• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei - September 2011, mulai dari persiapan media, lahan hingga panen. Penelitian dilaksanakan di Desa Selotong , Kecamatan Secanggang, Kab. Langkat.

Bahan dan Alat : Bahan :

Lahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lahan pasang surut yang ada di Desa Selotong , Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat. Kacang Tanah varietas gajah (Lampiran 1), Pupuk Super - Ca (Kalsium), Strain

Bradyrhizobium japonicum, kompos jerami padi, , insektisida decis, round up.

Alat:

Alat-alat yang digunakan : cangkul, gembor, label nama, alat tulis, plastik, ember, meteran, kalkulator, pompa air, genset listrik

Model Rancangan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan petak - petak terpisah (split split plot design) terdiri atas tiga faktor yaitu :

Faktor pertama : Kompos Jerami (petak utama) terdiri atas 3 taraf,

K0

K

= tanpa kompos

1

K

= Kompos Jerami 3 ton/ha (1,4 kg/plot)

2

Faktor Kedua : Rhizobium sebagai anak petak terdiri atas 3 taraf, = Kompos Jerami 5 ton/ha (2,3 kg/plot)

R0

R

= tanpa Rhizobium

1

R

= 1 liter Rhizobium/1 kg benih kacang tanah

2

Faktor Ketiga : Pupuk Ca (Calsium) sebagai anak – anak petak terdiri atas 4 taraf,

= 2 liter Rhizobium/1 kg benih kacang tanah

P0 P = tanpa Ca 1 P = Pupuk Ca 1 g/L air 2 P = Pupuk Ca 2 g/L air 3 = Pupuk Ca 3 g/L air

Kombinasi perlakuan yang diperoleh adalah : K0R0P0 K1R0P0 K2R0P K 0 0R0P1 K1R0P1 K2R0P K 1 0R0P2 K1R0P2 K2R0P K 2 0R0P3 K1R0P3 K2R0P3 K0R1P0 K1R1P0 K2R1P K 0 0R1P1 K1R1P1 K2R1P K 1 0R1P2 K1R1P2 K2R1P K 2 0R1P3 K1R1P3 K2R1P3 K0R2P0 K1R2P0 K2R2P K 0 0R2P1 K1R2P1 K2R2P K 1 0R2P2 K1R2P2 K2R2P K 2 0R2P3 K1R2P3 K2R2P3

Jumlah Kombinasi Perlakuan = 108

Jumlah Ulangan = 3

Jarak Tanam = 25 cm x 25 cm

Jumlah Tanaman per plot percobaan = 77 tanaman

Jumlah populasi per ulangan = 2772 tanaman

Jumlah populasi seluruhnya = 8316 (2772 x 3) tanaman

Lebar parit antar plot percobaan = 50 cm

Lebar parit antar blok = 100 cm

Lebar parit antar petak utama = 100 cm

Metode Analisa Data

Percobaan dilakukan menggunakan rancangan petak – petak terpisah (RPPT) dengan model statistik sebagai berikut :

Yijkl = µ + pi + αj + Ɛij + βk + ( αβ)jk + Ɛijk + γi + (αy)jl + (βy)kl + (αβt)jkl Dimana :

+ Ɛijkl

Yijkl = Nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan pemupukan taraf ke-j, kompos jerami taraf ke-k dan pupuk Ca taraf ke-l.

µ = Rata-rata umum nilai pengamatan. pi = Pengaruh ulangan pada taraf ke-i

αj = Pengaruh perlakuan kompos jerami taraf ke-j

Ɛij = Pengaruh galat pada taraf ke-i dan Kompos jerami taraf ke-j. βk = Pengaruh perlakuan rhizobium taraf ke-k.

(αβ)jk = Pengaruh interaksi dari perlakuan kompos jerami taraf ke-j dan rhizobium taraf ke-k.

Ɛijk = Pengaruh galat pada taraf ke-i, perlakuan kompos jerami taraf ke- j dan rhizobium taraf ke-k.

γl

(αy)jl = Pengaruh interaksi perlakuan kompos jerami taraf ke-j dan pupuk Ca ke-l

= Pengaruh pupuk Ca taraf ke-l.

