• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Compos Centre Jl. Bioteknologi Universitas Sumatera Utara Kode Pos: 20155, Medan. Penelitian ini akan dilaksanaakan selama 10 minggu dimulai dari tanggal 19 Juli 2012 sampai dengan 27 September 2012.

Bahan dan Alat Bahan

Kelinci rex jantan umur 8 minggu sebanyak 12 ekor dengan bobot 662-1153 gr yang dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu: 662-902 gr dan 903-1153 gr. Pod kakao (Theobrama cacao L.), tepung jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak, BIS, kapur, pod kakao fermentasi, top mix, minyak nabati sebagai bahan penyusun ransum kelinci selama 8 minggu, air minum, rumput kolonjono, obat-obatan dan vitamin seperti wormectin,

B-complex, antibloat, rodalon sebagai desinfektan kandang.

Alat

Kandang individu dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 12 petak. Pencetak pellet, timbangan bobot badan dengan kapasitas 15 kg dengan kepekaan 10 g, timbangan ransum dengan kapasitas 2 kg dengan kepekaan 1 g, tempat pakan dan tempat minum pada tiap kandang dengan total sebanyak 12 unit, mesin giling untuk membuat tepung, lampu 32 watt sebagai penerangan kandang, termometer untuk mengetahui suhu kandang, sapu lidi, kuas, sapu kecil sebagai

alat pembersih kandang, talenan dan plastik transparan, terpal plastik sebagai alas untuk menyusun pellet, kardus sebagai tempat penyimpanan bahan untuk pellet.

Metode Penelitian Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu:

Faktor A (sifat fisik pakan) dengan 2 taraf : SFP1: tepung/ mash SFP2: pellet

Faktor B (persentase kakao) dengan 3 taraf : PK0: 0% pod kakao fermentasi PK1: 5% pod kakao fermentasi PK2: 10% pod kakao fermentasi Diperoleh 2 x 3= 6 kombinasi perlakuan : SFP1PK0 SFP2PK0

SFP1PK1 SFP2PK1 SFP1PK2 SFP2PK2

Kombinasi unit perlakuan dalam kelompok sebagai berikut:

SFP2PK2 SFP1PK1 SFP2PK1 SFP1PK2 SFP1PK0 SFP2PK0 SFP2PK0 SFP1PK0 SFP2PK2 SFP1PK1 SFP1PK2 SFP2PK1

Setiap unit percobaan berisi 1 ekor kelinci sehingga kelinci yang digunakan sebanyak 12 ekor.

Metode Matematik RAK adalah sebagai berikut: Yijk= µ + αi + βj+(αβ)ij+Kk+ εij

Dimana :

Yijk = hasil pngamatan untuk faktor A taraf ke i, faktor B taraf ke j pada kelompok ke k

µ = nilai tengah umum

αi = pengaruh faktor A pada taraf ke i

βj = pengaruh faktor B pada taraf ke j

(αβ)ij = pengaruh interaksi AB pada taraf ke i (dari faktor A) dan taraf ke j (dari faktor B)

Kk = pengaruh kelompok ke k

εij = pengaruh galat percobaan pada taraf ke i (faktor A) taraf ke j (faktor B), interaksi AB yang ke i dan ke j

Parameter Yang Diamati - Bobot Potong - Bobot Karkas

- Persentase Bobot Karkas - Bobot kaki depan

- Bobot dada sampai leher - Bobot pinggang

Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm sebanyak 12 petak. Kandang dipersiapkan seminggu sebelum kelinci masuk dalam kandang agar kandang bebas dari hama penyakit. Kandang beserta peralatan seperti tempat pakan dan minum dibersihkan dan didesinfektan dengan menggunakan rodalon.

