Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-September 2016.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah 10 varietas bibit tanaman tebu yang sehat, tanaman tebu yang terserang pokahbung (Fusarium moniliforme), alkohol 96%, kloroks 5%, kapas, spirtus, cling wrap, aquades, media Potato Dexstrose Agar (PDA), media beras, kertas stensil, aluminium foil, methyl blue, label nama, tanah, polibeg dan bahan yang mendukung lainnya.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroskop
compound, micropipet, spatula, cawan petri, pipet tetes, pinset, tabung reaksi,
inkubator, timbangan analitik, erlenmeyer, bunsen, oven, beaker glass, objek
glass, autoclave, bunsen, laminar air flow, coke borer, kulkas, jarum ose, gunting,
pisau, handsprayer, kamera, alat tulis, gembor dan alat pendukung lainnya. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yaitu :
Faktor : Varietas tebu yang akan digunakan V1 = Tebu varietas Bz 134
V3 = Tebu varietas PS 88-1 V4 = Tebu varietas PS 86-2 V5 = Tebu varietas PS 86-4 V6 = Tebu varietas VMC 76-16 V7 = Tebu varietas Kentung V8 = Tebu varietas TLH 1 V9 = Tebu varietas PS 88-2 V10 = Tebu varietas PSDK 923 Jumlah ulangan sebanyak 3 , yang diperoleh dari:
t (r-1) ≥ 15 10 (r-1) ≥ 15 10r- 10 ≥ 15 10r ≥ 25 r ≥ 2,5 r = 3
Jumlah tanaman seluruhnya : 30 polybag tanaman Model linier dari rancangan yang digunakan adalah:
Yij = µ + αi + ∑ij
Dimana:
Yij : Nilai pengamatan pada suatu percobaan yang memproleh perlakuan taraf ke-i dan taraf ke-j dari ulangan
µ : Nilai tengah umum
∑ijk : pengaruh galat suatu percobaan yang memproleh perlakuan taraf ke-i dan taraf ke-j dari ulangan.
Data hasil penelitian dianálisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam. Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan dengan menggunakan UJGD (Uji Jarak Ganda Duncan) dengan taraf 5 % (Stell dan Torrie, 1993).
Pelaksanaan Penelitian Di Laboratorium
Penyediaan Patogen F. moniliforme
Sumber inokulum diperoleh dari tanaman tebu yang terserang
F. moniliforme dari kebun PTPN II Sei Semayang. Bagian yang terinfeksi seperti
ujung batang dibersihkan dengan air steril, lalu dipotong-potong sebesar 0,5 cm. Setelah itu disterilkan dengan klorox 1 % selama lebih kurang 3 menit dan dibilas 2-3 kali dengan air steril. Selanjutnya potongan tersebut ditanam dalam media PDA dan diinkubasi pada suhu kamar selama 1 minggu. Isolasi dilakukan mulai dari hari kelima dengan mengambil miselum yang tumbuh dari jaringan terinfeksi
dan dikulturkan kembali pada medium baru sampai diperoleh isolat
F. moniliforme yang murni. Setelah didapatkan biakan murni selanjutnya
dibiakkan media sebanyak 1 kg dengan beras dicuci bersih dan ditiriskan kemudian dimasukkan ke dalam plastik tahan panas lalu disterilkan ke dalam autoklaf. Setelah itu beras didinginkan di ruangan steril. Kemudian cendawan yang sudah dibiakkan di cawan petri diisolasi ke dalam substrat beras. Media diinkubasi selama 30 hari.
Di Rumah Kaca
Persiapan Media Tanam
Tanah top soil, pasir dan kompos yang akan digunakan (5:3:2) diayak terlebih dahulu. Kemudian diletakkan pada tempat yang terlindung. Media campuran tersebut kemudian disterilkan (sterilisasi uap panas) dengan cara memanaskannya (mengkukus) pada suhu ±105ºC, selama ± 30 menit. Media yang telah dipanaskan dikeluarkan dari kukusan lalu dikering-anginkan di atas alas
plastik di ruangan tertutup selama ±2 hari. Kemudian tanah dimasukan ke polibeg ukuran 10 kg (Siregar, 2011).
