• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali PTPN II. Dengan ketinggian tempat + 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanaman tembakau varietas F1-45, Bio VA-Mikoriza, arang sekam padi, PDA, pupuk NPK dan pupuk KNO3,

tanaman yang terserang Pythium spp, Alkohol 96%, Clorox 0,1% dan Aquades. Adapun alat yang digunakan adalah cawan petri, erlenmeyer, handsprayer, objek glass,mikroskop, plastik, kukusan, polibeg dan plank.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

Faktor 1: Bio VA-Mikoriza (M) M0 : Kontrol

M1 : Bio VA-Mikoriza dengan dosis 10 gr/tanaman M2 : Bio VA-Mikoriza dengan dosis 15 gr/tanaman M3 : Bio VA-Mikoriza dengan dosis 20 gr/tanaman

Faktor 2 : Pemberian Arang (A) A0 : Kontrol

A1 : Arang sekam padi dengan dosis 10 gr/tanaman A2 : Arang sekam padi dengan dosis 15 gr/tanaman A3 : Arang sekam padi dengan dosis 20 gr/tanaman

Kombinasi Perlakuan :

M0A0 M0A1 M0A2 M0A3 M1A0 M1A1 M1A2 M1A3 M2A0 M2A1 M2A2 M2A3 M3A0 M3A1 M3A2 M3A3

Jumlah ulangan 2, yang diperoleh dari rumus sebagai berikut: (r) = (t-1) (r-1) > 15 (16-1) (r-1) > 15 15(r-1) > 15 15r > 15+15 r > 30 : 15 r > 2 r = 2 ulangan

Kombinasi Perlakuan : 16 perlakuaan Ulangan : 2 blok

Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah plot : 2 x 16 = 32 plot Jumlah sampel yang diamati : 4 tanaman/plot

Ukuran plot : 210 cm x 195 cm Jarak antar plot : 50 cm

Paret keliling : 30 cm

Luas lahan : p x l = 13,10 x 12,35 = 161,785 m Jarak tanam : 50 x 45 cm

Jumlah seluruh tanaman : 4 x 32 = 128 tanaman

Model linier yang digunakan adalah :

Yijk = µ + ρi + αj +βk + (αβ)jk + Eijk

Dimana:

Yijk = Data yang dihasilkan dari pengaruh ulangan pada taraf ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k.

µ = Rataan/Nilai tengah

ρi = Efek blok ke i

αj = Efek perlakuan ke j

βk = Efek perlakuan ke k

(αβ)jk = Efek interaksi perlakuan ke j dan perlakuan ke k

Eijk = Efek error dari ulangan pada taraf ke i dan perlakuan ke j dan perlakuan ke k.

Pelaksanaan Penelitian

Survey pendahuluan dilakukan untuk menentukan wilayah atau lokasi kebun percobaan di BPTD PTPN II Sampali.

Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilaksanakan adalah untuk keperluan perkecambahan dan untuk jarangan bibit (Plat). Pembuatan bedengan sudah selesai saat 5-7 hari sebelum bedengan digunakan (sebelum tabur benih). Pekerjaan yang dilakukan dalam pembuatan bedengan adalah mula-mula bedengan dibuat membujur dari utara ke selatan, dengan panjang bedengan 6 m, lebar 1 m dan tinggi 30 – 40 cm. Payungan menghadap timur dengan tinggi 100 cm bagian depan dan 80 cm bagian belakang. Atap payungan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan bawah terdiri dari plastik transparan putih dan lapisan atas terdiri dari atap lalang.

Pada bedengan persemaian permukaan harus rata dan halus, diberi alas dengan plastik tembus air, diisi dengan media campur dengan komposisi tanah : kompos : pasir sebanyak 5 : 3 : 2, pada setiap sisi deberi bumbu untuk menahan media campuran. Tinggi media campuran 6 cm. Pada bedengan jarangan permukaan bedengan harus miring bagian depan dengan tinggi bedengan 30 cm dan bagian belakang 40 cm, permukaan bedengan diberi lembaran plastik yang tidak tembus air. Arah depan bedengan pada bagian yang tinggi menghadap ke timur dan arah belakang menghadap ke barat.

Persiapan Bibit Tembakau

Benih tembakau varietas F1-45 terlebih dahulu diletakkan di atas kain kasa basah selama 72 jam (3 hari) di ruangan yang tidak langsung terkena sinar matahari selama 3 hari agar benih tersebut menggembung dan mudah untuk berkecambah. Setelah 3 hari benih tersebut ditaburkan secara merata pada media

persemaian. Setelah berumur 16 – 20 hari bibit siap untuk dipindahkan ke plat bibit hingga bibit berumur 40 hari dan siap untuk dipindahkan ke lapangan.

