• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Penelitian kajian beberapa karakteristik kimia air dan debit pada sungai

aliran limbah pabrik tapioka di sepanjang DAS padang dan sekitarnya dilakukan

pada lima pabrik tapioka, dimana tiga pabrik berada di wilayah DAS Padang dan

dua pabrik berada di luar DAS Padang. Adapun letak pabrik tapioka tersebut dapat

dilihat pada gambar peta berikut ini :

Pabrik PT. Serasi Jaya

Pabrik PT. Serasi Jaya adalah pabrik tapioka yang beralamat di Jl. Setia Budi

No. 150 Lingkungan 6, Desa Brohol, Kecamatan Bajenis, Tebing Tinggi. Pabrik ini

berada di wilayah Sub DAS Sibarau. Pada aliran limbah tapioka ini ditentukan 2

lokasi titik pengambilan sampel yaitu, sungai sebelum melintasi outlet limbah pabrik (lokasi II) dan sungai setelah melintasi outlet limbah pabrik (lokasi III).

Adapun hasil analisis beberapa parameter di lapangan dan di laboratorium

dapat dilihat pada tebel 4 berikut.

Tabel 4. Data pada Pabrik Tapioka PT. Serasi Jaya

Parameter Lokasi Pabrik Lokasi II Lokasi III

Koordinat N : 03 o 20’32,6” E : 099o08’32,1” N : 03o20’44,7” E : 099o08’13,5” N: 03o20’24,4” E : 099o08’29,9” Ketinggian (m dpl) 20 28 24 Lebar sungai (m) 13,88 m 14,26 m Kedalaman sungai Kiri : 0,89 m Tengah : 1,11 m Kanan : 1,09 m Kiri : 0,93 m Tengah : 1,21 m Kanan : 1,19 m Luas penampang sungai 14,574 16,1851 Kecepatan aliran sungai (m3/dtk) 1,038 1,105 Debit aliran limbah/sungai (l/dtk) 15127,812 17884,54 pH 4,4*) 4,7*) TSS (mg/L) 773,3*) 880*) TDS (mg/L) 2001) 253,31) COD (mg/L) 195,2*) 137,0*) BOD (mg/L) 3,33) 2,01)

Keterangan : 1)= Kelas I, 2) = Kelas II, 3)= Kelas III, dan 4), = Kelas IV, *) = Diluar Kriteria Baku Mutu (PP 82 Tahun 2001).

1. Debit Aliran Sungai

Berdasarkan Tabel 4 diatas nilai debit aliran sungai yang tertinggi terdapat

pada lokasi II yaitu 17884,54 l/dtk, nilai debit aliran didapat dari hasil perkalian

luas penampang (A) dengan kecepatan aliran (V). Adapun nilai luas penampang

sungai adalah 1,105 m3/dtk. Nilai suatu luas penampang sungai ditentukan oleh

besarnya lebar sungai atau kedalaman sungai. Besar kecilnya nilai luas penampang

sungai maka menentukan besar atau kecil nilai debit aliran sungai.

2. Kandungan Zat Padat

Total zat padat adalah terdiri dari zat padat tersuspensi (TSS) dan zat padat

terlarut (TDS). Nilai TSS tertinggi terdapat pada lokasi III yaitu 880 mg/L. Untuk

Nilai TDS tertinggi terdapat pada lokasi III juga yaitu 253,333mg/L. Hal ini berarti

lokasi II memiliki kandungan zat padat yang besar dibandingkan dengan lokasi I.

3. Kemasaman Air

Berdasarkan hasil penelitian pH terendah terdapat pada lokasi II yaitu 4,39,

sedangkan yang tertinggi terdapat pada lokasi III yaitu 4,70. Terjadi peningkatan pH

pada sungai setelah pembuangan limbah tapioka yang tidak signifikan dibandingkan

aliran sungai sebelum pembuangan limbah.

4. Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)

Hasil analisis maka dapat diketahui bahwa nilai COD tertinggi terdapat pada

lokasi I yaitu 195,1514 mg/l. Nilai BOD yang tertinggi terdapat pada lokasi II yaitu

3,3380 mg/l. Nilai BOD dan COD dapat juga dipengaruhi oleh nilai debit aliran

sungai pada setiap lokasi tersebut. Dapat dilihat nilai debit aliran lebih tinggi pada

lokasi III daripada lokasi II. Hal inilah yang mengakibatkan nilai BOD dan COD

yang tertinggi terdapat pada lokasi III dari pada lokasi III. Berarti air limbah yang

dikeluarkan pada pabrik ini tidak memberikan peningkatan terhadap parameter BOD

dan COD yang diukur.

Pabrik PT. Sumatera Telaga Tapioka adalah pabrik tapioka yang beralamat

di Jalan Ir H Djuanda, Kelurahan Karya Jaya, Kec. Rambutan, Tebing Tinggi.

Pabrik ini masuk kedalam sub das Padang Hilir. Pada pabrik tapioka PT. Sumatera

Telaga Tapioka ini diambil 3 lokasi titik pengambilan sampel yaitu; pada outlet limbah (lokasi I), sungai sebelum pabrik (lokasi II), dan Sungai setelah pabrik

(lokasi III).

Adapun hasil analisis beberapa parameter di lapangan dan di laboratorium

dapat dilihat pada tebel 5 berikut.

Tabel 5. Data Limbah Pabrik Tapioka PT. Sumatera Telaga Tapioka

Parameter Lokasi I Lokasi II Lokasi III

Koordinat N : 03 o 20.112’ E : 099o09.070’ N : 03o20.081’ E : 099o09.058’ N: 03o20.120’ E : 099o09.089’ Ketinggian (m dpl) 24 25 23 Lebar sungai (m) 42,7 m 32,6 m Kedalaman sungai (m) Kiri : 2,05 m Tengah : 1,63m Kanan : 1,15 m Kiri : 0,92 m Tengah : 1,49 m Kanan : 0,85 Luas penampang sungai (m2) 68,9605 38,631 Kecepatan aliran sungai (m3/dtk) 1,73 1,94 Debit aliran limbah/sungai (l/detik) 17.984 l/jam 4,99 l/dtk 119.301,67 74.944,14 pH 4,35*) 6,021) 4,49*) TSS (mg/L) 1413,3*) 580*) 793,3*) TDS (mg/L) 1373,34) 113,31) 113,31) COD (mg/L) 1736,5757*) 576,5656*) 1045,2525*) BOD (mg/L) 4,17283) 0,78021) 0,92091)

Keterangan : 1)= Kelas I, 2) = Kelas II, 3)= Kelas III, dan 4), = Kelas IV, *) = Diluar Kriteria Baku Mutu (PP 82 Tahun 2001).

1. Debit Aliran Sungai

Berdasarkan tabel 5 di atas nilai Luas Penampang sungai yang tertinggi

ditentukan oleh besarnya lebar sungai atau kedalaman sungai. Besar kecilnya nilai

luas penampang sungai maka menentukan besar atau kecil nilai debit aliran sungai,

karena nilai debit aliran didapat dari hasil perkalian luas penampang (A) dengan

kecepatan aliran (V). Berdasarkan tabel 5 diatas dapat terlihat bahwa debit aliran

yang tertinggi terdapat pada lokasi II juga yaitu 119.301,67 l/dtk, ini karena nilai

luas penampang pada lokasi II sangat tinggi, sedangkan untuk nilai kecepatan aliran

sungai tidak terlalu berbeda jauh antara lokasi II dan III.

2. Kandungan Zat Padat

Total Zat Padat adalah terdiri dari zat padat tersuspensi (TSS) dan zat padat

terlarut (TDS). Nilai TSS tertinggi terdapat pada lokasi I yaitu 1413,3 mg/L,

kemudian diikuti lokasi III dan yang terendah pada lokasi II. Pada parameter TSS

terlihat jelas terjadinya pningkatan nilai dari lokasi II dan lokasi III. Hal ini

menunjukkan adanya dampak dari lokasi I terhadap nilai TSS sungai. Pada Nilai

TDS tertinggi terdapat pada lokasi I yaitu 1373,3 mg/L, sedangkan lokasi II dan III

bernilai sama yaitu 113,3 mg/L. berbeda dengan TSS, berarti di simpulkan air

limbah pabrik (lokasi 1) tidak memberikan peningkatan nilai terhadap parameter

TDS.

3. Kemasaman Air

Berdasarkan hasil penelitian pH terendah terdapat pada lokasi I yaitu 4,35,

pada lokasi III yaitu 4,49 sedangkan yang tertinggi terdapat pada lokasi II yaitu 6,02.

Jika dibandingkan pH lokasi II dan pH lokasi III maka dapat dilihat terjadinya

penurunan pH atau terjadi kemasaman pada sungai. Hal ini menjelaskan bahwa

adanya dampak dari air limbah pabrik (lokasi I) terhadap kemasaman air sungai.

Hasil analisis maka dapat diketahui bahwa nilai COD tertinggi terdapat pada

lokasi I yaitu 1736,5757 mg/l, sedangkan COD yang terendah terdapat pada lokasi II

yaitu 576,5656 mg/l. Telah terjadi peningkatan nilai COD dari lokasi sebelum

pabrik (lokasi II) ke lokasi setelah pabrik (lokasi III), berarti dapat disimpulkan

sementara bahwa adanya pengaruh dari lokasi I terhadap peningkatan nilai COD

pada lokasi III.

Nilai BOD yang tertinggi terdapat pada lokasi I yaitu 4,1728 mg/l,

sedangkan yang terendah terdapat pada lokasi II yaitu 0,7802mg/l. seperti halnya

COD diatas bahwa air limbah pabrik (lokasi I) memberikan pengaruh terhadp

peningkatan nilai BOD pada lokasi III, jika dibandingkan dengan lokasi II.

Pabrik PT. Deli Sari Murni Tapioka

Pabrik PT. Deli Sari Murni Tapioka adalah pabrik tapioka yang beralamat di

Kecamatan Syahbandar, Tebing Tinggi. Pabrik ini masuk kedalam sub DAS Padang

Hilir. Pada pabrik tapioka ini diambil 2 lokasi titik pengambilan sampel yaitu,

sungai sebelum melintasi outlet limbah pabrik (lokasi II) dan sungai setelah

Adapun hasil analisis beberapa parameter di lapangan dan di laboratorium

dapat dilihat pada tebel 6 berikut.

Tabel 6. Data Limbah Pabrik Tapioka PT. Deli Sari Murni Tapioka

Parameter Lokasi Pabrik Lokasi II Lokasi III

Koordinat N : 03 o 20’56,2” E : 099o12’13,1” N : 03o20’57,5” E : 099o12’08,6” N: 03o20’58,3” E : 099o12’19,0” Ketinggian (m dpl) 22 24 20 Lebar sungai 32,2 m 34,6 m Kedalaman sungai (m) Kiri : 1,40 m Tengah : 1,95 m Kanan : 1,63 m Kiri : 0,83 m Tengah : 0,96 m Kanan : 0,75 m Luas penampang sungai(m2) 55,7865 m 2 30,275 m2 Kecepatan aliran sungai (m3/dtk) 1,966 m3/dtk 1,874 m3/dtk

Debit aliran sungai

(L/dtk) 109676,259 56752,169 pH 6,181) 6,291) TSS (mg/L) 680*) 846,667 *) TDS (mg/L) 2001) 273,3331) COD (mg/L) 210,4545*) 167,2727*) BOD (mg/L) 1,56031) 2,39392)

Keterangan : 1)= Kelas I, 2) = Kelas II, 3)= Kelas III, dan 4), = Kelas IV, *) = Diluar Kriteria Baku Mutu (PP 82 Tahun 2001).

1. Debit Aliran Sungai

Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai debit aliran sungai yang tertinggi

terdapat pada lokasi II yaitu 109676,259 L/dtk dengan nilai Luas Penampang yang

lebih besar yaitu 55.7865. Sementara Luas penampang lokasi II masih lebih kecil

dari lokasi III yaitu 30,275 m2 , sehingga debit aliran sungi juga lebih kecil yaitu

56752,169 L/dtk.

2. Kandungan Zat Padat

Total zat padat adalah terdiri dari zat padat tersuspensi (TSS) dan zat padat

terlarut (TDS). Nilai TSS tertinggi terdapat pada lokasi III yaitu 846,667 mg/l. Untuk

lokasi III memiliki kandungan zat padat yang besar dibandingkan dengan lokasi II,

berarti air limbah pabrik memberi pengaruh nyata terhadap kandungan zat padat

sungai.

3. Kemasaman Air

Berdasarkan hasil penelitian pH terendah terdapat pada lokasi II yaitu 6,18,

sedangkan yang tertinggi terdapat pada lokasi III yaitu 6,29. Hal ini berarti pabrik

tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kemasaman air.

4. Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)

Hasil analisis maka dapat diketahui bahwa nilai COD tertinggi terdapat pada lokasi

II yaitu 210,4545 mg/l. Dari tabel terlihat jelas bahwa tidak ada pengaruh air limbah

pabrik terhadap nilai COD pada lokasi III. Untuk Nilai BOD yang tertinggi terdapat

pada lokasi III yaitu 2,3939 mg/l. jika dibandingkan dengan lokasi II berarti adanya

peningkatan nilai BOD. Maka dapat disimpulkan sementara bahwa adanya dampak

peningkatan nilai dari air limbah terhadap air sungai lokasi III.

Pabrik PT. Bumi Sari

Pabrik PT. Bumi Sari adalah pabrik tapioka yang beralamat di Desa Tanjung

Tonga, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Siantar, yang melewati aliran Bah Kapul.

Pabrik ini bukan termasuk kedalam Das Padang, yaitu berada di sebelah Utara

bagian luar Das Padang. Pada pabrik tapioka ini diambil 5 lokasi titik pengambilan

sampel yaitu, Outlet Limbah (lokasi I), sungai sebelum pabrik (lokasi II), sungai

setelah pabrik (Lokasi III). Sungai sebelum percabangan setelah aliran yang

melintasi pabrik (lokasi IV) dan Sungai stelah percabangan dari sungai aliran pabrik

Data Hasil penelitian pada lokasi PT. Bumi Sari ditunjukkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 7. Data Limbah Pabrik Tapioka PT. Bumi sari

Parameter Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV Lokasi V

Koordinat N:03 o00.547’ E:99o04.839’ N:03o00.547’ E:099o04.841’ N:03o00.602’ E:99o04.834’ N:03o00.640’ E:99o.04.801’ N:03o00.687’ E:099o.04.839’ Ketinggian (m dpl) 320 320 281 294 280 Lebar sungai (m) 5,36 m 8,52 m 17,84 16,58 Kedalaman sungai (m) Kiri : 0,61 Tengah : 0,71 Kanan : 0,31 Kiri : 0,57 Tengah :0,63 Kanan : 0,65 Kiri : 0,86 Tengah : 0,55 Kanan : 0,57 Kiri : 0,65 Tengah : 0,47 Kanan : 0,53 Luas penampang sungai (m2) 2,13 m2 5,927 m2 14,049 m2 8,787 m2 Kecepatan aliran sungai (m/dtk)

0,44 m/detik 0,41 m/detik 0,54 m/detik 0,84 m/detik

Debit aliran limbah/sungai (L/dtk) 1455 l/jam = 0,41 l/detik 937 2430 7586,5 7381 pH 7,331) 6,291) 5,504) 6,811) 6,331) TSS (mg/ L) 201) 126,53) 117,53) 301) 231) COD (mg/L) 6,271) 376,32*) 16,932) 7,521) 9,411) BOD (mg/L) 1,061) 163,86*) 8,354) 1,631) 2,572)

Keterangan : 1)= Kelas I, 2) = Kelas II, 3)= Kelas III, dan 4), = Kelas IV, *) = Diluar Kriteria Baku Mutu (PP 82 Tahun 2001).

1. Debit Aliran Sungai

Nilai debit aliran sungai sangat dipengaruhi oleh nilai luas penampang

sungai dan nilai kecepatan aliran sungai. Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai debit

aliran sungai yang tertinggi terdapat pada lokasi IV yaitu 7586,5 L/dtk dengan nilai

Luas Penampang yang besar yaitu 14,049 m2. Volume limbah yang keluar adalah

2. Kandungan Zat Padat

Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui nilai TSS yang tertinggi

terdapat pada lokasi II yaitu 126,5 mg/L. Hal ini berarti kandungan zat padat pada

lokasi sebelum pabrik bernilai tinggi.

3. Kemasaman Air

Berdasarkan hasil penelitian pH terendah terdapat pada lokasi III yaitu 5,50,

sedangkan yang tertinggi terdapat pada lokasi I yaitu 7,33. Hal ini berarti terjadinya

peningkatan pH setelah pabrik, yang di tunjukan pada lokasi III.

4. Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)

Hasil analisis maka dapat diketahui bahwa nilai COD tertinggi terdapat pada

lokasi II yaitu 376,32mg/l. Nilai BOD yang tertinggi terdapat pada lokasi II yaitu

163,86 mg/l. Dapat disimpulkan sementara bahwa tidak adanya pengaruh dari air

limbah pabrik terhadap peningkatan nilai BOD dan COD.

Pabrik PT Sinar Intan Tapioka

Pabrik PT Sinar Intan Tapioka adalah pabrik tapioka yang beralamat di Desa

Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Serdang Berdagai, yang melewati aliran Sungai

Rampah. Pabrik ini bukan termasuk kedalam Das Padang, yaitu berada di sebelah

Timur bagian luar Das Padang. Pada pabrik tapioka ini diambil 5 lokasi titik

pengambilan sampel yaitu, Outlet Limbah (lokasi I), sungai sebelum pabrik (lokasi

II), sungai setelah pabrik (Lokasi III). Sungai sebelum percabangan setelah aliran

yang melintasi pabrik (lokasi IV) dan Sungai stelah percabangan dari sungai aliran

pabrik tapioka “PT. Sumatera Telaga Tapioka” (Lokasi V).

Adapun data hasil penelitian pada lokasi PT. Sinar Intan Tapioka

Tabel 8. Data Limbah Pabrik Tapioka PT. Sinar Intan Tapioka

Parameter Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV Lokasi V

Koordinat N:03o29.074’ E:099o07.796’ N:03o29.076’ E:099o07.789’ N:03o29.071’ E:099o07.798’ N:03o29.061’ E:099o.07.803’ N:03o29.070’ E:099o.07.816’ Ketinggian (m dpl) 17 17 15 11 22 Lebar sungai 10,86 8,94 10,2 13,5 Kedalaman sungai (m) Kiri:0,98 Tengah:0,99 Kanan: 0,93 Kiri : 1,1 Tengah:1,42 Kanan:1,04 Kiri: 0,92 Tengah:0,95 Kanan: 1,05 Kiri: 1,08 Tengah:0,96 Kanan : 0,80 Luas penampang sungai (m2) 10,5614m2 11,1303 m2 9,996 m2 12,825 m2 Kecepatan aliran sungai (m/dtk)

0,228 m/detik 0,210 m/detik 0,791 m/detik 0,633 m/detik

Debit aliran limbah/sunga i (L/detik) 6132 l/jam= 1.703 m3/detik 2408 2337 7907 8118 Sedimentasi (mg/L) 320 62 75 243,5 115,5 pH 7,191) 6,731) 6,751) 6,861) 6,811) TSS (mg/L) 3203) 201) 401) 201) 603) TDS (mg/L) 1601) 2001) 2401) 1801) 1401) COD (mg/L) 1012,67*) 231,68*) 245,8*) 217,2*) 606,93*) BOD (mg/L) 1,45181) 1,2021) 1,63031) 0,41731) 0,0161)

Keterangan : 1)= Kelas I, 2) = Kelas II, 3)= Kelas III, dan 4), = Kelas IV, *) = Diluar Kriteria Baku Mutu (PP 82 Tahun 2001).

1. Debit Aliran Sungai

Berdasarkan tabel diatas bahwa nilai debit aliran sungai yang tertinggi

terdapat pada lokasi V yaitu 8,118 L/dtk dengan nilai Luas Penampang yang besar

yaitu 12,825 m2. Volume limbah yang keluar adalah sebesar 6132L/jam atau 1.703

m3/detik.

2. Kandungan Zat Padat

Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui nilai TSS yang tertinggi

terdapat pada air kolam limbah yaitu sebesar 840 mg/L, dan nilai TDS yang tertinggi

3. Kemasaman Air

Berdasarkan hasil penelitian pH terendah terdapat pada lokasi II yaitu 6,73,

sedangkan yang tertinggi terdapat pada lokasi I yaitu 7,19. Hal ini berarti pabrik

tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kemasaman air.

4. Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)

Hasil analisis maka dapat diketahui bahwa nilai COD tertinggi terdapat pada

lokasi I yaitu 1012,67mg/l. Nilai BOD yang tertinggi terdapat pada lokasi III yaitu

1,6303mg/l. Jika dibandingkan nilai BOD dan COD antara lokasi 2 dengan lokasi 3

dilihat bahwa terjadi kenaikan angka pada nilai BOD maupun COD. Hal ini dapat

diduga bahwa adanya pengaruh dari air limbah pabrik terhadap peningkatan nilai

Pembahasan

Pabrik PT. Serasi Jaya

Pabrik PT. Serasi Jaya adalah pabrik tapioka yang beralamat di Jl. Setia Budi

No. 150 Lingkungan 6, Desa Brohol, Kecamatan Bajenis, Tebing Tinggi. Pabrik ini

masuk kedalam Sub Das Sibarau. Pada pabrik tapioka ini diambil 2 lokasi titik

pengambilan sampel yaitu, sungai sebelum pabrik (lokasi I) dan sungai setelah

pabrik (Lokasi II).

Lokasi II adalah lokasi pengambilan sampel yang letaknya pada air sungai

yang belum melintasi dari aliran limbah. Pada lokasi ini terletak pada titik koordinat

N:03o20’44,7” E:099o08’13,5” dengan ketinggian tempat 28 meter di atas

permukaan laut. Berdasarkan penelitian bahwa debit aliran sungai pada lokasi II

adalah 15127,812 L/dtk. Besarnya debit air dipengaruhi oleh luas penampang sungai

dan kecepatan aliran sungai. Hal ini sesuai dengan literatur Rahayu, S, dkk (2009) yang menyatakan bahwa metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit

sungai adalah metode profil sungai (cross section), pada metode ini debit merupakan hasil perkalian antara luas penampang vertikal sungai dengan kecepatan aliran air.

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pada lokasi II terdapat beberapa parameter

yang tidak memenuhi baku mutu PP 82 Tahun 2001 yaitu pada parameter pH, TSS

dan COD. Pada sungai ini menunjukkan bahwa air sungai mengandung nilai zat

padat yang tinggi dan kemasaman yang tinggi, ini dikarenakan adanya aliran dari

hulu sungai yang membawa zat padat dan kemasaman yang tinggi ke lokasi I

tersebut. Nilai pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mempengaruhi

tingkat kualitas air. Hal ini sesuai dengan Sugiharto (2008) yang menyatakan bahwa

Adapun kadar yang baik dimana masih memungkinkan kehidupan biologis didalam

air berjalan dengan baik. Kandungan zat padat yang tinggi didalam air maka nilai

COD juga semakin tinggi jika banyaknya bahan organik didalamnya. Hal ini

mempengaruhi tingkat kualitas air karena dapat mempengaruhi kekeruhan air yang

mengakibatkan berkurangnya masuknya sinar matahari ke dasar sungai. Hal ini

sesuai dengan Huda (2009) yang menyatakan bahwa materi yang tersuspensi

mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi

matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan

pertumbuhan bagi organisme produser.

Lokasi III adalah lokasi pengambilan sampel yang letaknya pada air sungai

setelah melintasi dari aliran limbah pabrik. Lokasi III berada pada titik koordinat N:

03o20’24,4” E:099o08’29,9” dengan ketinggian 24 m dpl. Pada lokasi ini dihitung

debit aliran sungai, dengan mencari luas penampang sungai dan kecepatan aliran

sungai. Maka didapat nilai debit lokasi III adalah 17884,54 l/dtk. Jika dibandingkan

dengan lokasi I maka debit aliran sungai pada lokasi III lebih besar dari lokasi II. Ini

terjadi karena luas penampang sungai pada lokasi III lebih besar dibanding dengan

lokasi I, sehingga volume air sungai pada lokasi III juga lebih tinggi dibandingkan

lokasi I. Hal ini sesuai dengan literatur Rauf (2011) yang menyatakan bahwa debit

aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu

penampang melintang sungai persatuan waktu (m3/dtk).

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa karakteristik air pada lokasi III yang tidak

memenuhi baku mutu PP 82 tahun 2001 terdapat pada parameter pH, TSS dan COD.

Nilai TSS mempengaruhi adanya proses kimia didalam air, hal ini sesuai dengan

tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen,

dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat

menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.

Pada limbah pabrik tapioka PT. Serasi Jaya mengalir ke sungai sibarau

kemudian dilakukan penelitian pada sungai sebelum pabrik (lokasi II) dan sungai

setelah pabrik (lokasi III), selanjutnya dibandingkan keduanya berdasarkan kelas

baku mutu PP No 82 tahun 2001 maka limbah pabrik yang mengalir ke sungai

dikatakan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan tingkat kualitas air.

Karena dapat dilihat dari keterangan kriteria baku mutu bahwa sungai sebelum

pabrik dan setelah pabrik menunjukkan keterangan baku mutu yang sama, namun

setiap parameter yang diamati mengalami kenaikan angka tetapi tidak terlalu

signifikan sehingga tidak merubah keterangan kelas baku mutu yang telah didapat

sebelumnya.

Pabrik PT. Sumatera Telaga Tapioka

Pabrik PT. Sumatera Telaga Tapioka adalah pabrik tapioka yang beralamat

di Jalan Ir H Djuanda, Kelurahan Karya Jaya, Kec. Rambutan, Tebing Tinggi.

Pabrik ini masuk kedalam sub das Padang Hilir. Pada pabrik tapioka PT. Sumatera

Telaga Tapioka ini diambil 3 lokasi titik pengambilan sampel yaitu; pada outlet

limbah (lokasi I), sungai sebelum pabrik (lokasi II), dan Sungai setelah pabrik

(lokasi III). Pada lokasi tidak ditemukan percabangan sungai setelah aliran yang

melintasi pabrik tapioka “PT. Sumatera Telaga Tapioka” sehingga hanya diambil 3

lokasi pengambilan sampel.

Debit aliran sungai yang dihitung dari ketiga lokasi tersebut maka dapat

sungai yang terbesar terdapat pada lokasi II yaitu 119.301,67 L/dtk, hal ini karena

sungai pada lokasi II sangat lebar yaitu 42,7 m. Nilai debit sungai dipengaruhi luas

penampang sungai dan kecepatan aliran sungai.

Pada outlet limbah dari pabrik (lokasi I) terlihat bahwa parameter yang tidak

memenuhi baku adalah parameter pH, TSS dan COD. Berdasarkan keterangan

diatas bahwa air limbah pabrik masih kedalam kriteria yang buruk ditunjukkan pada

angka dari setiap parameter cukup tinggi.

Dari tabel 5 diketahui kriteria kualitas air pada sungai sebelum melintasi

outlet keluaran limbah pabrik (lokasi II) ditunjukkan pada parameter TSS dan COD tidak memenuhi kriteria baku mutu PP No 82 tahun 2001, sedangkan pH, TDS, dan

BOD masuk kedalam kategori kelas I. Padatan tersuspensi (TSS) yang tinggi akan

mempengaruhi biota di perairan yaitu dengan menghalangi dan mengurangi

penentrasi cahaya ke dalam badan air, sehingga menghambat proses fotosintesis oleh

fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Kondisi ini akan mengurangi pasokan

oksigen terlarut dalam badan air. Kedua, secara langsung TDS yang tinggi dapat

mengganggu biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh insang. Menurut

Fardiaz 1992 dalam Thorikul Huda 2009, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara

fotosisntesis dan kekeruhan air juga semakin meningkat. Sama hal nya dengan COD,

Nilai COD yang tinggi menggambarkan jumlah bahan organik mudah terlarut

maupun sulit terlarut yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Mihelcic (1998)

yang menyatakan bahan buangan organik baik yang mudah terlarut dan sulit terlarut

juga dapat bereaksi dengan oksigen, disebut dengan proses oksidasi. Jumlah oksigen

Oxygen Demand (COD). Selain itu pada umumnya pengukuran jumlah oksigen yang terpakai oleh mikroorganisme untuk merombak bahan organik mudah terlarut saja

disebut Biological Oxygen Demand (BOD). Oleh sebab itu nilai COD selalu lebih besar dari nilai BOD. Ditegaskan oleh Boyd (1990) bahwa bahan organik yang

terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily

decomposable organicmatter).

Aliran sungai setelah melintasi pabrik (lokasi III) dari tabel 5 maka dilihat

bahwa terdapat beberapa parameter yang tidak memenuhi baku mutu yaitu

parameter pH, TSS, dan COD. Semakin banyaknya bahan organik maka

mempengaruhi keberadaan mikroorganisme didalamnya, hal ini sesuai dengan

literatur Situmorang (2007) yang menyatakan bahwa Air yang relatif bersih akan

mengandung mikroorganisme relatif sedikit, sedangkan untuk air yang terpolusi dan

mengandung banyak mikroorganisme bakteri akan mengkonsumsi banyak oksigen

dalam proses degradasi senyawa organik dan nutrient selama 5 hari, sehingga

pengukuran kadar oksigen menjadi sangat besar.

Dari ketiga lokasi sampel yang diambil maka dapat dilihat adanya pengaruh

air limbah dari pabrik PT. Sumatera Telaga Tapioka. Ditunjukkan pada

Dokumen terkait