• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sungei Putih Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang pada ketinggian tempat 80 m dpl dan berlangsung pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juni 2014.

Bahan dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain tanaman karet klon PB 260 pada TBM 1 yang berumur 4 bulan, berbagai jenis bahan aktif seperti fungisida bahan aktif triadimefon 10ml/liter air/tanaman, biofungisida

Trichoderma sp dengan kerapatan konidia 18 s.d 20 x 106 per gram sebanyak 100 gr/tanaman, bakteri endofitik dengan kerapatan sel 109 CFU sebanyak 50 ml/tanaman, ekstrak daun tanaman bangun-bangun 500 ml/tanaman, asap cair dengan konsentrasi 1,00% sebanyak 10ml/liter air/tanaman, air satu liter/tanaman dan bahan – bahan pendukung lainnya.

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain tabung ukur berukuran 50 ml, ember ukur berukuran 20 liter, gelas beker ukuran 500 ml, gelas beker ukuran 1000 ml timbangan, batang pengaduk, blender, jangka sorong, meteran, label, kamera, saringan, kain muslin dan alat – alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 unit tanaman percobaan, sehingga jumlah seluruh tanaman yang

digunakan adalah 90 unit tanaman percobaan. Bahan aktif yang digunakan sebagai berikut:

A = Fungisida b.a. triadimefon B= Biofungisida Trichoderma sp C= Bakteri endofitik

D= Ekstrak daun tanaman bangun-bangun E= Asap cair

F= Kontrol (aquades)

Jumlah perlakuan 6 x 3 = 18 perlakuan, yaitu : Ulangan 1: F A B C D E Ulangan 2: A B C D E F Ulangan 3: F E D C B A

Jumlah ulangan diperoleh dari rumus sebagai berikut: (t-1) (r-1) ≥ 15

(18-1) (r-1) ≥ 15 17r ≥ 32

r ≥ 1.88

jumlah ulangan minimum adalah 2 ulangan. Jumlah ulangan yang dipakai adalah 3 ulangan. Model linear yang digunakan adalah:

Yij = µ + λj + βj + εij

Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-j dan ulangan ke-i µ = nilai tengah

βj = pengaruh perlakuan ke-j

εij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-j dan ulangan ke-i

Bila dalam pengujian sidik ragam diperoleh perlakuan berbeda nyata atau sangat nyata, maka dilakukan Uji Jarak Duncan (UJD).

(Bangun, 1988).

Pelaksanaan Penelitian Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan sekali yaitu tiga hari sebelum aplikasi bahan aktif pertama. Survei lapangan dilakukan pada pagi hari. Luas areal yang di amati yaitu ±1 hektar. Jumlah populasi tanaman karet seluruhnya ada 600 pohon karet.

Penandaan Unit Percobaan

Penandaan unit percobaan dilakukan satu hari setelah survei lapangan. Penandaan unit percobaan dilakukan pada pagi hari dengan memberikan label penanda untuk setiap unit percobaan.

Pembuatan Ekstrak

Daun bangun-bangun diperoleh dari desa parbagotam Kabupaten Pematang Siantar. Daun bangun-bangun dipetik dari sekeliling pokok bambu yang telah melapuk. Daun bangun-bangun segar sebanyak 1000 gram dicuci dengan air terlebih dahulu, diiris tipis daun bangun-bangun kemudian diekstrak dengan menambahkan air sebanyak 1000 ml. Ekstraksi dilakukan dengan cara

memblender daun bangun-bangun sampai halus. Hasil ekstrak ditambahkan 6500 ml air sehingga menjadi 7500 ml larutan lalu dibiarkan selama 24 jam

kemudian ekstrak disaring menggunakan kain muslin. Diaplikasikan sebanyak 500 ml/tanaman untuk 15 unit tanaman percobaan.

