• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian di desa Ujung Sampun Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo, dengan ketinggian ±1250 meter di atas permukaan laut dengan jenis tanah andisol. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai bulan November 2007.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan – bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bibit kentang varietas Granola G7, pupuk kandang lembu, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, pestisida Decis 2.5 EC, Kocide 77 WP, dan bahan – bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu, meteran, tali plastik, bambu, timbangan, gembor, hand prayer, papan nama, pacak sampel, alat tulis dan peralatan lain yang mendukung dalam penelitian ini.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor I : Perlakuan dari berat umbi bibit (B) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : B1 = 25-30 g

B2 = 35-40 g B3 = 45-50 g B4 = 55-60 g

Faktor II : Dosis Pupuk KCl dengan 3 taraf yaitu : K0 = 0 g KCl /tanaman

K1 = 166,6 kg KCl/Ha = 5,3 g KCl per tanaman K2 = 333,3 kg KCl/Ha = 10,6 g KCl per tanaman

Dengan demikian penelitian ini terdiri dari 12 kombinasi perlakuan yaitu : B1K0 B2K0 B3K0 B4K0 B1K1 B2K1 B3K1 B4K1 B1K2 B2K2 B3K2 B4K2 Jumlah ulangan = 3 Jumlah plot = 36 Ukuran plot = 320 cm X 200 cm

Jarak antar plot = 30 cm

Jarak antar ulangan = 50 cm

Jumlah sampel / plot = 4 tanaman

Jumlah tanaman / plot = 20 tanaman

Jumlah seluruh tanaman sampel = 144 tanaman

Jumlah seluruh tanaman = 720 tanaman

Jarak tanam = 80 cm x 40 cm

Jumlah kombinasi = 12

Luas lahan penanaman = 42,3 m x 7,6 m

Data yang diperoleh, dianalisis dengan sidik ragam linier sebagai berikut : Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ) jk + ijk

Yijk = hasil pengamatan blok ke-i dengan berat umbi bibit taraf ke- j dan dosis pupuk KCl ke-k

µ = pengaruh nilai tengah perlakuan ρi = pengaruh blok ke- i

αj = pengaruh perlakuan berat umbi bibit taraf ke-j βk = pengaruh dosis pupuk KCl ke-k

(αβ)jk = pengaruh interaksi perlakuan berat umbi bibit taraf ke-j dan dosis pupuk KCl taraf ke-k

ijk = galat percobaan blok ke-i dengan berat umbi bibit ke-j dan dosis pupuk KCl ke-k

Apabila pada daftar sidik ragam, perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter maka dilanjutkan dengan Uji Duncan (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5 % (Bangun, 1991).

Pelaksanaan Penelitian

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakuan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pengolaha tanah, pembuatan bedengan dan saluran drainase, penanaman, aplikasi pupuk KCl, pemeliharaan, pengamatan parameter dan panen.

Pengolahan Tanah

Sebelum areal diolah, terlebih dahulu areal di bersihkan dari rerumputan, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dengan menggunakan cangkul.

Pengolahan tanah di lakukan dengan mencangkul tanah sedalam + 30 cm dengan cara membalikkan tanah. Pengolahan dilaksanakan dengan tujuan menghancurkan dan menghaluskan tanah. Setelah pengolahan tanah selesai, dilaksanakan penggaruan dan membersihkan areal pertanaman dari rumput-rumputan kemudian diratakan, lalu dibuat plot sesuai dengan metode penelitian.

Pembuatan Bedengan dan Saluran Drainase

Bedengan dibuat membujur searah Utara – Selatan, agar penyebaran cahaya matahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Bedengan berukuran lebar 80 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 40 cm. Selanjutnya dibuat saluran drainase pada pinggir lahan pada tempat yang paling rendah dengan lebar 50 cm dengan dalam lebih rendah dari lahan.

Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam sedalam 5-10 cm dengan jarak tanam 80 cm x 40 cm. Penanaman dilakukan pada lubang tanam dengan cara memasukkan umbi bibit ke lubang tanam yang telah di tentukan. Masing-masing lubang dimasukkan satu umbi bibit dengan posisi tunas menghadap keatas dan selanjutnya di tutup dengan tanah kira-kira setebal 5 cm.

Aplikasi Pupuk KCl

Pupuk KCl diaplikasikan pada saat tanaman berumur 1 bulan atau 4 MST sesuai dengan dosis perlakuan yaitu 0 g KCl, 5,3 g KCl, 10,6 g KCL, per tanaman dan dilakukan dengan sistem melingkar pada umbi kentang yang ditanam.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman, penyulaman, pemupukan, penyiangan dan pembumbunan dan pengendalian hama dan penyakit.

