dari berbagai suku yakni; Batak, Tionghoa, Jawa, sedangkan penduduk asli Suku Melayu Deli.

Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pengusaha (usaha mikro kecil), hal inilah yang menyebabkan peneliti menjadikan kecamatan ini menjadi daerah penelitian.

4.2 Pemadaman Listrik

(52)

38 Pemadaman terjadi karena defisit akibat beberapa pembangkit listrik mengalami gangguan yakni GT 2.2 Belawan sebesar 180 MW dan PLTU Labuhan angin sebesar 80 MW serta beberapa pembangkit listrik lainnya yang memasuki masa perawatan seperti PLTU Naganraya dan PLTU Pangkalansusu.

Kebutuhan listrik yang semakin meningkat dari hari ke hari mengakibatkan daya listrik yang dihasilkan pembangkit listrik menjadi semakin tidak cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat. Pemborosan listrik besar-besaran juga menyebabkan ketidakcukupan daya listrik bagi masyarakat. Oleh karena itu, disamping kata-kata keluhan, protes, dan cacian serta makian yang dilontarkan untuk PLN, lebih baik masyarakat itu sendiri mulai melakukan penghematan listrik. Penghematan listrik dilakukan untuk mengurangi konsumsi daya listrik dan dapat mengurangi biaya rekening listrik. Dibawah ini beberapa cara untuk menghemat listrik:

1. Cabut stop kontak.

Cabut stop kontak barang-barang elektrnik ketika sedang tidak dipakai sebab alat elektronik terus menyerap listrik jika stop kontak masih terhubung.

2. Lampu dan alat elektronik hemat energi

Menggunakan lampu dan alat elektronik hemat energi dapat mengurangi pemakaian daya listrik. Saat ini alat-alat elektronik hemat energi sangat mudah ditemukan di pasaran.

3. Matikan listrik

(53)

39 4.3 Karakteristik Responden

Jumlah responden sebanyak 50 unit usaha mikro di Kecamatan Medan Baru. Adapun karakteristik responden dibagi menurut kategori jenis usaha mikro, kategori umur, tingkat pendidikan.

4.3.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Usaha Mikro

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 unit usaha mikro di Kecamatan Medan Baru yang menjadi sampel penelitian dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu 25 usaha mikro kecil dengan menggunakan genset saat pemadaman bergilir dan 25 usaha mikro kecil tanpa menggunakan genset saat pemadaman listrik, maka diperoleh data tentang jenis usaha mikro responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Berdasarkan Jenis Usaha Mikro No Jenis Usaha Mikro Jumlah Responden

(54)

40 Jika disajikan dalam bentuk diagram lingkaran maka hasilnya seperti dibawah ini:

Diagram 4.1

Karakteristik Berdasarkan Jenis Usaha Mikro

Berdasarkan data di atas dapat di lihat bahwa dari 50 responden dalam penelitian ini usaha mikro kecil paling banyak adalah salon yaitu sebanyak 11 responden atau 22% dari jumlah responden, kemudian rumah makan sebanyak 10 responden atau 20%, bengkel sebanyak 7 responden atau 14%, toko sepatu sebanyak 5 responden atau 10%, rental komputer sebanyak 5 responden atau 10%, counter pulsa sebanyak 4 responden atau 8%, tempel ban sebanyak 2 responden atau 4% dan percetakan dan toko serbaguna memiliki responden paling sedikit yaitu masing-masing 1 responden atau 2%. toko baju, toko sepatu, toko bangunan, sablon dan taylor. Sablon dan taylor merupakan usaha mikro paling sedikit dalam responden ini yaitu masing- masing memiliki responden 1 atau 2% dari jumlah responden.

Salon

Rumah Makan

Bengkel

Rental Komputer

Toko Sepatu

Counter Pulsa

Tempel Ban

Percetakan

(55)

41 4.3.2 Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 unit usaha mikro di Kecamatan Medan Baru yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang usia responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

(56)

42 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa responden pada penelitian pengaruh pemadaman listrik secara bergilir terhadap pendapatan usaha mikro kecil di Kecamatan Medan Baru paling banyak pada interval usia 36-40 yaitu sebanyak 10 responden atau 22% dari jumlah responden dan interval usian paling rendah adalah pada usia 46-50 tahun dan 51-55 tahun yaitu sebanyak 4 responden atau 8% dari responden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyak di Usaha Mikro Kecil di Kecamatan Medan Baru di dominasi oleh golongan masyarakat usia muda.

