• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pinang muda dengan karakter buah pinang yang

sudah bulat utuh atau dengan kata lain sudah terbentuk biji. Buah pinang muda ini

diperoleh dari petani pinang tepatnya di Jln. Johar Simapang Purwo. Desa Sei

Mencirin Kecamatan Sunggal, Medan.

Peralatan

 Pisau - Digital rpm  Jangka sorong - Motor listrik

 Mistar 30 cm - Timbangan

 Besi siku - Stop Watch

 Besi bulat - Telemecanik Inverter

 Per 2 buah

 Mata pisau

 Tali kipas

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini setelah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai

dengan Januari 2010 bertempat di Workshop Pak Terip Karo karo Jalan Bunga

Sedap Malam XII No 4 Medan dan Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan

Metode Penelitan

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)

faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :

Faktor I : Diameter pinang (D)

D1 : < 3,50 cm D2 : 3,50 - 3,60cm D3 : >3,60 – 3,70 cm D4 : > 3,70 cm

Faktor II : Jarak pisau atas dan pisau bawah (J)

J1 : 1,5 cm J2 : 1,7 cm J3 : 1,9 cm J4 : 2,1 cm

Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah

ulangan (n) adalah sebagai berikut :

Tc (n-1) > 15

16 (n-1) > 15

16n – 16 > 15

16n > 31

Modal Rancangan (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

dengan model :

Ŷijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor D pada taraf ke-i dan faktor J pada taraf ke-j dengan ulangan ke-k

µ : Efek nilai tengah

αi : Efek dari faktor D pada taraf ke-i

βj : Efek dari faktor J padap taraf ke-j

(αβ)ij : Efek interaksi faktor D pada taraf ke-i dan faktor J pada taraf ke-j

εijk : Efek galat dari faktor D pada taraf ke-i dan factor J pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka

dilanjutkan dengan uji LSR (Least Significant Range).

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Penelitian

a. Sortasi / Grading Pinang

Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu persiapan untuk penelitian

yaitu sampel pinang muda dari berbagai jenis. Pinang muda yang dapat di kupas

mempunyai kriteria yaitu pinang sudah berbentuk bulat, didalamnya sudah berbiji

dan berwarna hijau. Berat pinang ditentukan dengan menimbang buah pinang

utuh. Diameter buah pinang ditentukan dengan mengukur sisi tengah buah pinang

yang berbentuk bulat diukur dengan jangka sorong. Tebal kulit ujung dapat di

diukur jarak antara sisi runcing buah pinang ke biji pinang. Tebal kulit pangkal

dapat ditentukan dengan membelah pinang secara lurus dengan pisau dan diukur

jarak sisi bawah dari buah pinang atau di tandai dengan adanya kelopak buah

pinang ke biji pinang. Tebal kulit samping dapat ditentukan dengan membelah

buah pinang dan diukur bagian tengah pinang dari kulit ke biji pinang dengan

menggunakan mistar. Kemudian pinang disatukan dalam satu kelompok.

b. Adapun prosedur pengujian alat pengupasan pinang muda adalah :

 Dicampurkan semua pinang yang telah dikumpulkan dari beberapa tempat asal tumbuhnya.

 Dilakukan sortasi dengan batasan perlakuan diameter pinang muda yaitu (<3,50; 3,50-3,60; >3,60-3,70; >3,70) yang masing - masing terdiri dari 30

buah tiap batasan. Sesuai perlakuan pada diameter Dilakukan pengukuran

terhadap berat, diameter, panjang, tebal kulit ujung, tebal kulit pangkal dan

tebal kulit samping pada pinang muda.

 Dilakukan pengukuran pada sudut kemiringan 55o dari bantalan penggelindingan pinang sampai ke pisau pengupas.

 Dimasukkan pinang muda ke dalam mesin pengupas dengan jarak pisau atas pisau bawah (1,5; 1,7; 1,9; 2,1)

 Dilakukan pencatatan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengupas 30 buah pinang muda untuk masing – masing perlakuan.

 Dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan cara analisis terhadap parameter :

1 Kapasitas Pengupasan

3 Persentase Biji Lengket pada Kulit

4 Persentase Biji lepas Kulit

5 Persentase Buah Pinang Tidak Terkupas

6 Persentase Biji Pinang Utuh

7 Persentase Biji Pinang cacat

Pengamatan dan Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap

parameter :

Kapasitas Pengupasan (Purwadaria, 1988, dimodifikasi)

 Disediakan 30 buah pinang

 Dimasukkan ke dalam mesin pengupas pinang

 Dilakukan pengukuran kapasitas pengupasan dengan membagi jumlah pinang terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan semua pinang tersebut.

