• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 November – 25 Desember 2013 di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain toples bening ukuran 16 liter mineral, filter bag, selang air, gayung literan, perlengkapan aerasi, neraca/ timbangan, sponge, sikat/brus, pH meter, refraktometer, DO meter, lux meter, mikroskop, beaker glass, pipet tetes, handcounter, Haemacytometer.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah bibit Nannochloropsis sp., pupuk kascing, dan pupuk ZA, Urea, SP36, dan vitamin B12 yang biasa dipakai di BBAP Ujung Batee dalam pengkulturan Nannochloropsis sp. dan digunakan sebagai perlakuan kontrol, air tawar, air laut, dan sabun cuci piring.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan pengamatan langsung di laboratorium terhadap perkembangan

Nannochloropsis sp. yang dikultur dengan pupuk kascing dengan menggunakan mikroskop. Dalam penelitian ini, untuk menentukan konsentrasi yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan untuk mendapatkan rentang konsentrasi yang akan digunakan.

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data kelimpahan

Nannochloropsis sp. dan peningkatan kelimpahan setiap hari dengan berbagai perlakuan konsentrasi yaitu 0 ppm (sebagai kontrol negatif), 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm dan menggunakan pupuk ZA, Urea, SP36, dan vitamin B12 (sebagai kontrol positif). Selain itu dilakukan juga pengukuran kualitas air yakni suhu, pH, salinitas, DO, dan intensitas cahaya setiap hari selama penelitian.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dugunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm. Digunakan pupuk ZA, Urea, SP36, dan penambahan vitamin B12 (sebagai kontrol positif) dan pupuk kascing 0 ppm atau (tanpa perlakuan) sebagai kontrol negatif. Untuk mengurangi tingkat error pada penelitian maka dibuat ulangan sebanyak 3 kali serta penempatan media perlakuan ditempatan secara acak di ruangan kultur. Adapun perlakuan yang diberikan adalah :

Perlakuan 1 = Nannochloropsis sp. + Pupuk ZA, Urea, SP36, dan vitamin B12 Perlakuan 2 = Nannochloropsis sp. + 0 ppm pupuk kascing

Perlakuan 3 = Nannochloropsis sp. + 50 ppm pupuk kascing

Perlakuan 4 = Nannochloropsis sp. + 100 ppm pupuk kascing

Perlakuan 5 = Nannochloropsis sp. + 150 ppm pupuk kascing

Penempatan media pada perlakuan dan ulangan disusun secara acak di ruangan yang sudah disiapkan. Susunan media uji acak dapat dilihat pada Gambar 5.

C3 C1 B3 B4 A4

C2 C5 A1 C4 B1

A5 A3 B5 A2 B2

Gambar 5. Susunan Media Uji Acak

Persiapan

Langkah pertama adalah mempersiapkan wadah dan melengkapi alat dan bahan yang akan digunakan pada saat penelitian. Persiapan wadah dimulai dari sterilisasi alat yaitu wadah, ruangan, dan alat-alat yang akan digunakan. Persiapan wadah dilakukan dengan mencuci dan menyikat wadah toples bening bervolume 16 liter dengan menggunakan sabun dan brush dan membilasnya dengan air tawar hingga bersih. Untuk menghindari serangan jamur dan bakteri yang mungkin melekat pada wadah dilakukan pencampuran kaporit kedalam sabun pencuci piring. Wadah yang sudah dibilas bersih dikeringkan terlebih dahulu dan kemudian diberi air laut sebanyak 10 liter dan kemudian diaerasi selama 24 jam.

Pelaksanaan

Pelaksanaan kultur pakan alami Nannochloropsis sp. dilakukan sesuai dengan metode kultur yang ditetapkan oleh laboratorium Pakan Alami Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee. Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan selama 7 hari dengan menggunakan dosis yang telah ditetapkan, hal ini dilakukan karena belum ada penelitian sebelumnya dalam penetapan

konsentrasi pupuk kascing yang digunakan, oleh karena itu dibutuhkan uji pendahuluan untuk menentukan rentang konsentrasi yang akan digunakan pada saat penelitian.

Media yang sudah diaerasi selama 24 jam pada saat persiapan kemudian dimasukkan bibit Nannochloropsis sp. yang diambil dari balai budidaya sebanyak 20 % dari volume air media (2 liter) dengan kepadatan 5.630.000 cells/ml. Jumlah

Nannochloropsis sp. dihitung dengan cara sampling dari volume yang dihitung.

