Penelitian iniRtelahdilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan laut, dimulai pada bulan April 2016 sampai dengan Desember 2017.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah bibit kelapa sawitvarietas D X P dengan umur 3 bulan sebagai objek yang akan diamati, tanah sulfat masam yang berasal dari PT Mopoli Raya Kebun Payarambe II sebagai media tanam, (CaMg(CO3)2
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk mengambil bahan contoh tanah, mesin pencacah kompos (Chopper) untuk menghaluskan bahan yang akan dikomposkan, meteran untuk mengukur luas areal yg dipakai dan tinggi tanaman, timbangan untuk menimbang bahan kimia, bahan contoh tanah dan tanaman, ayakan tanah 10 mesh untuk menyaring contoh tanah yang akan dianalisis, GPS (Global Positioning System) untuk menandai titik
) sebagai pengendap Al, polibag ukuran setara 10 kg tanah sebagai wadah tanah, pestisida sebagai pengendali organisme pengganggu tanaman, pupuk NPK 15:15:15 sebagai penambah unsur hara, isolat bakteri pereduksi sulfat yang berasal dari limbah sludge kertas Toba Pulp Lestari dengan kode 4 yang berasal dari penelitian Sitinjak (2016) sebagai agen pereduksi sulfat, kompos tandan kosong kelapa sawit yang berasal dari PT. Socfindo sebagai bahan amandemen tanah, bahan kimia untuk pembuatan media (posgate-E) serta bahan lain yang digunakan pada percobaan ini.
koordinat lokasi pengambilan bahan contoh tanah, LAF (Laminar Air Flow) sebagai tempat isolasi bakteri, autoklaf untuk mensterilkan bahan dan alat, tabung reaksi (testtube) sebagai wadah media biakan bakteri, gelas beaker untuk mengukur volume bahan kimia dan air, erlenmeyer sebagai wadah perbanyakan isolat, jarum suntik digunakan untuk memasukkan isolat murni bakteri ke dalam kompos, serta alat lain yang digunakan untuk percobaan ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga faktor yang terdiri atas:
Faktor I : Bahan Amandemen A0 : Tanpa Kapur (0 ton/ha)
A1 : Pupuk Kompos TKKS (30 ton/ha) A2 : Kapur Dolomit Setara 1 x Aldd Faktor II : Dosis Pupuk NPK
(15,80 ton/ha)
P0 : 0 g/bibit P1 : 2,5 g/bibit
Faktor III : Bakteri Pereduksi Sulfat
B0 : Tanpa diberi Bakteri Pereduksi Sulfat B1 : Diberi Bakteri Pereduksi Sulfat
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan yaitu:
A0P0B0 A1P0B0 A2P0B0
A0P0B1 A1P0B1 A2P0B1
A0P1B0 A1P1B0 A2P1B0
A0P1B1 A1P1B1 A2P1B1
Jumlah ulangan : 6 ulangan Jumlah unit percobaan : 72unit Jumlah sampel seluruhnya : 72 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier berikut:
Yijkl = µ + ρi + αj + βk + γl + (αβ)jk + (αγ)jl + (βγ)kl+ (αβγ)jkl+ εijk i = 1, 2, 3,4,5,6 j= 1,2, 3 k = 1, 2, 3 l = 1, 2
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pengaruh blok ke-i, amandemen ke-j, pupuk ke-k dan bakteri ke-l
µ = Nilai rataan umum ρi = Pengaruh blok ke-i
αj = Pengaruh amandemen ke-j βk = Pengaruh pupuk ke-k γl = Pengaruh bakteri ke-l
(αβ)jk = Pengaruh interaksi amandemen ke-j dan pupuk ke-k (αγ)jl = Pengaruh interaksi amandemen ke-j dan bakteri ke-l (βγ)kl = Pengaruh interaksi pupuk ke-k dan bakteri ke-l
(αβγ)jkl = Pengaruh interaksi amandemen ke-j, pupuk ke-k dan bakteri ke-l
εijkl = Pengaruh galat percobaan pada blok ke-i terhadap amandemen ke-j, pupuk ke-k dan bakteri ke-l
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan ujiDuncan Multiple Range Test pada taraf α 5%.
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Areal Tanam
Areal pertanaman yang akan digunakan sebagai tempat percobaan dibersihkan danluas areal percobaan yang digunakan dengan ukuran 8 m x 3 m.
