• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan DAS Padang dan sekitarnya yang

meliputi sub DAS Padang Hilir, sub DAS Sibarau, di sebelah selatan bagian luar

hulu das padang dan sebelah utara bagian luar hilir DAS padang. Kemudian sampel

air diuji di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2012 hingga dengan selesai.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sungai sebagai objek

penelitian, contoh air sungai pada sub DAS yang dilintasi oleh aliran sungai tempat

pembuangan limbah cair tapioka, aquadest untuk membersihkan pH meter, tisu

digunakan dalam pembilasan alat pH meter, kertas saring untuk menyaring air dalam

penetapan sedimen,.

Peralatan yang digunakan meliputi peta DAS Padang untuk menentukan

daerah lokasi penelitian, meteran 50 m untuk menghitung dalam dan lebar sungai,

pelampung untuk mengetahui kecepatan aliran air, galah penyangga digunakan dalam

pengambilan sampel air, corong untuk meletakkan kertas saring, oven untuk

mengeringkan endapan pada kertas saring, timbangan untuk menimbang sedimen, pH

meter untuk mengukur pH, GPS untuk menentukan titik koordinat penelitian dan

ketinggian tempat dan stopwatch untuk menghitung waktu aliran air, label nama untuk

menandai wadah dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini, serta buku dan

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Metode survey.

Pelaksanaan Penelitian 1. Kegiatan di Lapangan

Penelitian di lapangan meliputi :

a. Penentuan lokasi beberapa pabrik tapioka yang berada di kawasan DAS Padang, yaitu:

- PT. Serasi Jaya

(Jl. Setia Budi No. 150 Lingkungan 6, Desa Brohol, Kecamatan Bajenis, Tebing Tinggi. Termasuk kedalam Sub Das Sibarau).

- PT. Sumatera Telaga Tapioka

(Jalan Ir H Djuanda, Kelurahan Karya Jaya, Kec. Rambutan, Tebing Tinggi. Pabrik ini masuk kedalam sub das Padang Hilir)

- PT. Deli Sari Murni Tapioka

(Kecamatan Syahbandar Tebing Tinggi. Pabrik ini masuk kedalam sub das Padang Hilir).

- PT. Bumi Sari

(Desa Tanjung Tonga, Kecamatan Siantar Martoba, Kabupaten Siantar, Melewati aliran Bah Kapul. Pabrik ini bukan termasuk kedalam Das Padang).

- PT Sinar Intan Tapioka

(Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Berdagai. Pabrik ini bukan termasuk kedalam Das Padang).

b. Penentuan titik lokasi sampel pada suatu pabrik.

c. Penentuan luas penampang basah

Ditentukan pada tiap sub DAS. Luas penampang basah diperoleh sebagai

hasil perkalian kedalaman dan lebar sungai.

Gambar 2. Pengukuran Luas Penampang Sungai

d. Penentuan kecepatan aliran sungai

Ditentukan berdasarkan jarak aliran per detik pada tiap sub DAS yang akan pabrik sungai sungai 1 2 3 4 5

Gambar 1 : Titik penentuan Lokasi Sampel

Lebar Sungai

Kedalaman Sungai

1 2

3 4

Keterangan Titik Lokasi Outlet:

1.Outlet dari kolam limbah

2.Sungai Sebelum Tercampur Limbah

3. Sungai Setelah Tercampur Limbah

4.Sebelum Pertemuan sungai dari aliran limbah

5.Setelah Pertemuan sungai dari aliran limbah

tenggelam di permukaan aliran sungai untuk jarak tertentu dan mencatat

waktu yang diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik

pengamatan ke titik pengamatan lain yang telah ditentukan jaraknya. Jarak

antara dua titik pengamatan yang diperlukan ditentukan

sekurang-sekurangnya yang memberikan waktu perjalanan selama 20 detik.

Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat diperoleh angka

kecepatan aliran rata-rata yang memadai.

e.

Pengukuran Debit Aliran Sungai

Debit aliran sungai diperoleh dengan cara pengukuran luas penampang basah

limpasan air sungai dan kecepatan limpasan air sungai pada masing-masing

outlet DAS yang telah ditentukan, yang perhitungannya menggunakan

persamaan umum DAS (Chow, 1964) yaitu :

Q = V A Keterangan :

Q = debit limpasan air sungai (m/detik), V = kecepatan limpasan air sungai (m/detik), A = luas penamang basah limpasan air sungai (m2)

f. Pengambilan contoh air

Dalam pengambilan contoh air memakai modifikasi alat sediment sampler

U.S.D.H 48. Mekanisme kerja yakni depth intergrating suspended sediment sampler. Alat ini terdiri atas botol penampung air yang akan ditentukan konsentrasi sedimennya, galah penyangga untuk menahan agar botol

penampung air atau sedimen sampler dapat tetap ditempatnya. Alat tersebut juga dilengkapi dengan dua labang, lubang pertama untuk tempat masuknya

bagian ekor terdapat alat seperti sirip yang berfungsi mengarahkan lubang

penampung air agar selalu mengarah ke arah datangnya aliran air. Pada cara

pengukuran muatan sedimen dengan teknik depth integrating, alat ukur sedimen diikatkan pada tongkat penduga, kemudian dimasukkan ke dalam

aliran sungai dengan gerakan ke bawah dan ditarik kembali ke atas dengan

kecepatan gerak yang sama. Besarnya sampel air untuk sekali peng-ukuran

diusahkan kurang lebih 2/3 isi botol (Gordon, et al, 1992 dalam Asdak, 2002).

2. Kegiatan di Laboratorium

Penelitian di laboratorium meliputi:

a. Pengukuran persentase muatan sedimen (zat padat)

Hasil pengambilan sampel sedimen dianalisis di laboratorium. Sampel air

tersebut disaring dengan mengunakan kertas saring dengan ukuran yang

sesuai dengan tingkat akurasi data yang diinginkan selanjutnya sampel air

yang telah disaring tersebut dikeringkan dengan mengunakan oven. Sedimen

kemudian ditimbang dan dinyatakan dalam bentuk persentase dari berat total

gabungan air dan sedimen. Penentuan konsentrasi yang dihitung dengan

memakai persamaan sebagai berikut (Chow, 1964) :

Keterangan:

Cs = konsentrasi sedimen (mg/liter)

G2 = berat sedimen dan kertas filter dalam kondisi kering (mg) G1 = berat kertas filter (mg) dan

V= volume contoh sedimen (liter)

Pengukuran pH pada setiap contoh air dilakukan di Laboratorium Kimia

dengan menggunakan alat yang disebut dengan pH meter dengan metode

elektrometri.

c. Pengukuran BOD

Pengukuran BOD dilakukan di Laboratorium dengan menggunakan metode

Titrimetri.

d. Pengukuran COD

Pengukuran COD dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode Spektrofotometri.

3. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan meliputi :

a. Data Zat padat

Data sedimen untuk setiap contoh air dianalisis untuk mengetahui kategori

konsentrasi sedimen melayang, kemudian dibandingkan setiap perbedaan

nilai sedimen pada setiap contoh air. Maka digunakan standar skala kualitas

lingkungan Kep. Men. Neg. L.H. No.: Kep-51/MENLH/10/1995 yang di

sajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Kualitas lingkungan berdasarkan nilai zat padat dalam air

Zat Padat KELAS I (mg/L) II (mg/L) III (mg/L) IV (mg/L) Zat Padat Terlarut

(TDS)

1000 1000 1000 2000

Zat Padat Tersuspensi (TSS)

50 50 400 400

Sumber : PP No. 82 tahun 2001

Data BOD dan COD untuk setiap contoh air dianalisis untuk mengetahui

kategori konsentrasi layak atau tidak dalam kualitas air, kemudian

dibandingkan setiap perbedaan nilai BOD dan COD pada setiap contoh air.

Untuk mengetahui kategori nilai konsentrasi BOD dan COD, maka dapat

digunkan standar baku mutu yang telah ditetapkan pada Sumber : Kep. Men.

Neg. L.H. No.: Kep-51/MENLH/10/1995, Tentang Baku Mutu Air Limbah

Bagi Kawasan Industri.

Tabel 2. Baku mutu Kualitas Air Berdasarkan Konsentrasi BOD dan COD

Parameter Satuan Baku Mutu I (mg/L) II (mg/L) III (mg/L) IV (mg/L) BOD mg/l 2 3 6 12 COD mg/l 10 25 50 100

Sumber : PP No. 82 tahun 2001

c. Data pH

Data pH untuk setiap contoh air dianalisis dengan menggunakan pH meter

untuk mengetahui kategori konsentrasi pH, kemudian dibandingkan setiap

perbedaan nilai pH pada setiap contoh air tersebut. Nilai pH yang diperoleh

maka data dapat dianalisa untuk melihat kategori kelas sesuai dengan baku

mutu yang telah di tetapkan pada Sumber : Kep. Men. Neg. L.H. No.:

Kep-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan

Industri.

Tabel 3. Baku mutu Kualitas Air Berdasarkan Konsentrasi pH

Parameter KELAS I II III IV

pH 6-9 6-9 6-9 5-9

Dokumen terkait