• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi, Rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dengan menggunakan sampel gambut Fibrik yang diambil di Desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Desember 2009.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanah gambut fibrik, fungi (Aspergillus sp,

Penicillium sp, Trichorderma sp, Curvularia sp), PDA (Potato Dextro Agar),

jagung, air steril, dektrosa, alkohol 70%, kloroks 1% , aluminium foil, tissue, kertas label. Peralatan yang digunakan yaitu: cangkul, kantong plastik besar, goni plastik, cawan Petri, beaker glass, tabung reaksi, gelas ukur, mikroskop cahaya, spatula, jarum Ose, timbangan analitik, bunsen, autoklaf, oven, laminar air flow, gunting, kamera digital, kaca objek dan kalkulator, dan alat-alat tulis.

Metode

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu: 1. A0= Kontrol 2. A1= Curvularia sp. 3. A2= Aspergillus sp. 4. A3= Penicillium sp. 5. A4= Trichorderma sp.

Dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga didapat 15 unit percobaan. Model matematika yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yij= μ + δi + εij Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan ulangan ke-i dan perlakuan ke-j

μ = Nilai tengah

δi = Pengaruh ulangan ke-i

εij = Galat ulangan ke-i dan perlakuan ke-j.

Selanjutnya jika berpengaruh nyata maka dilakukan analisis data dengan uji DMRT (Duncan Multyple Range Test).

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahapan pengerjaan yaitu sebagai berikut :

1. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)

Media pembiakan fungi berupa PDA (Potatoe Dextrose Agar) dibuat dari bahan-bahan yang terdiri dari kentang , gula, agar-agar, dan aquadest. Untuk membuat larutan media sebanyak 1 liter, maka dibutuhkan 200 g kentang yang sudah dikupas, 20 g gula, 20 g agar-agar dan 1 liter aquadest. Kentang yang sudah dikupas dipotong kecil-kecil kemudian direbus dengan 800 ml aquadest sampai kentang menjadi empuk, kemudian kentang disaring dan air rebusan kentang dipisahkan. Agar-agar dan gula dextrose dilarutkan dengan 200 ml air kemudian larutan dicampurkan dengan air rebusan kentang. Larutan yang telah tercampur

kemudian diukur volumenya dan apabila belum mencapai 1 liter maka ditambahkan aquadest secukupnya sehingga volumenya menjadi 1 liter. Setelah itu larutan kembali dipanaskan sampai mengental. Apabila larutan sudah mengental maka dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer sampai memenuhi setengah dari volume Erlenmeyer dan dindinginkan. Larutan media PDA yang telah dindinginkan kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi. Selanjutnya peralatan seperti labu Erlenmeyer, dan cawan Petri disterilkan dalam oven selama satu jam atau lebih pada suhu 180oC.

2. Pembiakan Fungi Dekomposer

Untuk pemindahan PDA yang dalam Erlenmeyer ke cawan Petri, maka PDA yang beku dipanaskan kembali sampai mencair lalu dimasukkan kedalam cawan Petri sampai semua dasar cawan tertutupi oleh PDA, dan pada pemindahan PDA kedalam cawan Petri jangan sampai terkontaminasi, lalu dibiarkan dingin dan membeku, setelah PDA yang di dalam cawan Petri dingin maka dilakukan pemindahan fungi ke dalam cawan Petri. Pemindahan fungi dilakukan dengan menggunakan jarum Ose yang steril dan di dekat api bunsen agar tidak terkontaminasi, lalu ditutup dan direkat dengan menggunakan lakban agar tidak mudah terbuka dan dibiarkan sampai misellium fungi tumbuh dan bekembang pada media PDA.

Gambar 2. Curvularia sp. Keterangan: A. Gambar permukaan fungi sedangkan B. Gambar belakang fungi pada umur 14 hari di media PDA.

Gambar 3. Aspergillus sp. Keterangan: A. Gambar permukaan fungi sedangkan B. Gambar belakang fungi pada umur 14 hari di media PDA.

Gambar 4. Penicillium sp. Keterangan: A. Gambar permukaan fungi sedangkan B. Gambar belakang fungi pada umur 14 hari di media PDA. A B B A B A

Gambar 5. Trichorderma sp. Keterangan: A. Gambar permukaan fungi sedangkan B. Gambar belakang fungi pada umur 14 hari di media PDA.

3. Pembuatan Media Starter

Sebelum fungi di pindahkan ke dalam polibag maka terlebih dahulu fungi di pindahkan ke media starter dengan menggunakan jagung. Cara pembuatannya sebagai berikut: jagung yang sudah tua dicuci dengan menggunakan air sampai bersih, kemudian jagung dikukus selama 50 menit lalu dindinginkan, kemudian jagung ditimbang sebanyak 200 gram per masing-masing kantong plastik, kemudian jagung disterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C dengan tekanan 15 psi selama 30 menit dan dibiarkan dingin, setelah dingin lalu di masukkan fungi yang telah dibiakkan pada cawan Petri ke dalam media starter dan pemindahan fungi ke media starter harus setril, kemudian diikat dan dibiarkan sampai misellium berkembang pada jagung. Media stater dibuat lebih banyak bila terkontaminasi dapat dipakai starter cadangan.

4. Pengambilan Tanah Gambut dan Penyiapan Polibag

Sampel tanah gambut yang diambil adalah tanah gambut yang bahan vegetatif aslinya masih dapat diidentifikasi, dan paling sedikit mengalami

B A

dekomposisi yang sering disebut dengan tanah gambut Fibrik, kemudian tanah gambut ditimbang dengan seberat 2 kg per polibag, untuk di masukkan ke dalam masing-masing polibag yang telah disediakan atau sebanyak 20 polibag.

5. Penanaman Bibit Meranti Batu

Bibit meranti batu ditaman ke dalam polibag yang telah berisi dengan tanah gambut. Penanaman dilakukan dengan cara membuka dan membuang polibag yang lama, serta membuang sebagian tanah yang melekat pada bagian bawah akar.

6. Aplikasi Fungi ke Tanah Gambut

Fungi yang tumbuh dan berkembang pada media starter langsung di pindahkan ke tanah gambut di dalam polibag yang telah disiapkan sebelumnya. Pemindahan dilakukan dengan cara mencampurkan fungi dengan tanah gambut sehingga merata antar fungi, tanah dan kayu. Kemudian polibag diberi label sesuai dengan jenis fungi yang diaplikasikan dan nomor ulangannya. Tanah gambut penelitian ini diletakkan di rumah kaca untuk dilakukan pengamatan.

7. Pemeliharaan

Pemeliharaan di lakukan setelah bibit dan fungi di tanam pada polibag. Pemeliharaan yang di lakukan berupa penyiraman, penyiraman dilakukan 1 kali dalam 1 hari dan dilakukan pada sore hari, apabila cuaca sangat panas maka penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada waktu pagi dan sore hari. Banyak air yang disiramkan mencapai kejenuhan pada polibag.

8. Variabel yang diteliti

Variabel yang diteliti terdiri dari 2 bagian yaitu:

1. Laju Dekomposisi Gambut.

Pengambilan data pertama, dilakukan setelah 2 bulan aplikasi fungi ke tanah gambut, dan pengambilan data berikutnya dilakukan sekali dalam 14 hari sampai pengambilan data ke 4.

Cara pengambilan data adalah dengan cara menimbang berat tanah awal dan berat tanah setelah kering oven. Pengovenan dilakukan dengan suhu 1050 C selama 24 jam.

2. Pengukuran Parameter Shorea platyclados yaitu:

Pengukuran parameter terdiri dari beberapa parameter yang di amati yaitu:

Tinggi Batang

Pengukuran tinggi batang dilakukan sekali dalam jangka waktu 14 hari setelah bibit ditanam, dan pengaplikasian fungi

ke tanah gambut, dengan menggunakan penggaris dengan panjang 1 m.

Cara pengambilan data adalah pertama dibuat sebuah ajir kecil yang ditancapkan dekat dengan batang tanaman.

Diameter Batang

Pengukuran diameter batang dilakukan sekali dalam jangka waktu 14 hari setelah bibit ditanam, dan pengaplikasian fungi ke tanah gambut, dengan menggunakan kalifer manual.

Luas Daun.

Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir penelitian, dengan menggunakan Autocad 2006. Daun yang di ambil adalah daun yang telah berkembang sempurna, dan kedudukan daun harus sama dengan daun yang lainnya yang diambil.

Dokumen terkait