Pengambilan Sampel Tanah
Tanah yang diambil merupakan tanah sulfat masam yang terdapat di Kebun Kelapa Sawit Mopoli Raya Paya Rambe II, Kwala Simpang Aceh Tamiang. Tanah yang diambil pada lapisan pirit sesuai dengan peta kebun.
Banyaknya bahan contoh tanah yang diambil berdasarkan luas blok kebun yang akan diambil bahan tanahnya yaitu sebanyak 2 lubang per hektar sebagai pewakil contoh bahan tanah yang akan dijadikan sebagai media tanam sesuai dengan kedalaman pirit yang ada pada peta kebun PT. Mopoli Raya Aceh Tamiang.
Kompos
Kompos yang dibuat berasal dari bahan Tandan Kosong Kelapa Sawit.
Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit didapat dari PT. Socfindo Indonesia.
Analisis Awal Tanah dan Kompos
Tanah yang digunakan dalam percobaan dianalisis awal untuk menilai keadaan tanah dilapangan. Tanah yang telah diayak lalu dilakukan pengukuran kadar air tanah untuk menentukan berat tanah yang digunakan dalam percobaan setara berat kering oven. Analisis Aldd tanah dilakukan untuk mengetahui kebutuhan kapur yang digunakan pada tiap perlakuan percobaan. Dilakukan
analisis awal sampel tanah seperti pH tanah, kadar sulfat tanah, salinitas serta tekstur tanah sebagai data yang digunakan untuk mendukung penelitian. Analisis awal kompos yang dilakukan adalah Corganik dan Ntotal
Persiapan Media Tanam
serta rasio C/N untuk menilai kualitas kompos.
Tanah yang sudah diambil dianalisis kadar air serta kapasitas lapang, kemudian dimasukkan ke polybag setara berat 10 kg tanah kering oven. Tanah kemudian dicampur dengan kapur dolomit sesuai dosis perlakuan yang diberikan, diaduk secara merata, disiram hingga kapasitas lapang dan diinkubasi selama 2 minggu sebelum diaplikasikan inokulum kompos bakteri pereduksi sulfat.
Perbanyakan Isolat Bakteri Pereduksi Sulfat
Koleksi isolat Bakteri Pereduksi Sulfat (Isolat LK4) yang berasal dari limbah kertas Toba Pulp Lestari yang unggul yang telah melewati pengujian di laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan rumah kaca oleh Sitinjak (2016) dilakukan perbanyakan dengan menggunakan media spesifik Bakteri Pereduksi Sulfat yaitu Phosgate-E dengan komposisi media (KH2PO4 0,5g, NH4Cl 1g, Na2SO4 1g, CaCl2.6H2O 1g, MgCl2.7H2O 2g, Sodium Lactate 3,5g, Yeast Extract 1g, Ascorbic Acid 1g, Thioglycolic Acid 0,1g, Fe2SO4.7H2O 0,5g untuk 1L media). Diambil isolat Bakteri Pereduksi Sulfat yang unggul dan diperbanyak pada media cair yang dikerjakan secara steril di ruang LAF (Laminar Air Flow) dan diinkubasi pada inkubator dengan suhu 35-40°C selama ±4hari. Pertumbuhan Bakteri Pereduksi Sulfat dapat dilihat dengan perubahan warna media menjadi hitam.
Perhitungan Populasi Bakteri Pereduksi Sulfat
Sebelum bakteri diinokulasikan ke dalam kompos, maka dilakukan perhitungan kepadatan sel bakteri pada media cair yang sudah ditumbuhi oleh bakteri pereduksi sulfat dengan melakukan seri pengenceran untuk melihat kepadatan populasi bakteri. Kepadatan populasi yang dapat dimasukkan ke dalam kompos yaitu setelah mencapai 108
Inkubasi Inokulum Kompos Bakteri Pereduksi Sulfat sel/mL.
Sebelum isolat dimasukkan ke dalam kompos, terlebih dahulu kompos dihitung kadar air, ditimbang dan dimasukkan ke dalam plastik dan divakum agar kedap udara dengan jumlah kompos sesuai yang dibutuhkan pada percobaan yaitu sebanyak 30ton/ha atau untuk setiap polibag setara dengan 150g kompos kering oven untuk berat tanah setara 10 kg tanah kering oven. Setelah itu kompos diinokulasikan isolat bakteri pereduksi sulfat ke dalam kompos yang dilakukan di LAF (Laminar Air Flow) dalam keadaan steril dengan menggunakan jarum suntik. Isolat murni cair tersebut dimasukkan ke dalam kompos sebanyak 10%
dari berat kering kompos yang digunakan atau 15 ml dari isolat cair murni.
