Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Kotamadya Binjai dengan ketinggian tempat + 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman kedelai varietas Grobogan (Balai Benih Biogen, Bogor), pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, daun sirih, daun sirsak, insektisida monokrotofos (Azodrin 15 WSC), insektisida sipermetrin (Cypermax 100 EC), insektisida biologi B. thuringiensis
(Bite FC), insektisida biologi B. bassiana (Beauverin P).
Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, meteran, blender, timbangan, kain saring, handsprayer, gelas ukur, kamera digital, lup, mikroskop, pisau lipat, alat tulis dan alat-alat lain yang diperlukan dalam pelaksanaan percobaan.
Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non-faktorial dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan.
Mencari ulangan (r) : (t-1)(r-1) > 15 (7-1)(r-1) > 15 6(r-1) > 15 6r – 6 > 15 r > 3
Adapun perlakuan yang digunakan adalah : P0 : Kontrol
P1 : Daun sirsak 200 gram/liter air (Konsentrasi larutan 20%) P2 : Daun sirih 200 gram/liter air (Konsentrasi larutan 20%) P3 : Insektisida berbahan aktif Monokrotofos 3 ml/liter air P4 : Insektisida berbahan aktif Sipermetrin 1 ml/liter air P5 : Bacillus thuringiensis 1 ml/liter air (109)
P6 : Beauveria bassiana 10 gram/liter air (107)
Jumlah Perlakuan : 7
Jumlah Ulangan : 3
Jarak Tanam : 20 cm x 25 cm
Jumlah Plot Lahan : 21 Plot
Luas Tiap Plot Lahan : 2 m x 2 m
Luas Lahan Seluruhnya : 160 m2
Jarak Antar Plot : 50 cm
Lebar Parit Keliling : 75 cm
Jumlah Tanaman Tiap Plot : 63 Tanaman
Jumlah Tanaman Sampel Tiap Plot : 5 Sampel Jumlah Tanaman Seluruhnya : 1323 Tanaman Jumlah Tanaman Sampel yang diambil Seluruhnya : 105 Tanaman Data dianalisis dengan sidik ragam menggunakan model linear: Yij= µ + τi+ βj + ∑ij
Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
τi = pengaruh perlakuan ke-i
βj = Pengaruh blok ke-j
∑ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Pelaksanan penelitian Persiapan lahan
Persiapan lahan diawali dengan membabat gulma dan mencangkul lahan untuk memperoleh tekstur tanah yang lebih gembur. Plot percobaan berukuran 2 m x 2 m dengan jarak antar plot 0,5 m dan lebar parit tepi 0,75 m.
Penanaman
Kedelai yang ditanam adalah varietas Grobogan. Benih ditanam dengan sistem tugal. Lubang dibuat sedalam 5 cm dengan jarak tanam 20 x 25 cm. Pada satu lubang diberi 2 benih kedelai untuk menghindari resiko benih gagal berkecambah.
Pemeliharaan tanaman Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan pada saat sebelum bibit ditanam. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur. Kegiatan ini dilakukan 1 minggu sebelum penanaman, agar pada saat penanaman hara sudah tersedia bagi benih kedelai yang akan berkecambah. Pemupukan dengan pupuk dasar urea 100 kg/ha, TSP 200 kg/Ha dan KCl diberikan dengan dosis 150 kg/ha (Sinaga, 2009).
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, banyaknya air yang diberikan sesuai kebutuhan agar tanah tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Penyiraman dilakukan pada sore hari.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan menggantikan tanaman yang tidak tumbuh dengan tanaman baru yang berumur sama. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur satu minggu.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang pada satu lubang tanam ditumbuhi dua kecambah atau lebih. Penjarangan dilakukan dengan menggunting salah satu tanaman yang pertumbuhannya lebih terhambat.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lahan budidaya, penyiangan dilakukan setiap ada gulma yang tumbuh.