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi atau sore hari serta tergantung keadaan cuaca. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor dan diusahakan agar tanahnya tidak terlalu basah.

b. Penyulaman

Penyulaman dilakukan bila terdapat tanaman yang mati atau tumbuh tidak sehat. Penyulaman ini dilakukan hingga umur tanaman satu minggu setelah tumbuh. Tujuan penyulaman untuk mengganti tanaman yang mati, layu, rusak atau kurang baik tumbuhnya.

c. Pemupukan

Pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik Urea (200 kg), SP-36 (300 kg ), KCl (0 g KCl, 5,3 g KCl, 10,6 g KCl / tanaman) diberikan sesuai dengan perlakuan yang telah dibuat. Pupuk buatan (anorganik) SP-36 diberikan langsung pada waktu tanam dan dicampur dengan pupuk kandang lembu 20 ton/ha. Pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 4 MST, sedangkan pupuk urea diberikan secara bertahap yaitu setengah bagian urea diberikan pada saat tanam dan sisanya diberikan satu bulan setelah tanam bersamaan dengan pembumbunan pertama.

d. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma sekaligus menggemburkan tanah. Tumbuhan pengganggu perlu dikendalikan agar tidak menjadi saingan bagi tanaman utama dalam hal penyerapan unsur hara serta untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut gulma agar perakaran tanaman tidak terganggu.

Pembumbunan dilaksanakan sebanyak dua kali. Pertama dilaksanakan setelah tanaman berumur satu bulan (4 MST) bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Pembumbunan kedua dilaksanakan pada saat tanaman berumur 60 HST.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara intensif dengan pestisida. Pengendalian penyakit dilakukan dengan fungisida Kocide 77 WP, dosis 2 g/l. Frekuensi penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali dan apabila terserang penyakit dilakukan 2 kali seminggu . Hama dicegah dengan insektisida Decis 2.5 EC dengan dosis 0.5 ml/l. Interval penyemprotan dilakukan 1 minggu sekali. Penyemprotan harus merata sampai belakang sisi daun.

Panen

Pemanenan dilakukan dengan kriteria daun-daun dan batangnya telah menguning, umbinya sudah tidak mudah lecet (mengelupas) dan umur telah mencapai 90 hari setelah tanam. Umbi kentang dipanen dengan cara mencabut dan membongkarnya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan cacat pada umbi.

Pengamatan Parameter

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah batang utama, berat umbi per sampel, berat umbi per plot, jumlah umbi per sampel, jumlah umbi kelas A, B, C, dan D dan produksi per hektar.

a. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai ke titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran. Tanaman yang bercabang - cabang diambil cabang yang paling tinggi. Untuk menentukan batas permukaan tanah digunakan patokan standart. Pengukuran dilakukan mulai umur 4 MST dengan interval dua minggu sampai tanaman berumur 60 HST.

b. Jumlah batang utama

Jumlah batang utama di hitung banyaknya jumlah batang yang muncul diatas permukaan tanah. Waktunya bersamaan dengan pengukuran tinggi tanaman.

c. Berat Umbi Per Sampel (kg)

Berat umbi ditimbang pada saat selesai panen dari tanaman sampel pada setiap perlakuan.Umbi kentang terlebih dulu dibersihkan dari tanah yang terangkat bersamaan dengan umbi lalu umbi ditimbang setiap sampel.

d. Berat Umbi Per Plot (kg)

Berat umbi dari setiap plot ditimbang pada saat selesai panen.Umbi yang ditimbang adalah yang tidak terserang hama atau penyakit. Setelah diseleksi maka ditimbang berat umbi seluruhnya.

e. Jumlah Umbi Per Sampel

Umbi dihitung seluruhnya pada setiap tanaman sample dengan cara mengamati berapa banyak umbi yang terdapat pada setiap tanaman sampel.

f. Jumlah Kelas Umbi

Mutu umbi diamati, setelah itu dimasukkan dalam kelas – kelasnya yaitu : Kelas A = 70-200 g/umbi

Kelas B = 40-69 g/umbi Kelas C = 20-39 g/umbi Kelas D = >20 g/umbi

g. Produksi Per Hektar

Dari hasil yang telah diperoleh dihitung produksi per hektar tanaman kentang untuk setiap perlakuan.

Dokumen terkait