Kemudian inokulum kompos diinkubasi pada inkubator dengan suhu 35-40°C selama ±4hari.
Aplikasi Inokulum Kompos Bakteri Pereduksi Sulfat
Inokulum kompos bakteri pereduksi sulfat yang dapat diaplikasikan dapat dilihat dengan pertumbuhannya pada kompos ditandai dengan adanya gelembung pada permukaan kompos. Inokulum kompos bakteri pereduksi sulfat yang diaplikasikan ke media tanam merupakan media carrier isolat bakteri pereduksi
sulfat. Kemudian kompos ini diaplikasikan ke tanah dengan dilakukan aplikasi bersamaan dengan penanaman bibit kelapa sawit.
Aplikasi Bakteri Peredeksui Sulfat Langsung ke Tanah Sulfat Masam
Isolat Bakteri yang sebelumnya dimasukkan ke kompos, langsung diaplikasikan ke dalam tanah sekitar perakaran, diaplikasikan menggunakan jarum suntik ke dalam tanah, dosis yang diaplikasikan sesuai dengan dosis (10% dari berat kering kompos) atau 15ml isolat cair murni yang diaplikasikan pada kompos.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara bibit sawit dimasukkan ke dalam lubang tanam bersama dengan tanah. Kemudian dilakukan penyiraman hingga 110% KL dan dilakukan pendataan awal tanaman seperti , tinggi dan diameter batang tanaman.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat dua minggu setelah penanaman dengan cara ditugal pada media tanam dengan dosis pupuk sesuai dengan perlakuan yang
dicobakan yaitu secara berturut-turut yaitu 0g/bibit (P0), dan 2,5g/bibit (P1) dengan menggunakan pupuk kimia lengkap NPK (15:15:15) dilakukan pemupukan sebanyak 2 kali saat penanaman dan 2 bulan setelah penanaman.
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman setiap hari dilakukan sesuai dengan kebutuhan air kapasitas lapang. Penyiraman dilakukan setiap sore hari. Kebutuhan volume air penyiraman
yang diperlukan saat menyiram yaitu berdasarkan penimbangan untuk mencapai berat kapasitas lapang 110%.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabuti gulma yang tumbuh pada media tanam yang terdapat pada polibag tiap tanaman yang dicobakan.
Penyiangan dilakukan setiap dua minggu sekali untuk mencegah pengambilan atau persaingan unsur hara dengan tanaman yang dicobakan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida kimia sesuai dengan jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman yang dicobakan seperti serangga atau patogen penyebab penyakit tanaman dengan melihat gejala serangan yang terlihat pada bagian tanaman. Dosis dan konsestrasi pestisida kimia yang digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada label yang tertera.
Pengambilan Sampel Tanah dan Tanaman
Pengambilan sampel tanah dan tanaman dilakukan pada akhir pengamatan percobaan setelah 8 bulan tercatat dari awal mulai penanaman bibit kelapa sawit.
Peubah Amatan
Pertambahan Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dengan menghitung pertambahan tinggi tanaman pada setiap dua minggu sekali pengamatan hingga selama 4 bulan dengan membuat penanda yang merupakan standard titik awal pengukuran tinggi tanaman dengan menggunakan alat ukur meteran.
Pertambahan Diameter Bonggol
Diameter batang tanaman diukur dengan mengitung pertambahan diameter tanaman pada setiap dua minggu sekali pengamatan hingga selama 6 bulan dengan membuat penanda agar pengambilan data diamater batang dilakukan pada bagian batang yang sama dengan menggunakan alat jangka sorong digital.
Analisis Tanah
Analisis tanah dilakukan setelah 8 bulan, parameter yang dianalisis adalah sebagai berikut : Total Mikroba BPS (dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number)) dengan menggunakan hingga 9 pengenceran.
Analisis Tanaman
Analisis tanaman dilakukan pada akhir pengamatan tanaman kelapa sawit, yaitu, kadar N, P, K tanaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN