• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 m diatas permukaan laut, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober 2009.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah benih kedelai, varietas Raja basa, Sibayak dan Tanggamus sebagai objek yang diamati, mikoriza arbuskula sebagai objek yang diamati, tanah ultisol sebagai media tanam, pupuk Urea, TSP dan KCl, sebagai pupuk dasar. insektisida decis 2,5 EC untuk mengendalikan hama, Dithane M-45 untuk mengendalikan jamur dan bahan bahan lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini

Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, digunakan untuk pengolahan tanah dan pembukaan lahan, gembor untuk menyiram tanaman, handspryer digunakan untuk mengendalikan hama, timbangan untuk menimbang kebutuhan pupuk dan produksi tanaman, buku tulis, pulpen, dan penggaris sebagai alat untuk mengambil data serta alat alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitiaan ini menggunakan rancangan acak kelopmpok (RAK) dengan dua faktor perlakuan yaitu:

1. Pemberian Mikoriza Arbuskula (M), terdiri dari empat tarap pemberian yaitu: M0 = tanpa Mikoriza ( kontrol)

M1 = 5 gram M2 = 10 gram M3 = 15 gram

2. Varietas tanaman kedelai ( V) terdiri dari tiga varietas yaitu: V1 = Raja Basa V2 = Sibayak V3 = Tanggamus Kombinsi peralakuan : M0 V1 M0 V2 M0 V3 M1 V1 M1 V2 M1 V3 M2 V1 M2 V2 M2 V3 M3 V1 M3 V2 M3 V3

Jumlah ulangan (blok) : 3 ulangan Jumlah plot : 36 plot Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah sample per plot : 2 tanaman Jumlah sampel destruksi per plot : 1 tanaman Jumlah seluruh sampel : 108 tanaman Jumlah seluruh tanaman : 144 tanaman

Ukuran plot : 80 x 80 cm Jarak antar plot : 30 cm Jarak antar ulangan (blok) : 50 cm

Luas lahan seluruhnya : 13,9 m x 4 m

Dari hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk i= 1,2,3 j= 1,2,3,4, k= 1,2,3 Dimana :

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan pemberian Mikoriza Arbuskula (M) pada taraf ke-j dan varietas (V) pada taraf ke-k.

µ = Nilai tengah

ρi = Efek blok ke-i

αj = Efek pemberian Mikoriza Arbuskula pada taraf ke-j

βk = Efek Varietas pada taraf ke-k

(αβ)jk= Efek interaksi pemberian Mikoriza Arbuskula pada taraf ke-j dan Varietas pada taraf ke-k

εijk = Efek galat pada blok ke-i yang disebabkan pemberian Mikoriza Arbuskula pada taraf ke-j dan Varietas pada taraf ke-k

Jika perlakuan yang diperoleh menunjukkan pengaruh dan berbeda nyata melalui analisis sidik ragam, maka dilanjutkan dengan Uji Beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Bangun, 1991).

Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas

Dimana :

H2 : Nilai duga heritabilitas

σ2

g : Varian genotip

σ2

: KT Error

Kriteria nilai heritabilitas menurut Standfield (1991) adalah : H tinggi > 0,5

H sedang = 0,2 – 0,5 H rendah < 0,2

Tabel. 1 Nilai Harapan Kuadrat Tengah Bagi Analisis RAK Faktorial Sumber Keragaman Derajat Bebas JK KT Estimasi Kuadrat Tengah Blok Varietas (V) Pupuk Organik (P) Interaksi VxP Error (r-1) (a-1) (b-1) (a-1)(b-1) (ab-1)(r-1) JKB JKV JKP JKVxP JKE KTB KTV KTP KTVxP KTE σ2+ r σ2 gp+ rb σ2 g σ2 + r σ2 gp + ra σ2 p σ2+ r σ2 gp σ2 Total abr-1 JKT

Pelaksanaan Penelitian Persiapan lahan

Areal yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu diukur sesuai kebutuhan, lalu dibersihkan dari gulma yang ada sehingga benar-benar bersih. Setelah itu dibentuk blok sebanyak 3 blok dengan jarak antar blok 50 cm. Setiap blok dibagi menjadi 12 plot dengan ukuran plot 80 x 80 cm dan jarak antar plot 30 cm. Pada sekeliling areal dibuat parit sedalam 50 cm untuk menghindari adanya penggenangan air.

Persiapan media tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah ultisol. Tanah ultisol terlebih dahulu dikeringkan lalu dipecah dan diayak, kemudian dimasukkan kedalam polibek berukuran10 kg.

Persiapan benih

Disiapkan benih dari 3 varietas yang akan ditanam. Sebelumnya, direndam terlebih dahulu dalam air selama + 30 menit untuk mempercepat perkecambahan.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran, kebutuhan pupuk kedelai yaitu 100 kg urea/ha (0,3 gr/lubang tanam), 100 kg TSP/ha (0,3 g/lubang tanam), dan 100 kg KCl/ha (0,3 gr/lubang tanam). Pemupukan dilakuakan sehari sebelum benih ditanam.

Penanaman

Dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal dengan kedalaman 2-3 cm, lalu dimasukkan 2-3 benih pada setiap lubang tanam, kemudian ditutup dengan menggunakan tanah yang gembur.

Aplikasi mikoriza

Mikoriza diberikan pada setiap lubang tanam dengan dosis sesuai perlakuan yaitu: 0, 5, 10, dan 15 gram perlubang tanam. Pemberian mikoriza dilakukan pada saat penanaman benih.

Pemeliharaan tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yakni pagi dan sore dengan menggunakan gembor, penyiraman dilakukakan sesuai dengan kondisi lapangan. Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 5 hari setelah tanam (HST). Penjarangan dilakukan dengan memotong tanaman yang tidak diinginkan sehingga tanaman yang tersisa hanya satu tanaman per polibag.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada 2 MST dengan menggantikan tanaman yang mati atau yang rusak dengan tanaman transplanting (tanaman cadangan) yang telah disediakan. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore hari.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma yang ada disekitar tanaman, hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC 2 cc/liter air dan fungisida Dithane 45 M 2 cc/liter air, Penyemprotan dilakukan pada waktu yang berbeda tergantung jenis hama dan pola penyerangannya. Penyemprotan disesuaikan dengan kondisi di lapangan dengan menggunakan handsprayer.

Panen

Panen dilakukan setelah biji atau polong sudah mencapai kriteria panen, yaitu warna daun menguning, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari warna hijau menjadi kuning kecokelatan, batang berwarna kuning kecokelataan dan gundul.

Pengamatan parameter Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan meteran, tinggi tanaman diukur mulai dari buku pertama pada batang tanaman sampai ke titik tumbuh. Pengamatan tinggi tanaman dimulai setelah tanaman berumur 2 MST sampai tanaman mulai berbunga.

Jumlah cabang (buah)

Jumlah cabang dihitung dengan cara menghitung seluruh cabang utama yang ada pada setiap tanaman. Pengamatan jumlah cabang dihitung setelah tamaman panen.

Berat kering akar (gram)

Pengamatan berat kering akar di diambil pada akhir masa vegetatif tanaman yaitu dengan cara tanaman dicabut dan dipisahkan antara tajuk dan akarnya, kemudian dibersihkan dari kotoran, lalu diovenkan pada suhu 70-80° C selama 24 jam, kemudian ditimbang.

Berat kering tajuk (gram)

Pengamatan berat kering akar di diambil pada akhir masa vegetatif tanaman yaitu dengan cara tanaman dicabut dan dipisahkan antara tajuk dan akarnya, kemudian dibersihkan dari kotoran dan diovenkan pada suhu 70-80° C selama 24 jam, kemudian ditimbang.

Umur mulai berbunga (HST)

Umur berbunga dihitung saat muncul bunga pertama dalam satu tanaman. Penghitugan dilakukan mulai dari penanaman sampai muncul bunga pertama pada satu tanaman.

Umur panen (hst)

Umur panen dihitung mulai dari penaman benih hingga tanaman siap untuk di panen dengan menunjukkan kriteria panen yakni daun menguning dan kecoklat-coklatan.

Jumlah polong per tanaman (buah)

Jumlah polong dihitung dengan cara menghitung seluruh polong yang tumbuh sempurna. Jumlah polong dapat diketahui dengan menghitung semua polong yang terbentuk pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan pada saat panen.

Berat biji per tanaman (gram)

Perhitungan berat biji per tanaman dilakukan dengan cara menimbang berat seluruh biji per tanaman (sampel) dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat 100 biji (gram)

Diambil 100 biji dari tanaman sampel kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Penimbangan dilakukan dengan menimbang 100 biji dari masing-masing perlakuan. Untuk tanaman yang tidak mencapai 100 biji, maka dikonversikan dengan menggunakan rumus 100/X x berat X, dimana, X= jumlah biji.

Derajat infeksi (%)

Infeksi akar oleh mikoriza dapat di lihat dengan mengambil sampel ujung akar yang masih aktif tumbuh pada tanaman sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada masa akhir vegetatif tanaman dan pengamatan derajat infeksi dilakukan di laboratorium.

Dokumen terkait