Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset dan Pengembangan Tebu PTPN II Sei Semayang (+ 40 m dpl) mulai Mei sampai Juli 2013.
Bahan dan Alat
Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah imago C. flavipes
berumur satu hari, larva penggerek batang bergaris C. sacchariphagus instar 4, larva penggerek batang berkilat C. auricilius instar 4, madu murni, sogolan tebu, selotip, kertas label dan bahan lainnya yang mendukung penelitian ini.
Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wadah plastik dengan tinggi 7 cm, solder, kawat baja halus, pisau, telenan, tabung reaksi dengan panjang 20 cm dan diameter 4 cm, kain hitam, karet gelang, pinset bambu dan alat lain yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 faktor yaitu :
Faktor I : Jenis inang yang dipergunakan (I) dengan dua taraf yaitu : L1 : Larva C. sacchariphagus
L2 : Larva C. auricilius
Faktor II : Jumlah inang (T) dengan tiga taraf yaitu: T1 : 2 ekor
T3 : 4 ekor
Faktor III : Metode Parasititasi (P) dengan dua taraf yaitu: P1 : Buatan
P2 : Alami
Metode linier yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + Ck + (AC)ik + (BC)jk + ABC(ijk) +
ε
(ijk) Dimana :Yijk = variabel respon karena pengaruh bersama taraf ke i faktor A, taraf ke j faktor B, dan taraf ke k faktor C yang terdapat pada pengamatan/unit perlakuan ke n
µ
= efek rata-rata yang sebenarnya (nilai konstan) Ai = efek sebenarnya dari taraf ke i faktor ABj = efek sebenarnya dari taraf ke j faktor B ABij = efek sebenarnya dari taraf ke k faktor C
ACik = efek sebenarnya dari interaksi taraf ke i faktor A dengan taraf ke k faktor C
BCjk = efek sebenarnya dari interaksi taraf ke j faktor B dengan taraf ke k faktor C
ABCijk= efek sebenarnya terhadap variabel respon yang disebabkan oleh interaksi antara taraf ke i faktor A, taraf ke j faktor B dan taraf ke k faktor C
ε
(ijk) = efek sebenarnya unit eksperimen ke i disebabkan oleh kombinasiDengan kombinasi perlakuan 2 x 3 x 2 = 12 L1T1P1 L1T1P2 L1T2P1 L1T2P2 L1T3P1 L1T3P2 L2T1P1 L2T1P2 L2T2P1 L2T2P2 L2T3P1 L2T3P2
Dengan jumlah ulangan yang dihitung dengan rumus : (t – 1 ) (r – 1) > 15 (18 – 1) (r – 1) > 15 17 (r – 1) > 15 17r – 17 > 15 17r > 32 r > 32/17 r > 1,8 Ulangan : tiga (3)
Jumlah parasitoid yang akan dinokulasikan untuk setiap perlakuan adalah 1
pasang (1 ekor jantan dan 1 ekor betina) maka diperoleh jumlah unit penelitian 12 x 3 = 36 unit penelitian.
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1989).
Persiapan penelitian
1. Penyediaan Wadah Plastik
Disediakan wadah plastik dengan diameter 14 cm dan tinggi 7 cm untuk metode parasititasi buatan dan parasititasi alami. Tutup wadah plastik tersebut
diberi lubang dengan menggunakan solder dan lubang tersebut ditutup menggunakan jaring kawat halus, agar sirkulasi udara dalam wadah plastik tetap terjaga sehingga larva dapat terpelihara dengan baik.
2. Penyediaan Sogolan Tebu
Sogolan tebu diambil dari lapangan kemudian dipotong dengan panjang 5 cm agar tidak melebihi tinggi wadah plastik dimasukkan ke dalam wadah
plastik tersebut dengan cara disusun secara vertical sampai penuh. 3. Penyediaan larva C. sacchariphagus dan C. auricilius
Larva C. sacchariphagus dan C. auricilius instar 4 diperoleh dari Perkebunan Tebu Balai Riset dan Pengembangan Tebu Sei Semayang.
4. Penyediaan starter parasitoid
Dimasukkan kokon C. flavipes yang berasal dari Laboratorium Riset dan Pengembangan Tebu Sei Semayang ke dalam tabung reaksi, dibiarkan sampai muncul imago C. flavipes. Selanjutnya imago tersebut digunakan sebagai starter. Starter dipelihara dengan memberi pakan berupa madu murni yang telah dicelupkan pada kertas berukuran kecil dan dimasukkan pada tabung reaksi.
Pelaksanaan Penelitian 1. Parasititasi Buatan
Stater imago C. flavipes dimasukkan ke dalam tabung reaksi dibiarkan
selama 2-3 jam agar parasitoid dapat berkopulasi dan kemudian dimasukkan larva
C. sacchariphagus dan C. aurilius sesuai masing-masing perlakuan dengan menggunakan pinset bambu agar larva terparasit. Setelah larva-larva tersebut terparasit oleh C. flavipes maka larva C. sacchariphagus dan C. auricilius
dipindahkan pada sogolan tebu yang ada di dalam wadah plastik dan diberi selotip serta label sebagai penanda perlakuan dan diletakkan pada rak untuk dipelihara. Setelah 12-16 hari maka sogolan tebu dibongkar dan diambil kokon C. flavipes
lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan menggunakan kain hitam. Kemudian ditunggu sampai imago C. flavipes muncul.
2. Parasititasi Alami
Dimasukkan larva C. sacchariphagus dan C. auricilius sesuai perlakuan ke dalam wadah plastik dengan 14 cm dan tinggi 7 cm yang sudah berisi sogolan tebu. Selanjutnya stater imago C. flavipes yang sudah berkopulasi dari tabung reaksi dimasukkan ke dalam wadah plastik tersebut. Dibiarkan dan diamati hingga parasitoid C. flavipes memarasit larva C. sacchariphagus dan C. auricilius dengan sendirinya. Setelah 12-16 hari maka sogolan tebu dibongkar dan diambil kokon
C. flavipes lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan menggunakan kain hitam. Kemudian ditunggu sampai imago C. flavipes muncul. Peubah Amatan
1. Persentase parasititasi
Persentase parasititasi C. flavipes pada kedua jenis larva (C. sacchariphagus dan C. auricilius) dapat diketahui dengan menggunakan
rumus :
%Parasitasi = Jumlah larva yang terparasit x 100% Jumlah larva seluruhnya
2. Hari terparasit (hari)
Diamati pada hari keberapa ketika larva terparasit oleh C. flavipes yang ditandai dengan keluarnya kokon parasitoid dari permukaan tubuh inang.
3. Jumlah dan ukuran kokon C. flavipes
Penghitungan jumlah kokon C. flavipes yang terbentuk dilakukan 12-16 hari setelah parasititasi pada masing-masing perlakuan. Ukuran kokon dapat diketahui dengan mengukur panjang dan lebar kokon dengan menggunakan kertas milimeter pada masing-masing perlakuan.
4. Jumlah imago C. flavipes yang muncul
Jumlah imago C. flavipes dihitung setelah keluar dari kokon pada larva
C. sacchariphagus dan C. auricilius.
5. Nisbah kelamin jantan dan betina C. flavipes
Nisbah kelamin jantan dan betina C. flavipes dapat diketahui dengan
mengamati parasitoid yang muncul dari larva C. sacchariphagus dan
C. auricilius. Pengamatan dilakukan setiap hari hingga parasitoid tersebut mati, selanjutnya dihitung nisbah imago jantan dan betina dari masing-masing perlakuan