Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m dari permukaan laut (dpl). Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli-November 2014 dengan suhu rata-rata 27.50C.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stump mata tidur karet dari klon PB 260, polybag dengan ukuran 25 x 50 cm, tanah topsoil, pasir, label, air, pupuk Urea, SP-36, KCl, Kieserit, Dithane M45 dan amplop.
Alat yang digunakan pada penelitian adalah cangkul untuk mengolah plot, meteran, gembor, pisau, kalkulator, alat tulis, ember, spidol, jangka sorong, timbangan analitik, oven, gelas ukur dan kamera.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ) dengan dua faktor perlakuan, yaitu:
Faktor 1 : Pemotongan Akar Tunggang, terdiri dari tiga taraf yaitu : P0 : Tanpa Pemotongan
P1 : ¼ Pemotongan dari ujung akar P2 : ½ Pemotongan dari ujung akar
Faktor 2 : Media Tanam ( Topsoil + Pasir ) terdiri dari empat taraf yaitu : M0 : Top Soil
M2 : Top Soil : Pasir (1:2) M3 : Top Soil : Pasir (1:3)
Maka akan didapat 12 kombinasi perlakuan yaitu:
P1M0 P2M0 P3M0
P1M1 P2M1 P3M1
P1M2 P2M2 P3M2
P1M3 P2M3 P3M3
Jumlah ulangan : 3 Ulangan
Jumlah plot : 36 Plot
Ukuran plot : 120 cm x 150 cm Jarak antar plot : 30 cm
Jumlah polibag/plot : 12 polibag Jumlah tanaman/polibag : 1 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 432 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linier aditif sebagai berikut:
Yijk= µ + αi+ βj+ (αβ )ij + Ԑijk
i = 1,2,3, j = 1,2,3,4 k = 1,2,3 Dimana :
Yijk = Hasil pengamatan pada taraf ke-i akibat perlakuan pemotongan akar tungang dengan media tanam ke-j pada ulangan ke- k
µ = Rataan umum
αi = Efek perlakuan pemotongan akar tunggang pada taraf ke-i βj = Efek perlakuan media tanam pada taraf ke-j
(α β )ij = Interaksi antara pemotongan akar tunggang taraf ke-i dan media tanam ke-j .
Ԑijk = Galat dari pemotongan akar tunggang ke-j dan media tanam ke-j pada
…ulangan ke-k.
Data hasil penelitian yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan uji jarak berganda Duncan’s (DMRT) pada taraf 5% (Steel dan Torrie, 1995).
Pelaksanaan Penelitian Persiapan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa akar tanaman, kemudian tanah diratakan dengan menggunakan cangkul. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 120 cm x 150 cm dan jarak antar blok 50 cm dan jarak antar plot 30 dengan luas lahan 5,6 x 21,3 m.
Persiapan media tanam
Media tanam topsoil dan pasir dicampur merata hingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam polibag berukuran 25 x 50 cm sampai batas ¾ bagian sesuai dengan perlakuan.
Pemilihan stump
Stump yang digunakan adalah green budding yang diperoleh dari Balai Penelitian Sungei Putih yang berumur 21 setelah pengokulasian. Pemilihan stump dilakukan setelah stump dibongkar dengan menggunakan cangkul atau
pulling jack (dongkrak). Kriteria stump harus memiliki diameter batang seragam 1,5-2 cm, akar tunggang lurus dan dipotong sesuai perlakuan dan akar lateral panjangnya 5-10 cm, tidak berbentuk garpu dan berbonggol, tidak terkena jamur
akar putih dan ujung batang bekas sayatan yang serong dicelup dalam lilin cair. Stump yang dipakai tidak dua kali okulasi.
Pemotongan akar tunggang stump
Stump mata tidur yang telah dipilih kemudian dipotong akar tunggangnya dengan menggunakan pisau tajam sesuai dengan perlakuan masing-masing yaitu tanpa pemotongan, ¼ pemotongan dan ½ pemotongan dari ujung akar dan pemotongan akar dibuat serong.
Penanaman stump
Sebelum dilakukan penanaman, stump direndam dengan larutan dithane M45 dengan dosis 2g/liter dengan waktu 15 menit. Media tanam terlebih dahulu disiram lalu dibuat lubang pada bagian tengah. Stump ditanam dan tanah disekeliling lubang dipadatkan sehingga stump dapat berdiri tegak dan dilakukan penyiraman.
Pemeliharaan tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, sesuai kondisi dilapangan dengan menggunakan gembor.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan tangan ataupun dengan cangkul, baik didalam maupun diluar polibag. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya persaingan antar tanaman utama dengan gulma. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi dilapangan.
Penunasan
menggunakan pisau. Hal ini bertujuan untuk memusatkan bahan hasil fotosintesis dan juga translokasi unsur hara dari tanah ke tunas yang diinginkan agar pertumbuhannnya maksimal.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan pupuk Urea dengan dosis 5 g/tanaman, SP-36 6,3 g/tanaman, KCl 2 g/tanaman, Kieserit 2 g/tanaman, dan diaplikasikan setiap bulannya.
Pengamatan parameter Persentase bertunas (%)
Parameter persentase bertunas diamati dengan menghitung mata tunas yang suda melentis setiap hari sampai 40 HST dengan menggunakan rumus : Persentase bertunas (%) = jumlah tunas yang sudah muncul
jumlah stump seluruhnya x 100%
Ciri-ciri mata tunas yang sudah melentis adalah mata tunas yang sudah tersembul keluar.
Kecepatan melentis (hari)
Parameter kecepatan melentis diamati dengan menghitung mata tunas yang suda melentis setiap hari samapi 40 HST. Ciri-ciri mata tunas yang sudah melentis adalah mata tunas yang sudah tersembul keluar.
Kecepatan melentis = N1T1+ N2T2 + ....+ N14T14 jumlah stump yang tumbuh
N = jumlah stump yang melentis pada satuan waktu tertentu. T = jumlah waktu melentis samapi 40 HST
Panjang tunas diukur dari pangkal jendela okulasi hingga titik tumbuh tanaman dengan memakai meteran. Pengukuran dilakukan 2 minggu sekali dimulai dari 6 MST sampai 12 MST.
Diameter tunas (mm)
Diameter tunas diukur setiap 2 minggu sekali dimulai dari 6 MST – 12 MST dengan menggunakan jangka sorong. Diamater tunas diukur 2 cm dari pangkal jendela okulasi.
Jumlah daun (helai)
Parameter jumlah daun diamati pada 14 MST yaitu pada akhir penelitian. Berat basah tunas (g)
Berat basah tunas dihitung pada akhir penelitian dengan mengambil bagian tunas dan dipotong-potong kemudian dibersihkan dan ditimbang.
Berat kering tunas (g)
Tunas yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam amplop kertas dan diovenkan dengan suhu 70 °C selama 24 jam kemudian ditimbang.
Berat basah akar (g)
Berat basah akar diukur pada akhir penelitian. Akar tanaman dibersihkan terlebih dahulu kemudian dipotong-potong seragam dan ditimbang.
Berat kering akar (g)
Akar yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam amplop kertas dan diovenkan dengan suhu 70°C selama 24 jam kemudian ditimbang.
Penambahan panjang akar tunggang (cm)
Penambahan panjang akar tunggang dilakukan dengan menghitung selisih antara panjang akar awal dan panjang akar akhir.