2. Pemilihan Ternak

Penyeleksian ternak kelinci yang akan digunakan sebagai objek penelitian melalui beberapa syarat sebagai berikut: ternak kelinci dalam keadaan sehat, lincah, tidak cacat dilihat dari bentuk kaki yang lurus dan lincah, ekor melengkung keatas lurus merapat ke bagian luar mengikuti tulang punggung, telingga lurus ke atas, mata jernih dan bulu mengkilat. Sebelum kelinci dimasukkan kedalam kandang, dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot badan awal dari masing-masing kelinci kemudian dilakukan random (pengacakan) yang bertujuan untuk memperkecil nilai keragaman. Lalu kelinci dimasukkan kedalam sebanyak 1 ekor per unit penelitian.

3. Pengolahan Tepung Pod Kakao FermentasiDengan Aspergillus niger Pengolahan pod kakao hingga menjadi tepung pod kakao fermentasi. Diawali dari pengeringan pod kakao yang basah hingga pod kakao menjadi renyah dan mudah untuk digiling. Skema pengolahan pod kakao fermentasi (Aspergillus niger) dapat dilihat pada lampiran 1.

4. Penyusunan Pakan Dalam Bentuk Pellet

Bahan penyusun konsentrat yang digunakan terdiri atas pod kakao (Theobrama cacao L.), tepung jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak, BIS, kapur, pod kakao fermentasi, top mix, minyak nabati. Bahan yang digunakan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formulasi

pellet yang telah sesuai dengan level perlakuan. Untuk menghindari ketengikan, pencampuran konsentrat dilakukan satu kali dalam dua minggu dan pencampuran dilakukan dengan pengayakan. Formulasi pellet dapat dilihat pada lampiran 2.

5. Pemeliharaan Kelinci

Sebelum kelinci diberi perlakuan, dilakukan penimbangan bobot badan awal kelinci kemudian penimbangan kelinci dilakukan seminggu sekali. Pakan dan air minum diberikan secara ad-libitum, penggantian air minum dilakukan pada pagi dan sore hari. Obat-obatan dan vitamin diberikan sesuai dengan kebutuhan kelinci seperti Wormectin untuk obat cacing dan scabies dengan dosis 0,02 ml/kg bobot kelinci, pemberiannya dengan caramenyuntikkan dibagian subkutan, vitamin B-complex sebagai vitamin dengan dosis 0,25 ml/kg bobotkelinci, disuntikkan secara intramuskulas dibagian paha kelini dan anti bload untuk obat mencret dan kembung dengan dosis 1 sendok the untuk 1-3 ekor kelinci, pemberiannya melalui mulut. Pemberian konsentrat diberikan dengan frekuensi 3 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari (pukul 06.00), siang hari (pukul 12.00), malam hari (pukul 18.00). Pemberian rumput kolonjono diberikan dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pada pagi hari (pukul 08.00), siang hari (pukul 14.00) dan malam hari (pukul 20.00).

Pengumpulan Data

- Bobot potong diperoleh dengan cara penimbangan bobot akhir kelinci setelah dipuasakan

- Bobot karkas adalah bobot yang diperoleh dari hasil penimbangan dari daging bersama tulang kelinci yang telah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher dan dari kaki sampai batas pergelangan kaki, isi rongga perut, darah, ekor dan kulit

- Persentase bobot karkas diperoleh dengan cara membagikan bobot karkas dengan bobot potong dikali 100 %

- Bobot kaki depan diperoleh dengan cara melepaskan pergelangan kaki dan pangkal paha yang dipotong dari batas lengan sampai pergelangan

- Persentase bobot dada dan leher diperoleh dengan cara dipotong pada pangkal leher dan dipisahkan dari pinggang dengan membuat potongan antara tulang rusuk terahir

- Persentase pinggang diperoleh dengan cara dipotong dari tulang rusuk terahir sampai pangkal tulang duduk

- Persentase bobot kaki belakang diperoleh dengan cara dipotong pada sendi antara tulang batas pangkal paha hingga pergelangan.

Dokumen terkait