(βy)kl = Pengaruh interaksi perlakuan rhizobium pada taraf ke – k dan pupuk Ca ke - l

(αβγ)jkl = Pengaruh interaksi perlakuan kompos jerami taraf ke-j, rhizobium taraf ke-k dan pemupukan taraf ke-l

Ɛijkl

Perlakuan yang menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peubah yang diamati dilakukan dengan Uji Jarak Duncan . Pengujian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh setiap perlakuan maupun kombinasi perlakuan terhadap peubah yang diamati (Gomez & Gomez, 2007)

= Pengaruh galat pada taraf ke-i, kompos jerami taraf ke-j, rhizobium taraf ke-k dan pupuk Ca taraf ke-l

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Lahan areal penelitian dibersihkan dari gulma dan tanaman lain yang tumbuh diatasnya kemudian lahan diolah dengan traktor dan dicangkul sampai siap tanam, kemudian dibuat petak-petak percobaan berukuran 3 m x 1,5 m. Lahan penelitian diatur sedemikian rupa sesuai dengan perlakuan. Setiap percobaan dalam satu ulangan dibatasi oleh parit drainase selebar 50 cm, sedangkan jarak antar blok percobaan selebar 100 cm.

Pemberian pupuk dasar

Pemberian pupuk dasar diberikan dengan maksud untuk mempertahankan keseimbangan unsur hara dalam tanah. Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk urea 50 kg/ha (22,5 g/plot), TSP 75 kg/ha ( 33,8 g/plot), KCl 50 kg/ha (22,5 g/plot), semua pupuk tersebut disebar pada alur tanam, dan dilakukan sebelum tanam.

Penanaman

Benih yang digunakan terlebih dahulu diseleksi sesuai dengan perlakuan, kemudian benih disemprot dengan fungisida Dithane M -45 dengan konsentrasi 2cc/L. Benih ditanam dengan cara menugal selama 2-3 cm sebanyak 2 benih perlubang, dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.

Pemupukan

Pupuk yang diberikan adalah pupuk super – Ca dengan perlakuan P0 = tanpa pupuk Ca, P1 = Pupuk Ca 1 g/L air/plot, P2 = Pupuk Ca 2 g/L air plot, P3

Pemberian Pupuk Kompos Jerami Padi

= Pupuk Ca 3 g/L air/plot . Pupuk diberikan secara bertahap dengan dicampur air dan disemprotkan. Penyemprotan pupuk Ca dilakukan pada saat sebelum berbunga, diberikan sesudah putik buah terbentuk, dan pada masa pembesaran buah.

Pemberian kompos jerami padi diberikan sesuai perlakuan K0 = tanpa jerami, K1 = kompos jerami 3 ton /ha ( 1,4 kg/plot) dan K2

Pemberian Rhizobium

= kompos jerami 5 ton/ha ( 2,3 kg/plot) pada plot-plot percobaan dengan cara menebar secara merata lalu ditimbun dengan tanah.

Pemberian Rhizobium diberikan pada benih kacang tanah sesuai perlakuan R0 = tanpa rhizobium, R1 = 1 liter Rhizobium/1 kg benih, R2 = 2 liter Rhizobium/1 kg benih. Benih kacang tanah dibasahi dengan air , benih

langsung dicampur dengan Strain Bradyrhizobium japonicum pada ember plastik, lalu diangin-anginkan, lalu ditanam langsung pada plot – plot percobaan.

Pemeliharaan tanaman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, pada masa awal pertumbuhan dan hal ini tergantung keadaan cuaca setempat.

Penjarangan tanaman dan penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu, dimana hanya satu tanaman sehat yang dibiarkan hidup pada setiap lubang tanam.

Pembumbunan dilakukan pada 6 minggu setelah tanam, dilakukan dengan cara menarik tanah diantara barisan tanam ke arah barisan tanaman sampai kira-kira setinggi 10 cm.

Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut seluruh gulma yang terdapat diareal pertanaman dan membersihkan gulma pada parit –parit drainase dengan cangkul. Penyiangan dilakukan satu kali dua minggu terutama sebelum tajuk tanaman saling menutupi.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin sekali dalam dua minggu untuk menghindari adanya serangan hama dan penyakit tanaman. Untuk mengendalikan hama dilakukan penyemprotan dengan insektisida.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut, dimana areal terlebih dahulu disiram untuk mempermudah pencabutan tanaman. Panen dilakukan ketika tanaman telah menunjukkan ciri-ciri panen sebagai berikut : sebagian daun telah menguning dan mulai berguguran, polong sudah mengeras dan batang menguning. Panen dilakukan pada waktu umur tanaman kacang tanah berumur 95 hari.

