• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di sawah petani di Desa Kekeri Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, NTB. Penanaman dilakukan pada dua musim. Penanaman musim pertama dilaksanakan pada bulan April-Juli 2011 dan penanaman ke dua dilaksanakan pada bulan November-Maret 2012. Penanganan dan pengamatan pascapanen tanaman sampel dilakukan di rumah kaca Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Kampus IPB Darmaga.

Bahan

Bahan tanaman yang digunakan terdiri atas 6 galur hasil seleksi dari persilangan kedelai varietas Slamet dengan Nokonsawon dan empat varietas unggul nasional sebagai pembanding. Enam galur kedelai yang diuji adalah KH 8, KH 9, KH 31, KH 38, KH 55 dan KH 71. Empat varietas pembanding adalah Anjasmoro, Tenggamus, Wilis dan Slamet. Deskripsi varietas pembanding dapat dilihat pada Lampiran 1.

Rancangan Percobaan

Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 10 genotipe kedelai (6 galur harapan kedelai dan 4 varietas sebagai pembanding) dengan 3 ulangan. Setiap satuan percobaan terdiri atas petakan dengan ukuran 5 m x 4 m.

Pengolahan Tanah dan Pembuatan Petakan

Lahan yang digunakan adalah lahan sawah dengan sifat fisik dan kimia tanah tercantum pada Lampiran 2. Tanah dibajak dengan traktor kemudian digemburkan dan diratakan dengan cangkul. Petakan dibuat dengan ukuran 5 m x 4 m. Antar petakan berjarak 50 cm dan dipisahkan oleh parit dengan kedalaman 20 cm.

Penanaman dan Pemeliharaan

Penanaman dilakukan dengan cara tugal dengan kedalaman 3 cm. Setiap lubang tanam diisi 2 benih. Jarak tanam adalah 40 cm x 20 cm, sehingga pada satu petakan terdapat 10 baris dan pada setiap baris terdapat 25 lubang tanam. Penyulaman dilakukan sebelum umur satu minggu setelah tanam (MST). Pupuk dasar yang diberikan adalah 100 kg/ha Urea, 150 kg/ha TSP dan 100 kg/ha KCl yang diberikan seluruhnya ketika tanam. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada umur 3 dan 7 MST. Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian furadan (20 kg/ha) pada lubang tanam ketika penanaman dan penyemprotan dengan Decis dengan dosis 70 ml/ ha, setiap minggu dari 2 sampai dengan 8 MST.

Pemanenan

Pemanenan tanaman sampel dilakukan dengan mencabut 10 tanaman sampel kemudian dimasukkan ke dalam kantung dan dijemur hingga beberapa polongnya pecah. Polong dikupas kemudian biji dihitung dan ditimbang. Pemanenan terhadap tanaman petakan dilakukan pada saat 90% polong sudah berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Pemanenan tanaman petakan dilakukan dengan mencabut semua tanaman yang tersisa kemudian menjemurnya hingga kering dan biji terpisah dari kulit polong. Tanaman pinggir tidak gunakan sebagai tanaman uji.

Pengamatan

Pengamatan data kuantitatif tanaman dilakukan terhadap beberapa karakter pada tanaman petakan dan tanaman sampel. Dari setiap petak diambil 10 tanaman sampel secara acak. Pengamatan karakter kuantitatif tanaman yang diamati meliputi umur mulai berbunga (hari setelah tanam, HST), tinggi tanaman, jumlah cabang tanaman, jumlah buku subur, jumlah polong isi dan hampa, produksi biji per petak (g), ukuran biji (g/100 biji), jumlah biji per tanaman, produksi biji per tanaman (g) dan umur panen (HST). Analisis kandungan biji meliputi kandungan protein dan kandungan lemak dengan menggunakan analisis proksimat.

Kriteria pengamatan adalah sebagai berikut:

a. Produksi biji tiap tanaman (g) adalah bobot biji bernas per tanaman.

b. Produksi biji tiap petak (g) adalah bobot biji total tanaman dalam satu petak kecuali tanaman pinggir.

c. Ukuran biji (g/100 biji) ditentukan dengan menimbang 100 biji bernas yang dibedakan menjadi ukuran kecil (≤ 10 g/100 biji), sedang (10-14 g/100 biji), dan besar (≥ 14 g/100 biji) (Adie 2007).

d. Jumlah tanaman tiap petak, ditentukan dengan menghitung tanaman yang dipanen tiap petak.

e. Umur mulai berbunga dilihat sejak tanam sampai kedelaimengeluarkan bunga pertama.

f. Umur panen dihitung sejak penanaman sampai dengan warna polong yang dihasilkan berubah warna menjadi kuning atau coklat.

g. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai bagian pucuk batang.

h. Jumlah buku subur per tanaman diamati pada saat panen dengan cara menghitung jumlah buku yang terdapat polong.

i. Jumlah buku tidak subur per tanaman diamati pada saat panen dengan cara menghitung jumlah buku yang tidak terdapat polong.

j. Jumlah cabang per tanaman diamati pada saat panen dengan cara menghitung cabang yang terdapat pada batang tanaman.

k. Jumlah biji per tanaman adalah jumlah biji bernas yang ada pada tiap tanaman.

l. Jumlah polong per tanaman adalah jumlah polong yang dihasilkan tanaman.

n. Jumlah polong hampa adalah jumlah polong yang hampa.

o. Dugaan produksi tiap hektar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = produksi/petak x 10000 m2 / luas petakan

p. Kandungan lemak dan protein ditentukan berdasarkan analisis proksimat pada biji.

