Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di desa Tanjung Selamat, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggian + 30 meter di atas permukaan laut, mulai bulan Februari sampai April 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih bawang merah varietas kuning, kascing, pupuk organik cair Elang Biru, insektisida Blue-V, fungisida Fugstop-P, dan air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran, timbangan, pacak sampel, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor I : Kascing (K) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu : K1 = 30 gr kascing/tanaman
K2 = 60 gr kascing/tanaman K3 = 90 gr kascing/tanaman
Faktor II : Pupuk organik cair Elang Biru (P) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu : P0 = Tidak diberikan pupuk organik cair
P1 = 3 ml/l air (untuk satu kali aplikasi) P2 = 6 ml/l air (untuk satu kali aplikasi)
P3 = 9 ml/l air (untuk satu kali aplikasi)
Diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 12 kombinasi, yaitu : K1P0 K2P0 K3P0
K1P1 K2P1 K3P1
K1P2 K2P2 K3P2 K1P3 K2P3 K3P3
Jumlah ulangan (Blok) : 3 ulangan Jumlah plot : 36 plot
Ukuran plot : 100 cm x 100 cm Jarak antar plot : 20 cm
Jarak antar blok : 40 cm Jumlah tanaman/plot : 35
Jumlah tanaman seluruhnya : 1260 tanaman Jumlah sampel/plot : 5 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 180 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear aditif sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk i = 1,2,3 j = 1,2,3 k = 1,2,3,4
Dimana:
Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat perlakuan kascing (K) taraf ke-j dan pemberian pupuk organik cair (P) pada taraf ke-k
ρi : Efek dari blok ke-i
αj : Efek pemberian kascing pada taraf ke-j
βk : Efek pemberian pupuk organik cair pada taraf ke-k
(αβ)jk : Interaksi antara pemberian kascing taraf ke-j dan pemberian pupuk organik cair taraf ke-k
εijk : Galat dari blok ke-i, pemberian kascing ke-j dan pemberian pupuk organik cair ke-k
Terhadap sidik ragam yang nyata, dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan Uji Rata – Rata Duncant Berjarak Ganda dengan taraf 5 % (Bangun, 1991).
Pengamatan Parameter Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ke ujung daun. Tinggi tanaman diukur mulai 2 MST sampai 5 MST, dengan interval 1 minggu sekali.
Jumlah daun per rumpun (helai)
Dihitung jumlah daun yang telah membuka dalam satu rumpun, dihitung mulai 2 MST sampai 5 MST, dengan interval 1 minggu sekali.
Jumlah anakan per rumpun (anakan)
Dihitung jumlah anakan yang terbentuk dalam satu rumpun, dilakukan pada saat setelah panen.
Bobot basah umbi per sampel (gr)
Bobot basah umbi per sampel ditimbang setelah dipanen. Dengan syarat umbi bersih dari tanah dan kotoran serta daun dipotong ± 1cm dari umbi.
Bobot kering umbi per sampel (gr)
Bobot kering umbi per sampel ditimbang setelah dikering anginkan selama 2 minggu.
Susut bobot umbi (%)
Susut bobot umbi dihitung dengan rumus SB = x 100%
Dimana: SB = Susut bobot umbi (%) BK= Berat kering umbi (gr) BB= Berat basah umbi (gr)
Bobot kering umbi per plot (gr)
Bobot kering umbi per plot dihitung dengan cara menimbang seluruh umbi dalam satu plot setelah dikering anginkan selama 2 minggu.
Diameter umbi per sampel (cm)
Diamater umbi per sampel diukur setelah dikering anginkan selama 2 minggu. Diameter umbi dihitung dengan menggunakan alat jangka sorong.
Pelaksanaan Penelitian Pengolahan lahan
Sebelum lahan diolah, areal dibersihkan dari gulma, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam ± 30 cm. Pengolahan dilaksanakan dengan tujuan menghancurkan dan menghaluskan tanah.
BK BB
Setelah pengolahan tanah selesai, dilaksanakan penggaruan dan membersihkan lahan dari rumput-rumputan kemudian diratakan, lalu dibuat plot.
Pembuatan bedengan dan saluran drainase
Bedengan dibuat membujur searah utara-selatan, agar penyebaran cahaya matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Bedengan berukuran 100 cm x 100 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 40 cm. Selanjutnya dibuat saluran drainase pada pinggir lahan dengan lebar 50 cm.
Aplikasi kascing
Pupuk kascing diaplikasikan pada saat 1 minggu sebelum tanam. Kascing diberikan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi dilakukan dengan cara mengaduk pupuk kascing sedalam 15-20 cm pada media tanam yang telah diolah.
Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu ditentukan jarak tanam 20 cm x 15 cm (Sumarni dan Hidayat, 2005), kemudian dibuat lubang tanam. Umbi yang akan digunakan pada penelitian adalah umbi yang memiliki berat yang seragam antara 5-10 gr. Sebelum ditanam, umbi dipotong seperempat bagian. Penanaman dilakukan dengan cara umbi dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan gerakan seperti memutar sekrup agar umbi benar-benar merekat pada media tanam dan tidak merusak akar yang masih ada, sampai ujung umbi tampak rata dengan permukaan tanah.
Aplikasi pupuk organik cair
Pupuk organik cair Elang Biru diaplikasikan pada saat penanaman sampai 7 MST sesuai dengan konsentrasi perlakuan yaitu 3 ml/l air, 6 ml/l air, dan 9 ml/l
air untuk satu kali aplikasi dilakukan dengan menyemprotkannya secara merata pada tanaman dengan volume semprot 100 ml per tanaman, setelah dikalibrasi terlebih dahulu.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari sesuai dengan kapasitas lapang. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan diusahakan agar tanahnya tidak terlalu basah. Pada waktu pembentukan umbi, interval penyiraman dikurangi untuk mencegah umbi tidak busuk.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam (HST) dengan mengganti umbi busuk atau mati dengan bibit cadangan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara intensif dengan pestisida nabati. Pengendalian hama dilakukan dengan insektisida Blue-V. Pengendalian penyakit dilakukan dengan fungisida Fugstop-P. Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan ketika tanaman menunjukkan gejala serangan dengan konsentrasi 100gr/l air. Penyemprotan harus merata sampai belakang sisi daun.
Panen
Beberapa kriteria tanaman siap dipanen antara lain adalah 60% leher daun lemas, daun menguning, umbi padat tersembul sebagian di atas tanah, dan warna kulit mengkilap. Tanaman dipanen dengan cara umbi dicabut beserta batangnya, lalu akar dan tanahnya dibersihkan.