4.3.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 unit usaha mikro di Kecamatan Medan Baru yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Responden

(Orang)

(57)

43 Diagram 4.3

Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden berdasarkan pendidikan paling banyak adalah dengan latar belakang pendidikan S1 yaitu sebanyak 21 responden atau 42% dari jumlah responden dan paling sedikit adalah dengan pendidikan SMP yaitu hanya 1 responden atau 2% dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan bahwa kalangan masyarakat berpendidikan tinggi tidak cenderung menjadi pekerja di perusahaan tapi juga menjadi pelaku usaha mikro kecil.

4.3.4 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 unit usaha mikro di Kecamatan Medan Baru yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

SMP

SMA

(58)

44 Tabel 4.4

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 Pria 34 68

2 Wanita 16 32

Total 50 100

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

Jika disajikan dalam bentuk diagram lingkaran maka hasilnya seperti dibawah ini:

Diagram 4.4

Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari data di atas dapat di lihat bahwa jumlah responden paling banyak dalam penelitian ini adalah pria dimana jumlahnya sebanyak 34 responden atau 68% dari jumlah responden sedangkan wanita sebanyak 16% atau 32% dari jumlah responden yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah Kecamatan Medan Baru usaha mikro kecil lebih di dominasi oleh pria.

Pria

(59)

45 4.4 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel uji koefisien berdasarkan hasil output SPSS 19 variabel pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset terhadap pendapatan usaha mikro ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Analisis Persamaan Regresi Berganda

Coefficientsa

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

Berdasarkan hasil output koefisien di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi sebagai berikut:

Y= β0+ β1X1+ D

(60)

46 Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat dianalisis bahwa:

a. Konstanta sebesar 4,4457 menyatakan bahwa jika nilai pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset adalah nol maka pendapatan adalah sebesar 4,4457

b. Koefisien regresi pemadaman listrik secara berkala adalah –253130,865 menyatakan bahwa setiap pemadaman listrik 1 jam kerja, maka akan menurunkan pendapatan sebesar 253130,865

c. Koefisien regresi pemakaian genset adalah sebesar –1,0696 menyatakan bahwa setiap pemakaian genset 1 jam , maka akan menurunkan pendapatan sebesar 1,0696

4.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian sudah normal dan bebas dari gejala multikolienaritas, heteroskedastisitas. Asumsi klasik terdiri dari:

4.5.1 Uji Kesesuaian

4.5.1.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain.

(61)

47

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

Berdasarkan hasil output pengujian regresi linier berganda dapat diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,940. Hal ini menunjukkan bahwa 94,0% variabel pendapatan dipengaruhi oleh pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset. Sedangkan sisanya sebesar 6,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar faktor-faktor tersebut.

4.5.1.2 Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas. Hipotesisnya adalah

• Ho : Variabel dependen secara simultan tidak berpengaruh terhadap

variabel independen .

• Ha : Variabel dependen secara simultan tidak berpengaruh terhadap

variabel independen.

Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Kriteria pengambilan keputusan:

(62)

48 Hasil uji F dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.7

Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.206E14 2 2.603E14 365.612 .000a

Residual 3.347E13 47 7.120E11

Total 5.541E14 49

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

Berdasarkan hasil output tabel analisis of variance atau anova di atas dapat diketahui bahwa nilai siginifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha mikro kecil di Kecamatan Medan Baru.

4.5.1.3 Uji parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Derajat signifikansi yang digunakan adalah α = 0,05.

Kriteria pengambilan keputusan:

• Ho diterima jika variabel bebas secara significant tidak ada pengaruh

terhadap variabel tidak bebasnya atau jika nilai signifikan t > 0,05.

• Ha diterima jika variabel bebas secara significant berpengaruh terhadap

variabel tidak bebasnya atau jika nilai signifikan t < 0,05.

(63)

49 1. Uji hipotesis pengaruh pemadaman listrik secara berkala

terhadap pendapatan usaha mikro kecil.

2. Uji hipotesis pemakain genset terhadap pendapatan usaha mikro Dari hasil perhitungan uji parsial diperoleh nilai signifikan pemadaman listrik secara berkala adalah 0,00 dan nilai signifikan pemakaian genset adalah 0,03. Karena nilai signifikansi masing-masing lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima yang berarti pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usaha mikro kecil di Kecamatan Medan Baru.

4.5.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.5.2.1 Uji Normalitas

(64)

50 a. Analisis Grafik

Uji Normalitas Gambar 4.1

(65)

51

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 8.26414429E5

Most Extreme Differences Absolute .124

Positive .124

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .876

Asymp. Sig. (2-tailed) .426

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

Dari hasil pengujian terlihat pada tabel 4.4 tersebut terlihat besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 0,876 dan signifikansinya pada 0,426 dan nilainya diatas α = 0,05. Suatu model dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi

dari Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu model ini dikatakan berdistribusi normal.

4.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara sesama variabel independen atau hubungan linear antar variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai Toleransi dan VIF.