Selain data kuantitatif, karakter kualitatif yang diamati meliputi warna hipokotil, warna bunga, warna bulu batang, tipe percabangan, bentuk daun, ukuran daun, intensitas warna hijau daun, intensitas warna coklat pada polong, bentuk biji, warna kulit biji, kecerahan kulit biji, dan warna hilum. Kriteria pengamatan karakter kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Warna bunga adalah warna pada mahkota bunga yang dibedakan menjadi warna bunga putih dan ungu.

2. Warna bulu batang adalah warna bulu yang terdapat pada batang yang dibedakan menjadi putih, coklat muda, dan coklat tua.

3. Bentuk daun adalah bentuk lembaran daun tunggal yang dibedakan menjadi lanset, segitiga, oval meruncing, dan oval membulat.

4. Tipe percabangan ditentukan oleh sudut percabangan yang dibedakan menjadi tipe percabangan tegak, agak tegak, agak tegak-horizontal dan horizontal.

5. Tipe tumbuh dibedakan menjadi tipe determinate (terbatas), semi determinate (setengah terbatas), dan indeterminate (tidak terbatas).

6. Intensitas warna hijau daun ditentukan pada daun tua yang dibedakan menjadi hijau muda, hijau, dan hijau tua.

7. Intensitas warna coklat pada polong ditentukan pada polong yang sudah kuning yang dibedakan menjadi lemah, sedang, dan kuat.

8. Bentuk biji dibedakan menjadi bentuk biji bulat, bulat pipih, lonjong, dan lonjong pipih.

9. Warna biji adalah warna pada kulit biji kering yang dibedakan menjadi kuning muda, kuning, kuning tua, kuning hijau, hijau kuning, coklat muda, coklat, coklat tua, dan hitam.

10.Warna hilum adalah warna pada tempat melekatnya biji pada polong yang dibedakan menjadi putih, kuning, coklat muda, coklat tua, agak hitam, dan hitam.

Analisis Data

Seluruh data kuantitatif diolah menggunakan model linier aditif dari rancangan acak kelompok dengan faktor tunggal untuk masing-masing musim sebagai berikut:

Sampel: Keterangan :

i = galur 1,2..10 dan kelompok j=1, 2, 3

Yij = Pengamatan pada genotipe ke-i dan

ij j i ij

kelompok ke-j µ = Rataan umum

τi = Pengaruh genotipe ke-i

βj = Pengaruh kelompok ke-j

εij = Pengaruh acak genotipe ke-i dan kelompok ke-j

Data untuk gabungan dua musim diolah berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + Mi + Bj/i + Gk+ (MG)ik + ε

Keterangan:

ijk

i = galur 1,2..10 dan j=1, 2, 3

Yij = Pengamatan pada genotipe ke-i dan kelompok ke-j

M = Rataan umum

Mi = Pengaruh musim ke-i

Bj/i = Pengaruh kelompok ke-j tersarang dalam i Gk = Pengaruh genotipe ke-k

εijk = galat genotipe ke-k, kelompok ke-j, musim ke-i

Hubunganantar karakter kuantitatif ditentukan berdasarkan analisis korelasi. Korelasi antara dua sifat yang diamati ditentukan berdasarkan rumus:

rxy = cov

dimana :

xy

rxy = korelasi fenotipe sifat x dan y covxy = kovarian fenotipe sifat x dan y

= akar dari ragam fenotipe sifat x dan y

Seluruh data kuantitatif hasil eksperimen dianalisis dengan menggunakan model linear umum dengan software SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 17.0 for Windows.Analisis data yang dilakukan meliputi analisis ragam, uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Untuk membandingkan kelompok galur dengan kelompok atau individu varietas pembanding digunakan uji kontras orthogonal. Pengelompokan genotipe dilakukan dengan analisis kuadran/IPA (Important Performance Analysis) berdasarkan produksi biji tiap tanaman dan ukuran biji. Produksi biji tiap tanaman dikelompokkan berdasarkan batas produksi biji per tanaman varietas unggul nasional Anjasmoro. Pengelompokan ukuran biji berdasarkan batas ukuran biji besar yaitu 14 g tiap 100 biji. Untuk mengetahui adaptasi galur-galur yang diuji dilakukan analisis model AMMI (Additive Main Effect Multiplicative Interaction) dengan software SAS (Statistical Analysis System).

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait