Ditulis oleh: Doni K. I. LANDASAN ALKITAB
Dua Tawarikh 34:2-3 -- "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup
seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan."
II. TUJUAN
Mendorong remaja untuk memahami bahwa syarat menjadi seorang pemimpin muda yang berkenan adalah takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya.
III. REFLEKSI Yosia, Raja Belia
Kita semua tentu mengenal tokoh yang satu ini. Dalam sejarah Kerajaan Israel, Yosia tercatat sebagai raja Israel yang paling belia. Ia menjadi raja ketika masih berusia delapan tahun. Yosia lahir dari sebuah keluarga yang takut akan Tuhan, ayahnya bernama Amon, dan kakeknya adalah Raja Manasye. Saat itu, Manasye masih memerintah di Yerusalem pada usia 61 tahun. Ibu Yosia adalah Yedida anak Adaya. Pada usianya yang ke-67 tahun, Raja Manasye (kakek Yosia) meninggal dan digantikan oleh Amon (22 tahun). Lalu, pada tahun yang kedua masa pemerintahannya, Amon mati karena dibunuh oleh para pegawainya yang memberontak kepadanya. Namun sesudah itu, seluruh rakyat Israel membunuh para pemberontak itu dan rakyat mengangkat Yosia menjadi raja atas Israel pada usianya yang ke-8.
Selama hidupnya, Yosia dikatakan selalu hidup benar di hadapan Tuhan. Ia mengikuti jejak hidup Daud, yang selalu mengikuti kehendak Tuhan dengan tidak menyimpang dari perintah Tuhan. Saat Yosia berusia 16 Tahun, yaitu pada tahun ke-8 masa
pemerintahannya, ia mulai mencari Allah yang benar, yaitu Allah Daud leluhurnya. Dan, pada tahun ke-12, ia membersihkan Yehuda dan Yerusalem dari penyembahan
berhala. Ia memusnahkan tempat-tempat persembahan berhala di bukit- bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung dewa asing, mezbah Baal, lalu
menghamburkannya ke kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban. Ia juga merobohkan seluruh mezbah dan tiang berhala di Kota Manasye, Efraim, dan Simeon, serta menghancurkan segala tempat persembahan berhala di seluruh Israel. Sesudah melakukan semua itu, ia baru kembali ke Yerusalem. Yosia melakukan semua itu
94
karena ia begitu menyadari bahwa takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan Tuhan merupakan satu syarat mutlak bagi seorang pemimpin yang berkenan di hadapan Tuhan.
IV. DISKUSI
1. Yosia diangkat menjadi raja Israel pada usia 8 tahun. Menurut Anda, apakah
anak seusia itu layak dijadikan raja?
2. Mengapa Tuhan memilih Yosia untuk menjadi pemimpin baru di Israel, padahal
usianya masih sangat muda?
3. Apakah yang membuat Yosia berkenan di hadapan Tuhan?
4. Apakah hanya orang yang sudah dewasa saja yang layak menjadi pemimpin?
5. Dapatkah seorang remaja dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin?
6. Syarat apakah yang dibutuhkan supaya seorang remaja layak menjadi
pemimpin?
7. Menurut Anda, apakah kedewasaan rohani hanya diukur dari kedewasaan usia?
8. Jika lingkungan tidak mendukung kerohanian kita, apakah remaja bisa menjadi
orang yang takut akan Tuhan, bahkan menjadi teladan bagi lingkungan? V. APLIKASI
Kita sering kali berpikir bahwa remaja tidak layak untuk memimpin karena masalah usia. Namun, mata kita telah dibukakan oleh kehidupan Yosia yang dicatat Alkitab. Melalui pelajaran yang kita ambil dari kehidupan Yosia, marilah kita mulai belajar untuk:
1. Mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pemimpin, yaitu dengan melatih diri
untuk takut akan Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya.
2. Mengembangkan sikap keteladanan dalam diri kita supaya melalui keteladanan
yang kita berikan, orang lain dapat hidup benar seperti kita.
3. Menunjukkan karakter Kristus di lingkungan kita supaya melalui kita, orang lain
dapat mengenal Kristus.
4. Mulai memberi diri untuk melayani Tuhan meski usia kita masih remaja, dimulai
dari pelayanan dalam gereja.
5. Seperti Yosia yang telah melakukan reformasi keagamaan di Israel, kita pun
harus mampu mengadakan reformasi di kalangan anak remaja. Caranya adalah dengan mengubah diri dan lingkungan kita dari kebiasaan hidup yang duniawi menjadi surgawi.
95
Sumber bacaan:
1. ______________. "Raja Yosia -- Pembaharuan yang dilakukan Yosia". Dalam
http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=2Taw&chapter=34
2. ______________. "Raja Yosia". Dalam id.wikipedia.org/wiki/Yosia 3. ______________. "Raja Yosia Belia". Dalam
http://renungan-harian-online.blogspot.com/2013/01/yosia-raja-belia.html
4. ______________. "Yang Mudapun Juga Bisa Menjadi Teladan". Dalam
http://gkysydney.org/renungan-gema-2007/yang-mudapun-juga-bisa-menjadi-teladan.html
5. Richard Angelus. "Refleksi Saya tentang 2 Tawarikh 34: Raja Yosia mendengar
Kitab Taurat". dalam http://wordspeakstoday.blogspot.com/2013/03/refleksi-saya-tentang-2-tawarikh-34.html
96
e-BinaSiswa 021/8/2013: Rokok dan
Remaja (1)
Editorial
Shalom,Rokok bukanlah barang yang asing dalam kehidupan kita. Di mana-mana, kita
menemukan rokok dan orang yang merokok. Saat ini, orang yang mengonsumsi rokok tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, tetapi juga mereka yang masih di bawah umur, misalnya remaja. Sayangnya, masyarakat kita saat ini telah menganggap wajar fenomena memprihatinkan semacam ini.
Lalu, bagaimana tanggapan Alkitab terhadap hal ini? Seperti apa pandangan Alkitab terhadap aktivitas merokok? Apa yang akan terjadi jika aktivitas merokok ini juga
dilakukan oleh remaja Kristen? Pada edisi ini, publikasi e-BinaSiswa menyajikan artikel tentang pandangan Alkitab terhadap aktivitas merokok serta risiko-risikonya. Kiranya artikel yang kami sajikan dapat menjadi berkat bagi Anda dan menolong Anda dalam mengarahkan remaja gereja untuk menghindari rokok. Selamat menyimak, Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi e-BinaSiswa, Doni K.
< doni(at)in-christ.net > < http://remaja.sabda.org >
97