Nannochloropsis sp. yang telah dimasukkan kedalam media diberi pakan pupuk kascing masing- masing sebanyak perlakuan konsentrasi.

Pakan pupuk kascing yang digunakan dan diberikan selama penelitian yakni 50 ppm, 100 ppm, dan 150 ppm. Pengamatan kepadatan dilakukan keesokan harinya dengan mengambil sampel dari setiap media uji dan kemudian diamati dibawah mikroskop dan dihitung kepadatan selnya. Selain itu pegukuran kualitas air pada media juga dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari berkisar pukul 09.00 WIB – 10.30 WIB.

Dalam uji pendahuluan dilakukan pengamatan kelimpahan

Nannochloropsis sp. setiap hari untuk melihat laju kelimpahan selama 7 hari. Pada penelitian ini dilakukan 4 kali percobaan dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda untuk memperoleh konsentrasi yang diinginkan. Percobaan pertama adalah dengan menggunakan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm. Ke-2 dengan konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm. Percobaan ke-3 dengan konsentrasi 100 ppm, 125 ppm, dan 150 ppm. Kemudian didadapatkan rentang konsentrasi yang akan dipakai untuk uji berikutnya yaitu dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm. Uji lanjutan dilakukan untuk mengamati kelimpahan sel

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan hanya melihat pertambahan dari jumlah kelimpahan sel Nannochloropsis sp. yang diuji dengan pupuk kascing dari berbagai perlakuan konsentrasi. Perhitungan kelimpahan bertujuan untuk menentukan kondisi laju peningkatan kelimpahan setiap harinya (sel yang bertambah banyak). Perhitungan sel Nannochloropsis sp. menggunakan

haemacytometer dan alat bantu handcounter untuk mencatat jumlah perhitungan.

Haemacytometer terbuat dari gelas yang dibagi menjadi kotak-kotak pada dua tempat bidang pandang untuk menghitung jumlah kepadatan sel. Kotak tersebut berbentuk bujur sangkar dengan sisi 1 mm dan tinggi 0,1 mm, sehingga bila ditutup dengan cover glass, akan menghasilkan volume ruangan 0,1 mm3 atau 10-4 ml. Kotak tersebut dibagi lagi menjadi dua puluh lima kotak bujur sangkar, yang masing-masing dibagi lagi menjadi enam belas kotak bujur sangkar yang lebih kecil (Isnansetyo, 1995).

Pengamatan yang dilakukan hanya melihat perkembangan kelimpahan sel

Nannochloropsis sp. selama penelitian dengan berbagai perlakuan konsentrasi yang berbeda- beda. Cara menghitung kelimpahan Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut :

1. Diambil sampel air pada setiap media lalu memasukkannya ke dalam botol film yang sudah diberi label.

2. Amati di laboratorium dengan menggunakan haemocytometer lengkap dengan cover glass.

3. Tetesi haemocytometer dengan pipet tetes lalu tutup dengan cover glass, kemudian amati dibawah mikroskop.

4. Amati kelimpahan Nannochloropsis sp. dalam 1 kotak besar yang terdiri dari 16 kotak kecil. Hitung dengan bantuan handcounter.

5. Dihitung kelimpahan Nannochloropsis sp. dengan menggunakan rumus menurut Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995 sebagai berikut:

N = n x 104 Keterangan :

N = Jumlah Nannochloropsis sp. dalam 1 ml.

n = Jumlah Nannochloropsis sp. yang terdapat dalam 1 kotak kecil.

Selain kelimpahan sel dilakukan juga pengukuran kualitas air pada setiap media yakni suhu, salinitas, intensitas cahaya, pH, dan DO. Pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi hari berkisar pukul 09.00 WIB – 10.30 WIB.

Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing dengan dosis yang berbeda pada media terhadap laju kelimpahan maksimum

Nannochloropsis sp. sehingga dapat mengetahui puncak dari kepadatan

Nannochloropsis sp. dari masing- masing perlakuan.

Data dianalisis menggunakan One Way Analysis of Varian (ANOVA) sebagai uji statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan dan hubungannya dengan beberapa indikator yang diamati dengan perlakuan penelitian.

Dokumen terkait