Persiapan Media Tanam

Tanah top soil, pasir dan kompos yang akan digunakan (2:1:1) diayak terlebih dahulu. Diletakkan pada tempat yang terlindung. Media campuran tersebut kemudian disterilkan dengan cara memanaskannya (mengukus) pada suhu ± 105 0C selama ± 30 menit. Media yang dipanaskan dikeluarkan dari kukusan lalu dikering-anginkan di atas alas plastik di ruangan tertutup selama ± 2 hari. Kemudian tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibeg ukuran 15 kg setinggi 2/3 dari polibeg. Disusun rapi menjadi 2 bagian, yaitu ulangan I, II dengan masing-masing plot dapat 4 polibeg.

Pemberian Arang Sekam dan Bio VA-Mikoriza

Pengaplikasian arang sekam dilakukan pada saat pengisian tanah ke dalam polibeg dengan dosis sesuai perlakuan. Setelah 3 hari dilakukan pengaplikasian Bio VA-Mikoriza dengan dosis sesuai perlakuan . Kedua aplikasi ini dilakukan 7 hari sebelum dilakukan penanaman.

Penanaman

Tanaman tembakau yang telah berumur 40 hari ditanam ke dalam polibeg yang telah tersedia. Sebelum penanaman dilakukan penyiraman pada media tanam 1 hari sebelum penanaman.

Pemeliharaan

Dalam kegiatan pemeliharaan meliputi penyisipan, penyiraman dengan menyesuaikan interval dan volume penyiraman dengan kebutuhan tanaman.

Penyiraman dilakukan sebanyak 3 kali bila cuaca panas dan 2 kali bila cuaca mendung. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan hansprayer, pemupukan sesuai dengan anjuran selama masa penanaman, dan pengendalian hama dan penyakit. Jika diperlukan, diberikan perlakuan secara kimia sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Penyediaan sumber inokulum Pythium spp.

Sumber inokulum diambil dari tanaman tembakau yang terserang patogen

Pythium spp. Bagian tanaman yang terinfeksi dibersihkan dengan aquades steril.

Bagian batang yang terserang dipotong-potong (0,5 x 0,5 cm) lalu disterilisasi permukaanya dengan Clorox 0,1 % selama dua menit. Kemudian dibilas permukaanya dengan aquades steril sebanyak 3 kali. Selanjutnya potongan batang tersebut dikeringkan di atas kertas saring. Potongan tersebut kemudian ditanam diatas media PDA. Setelah miselium tumbuh, miselium tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop kemudian miselium dari jamur Pythium spp. diisolasi kembali untuk mendapatkan biakan murni. Biakan murni yang digunakan adalah biakan yang telah berumur lima hari.

Inokulasi Pythium spp.

Sebelum memperoleh suspensi dari Pythium spp, dibiakkan terlebih dahulu dalam media PDA sampai diperoleh biakan murninya. Kemudian biakan murni dari Pythium spp. diberi aquades steril sebanyak 10 ml, lalu dishaker selama 15 menit agar bagian permukaan atas dari media terlepas dan tercampur dengan larutan air. Setelah itu suspensi disaring dengan menggunakan kertas saring. Larutan inilah yang kemudian diinokulasikan ke tanaman tembakau.

Inokulasi Suspensi Pythium spp

Inokulasi suspensi Pythium spp. dilakukan pada media tanam yang telah dibuat lubang melingkar disekitar perakaran tanaman yang dilakukan dengan cara disemprot dengan handsprayer sampai tanah tersebut basah. Inokulasi dilakukan pada saat tanaman tembakau berumur 2 minggu setelah tanam.

Peubah Amatan

1. Persentase Serangan (%)

Pengamatan dilakukan dengan mengamati tanaman tembakau yang terserang jamur Pythium spp. Pengamatan pertama dilakukan 3 hari setelah inokulasi Pythium spp. dengan interval 3 hari sekali. Persentase kerusakan dihitung dengan menggunakan rumus :

a

P = x 100 %

a + b Dimana :

P = Persentase Serangan

a = Jumlah tanaman yang terserang b = Jumlah tanaman yang sehat (Abadi, 2003).

2. Produksi (g/tan)

Pemanenan daun tembakau dapat dilakukan setelah berumur 40 hari. Panen pertama dilakukan dengan memetik dua helai daun tembakau. Panen kedua dilakukan 3 hari setelah panen pertama dengan memetik 2-3 lembar daun. Panen dilakukan sebaiknya 3 kali dengan interval waktu 3 hari. Kemudian daun yang telah dipanen ditimbang basah yang diperoleh pada setiap perlakuan pada tanaman tembakau.

Dokumen terkait