• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) 1 unit kompor gas

2) Wadah tempat minyak goreng 3) Wadah ranting bambu

4) Serok 5) Wajan 6) Koran 7) Kertas label 8) Gelas ukur b. Bahan

21 2) Minyak goreng 3) Koran 4) Label 5) Plastik 4. Prosedur Kerja

a. Menyiapkan ranting bambu dan alat untuk proses pengorengan

b. Menuangkan minyak goreng kedalam gelas ukur sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan setiap satu jenis ranting bambu menggunakan sampel sebanyak 36 sampel, yaitu dengan 4 konsentrasi (K1 : 15 ml, K2 : 20 ml, K3 : 25 ml, K4 : 30), dengan menggunakan 3 waktu penggorengan (30 menit, 45 menit, 60 menit), setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan

c. Selanjutnya proses penggorengan sesuai dengan jenis ranting bambu, konsentrasi dan waktu yang ditentukan

Gambar 11. Proses Penggorengan Ranting Bambu Apus, Ampel, dan Cendani

d. Ranting bambu Apus, Ampel, dan Cendani yang telah digoreng ditiris, kemudian diangin-anginkan, selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari sampai kering

a b c

Gambar 12. Penjemuran Ranting Bambu Ampel (a), Apus (b),

23

5. Hasil yang Dicapai

Dalam proses penggorengan dapat dihasilkan warna ranting bambu yang mengkilap beda dengan warna ranting bambu yang sebelumnya penggorengan ini menambah nilai tambah dan nilai jual pada produk yang akan dihasilkan berikutnya.

Gambar 13. Hasil Penggorengan Ranting Bambu Ampel (a),

Apus (b), dan Cendani (c)

6. Pembahasan

Ranting bambu yang digoreng menggunakn minyak goreng, dimana minyak goreng berfungsi untuk mematangkan bambu dan merubah warna menjadi hitam, sehingga mudah untuk membedakan antara yang digoreng dan yang tidak digoreng. Konsentrasi dan suhu api sangat berpengaruh dalam proses penggorengan.

a

c

b

D. Pembuatan Kertas Seni Dari Serat Pisang Abaca (Musa textilis) dan Batang Pisang Kepok (Musa acuminate. L)

1. Tujuan

Tujuan dari pembuatan kertas seni ini adalah untuk menciptakan lembaran kertas seni sesuai motif yang diinginkan, serta menambah pengetahuan tentang pembuatan kertas seni dari setiap jenis bahan baku.

2. Dasar Teori

Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku Musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang.

Serat pisang Abaca (Musa textilis) adalah salah satu spesies pisang yang merupakan tumbuhan asli filipina namun tumbuh liar dengan baik di kalimantan, sumatraa (khususnya di pulau talaud di desa essang). Nama antara lain pisang manila dan pisang serat. Salah satu jenis pisang yang memiliki ciri-ciri bentuk buah yang cenderung tipis dan tidak bulat memanjang. (Anonim, 2013)

Pisang Kepok (Musa acuminate.L) terdiri dari dua jenis pisang yaitu pisang kepok kuning dan pisang Kepok putih. (Anonim, 2013)

Dalam pembuatan kertas seni dari serat pisang Abaca maupun batang pisang Kepok menggunakan bahan kimia seperti : Natrium

hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai

soda kaustik adalah dasar logam kaustik. Hal ini digunakan dibanyak industri, terutama sebagai basis kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas. (Anonim, 2011)

25

Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2.. Kalsium hipoklorit adalah padatan putih yang siap didekomposisi didalam air untuk kemudian melepaskan oksigen dan klorin. Kalsium hipoklorit memiliki aroma klorin yang kuat. (Anonim,

2013)

Proses pewarnaan dapat dilakukan dengan proses perwarnaan pada pulp sebelum dicetak. Dimana pewarnaan dilarutkan terlebih dahulu dengan air yang mendidih kemudian masukkan pulp dan garam aduk hingga merata.

Bahan pewarna secara sedarhana didefinifikan sebagai ssuatu bahan pewarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnai.

Warna terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetis. Zat warna alami adalah zat warna yang di peroleh dari alam contohnya tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Zat warna sintetis adalah zat warna kimia yang mudah diperoleh, stabil dan praktis pemakaiannya. Pada pembuatan kertas seni dari serat pisang Abaca dan batang pisang Kepok menggunakan zat pewarna direk. Dimana warna direk termasuk golongan zat warna yang sub stansif mempunyai afinitas yang tinggi. (Sandria, 2013)

Pulp merupakan bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari biomassa (delignifikasi)

(Anonim, 2014).

Kertas seni merupakan salah satu jenis kertas dengan penampilan estetis yang kaya akan nuansa alami dan unik. Diolah secara

khusus dengan buatan tangan (handmade), sehingga secara visual memiliki tampilan atau karakter spesifik baik dari segi tekstur warna, corak, maupun dimensinya (Sunardiyanto, 2013).

