• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang dilakukan dari bulan April 2010 sampai Juli 2010.

Bahan dan Alat Bahan Penelitian

Tanah sawah sebagai medium penelitian yang diambil secara komposit dari daerah Batubara (peta lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 19), jerami cacah dan kotoran sapi sebagai pupuk organik, benih padi varietas Ciherang sebagai tanaman indikator, air untuk penggenangan. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk Urea, SP-36, dan KCl dan bahan-bahan kimia lainnya untuk keperluan analisis di laboratorium.

Alat Penelitian

Kjedhal untuk analisis N-total, AAS untuk analisis K-dd, Spektrometer untuk analisis P tersedia dan alat-alat laboratorium lainnya. Alat-alat yang digunakan di lapangan antara lain cangkul untuk mengambil contoh tanah sawah, ember plastik untuk wadah tanah, label nama untuk penanda perlakukan, meteran untuk mengukur tinggi tanaman.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Tepisah (RPT) dengan petak utama adalah pupuk NPK (tanpa pupuk anorganik dan diaplikasi pupuk anorganik) dan anak petak adalah perbandingan berat cacahan jerami dan pupuk kandang yang terdiri dari 6 perlakuan dan Setiap perlakuan terdiri dari:

1. Kontrol (Bo)

2. Jerami cacah (B1) (6 ton/ha setara dengan 37.5 g/ 12.5 kg tanah) 3. Pupuk kandang sapi (B2) (6 ton/ha setara dengan 37.5 g/ 12.5 kg tanah) 4. Jerami cacah : pupuk kandang sapi 1:1 (B3)= 18.75 g:18.75 g/12.5 kg tanah 5. Jerami cacah : pupuk kandang sapi 2:1 (B4) = 25 g : 12.5 g/ 12.5 kg tanah 6. Jerami cacah : pupuk kandang sapi 1:2 (B5) = 12.5 g: 25 g/ 12.5 kg tanah Bagan Percobaan RPT dapat dilihat pada lampiran

Persamaan Linier yang digunakan pada RPT: Yij = µ + Bk + Ti + €ik+Vj+(TV)ij+ €ijk Dimana:

Y = Nilai pengamatan karena pengaruh faktor T taraf i dan vaktor V taraf ke-j ulangan ke-k

ij

µ = Nilai tengah umum

Bk = Pengaruh blok atau ulangan ke-k Ti = Pengaruh faktor T yang ke-i

€ik = Pengaruh sisa untuk petak utama atau pengaruh sisa karena penagruh faktor T taraf ke-i pada kalompok ke-k

Vj = Pengaruh faktor V yang ke-j

(TV)ij = Pengaruh interaksi fakto pengolahan tanah yang ke-i dan varietas yang ke-j €ijk = Pengaruh sisa untuk anak petak atau pengaruh karena sisa pengaruh faktor

T taraf ke-i dan faktor varietas ke-j pada kelompok ke-k

Pelaksanaan Penelitian 1. Pengambilan Sampel Tanah

Bahan tanah diambil dari lahan sawah di Desa Air Hitam, Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara yang terletak pada elevasi 14 m dengan N 03.215160 dan E 99.495050

2. Persiapan Tanah dan Aplikasi Jerami Cacah dan Pupuk Kandang Sapi

yang diambil secara zig-zag dalam keadaan macak-macak dari kedalaman 0-20 cm. Bahan tanah dimasukkan ke dalam goni. Setelah itu bahan tanah dikompositkan dan dicampurkan secara merata. Selanjutnya diambil ± 500 g sebagai sampel kemudian dilakukan analisa awal tanah yang meliputi P-tersedia, K-dapat dipetukarkan, N-total. Kemudian bahan tanah dimasukkan kedalam ember percobaan setara 12.5 kg berat basah.

Dimasukkan tanah sawah dalam keadaan macak-macak sebanyak 12.5 kg ke dalam ember percobaan.

Pemberian jerami cacah dan pupuk kandang sapi diberikan sesudah tanah dimasukkan ke dalam wadah. Pemberian jerami cacah dan pupuk kandang sapi sesuai perlakuan. Pemberian jerami cacah dan pupuk kandang sapi dilakukan satu bulan sebelum tanam dengan cara mencampur rata ke seluruh permukaan ember dalam keadaan tanah macak-macak agar terdekomposisi dengan tanah dan tersedia dalam tanah dalam kedaan macak-macak.

