• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan meliputi Pati tapai padat (brem) yang didapatkan dari pemberian Bapak Dr. Samran, M.Si., Apt., amoksisilin trihidrat (PT MUTIFA Medan), sodium sitrat (PT MUTIFA Medan), asam sitrat kristalin (PT

xviii

BRATACHERM Medan), natrium benzoat (PT MUTIFA Medan), manitol (PT MUTIFA Medan), kollidon CL-M (PT MUTIFA Medan), dan saccharin sodium (PT MUTIFA Medan).

3.3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, lemari pengering, neraca kasar, neraca digital (Boeco), corong alir (Copley), stopwatch, spektrofotometer UV-Vis (UV Mini 1240 Shimadzu), Viskometer (Brookfield), pH-meter (Hanna).

3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pembuatan sirup kering 3.4.1.1 Formula sirup kering

Formula sirup kering amoksisilin diambil dari Generic Drug Formulations (BASF Fine Chemical) dan telah dimodifikasi yaitu:

R/ Amoksisilin trihidrat 2,5 g Sodium sitrat 2,5 g Asam sitrat kristalin 1,05 g Natrium benzoat 2,5 g Manitol 20 g Kollidon CL-M 3,0 g Saccharin sodium 0,2 g

Pati tapai padat (brem) bobot bervariasi

Perhitungan bahan dari masing-masing formula dapat dilihat pada lampiran. Sirup kering yang akan dibuat terbagi atas 5 formula yang telah

xix

dimodifikasi dan dibuat dengan metode pencampuran dan granulasi. Formula yang telah dimodifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Formula sirup kering amoksisilin

No Bahan-Bahan Formula I II III IV V 1 Amoksisilin trihidrat 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 2 Sodium sitrat 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 3 Asam sitrat kristalin 0,63 g 0,63 g 0,63 g 0,63 g 0,63 g 4 Natrium benzoat 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 1,5 g 5 Manitol 12 g - - - 12 g 6 Kollidon CL-M 1,8 g - 1,8 g 1,8 g - 7 Saccharin sodium 0,12 g 0,12 g 0,12 g 0,12 g 0,12 g 8 Pati tapai padat

(brem)

- 12 g 10 g - -

3.4.1.2 Cara pembuatan

1. Cara pembuatan untuk formula I

Manitol dan kollidon CL-M di buat dalam bentuk granul dengan cara menambahkan beberapa tetes etanol 96% ke dalam campuran kemudian diayak dengan ayakan mesh 40 dikeringkan di lemari pengering, setelah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 60. Amoksisilin trihidrat dimasukkan ke dalam lumpang tambahkan sodium sitrat, asam sitrat kristalin, dan natrium benzoat gerus homogen kemudian ditambahkan saccharin sodium dan granul manitol- kollidon CL-M, campurkan homogen.

2. Cara pembuatan untuk formula II

Pati tapai padat (brem) dibuat dalam bentuk granul dengan cara menambahkan beberapa tetes etanol 96% ke dalam pati tapai padat (brem)

xx

kemudian diayak dengan ayakan mesh 40 dikeringkan di lemari pengering, setelah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 60. Amoksisilin trihidrat dimasukkan ke dalam lumpang tambahkan sodium sitrat, asam sitrat kristalin, dan natrium benzoat gerus homogen kemudian ditambahkan saccharin sodium dan granul pati tapai padat (brem), campurkan homogen.

3. Cara pembuatan untuk formula III

Pati tapai padat (brem) dan kollidon CL-M dibuat dalam bentuk granul dengan cara menambahkan beberapa tetes etanol 96% ke dalam campuran kemudian diayak dengan ayakan mesh 40 dikeringkan di lemari pengering, setelah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 60. Amoksisilin trihidrat dimasukkan ke dalam lumpang tambahkan sodium sitrat, asam sitrat kristalin, dan natrium benzoat gerus homogen kemudian ditambahkan saccharin sodium dan granul pati tapai padat (brem)-kollidon CL-M, campurkan homogen.

4. Cara pembuatan untuk formula IV

Amoksisilin trihidrat dimasukkan ke dalam lumpang tambahkan sodium sitrat, asam sitrat kristalin, dan natrium benzoat gerus homogen kemudian ditambahkan saccharin sodium dan kollidon CL-M campurkan homogen.

5. Cara pembuatan untuk formula V

Amoksisilin trihidrat dimasukkan ke dalam lumpang tambahkan sedikit manitol, sodium sitrat, asam sitrat kristalin, dan natrium benzoat gerus homogen kemudian ditambahkan saccharin sodium dan sisa manitol, campurkan homogen.

3.4.2 Evaluasi sediaan 3.4.2.1 Waktu alir

xxi

Uji waktu alir dilakukan dengan cara granul dimasukkan ke dalam corong yang telah di rangkai kemudian permukaannya diratakan. Penutup bawah corong dibuka dan secara serentak stopwatch dihidupkan. Stopwatch dihentikan saat granul telah habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya. Waktu alir tidak lebih dari 10 detik.

3.4.2.2 Redispersi

Kemudahan redispersi dari masing-masing sirup kering yang telah dilarutkan dan didiamkan ditentukan dengan melakukan pembalikan terhadap sirup di dalam suatu wadah kaca yang telah di tutup dan selama pembalikan sirup di hindari pengocokan. Pembalikan dilakukan setiap hari selama 30 hari berturut- turut untuk mengetahui kestabilan sediaan dan homogenitas dari sediaan sirup kering amoksisilin yang telah dilarutkan.

3.4.2.3 Tinggi sedimen

Sirup dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL, di tutup dengan kertas alumunium foil. Kemudian di amati sedimentasi yang terbentuk pada waktu 5 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam, dan 2 jam di mulai dari pukul 08.00 sampai 10.00 setiap hari berturut-turut dari hari pertama sampai hari ke tujuh. Pengukuran sedimentasi dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya sedimen yang terbentuk dalam sediaan pada masing-masing formula dan kecepatan pembentukan sedimen pada setiap sediaan.

3.4.2.4 Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH-meter. Pengamatan dilakukan selama 7 hari, pH sediaan di ukur setiap hari berturut-turut mulai dari

xxii

hari pertama sampai dengan hari ke tujuh. pH yang diharapkan yaitu pH 5 - 7,5 pada masing-masing formula untuk sediaan oral sirup kering amoksisilin.

3.4.2.5 Viskositas

Pengukuran viskositas pada setiap sediaan dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield menggunakan spindle No. 61 dengan kecepatan 1,5. Viskositas di ukur untuk mengetahui kemudahan redispersi dari sediaan, hasil yang diharapkan adalah viskositas yang rendah agar mudah di redispersi kembali.

3.4.2.6 Penetapan kadar sirup amoksisilin 3.4.2.6.1 Pembuatan larutan induk baku

Ditimbang seksama 50 mg Amoksisilin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100 ml tambahkan HCl 0,1 N sampai garis tanda, konsentrasi teoritis adalah 500 mcg/ml.

3.4.2.6.2 Penentuan panjang gelombang maksimum

Dipipet sebanyak 2,0 ml larutan induk baku amoksisilin BPFI lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan ditambahkan HCl 0,1 N sampai garis tanda, kemudian dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 20 mcg/ml. Diukur serapan pada panjang gelombang 200 -300 nm dan sebagai blanko digunakan HCl 0,1 N.

3.4.2.6.3 Pembuatan kurva kalibrasi

Dipipet larutan induk baku sebanyak 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml, dan 3 ml, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dikocok homogen sehingga diperoleh larutan

xxiii

dengan konsentrasi 10 mcg/ml, 15 mcg/ml, 20 mcg/ml, 25 mcg/ml, dan 30 mcg/ml. Masing-masing larutan diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum.

3.4.2.6.4 Penetapan kadar amoksisilin dalam sirup

Dipipet 2,0 ml sediaan sirup dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan ditambahkan HCl 0,1 N sampai dengan garis tanda, dikocok sampai homogen dan kemudian disaring melalui kertas saring, 5 ml filtrat pertama dibuang, filtrat selanjutnya ditampung. Dari larutan dipipet 2,0 ml lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml dan ditambahkan HCl 0,1 N sampai dengan garis tanda, dikocok sampai homogen dan kemudian disaring melalui kertas saring, 5 ml filtrat pertama dibuang, filtrat selanjutnya ditampung. Dari larutan ini dipipet 5 ml masukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan tambahkan HCl 0,1 N sampai dengan garis tanda. Lalu diukur serapannya pada panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh dengan menggunakan HCl 0,1 N sebagai blanko, pengerjaan ini dilakukan sebanyak 3 kali. Persyaratan: menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, sirup amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM, 1995).

3.4.2.7 Uji kesukaan (acceptability test)

Uji kesukaan dilakukan dengan menggunakan 50 orang panelis anak-anak usia mulai dari 5 - 7 tahun, dimana setiap panelis memberikan penilaian terhadap masing-masing sediaan sirup kering berdasarkan rasanya. Hasil penilaian diubah dalam bentuk angka dan selanjutnya dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan dengan pedoman Standar Nasional Indonesia.

Skor penilaian:

xxiv 1 = Tidak suka 2 = Kurang suka 3 = Cukup suka 4 = Suka 5 = Sangat suka

xxv

Dokumen terkait