3. Alat dan Bahan a. Alat 1) Bak pencetak 2) Parang 3) Gunting 4) Timbangan 5) Kompor gas 6) Panci 7) Gelas ukur 8) Ember

9) Kayu pengaduk Serok 11) Gayung 12) Wadah 13) Karung 14) Screen 15). Mesin Crusher 16) Mesin Beater 17) Rakel 18) Tripleks b. Bahan

1) Serat pisang Abaca (Musa textilis) sebanyak 5 kg

27

3) Air 50 liter

4) Soda Kaustik (NaOH) 500 gram untuk serat pisang Abaca 5) Soda Kaustik (NaOH) 250 gram untuk batang pisang Kepok 6) Kaporit 500 gram

4. Prosedur Kerja

a. Proses persiapan bahan baku serat pisang Abaca (Musa textilis) dan batang pisang Kepok (Musa acuminate. L) yang sudah kering di potong-potong ukuran 2-3 cm menggunakan parang atau gunting, caranya batang pisang kering diletakkan diatas kayu landasan kemudian di potong/dirajang menggunakan parang

Gambar 14. Pemotongan Serat Pisang Abaca dan Batang Pisang Kepok

b. Kemudian bahan baku yang sudah dirajang masukkan dalam karung dan ditimbang yaitu :

1) Serat pisang Abaca sebanyak 5 kg 2) Batang pisang Kepok sebanyak 2,5 kg

c. Menimbang soda Kaustik (NaOH) sebanyak 500 kg untuk bahan baku serat pisang Abaca dan soda Kaustik (NaOH) sebanyak 250 kg untuk bahan baku batang pisang Kepok. Proses berikutnya menyiapkan air sebanyak 50 liter dimana 30 liter air dimasukkan kedalam panci bersamaan dengan bahan baku (serat pisang Abaca atau batang pisang Kepok) kemudian 20 liter air digunakan untuk melarutkan NaOH (Soda Kaustik)

d. Proses perebusan berlangsung selama 5-6 jam untuk serat pisang Abaca sedangkan batang pisang Kepok 1,5 jam

e. Kemudian bahan baku yang sudah masak ditiriskan, diangkat menggunakan serok sedikit demi sedikit dan ditaruh di atas tempat penirisan, setelah selesai hasil tirisan tersebut dimasukkan dalam karung yang kemudian dicuci dengan air menggunakan selang lalu diinjak-injak menggunakan kaki (harus menggunakan sepatu bott), sampai bersih. Proses pencucian bertujuan untuk membersihkan rebusan bahan baku dari Kaustik soda (NaOH)

29

f. Setelah dicuci bersih, dilakukan proses penggilingan dengan mesin pemisah serat (Crusher) dalam waktu 10 - 15 menit (lama tidaknya tergantung bahan baku yang digunakan) caranya masukkan bahan baku ke dalam mesin crus her lalu diberi air hingga mata pisau dalam mesin ‘crusher’ terendam dan aduk pelan-pelan menggunakan pengaduk kayu, mesin cruser ditutup dan kunci nyalakan mesin setelah selesai mesin matikan saklar dicabut dan penutup cruser dibuka lalu tuangkan dalam bak penampung

Gambar 16. Proses Penggilingan Pulp Serat Pisang Abaca Menggunakan Mesin ‘Crusher’

g. Dari proses penggilingan menggunakkan mesin ‘crusher’, pulp masih banyak mengandung lignin. Pulp yang telah digiling tersebut kemudian ditiriskan menggunakan screen, lalu dicuci sampai bersih

h. Pulp yang telah dicuci kemudian diencerkan dengan air lalu masukkan dalam mesin ‘Beater’ dan digiling selama 5-7 menit. Hal ini bertujuan untuk mengurai dan memotong serat-serat yang menggumpal

Gambar 17. Proses Penggilingan Pulp Serat Pisang Abaca Menggunakan Mesin ‘Beater’

i. Proses pemutihan

1) Menyiapkan wadah besar dan isi air sebanyak 30 liter.

2) Penimbangan kaporit sebanyak 500 gram kemudian larutkan dengan air sebanyak 20 liter.

3) Penyaringan larutan kaporit

31

4) Masukkan pulp yang akan diputihkan kedalam wadah yang sudah dicampur kaporit aduk sampai merata, diamkan selama 4 jam

Gambar 19. Proses Pemutihan Pulp Serat pisang Abaca

j. Pulp yang sudah diputihkan dicuci sampai bau kaporit hilang, kemudian pulp siap dicetak

k. Proses pewarnaan pulp

1) Menyiapkan pulp yang sudah diputihkan

2) Menimbang pewarna direk dan garam sebanyak 10 gram untuk masing-masing warna yang diinginkan

3) Rebus air sebanyak 1 liter untuk mempercepat larutnya, kemudian tuangkan kedalam wadah yang berisi serbuk direk. Masukkan pulp yang akan diwarna aduk sampai benar-benar merata kemudian taburkan garam agar warna tahan lama diamkan selama 10-15 menit

Gambar 20. Proses Pewarnaan Pulp Serat Pisang Abaca

4) Pulp yang telah diwarnai kemudian dicuci tujuannya untuk melarutkan warna yang tidak menyatu pada pulp

5) Pulp yang sudah diwarnai digiling kembali menggunakan mesin Beater

l. Kemudian proses pencetakan bubur kertas yang telah dibuat terdiri dari tiga warna yaitu bubur kertas alam (natural pulp) pulp yang telah diputihkan, dan pulp yang diwarnai

m. Cara mencetak kertas seni

1) Menyiapkan bak cetak dan screen

33

2) Meletakkan screen di atas bak dan beri penempel pastikan tinggi air di atas screen kira-kira 1 cm

3) Sebelum dicetak pulp kertas diberi air agar tidak kental sehingga mudah dalam proses pencetakan

4) Ambil pulp kertas menggunakan gayung lalu tuang di atas screen dan ratakan sampai screen tidak terlihat

5) Screen diangkat dari bak cetak secara berlahan-lahan sampai pulp tertinggal discreen, lepaskan penempel

Gambar 22. Proses Pencetekan Pulp Serat Pisang Abaca

6) Menyiapkan triplek yang dilapisi dengan kain blacu yang diletakkan di atas meja yang posisinya miring, basahi dengan air dan ratakan menggunakan rakel

7) Pulp yang sudah dicetak kemudian dirakel untuk mengurangi air yang terdapat pada pulp

Gambar 23. Proses Perakelan Pulp Kertas

n. Kertas seni yang sudah dicetak kemudian dijemur, apabila matahari terlalu terik maka dijemur ditempat yang agak teduh agar kertas tidak keriting/bergelombang. Proses penjemuran berlangsung selama 4-6 jam, setelah kering ketas diangkat dan biarkan beberapa saat kemudian lepaskan kertas dari papan penjemurnya maka terbentuklah lembaran kertas seni

35

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang diperoleh dari proses awal hingga menjadi lembaran kertas seni yaitu dapat mengetahui cara pembuatannya dan cara membuat motif yang berbeda-beda. Dari hasil pencetakan diperoleh lembaran kertas seni sebanyak:

a. Jumlah lembaran batang pisang kepok: 24 buah (P 49 x L 39) b. Jumlah lembaran serat pisang Abaca:

1). Jumlah lembaran putih : 17 2). Jumlah lembaran kuning : 15 3). Jumlah lembaran merah : 12 4). Jumlah lembaran biru : 13 5). Jumlah lembaran bercorak: 29 6). Jumlah lembaran natural : 44

7). Jumlah lembaran besar : 4 ( P 90 x L 70 ) 6. Pembahasan

Dari hasil pencetakan pulp kertas di atas, diperoleh kertas seni dari batang pisang Kapok (musa acuminate.L) sejumlah 24 lembar dengan bahan baku seberat 2,5 kg, sedangkan serat pisang Abaca diperoleh kertas seni sejumlah 134 lembar dengan berat bahan baku 5 kg. Kertas seni pisang Kepok (musa textilis) berwarna kuning, dan warna kertas seni pisang Abaca berwarna putih kekuningan. Hal Ini disebabkan oleh penggunaan bahan baku yang digunakan memang mempunyai sifat yang berbeda. Kertas seni yang telah dihasilkan dari serat Abaca dan batang pisang Kepok yang telah diputihkan memiliki perbedaan. Untuk kertas seni dari serat Abaca permukaan dan teksturnya lebih halus,

Ukuran : P : 49 cm L : 39 cm

sedangkan untuk kertas seni dari batang pisang Kepok permukaan dan teksturnya agak kasar. Hal ini disebabkan oleh bahan baku yang digunakan dimana kertas seni dari serat Abaca menggunakan bahan yang sudah berbentuk serat, sedangkan kertas seni dari batang pisang Kepok menggunakan batang pisang yang di dalamnya masih mengandung lignin sehingga pada saat direbus dengan menggunakan NaOH hasil rebusannya masih berbentuk batang dan pada saat digiling dengan menggunakan mesin Crusser dan mesin Beater batang pisang yang telah digiling berbentuk serat sehingga kertas seni dari batang pisang Kepok memiliki permukaan dan tekstur yang agak kasar dan permukaannya terlihat lebih indah dari pada kertas seni serat Abaca dimana permukaannya halus dan tidak menonjolkan pisang Abaca itu sendiri.

Kertas seni yang dihasilkan dari serat pisang Abaca yang telah diwarnai yaitu warna merah, kuning dan biru. Kertas seni berwarna kuning memiliki warna yang lebih terang kemudian diikuti dengan kertas seni warna merah dan kertas seni warna biru. Hal ini disebabkan oleh proses pemasukkan pulp kedalam pewarna direk yang telah dicampur dengan air panas tidak langsung diaduk-aduk sehingga warna kertas seni yang dihasilkan tidak merata.

Dokumen terkait