Jumlah pinang Kapasitas pengupasan =

Waktu

Persentase Buah Pinang Terkupas (Purwadaria, 1988 dimodifikasi)

Buah pinang terkupas ditentukan ketika buah pinang yang dimasukkan

kedalam mesin pengupas menghasilkan buah pinang yang bijinya lepas dari kulit

atau masih lengket namun dapat dilepas dengan tangan.

 Disediakan 30 buah pinang muda.

 Dilakukan perhitungan pada buah pinang yang terkupas

Buah pinang terkupas

Persentase buah pinang terkupas = x 100% Jumlah pinang yang dikupas

Persentase Biji Lengket pada Kulit (Purwadaria, 1988 dimodifikasi)

Biji lengket dengan kulit dari hasil pengupasan di tandai dengan buah

pinang terkupas tetapi dalam kondisi kulit yang berwarna hijau masih lengket dan

kulit pinang dapat dipisahkan dari biji.

 Disediakan 30 buah pinang.

 Dilakukan perhitungan kulit pinang yang lengket tapi dapat di kupas. Biji lengket pada kulit

Persentase biji lengket pada kulit = x 100% Jumlah pinang yang dikupas

Persentase Biji Lepas Kulit (Purwadaria, 1988 dimodifikasi)

Biji lepas kulit dari hasil pengupasan buah pinang ditandai dengan biji

terlepas dengan kulit tetapi masih ada serabut – serabut kulit yang melekat pada

biji pinang yang mempunyai ukuran sama atau lebih kecil dari 60 % bagian kulit

yang terlepas.

 Disediakan 30 buah pinang

 Dilakukan perhitungan pada biji pinang yang masih ada serabut – serabut kulit.

Biji lepas kulit

Persentase biji lepas kulit = x 100% Jumlah pinang yang dikupas

Persentase Buah Pinang Tidak Terkupas (Purwadaria, 1988 dimodifikasi) Buah pinang tidak terkupas ditentukan ketika buah pinang yang

dimasukkan kedalam mesin pengupas menghasilkan buah pinang yang keluar

seperti semula atau terkupas sebagian namun tidak dapat dilepaskan bijinya

 Disediakan 30 buah pinang muda.

 Dilakukan perhitungan pinang yang dalam kondisi utuh atau sama sekali tidak terkupas.

Buah pinang tidak terkupas

Persentase buah pinang tidak terkupas = x 100% Jumlah pinang yang dikupas

Persentase Biji Pinang Utuh (Purwadaria, 1988 dimodifikasi)

Biji pinang utuh dari hasil pengupasan buah pinang di tandai dengan biji

pinang dalam keadaan bersih. Dalam hal ini yang dimaksud biji pinang utuh

memiliki ukuran > 75 % dari bagian yang utuh.

 Disediakan sejumlah buah pinang yang terkupas.

 Dilakukan perhitungan biji pinang yang utuh. Biji pinang utuh

Persentase biji pinang utuh = x 100% Jumlah pinang yang terkupas

Persentase Biji Pinang Cacat (Purwadaria, 1988 dimodifikasi)

Biji pinang cacat dari hasil pengupasan buah pinang di tandai dengan

adanya biji pinang yang sompel. Dalam hal ini yang dimaksud biji pinang cacat

memiliki sompel > 25 % bagian yang cacat.

 Disediakan sejumlah buah pinang yang terkupas.

 Dilakukan perhitungan biji pinang yang sompel dari hasil pengupasan. Biji pinang cacat

Persentase biji pinang cacat = x 100% Jumlah pinang yang terkupas

Pengukuran

Sortasi

Penyesuaian jarak pisau atas dan pisau bawah.

Dimasukkan kedalam

pengupasan 30 buah Jarak Pisau Atas Pisau Bawah J1 = 1,5 cm J2 = 1,7 cm J3 = 1,9 cm J4 = 2,1 cm

Dicatat waktu yang dibutuhkan dalam pengupasan

Biji Pinang Muda

Analisa : 1 Kapasitas Pengupasan

2 Persentase Buah Pinang Terkupas 3 Persentase Biji Lengket pada Kulit 4 Persentase Biji Terlepas Kulit

5 Persentase Buah Pinang Tidak Terkupas 6 Persentase Biji Pinang Utuh

7 Persentase Biji Pinang Cacat setiap perlakuan Pengukuran Diameter Pinang D1 = <3,50 cm D2 = 3,50 - 3,60 cm D3 = >3,60 -3,70 cm D4 = >3,70 cm

Dokumen terkait