Persemaian
Bud chip ditanam ke media persemaian dengan pottray pada posisi mata
menghadap ke atas serta posisi bibit tertutup rata dengan tanah. Inokulasi F. moniliforme
Jamur F. moniliforme diinokulasikan pada tanaman tebu berumur 2 bulan dengan cara membenamkan substrat patogen 10 g ke dalam tanah sedalam ±3 cm. tanah yang sudah diinokulasikan, ditutup dengan plastik transparan selama 3 hari untuk menjaga kelembaban dan merangsang pertumbuhan F. moniliforme.
Penanaman
Penanaman bibit tebu ke dalam polybag dilakukan ketika bibit tebu sudah berumur 2 bulan dengan satu persatu ke dalam polybag dengan tanah yang telah diinokulasikan F. moniliforme.
Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan sekali seminggu. Di bawah polybag disusun karung goni agar menjaga kelembaban ketika dilakukan penyiraman.
Peubah Amatan Panjang tajuk (cm)
Panjang tajuk diukur dari pangkal tajuk hingga ujung tajuk dengan menggunakan meteran pada minggu ke 12 setelah inokulasi.
Berat tajuk (g)
Berat tajuk ditimbang pada timbangan analitik per tanaman pada minggu ke 12 setelah inokulasi.
Panjang akar (cm)
Panjang akar diukur dari pangkal akar hingga ujung akar dengan menggunakan meteran pada minggu ke 12 setelah inokulasi dengan cara membongkar tanaman.
Berat basah akar (g)
Berat akar ditimbang pada timbangan analitik setelah dibersihkan dari tanah pada minggu ke 12 setelah inokulasi dengan cara membongkar tanaman. Kejadian Penyakit
Pengamatan terhadap kejadian penyakit dilakukan setiap minggu setelah inokulasi (msi) sampai dengan 12 minggu setelah inokulasi dengan melihat gejala serangan secara visual. Kejadian penyakit dihitung dengan menggunakan rumus dari Abbott (1925) sebagai berikut:
KjP = �
�+� x 100% Keterangan:
KjP = Kejadian Penyakit F. moniliforme
a = Jumlah tanaman yang terserang F. moniliforme b = Jumlah tanaman sehat
Keparahan Penyakit
Pengamatan keparahan penyakit F. moniliforme dilakukan pada akhir pengamatan saat tanaman berumur 12 minggu setelah inokulasi. Tanaman dilihat secara langsung berdasarkan skala serangan dalam keparahan penyakit :
KP = ∑ (nxv )
NxZ x 100% Dimana :
KP= Keparahan Penyakit
n = Jumlah tanaman pada setiap scoring
v = Nilai skala serangan penyakit tiap individu tanaman Z = Nilai tertinggi kategori kerusakan
N = Jumlah tanaman yang diamati (Townsensd & Hueberger, 1948).
Skala serangan yang digunakan dalam keparahan penyakit pokahbung menurut Nordahliawate et al. (2008) adalah :
Skala Penyakit Gejala 0 Tidak ada gejala
1 Klorosis ringan di daun muda
2 area daun yang menunjukkan klorosis <10% dan atau 10% gejala daun yang terputar
3 11% sampai 25% tanaman dengan daun yang terputar 4
26 sampai 50% tanaman dengan gejala daun terputar dan adanya bercak kemerahan berkembang di bagian klorosis pada daun
5 51 sampai 100% tanaman daun terputar, mengkerut, dan memendek pada daun atau kematian tanaman
Pengamatan keparahan penyakit dilakukan sesuai dengan besarnya kerusakan pada setiap tanaman, kemudian disesuaikan dengan rumus di atas.
Kriteria Ketahanan
Kriteria ketahanan tebu terhadap penyakit pokahbung yang disebabkan oleh F. moniliforme berdasarkan metode Mandal (1988) yaitu dengan persentase keparahan penyakit yang disebabkan F. moniliforme yaitu
Kriteria Ketahanan Persentase Keparahan Penyakit Sangat Tahan ≤ 1%
Tahan 1,1–10,0% Moderat 10,1-20% Rentan 20,1-50,0 Sangat Rentan >50,0%
HASIL DAN PEMBAHASAN