3. Penyemaian Benih

Benih padi kira-kira 100 gram direndam selama 1 hari. Benih yang tenggelam adalah benih yang akan digunakan untuk persemaian, sedangkan benih yang mengapung akan dibuang karena benih itu kosong. Perendaman benih dilakukan dengan metode Larutan Garam. Prosesnya adalah sebagai berikut:

- selanjutnya masukkan telur ayam ke dalam toples yang berisi air tadi

- masukkan garam dapur perlahan-lahan ke dalam air sambil diaduk hingga garam larut

- kemudian masukkan benih yang akan digunakan ke dalam larutan garam

- benih yang terapung dibuang sedangkan benih yang tenggelam diambil dan dicuci bersih untuk menghilangkan larutan garam yang menempel pada benih.

4. Media Pembibitan

Benih yang sudah diseleksi kemudian ditaburkan pada persemaian. Media peremaian terdiri dari tanah dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1:1. media persemaian disiram agar tidak kering dan dijaga agar selalu dalam keadaan lembab. Persemaian diperlukan untuk membantu tanaman beradaptasi pada masa perkecambahan dan pertumbuhn awal. Untuk sistem tanam SRI pemindahan bibit dilakukan pada umur maksimum 10 hari.

5. Pemberian Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik diberikan setelah masa inkubasi selesai. Pupuk Urea diberikan sebanyak 3 kali sesuai dengan kebutuhan berdasarkan petunjuk Bagan Warna Daun (BWD). Urea diberikan 1/3 pada saat tanam, 1/3 pada saat tanaman berumur 4 minggu serta 1/3 pada saat tanaman berumur 7 minggu. Dan pupuk Urea dengan dosis anjuran 100 Kg/Ha (setara dengan 0,625 gr/ember) yang diberikan seluruhnya pada saat penanaman. Pupuk SP-36 diberikan pada awal penanaman dengan dosis 100 kg/ha (setara dengan 0.625gr/ember), dan pupuk KCl sebanyak 50 kg/ha (setara dengan 0.312 gr/ember). Pemberian pupuk anorganik dilakukan dengan cara membenamkan pupuk ke dalam tanah.

6. Penanaman

Penanaman bibit dilakukan pada saat umur benih telah 10 hari. Pencabutan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar. Bibit yang dicabut dari persemaian langsung ditanam ke lubang tanam dengan jumlah 1 bibit tiap lubang/ember.

7. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau terserang OPT dengan menggunakan varietas dan umur yang sama (tanaman cadangan).

8. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar ember. Pengendalian hama juga dilakukan untuk menjaga tanaman dari serangan hama belalang dengan cara menyemprot tanaman dengan pestisida alami yang terbuat dari daun sambiroto dicampur air dengan perbandingan ¼:1 yaitu 250 gram sambiroto dan 1 liter air.

9. Pemanenan

Pemanenan diakukan pada saat akhir vegetatif yaitu ±50 hari.

Parameter yang Diamati A. Analisis tanah

1. N diukur pada akhir inkubasi dan akhir vegetatif dengan Metode Kjeldhal, 2. P diukur pada akhir inkubasi dan akhir vegetatif dengan Metode Bray II, 3. K diukur pada akhir inkubasi dan akhir vegetatif dengan Metode AAS.

B. Parameter Tanaman

1. Serapan hara N, P, dan K.

Tinggi tanaman diukur dari leher akar sampai ujung daun tertinggi. Pengukuran dilakukan pada umur 20, 30, 40, dan 50 hari setelah tanam (hst).

3. Jumlah anakan daun perumpun dihitung setiap minggu

Dihitung mulai tanaman berumur 20, 30, 40, dn 50 hst. Dihitung seluruh anakan yang terdapat dalam satu rumpun dengan kriteria apabila tunas berdaun tiga telah dianggap merupakan anakan yang dapat dihitung.

4. Bobot kering

Bobot kering tajuk diukur dengan cara mencabut tanaman hingga ke perakaran. Bobot kering akar diukur dengan cara mencabut tanaman hingga ke perakaran. Tajuk dipisahkan dari akar. Akar dipisahkan dari bagian tanaman lain, kemudian tajuk dan akar dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan oven pada temperatur 650

C. Analisis Data

C selama 48 jam kemudian dimasukkan ke dalam eksikator selama 30 menit dan ditimbang. Pengukuran bobot kering dilakukan pada akhir vegetatif.

Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA, pada perlakuan setelah 4 minggu inkubasi data dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non-Faktorial dan pada perlakuan yang nyata dilakukan dengan menggunakan Uji

Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf α 5%. Pada perlakuan aplikasi bahan organik dan pupuk NPK menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) dan pada perlakuan yang nyata dilakukan dengan menggunakan Uji Beda Rataan DMRT (Ducan Multiple Range Test) pada taraf α 5%.

Dokumen terkait