Persiapan insektisida Larutan sirih
Diambil daun tanaman sirih sebanyak 200 gram kemudian dicuci, dihaluskan menggunakan blender dengan 1 liter air. Pemberian air ke dalam blender dapat dilakukan sedikit demi sedikit, lalu sisa air dapat ditambahkan pada larutan sirih yang telah selesai di blender. Kemudian larutan disaring menggunakan kain saring lalu dimasukkan ke dalam botol dan didiamkan selama satu malam untuk mengendapkan ampas dari daun sirih. Setelah 24 jam larutan daun sirih di pindahkan ke botol lain secara perlahan agar endapan tidak tercampur kembali (Deptan, 2011a).
Larutan sirsak
Diambil daun tanaman sirsak sebanyak 200 gram kemudian dicuci, dihaluskan menggunakan blender dengan 1 liter air. Pemberian air ke dalam
blender dapat dilakukan sedikit demi sedikit, lalu sisa air dapat ditambahkan pada larutan sirsak yang telah selesai di blender. Kemudian larutan disaring menggunakan kain saring lalu dimasukkan ke dalam botol dan didiamkan selama satu malam untuk mengendapkan ampas dari daun sirih. Setelah 24 jam larutan daun sirih di pindahkan ke botol lain secara perlahan agar endapan tidak tercampur kembali (Deptan, 2011a).
Insektisida kimia
Insektisida kimia yang digunakan dalam penelitian ini berbahan aktif monokrotofos (Azodrin 15 WSC) dengan dosis anjuran 3 ml/liter air dan insektisida kimia yang berbahan aktif sipermetrin (Cypermax 100 EC) dengan dosis anjuran 1 ml/liter air.
Insektisida biologi
Insektisida biologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
B. thuringiensis (Bite FC) dan B. bassiana (Beauverin P). Dosis yang digunakan
adalah 1 ml/liter air untuk B. thuringiensis (109) dan 10 gr/liter air untuk
B. bassiana (107). Aplikasi insektisida
Pengaplikasian insektisida dilakukan sebanyak dua kali. Aplikasi pertama pada saat tanaman berumur 4 hari dan aplikasi kedua pada saat tanaman berumur 10 hari. Aplikasi insektisida sesuai dengan perlakuan masing-masing. Pengaplikasian insektisida dilakukan pada sore hari. Penyemprotan dilakukan sampai membasahi seluruh bagian tanaman dengan volume semprot 2 ml/tanaman (165 l/ha).
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan sampel random sederhana. Tiap populasi diberi nomor kemudian sampel yang diinginkan ditarik secara random dengan menggunakan undian biasa (Nazir, 2009).
Peubah amatan
Persentase serangan
Pengamatan persentase serangan pada tanaman kedelai dimulai setelah satu hari setelah aplikasi (hsa), yaitu pada saat tanaman berumur 5 hari setelah
tanam (hst), dan dilakukan dengan interval lima hari sekali yaitu pada 5 hst, 10 hst, 15 hst dan 20 hst. Persentase serangan dihitung dengan menggunakan
rumus :
PS =A
B x 100% Dimana :
PS = Persentase Serangan
A = Jumlah tanaman sampel yang terserang B = Jumlah keseluruhan tanaman sampel (Ginting, 2009).
Jumlah larva lalat bibit
Perhitungan larva dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hst, 15 hst, dan 20 hst, dilakukan dengan cara membelah batang tanaman kedelai dan kulit batang kedelai lalu diamati di bawah mikroskop. Perhitungan larva dilakukan dengan mengambil 5 sampel tanaman.
Jumlah pupa lalat bibit
Perhitungan pupa dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hst, dan 20 hst, dilakukan dengan cara membelah batang tanaman kedelai dan kulit batang kedelai lalu diamati di bawah mikroskop. Perhitungan pupa dilakukan dengan mengambil 5 sampel tanaman.
Jumlah imago lalat bibit
Perhitungan hama dilakukan dengan mengamati 1 plot tanaman. Pengamatan dilakukan pada pukul 07.00 pagi dan diambil pada 5 hst, 10 hst, 15 hst dan 20 hst.
Waktu munculnya gejala
Pengamatan waktu munculnya gejala dilakukan dengan mengamati waktu munculnya gejala pertama kali pada sampel tanaman kedelai untuk setiap perlakuan di lapangan. Pengamatan dilakukan mulai dari tanaman berusia 3 hst sampai 20 hst.
HASIL DAN PEMBAHASAN