Peubah amatan 1. Luas daun (cm2

Luas daun diukur dengan menggunakan leaf area meter dilaboratorium. diukur pada saat tanaman berumur 3 minggu, 5 minggu, 7 minggu, dan 9 minggu setelah tanam.

).

2. Volume akar (cc)

Volume akar dihitung pada saat tanaman berumur 3 minggu, 5 minggu, 7 minggu dan 9 minggu, dimana akar yang sudah dibersihkan dimasukkan dalam gelas ukur yang sudah dimasukkan air. Lalu dilihat jumlah kenaikan volume air ini adalah nilai dari volume akar.

3. Panjang akar terpanjang (cm)

Panjang akar terpanjang diperoleh dengan mengukur akar terpanjang dari tanaman dengan menggunakan meteran. Panjang akar diukur pada umur 3 minggu, 5 minggu, 7 minggu dan 9 minggu setelah tanam.

Ratio tajuk – akar merupakan hasil dari bobot kering tajuk dibagi dengan bobot kering akar, bobot kering tajuk diperoleh dengan pengeringan oven selama 48 jam dengan suhu 700

5. LAB (Laju Assimilasi Bersih) (g.cm

C, demikian dengan bobot kering akar yang diukur pada umur 3 minggu, 5 minggu, 7 minggu,dan 9 minggu setelah tanam.

2

.minggu-1

Nilai laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman pada umur 3,5,7 dan 9 minggu setelah tanam dengan persamaan sebagai berikut :

)

LAB =

(T2 – T1) (A2 – A1) (W2 – W1) (ln A2 – ln A1)

Dimana : W1 dan W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke 1 dan 2 A1 dan A2 = Luas daun pengamatan ke 1 dan 2

T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke 1 dan 2 6. Laju Tumbuh Relatif (g.tan-1.minggu-1

Laju tumbuh relatif merupakan hasil bahan kering persatuan bahan kering akhir dan awal dilakukan dan dihitung bersamaan dengan LAB, dengan cara menimbang bobot kering tanaman melalui pengeringan oven dengan suhu 60

)

0

LTR =

C selama 72 jam dengan persamaan sebagai berikut :

T2 – T1 (lnW2 – lnW1)

Dimana : W1 dan W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke 1 dan 2 T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke 1 dan 2

7. Jumlah polong berisi/tanaman (buah)

Jumlah polong berisi dihitung pada saat panen, yang dihitung hanya polong – polong bernas (berisi) pada tanaman.

8. Jumlah polong hampa/tanaman (buah)

Semua polong hampa yang terdapat dalam satu tanaman pada saat panen termasuk polong kecil yang sudah terbentuk, yang diambil dari lima tanaman sampel.

9. Bobot polong kering/tanaman (gram)

Polong dikeringkan selama 3 hari dalam satu tanaman pada saat panen, yang diambil dari lima tanaman sampel lalu ditimbang.

10.Bobot biji kering /tanaman (gram)

Polong dikeringkan selama 3 hari dalam satu tanaman , lalu biji kering diambil dari lima tanaman sampel dari setiap perlakuan kemudian ditimbang.

11.Jumlah biji kering/tanaman

Jumlah biji dihitung pada saat panen, dimana yang dihitung adalah jumlah biji yang terdapat pada polong sampel.

12.Bobot 100 biji kering/tanaman

Polong dikeringkan selama 3 hari, lalu biji kering diambil secara acak sebanyak 100 biji dari setiap perlakuan kemudian ditimbang dan dhitung dengan menggunakan rumus :

Jumlah biji/tanaman Bobot biji/tanaman

13.Bobot biji kering/m

Polong dikeringkan selama 3 hari dalam satu tanaman , lalu biji kering diambil dari setiap petak panen dari setiap perlakuan kemudian ditimbang.

2

14.Serapan hara Ca pada tanaman (mg/tan)

Untuk mengetahui serapan hara pada jaringan tanaman dilakukan analisis kadar dengan menggunakan metode kjeldhal, dilakukan pada akhir penelitian. Analisis serapan hara ditentukan dengan rumus :

Serapan Hara = Kadar Hara x Bobot Kering (Puslittanak, 1998)

Dokumen terkait