Pengujian hipotesis yaitu:

(66)

52 Kriteria pengambilan keputusan:

• Terima Ho jika nilai VIF lebih kecil dari 10 (VIF<10) dan Nilai Toleransi >0,1

• Terima Ha jika nilai VIF lebih besar dari 10 (VIF>10) dan Nilai Toleransi <0,

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

PEMADAMAN LISTRIK

SECARA BERKALA .505 1.979

PEMAKAIAN GENSET .505 1.979

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

Berdasarkan hasil ouput koefisien di atas menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel Pemadaman Listrik Secara Berkala dan Pemakaian Genset adalah 1,979 lebih kecil dari 10. Selanjutnya berdasarkan nilai toleransi variabel jam operasional saat pemadaman bergilir adalah 0,505 lebih besar dari 0,1 sehingga Ho diterima yaitu tidak terjadi gejala multikolineariti.

4.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

(67)

53 Gambar 4.2

Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi antar variabel dependen. menguji terjadinya autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson.

Hipotesis yang digunakan adalah:

• Ho : Data X tidak terjadi autokorelasi • Ha : Data X terjadi autokorelasi

Kriteria pengambilan keputusan:

• Terima Ho jika nilai DW terletak antara batas atas atau (du) dan (4 -du),

(68)

54 • Terima Ha jika nilai DW lebih rendah daripada batas bawah (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. Bila nilai DW lebih besar daripada (4 -dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.10

Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson

Model Summaryb

Model

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .969 365.612 2 47 .000 1.710

Sumber: Hasil Olahan Data (2014)

(69)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial pemadaman listrik secara berkala dan pemakaian genset berpengaruh negatif signifikan terhadap pendapatan usaha mikro kecil di Kecamatan Medan Baru. Secara simultan pemadaman listrik dan pemakaian genset berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan usaha mikro di Kecamatan Medan Baru

5.2 Saran

(70)

56 DAFTAR PUSTAKA

Berry, A. E. Rodriques, dan H. Sandeem, 2001. Small and Medium Enterprises Dynamics in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economics Studies 37(3):363-384

Faisal Basri . 2010. UKM. Jakarta: Gramedia.

Hubeis, Musa, 2010. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.

James.2010. Energi. Bandung: CV Alfabeta.

Hafnida. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jumlah Daya Listrik di Kota Medan. Medan: USUPers.

Kuncoro, Mudrajad, (2000). Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi Pemberdayaan. Jakarta: Gramedia

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta

Kurniasari, Panca, 2011. Analisis Efisiensi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal (Studi Kasus pada Industri Kecil Genteng Press di Desa Meteseh Kecamatan Boja),

Fakultas Ekonomi Dipenogoro

Mahalli, Kasyful, (2006). Usaha Kecil dan Menengah dan Penyerapan Tenaga Kerja, Makalah yang disampaikan padaSeminar Nasional ISEI “Mengurangi Masalah Pasar Kerja Sebagai Pendorong Iklim Investasi”,Padang, 9-10 Mei.

Buchari, Alma, 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Sugiono, 2009. Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta. Suharyadi, Purwanto. 2004. Statistik. Jakarta : PT Salemba Empat Patria. Sukmadinata. 2006. Penelitian Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Tambunan, Tulus, 2009. UMKM di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

(71)

57 Taufik Zamrowi,M, .2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri

Kecil, (Tidak dipublikasikan).

Widyaningrum,Nurul, 2004. Pola-Pola Eksploitasi Terhadap Usaha Kecil. Bandung : Yayasan AKATIGA 2003.

http://www.alpensteel.com/article/106-225-pemadaman-listrik/2192--pemadaman-listrik-bergilir-di-indonesia

http:/

(28 April 2014)

http:/

(05 November

2013).

November 2013).

http:/

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

memberikan kerjasama bagi menghantar atlet berbakat yang terpilih untuk mewakili Pasukan Olahraga Petaling Perdana untuk menjalani latihan pusat pada bulan Mac-April kelak

Secara khusus yaitu: (1) Mengetahui penurunan persentase jumlah miskonsepsi siswa kelas VII SMP Negeri 8 Pontianak pada materi kecepatan setelah dilakukan

Setelah melakukan simulasi dan analisis didapatkan hasil simulasi optimasi penyaluran daya reaktif dengan menggunakan metode Genetic Algorithm dalam menentukan

Komitmen Bersama PJB Intergity, dalam rangka mendukung implementasi PLN berintegritas dan Program PJB Integrity. Penandatangan pakta integritas tersebut dilakukan pada acara

Dalam seni kontemporer (termasuk seni modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang tidak indah dan tidak menyenangkana. Banyak

Untuk menguji perbandingan rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok yang diberikan perlakuan berupa intervensi

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan menyusun

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang