• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di lahan Hijauan Makanan Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, dimulai bulan Agustus sampai Oktober 2010.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Urin sapi sebagai bahan perendaman, air, roundap sebagai racun untuk memusnahkan rumput-rumput liar sebelum pembuatan lahan (plot) pols rumput benggala (Panicum maximum) danrumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai objek yang akan diteliti.

Pada analisa protein kasar, ada tiga proses yaitu destruksi (pembakaran), destilasi (pengenceran) dan titrasi. Adapun bahan yang digunakan pada proses destruksi adalah sampel rumput, Selenium, H2SO4 pekat, Hidrogenperoksida (H2O2). Bahan yang digunakan dalam proses destilasi adalah sampel hasil destruksi dan aquadest, sedangkan pada proses titrasi bahan yang digunakan adalah sampel hasil pengenceran, Asam borax, aquadest, Indikator mix, Penolptalen (PP),NaOH dan HCl.

Pada analisa serat kasar adapun bahan yang digunakan adalah H2SO4 1.25%, air panas, NaOH 1.25%, Ethanol dan Diethyl ether.

Alat

Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan penanaman meliputi : cangkul, parang, meteran, pacak, tali plastik, gombor, kertas label, pisau, dan gunting dengan ukuran lahan 8 × 5.2 meter. Sedangkan untuk melakukan analisa laboratorium alat yang digunakan antara lain:

Oven sebagai alat pengering bahan segar setelah panen sehingga diperoleh bahan kering, tabung reaksi, alat destruksi, kipas angin, erlenmeyer, labu kejdal, beakerglass, buret, corong porselen, pipet volume, kertas saring, pompa vacum, cawan porselen, tanur dan desikator.

Metode Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (RPT) atau Split Plot Design.

- Faktor I adalah tanaman

T1 = Rumput Benggala (Panicum maximum) T2 = Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

- Faktor II adalah urin sapi yang terdiri dari 4 taraf waktu perendaman: W0 = 0 menit

W1 = 10 menit W2 = 20 menit W3 = 30 menit

Dengan Jumlah Ulangan berdasarkan rumus sebanyak : tc (n – 1) ≥ 15

8 (n – 1) ≥ 15

8n ≥ 23

n ≥ 2,8 ≈ 3

Dengan Susunan Perlakuan sebagai berikut : I T2W3 T2W0 T1W1 T2W1 T1W0 T1W2 T2W2 T1W II T2W0 T1W3 T2W2 T1W1 T2W3 T2W1 T1W0 T1W2 III T2W3 T1W0 T1W3 T2W1 T1W1 T2W0 T1W2 T2W2 Analisa Laboratorium Analisa Protein Kasar

Destruksi (pembakaran)

- Masing-masing sampel ditimbang 0.05 g.

-Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan selenium sebanyak 1.001 g, H2SO4 sebanyak 2.5 ml, H2O2 sebanyak tiga tetes.

- Sampel tersebut kemudian dibakar sampai berwarna putih bening. - Setelah berubah warna lalu didinginkan.

Destilasi (pengenceran)

- Sampel hasil destruksi diambil.

-Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquadest sebanyak 50 ml ke dalam sampel.

-Sampel yang telah diencerkan diambil sebanyak 10 ml lalu dimasukkan dalam tabung besar dan ditambahkan penolptalen sebanyak tiga tetes dan NaOH 50% sampai warna menjadi merah jambu.

-Dalam Erlenmeyer dimasukkan asam borax sebanyak 5 ml, aquadest sebanyak 25 ml dan indikator mix kemudian dimasukkan dalam alat destilasi.

-Destilasi selesai jika volume dalam Erlenmeyer sudah mencapai 150 ml. Titrasi

-Hasil destilasi diambil kemudian dititrasi dengan menggunakan HCl 0.1% sampai berubah menjadi merah jambu. Didapat % protein kasar berdasarkan hasil yang diperoleh.

Analisa Serat Kasar

Pada analisa serat kasar ada dua perebusan yang dilakukan, yaitu perebusan dengan H2SO4 1.25% dan NaOH 1.25%.

Perebusan dengan H2SO4 1.25%

-Masukkan H2SO4 1.25% dalam beaker glass sebanyak 150 ml kemudian letakkan di atas pemanas dengan sakala awal 8 sampai mendidih. Setelah mendidih turunkan skalanya menjadi 3 biarkan selama 30 menit.

-Hasil perebusan disaring dengan kertas saring yang telah dibuat dalam corong yang diletakkan di atas pompa vacum kemudian dicuci dengan air panas sebanyak 100 ml.

-Sampel yang terdapat pada kertas saring diambil lalu dimasukkan dalam beaker glass dan dilanjutkan dengan perebusan kedua menggunakan NaOH.

Perebusan dengan NaOH 1.25%

-Sebanyak 150 ml NaOH dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi sampel hasil perebusan pertama.

-Sampel kembali direbus dengan skala awal 8 hingga mendidih.

-Setalah mendidih skala diturunkan menjadi 3 selama 30 menit kemudian diangkat.

-Sampel dituang dalam corong yang telah diberi kertas saring untuk disaring. Untuk membersihkan sampel yang menempel pada beaker glass, maka dicuci dengan NaOH 1.25%.

-Sampel yang telah disaring dicuci dengan air panas 100 ml, ethanol 20 ml dan diethyl ether sebanyak 20 ml.

-Setelah sampel dicuci, sampel diambil dan dimasukkan dalam cawan porselen kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105°C. Biarkan selama 12 jam, kemudian hitung % serat kasar berdasarkan hasil yang diperoleh.

Parameter penelitian

1. Pertumbuhan tanaman

Pertumbuhan tanaman diperoleh dengan mengukur tinggi tanaman tiap empat minggu sekali (sebanyak tiga kali) sebelum dilakukan pemotongan. 2. Produksi bahan kering tanaman (kg)

Diperoleh dari pemotongan pada pemanenan (bahan segar) tiap empat minggu sekali (sebanyak tiga kali) yang dikeringkan (diovenkan)

3. Kualitas Hijauan (%)

Diperoleh dengan cara mengambil hasil produksi bahan segar yang telah dikeringkan (bahan kering) pada pemanenan minggu ke empat yang dikompositkan (disatukan ulangannya), kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa kimiawi protein kasar (PK) dan serat kasar (SK) di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pelaksanaan Penelitian

-Dilakukan pembersihan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman sebelumnya serta perakaran dari tumbuhan liar dengan pemberian racun pembasmi rumput (roundup).

-Selesai diroundup, setelah dua minggu barulah dilakukan pembajakan untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahsn tanah, agar selanjutnya penggemburan mudah dilakukan.

-Dua minggu kemudian dilakukan penggemburan untuk mengancurkan bongkahan tanah menjadi tanah dengan struktur yang lebih halus,

sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran tumbuhan liar dan pemberian pupuk dasar N sebanyak 83.33 g/plot.

-Satu hari setelah penggemburan dilakukan pemupukan. Persiapan Bahan Penanaman

Tanaman rumput yang ditanam dengan bahan pols, bagian vegetatifnya dipotong. Hal ini dimaksudkan agar tanaman baru tidak terlalu banyak mengalami penguapan sebelum sistem perakarannyabisa aktif menghisap air. Setiap pols yang hendak ditanam harus memiliki akar dan diambil dari bagian rumpun yang berada di tepi. Sebab di sinilah terletak calon anakan baru dan pols harus sehat terlihat dari warnanya yang hijau cerah, segar dan tidak mengandung hama.

Penanaman

Pols yang sudah disediakan terlebih dahulu disamakan tingginya yaitu 50 cm, kemudian dilanjutkan dengan perendaman dalam urin sapi dengan waktu perendaman yang telah ditentukan (0 menit, 10 menit, 20 menit dan 30 menit), barulah dilakukan penanaman pada lahan yang sudah disediakan dan diberi tanda. Pada umur rumput 2 (dua) minggu dilakukan triming (pemangkasan) agar tinggi rumput dapat merata.

Pengambilan Data

Pengambilan data pada rumput dengan cara pemanenan yang dilakukan tiap empat minggu sekali (sebanyak 3 kali) atau 4, 8 dan 12 MST (Minggu Setelah Tanam). Pertumbuhan diperoleh dengan mengukur tinggi rumput terlebih dahulu, kemudian dilakukan pemotongan (bahan segar) sehingga diperoleh produksi bahan kering. Kualitas hijauan diperoleh dengan melakukan analisa kimiawi dari hasil pemanenan yang telah dikomposit (disatukan ulangannya),

meliputi protein kasar dan serat kasar di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dokumen terkait