Penyiapan Bahan Aktif

Bahan aktif seperti triadimefon, Trichoderma sp, bakteri endofitik, asap cair dan aquades diperoleh dari hasil pengujian Laboratorium Balai Penelitian Sungei Putih. Untuk perhitungan kebutuhan bahan aktif triadimefon dan asap cair sama yaitu disediakan air sebanyak 15 liter pada ember berukuran 20 liter lalu diukur sebanyak 150 ml cairan triadimefon / asap cair menggunakan tabung ukur berukuran 50 ml kemudian dituang ke dalam ember dan diaduk hingga larutan homogen. Untuk perhitungan kebutuhan bahan aktif bakteri endofitik yaitu diukur

sebanyak 750 ml bakteri endofitik cair menggunakan gelas beker berukuran 500 ml, bakteri endofitik akan diaplikasikan sebanyak 50 ml/tanaman untuk 15 tanaman karet. Untuk perhitungan kebutuhan bahan aktif Trichoderma sp

dengan cara menimbang sebanyak 1500 gr Trichoderma sp dalam bentuk biakan sekam padi dengan menggunakan timbangan, Trichoderma sp akan diaplikasikan sebanyak 100 gr/tanaman untuk 15 tanaman karet. Untuk perhitungan kebutuhan bahan aktif ekstrak daun bangun-bangun yaitu dengan cara mengukur sebanyak 7500 ml ekstrak menggunakan gelas beker berukuran 500 ml, ekstrak daun bangun-bangun akan diaplikasikan sebanyak 500 ml/tanaman untuk 15 tanaman

karet. Untuk perhitungan kebutuhan bahan aktif air yaitu diukur air sebanyak 15 liter pada ember dengan menggunakan gelas beker berukuran 1000 ml.

Pengaplikasian

Pengaplikasian bahan aktif dilakukan sebulan sekali pada pagi hari. Aplikasi bahan aktif dilakukan dengan cara menyiram larutan bahan aktif di

sekeliling pangkal batang tanaman sesuai dengan dosis masing-masing, untuk pengaplikasian bahan aktif Trichoderma sp, tanah di sekitar tanaman karet digali sedalam 3 cm kemudian ditaburkan bahan aktif Trichoderma sp sesuai dosis dan ditutup kembali dengan tanah sedangkan pada perlakuan kontrol tanaman cukup disiram dengan air.

Parameter Pengamatan

Intensitas Serangan JAP (R. microporus)

Pengamatan intensitas serangan dilakukan setiap sebulan sekali setelah aplikasi. Pengamatan intensitas serangan dilaksanakan dengan cara membuka tanah disekitar leher akar dan mengamati ada tidaknya miselium jamur berwarna putih menyelimuti permukaan akar dan ditentukan skala serangannya sesuai nilai skala serangan JAP. Nilai katagori serangan JAP menurut (Pawirosoemardjo dan Purwantara, 1985) yaitu sebagai berikut skala :

0 = tanaman sehat, akar tanaman bebas patogen

1 = permukaan akar tanaman telah ditumbuhi miselium jamur

2 = kulit akar tanaman telah terinfeksi, dan terjadi perubahan warna pada kulit akar.

3 = bagian kulit dan akar tanaman telah terinfeksi oleh patogen.

4 = tanaman hampir mati atau mati karena jaringan akar tanaman telah membusuk.

Setelah mengetahui nilai kategori serangan, kemudian ditentukan intensitas serangan R. microporus dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

I =Σn x v

Keterangan:

I = intensitas serangan

n = jumlah akar tanaman sakit dari setiap kategori serangan v = nilai skala dari setiap kategori serangan

Z = nilai skala dari kategori serangan tertinggi (4) N = jumlah tanaman yang diamati

(Triwahyu dan Suryaminarsih, 2009).

Diameter Batang Tanaman Karet

Pengamatan diameter batang tanaman karet dilakukan setiap sebulan sekali. Pengukuran diameter batang tanaman karet dengan menggunakan jangka sorong. Diameter batang yang diukur yaitu berjarak 2 cm dari pertautan tumbuhnya stum. Setelah pengamatan diameter batang dari pre aplikasi sampai dengan 3 bsa (3 bulan setelah aplikasi) kemudian dihitung persentase pertambahan diameter batang dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase pertambahan =DB pada 3 bsa−DB pre aplikasi

DB pada 3 bsa � 100 %

Keterangan:

DB = diameter batang

DB 3 bsa = diameter batang pada 3 bulan setelah aplikasi DB pre aplikasi = diameter batang sebelum aplikasi

Tinggi Tanaman Karet

Pengamatan tinggi tanaman karet dilakukan setiap sebulan sekali. Pengukuran tinggi tanaman karet menggunakan meteran. Tinggi tanaman yang yaitu dari pertautan tumbuhnya stum sampai ujung titik tumbuh tanaman. Setelah

pengamatan tinggi tanaman dari pre aplikasi sampai dengan 3 bsa (3 bulan setelah aplikasi) kemudian dihitung persentase pertambahan tinggi tanaman dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase pertambahan =TT pada 3 bsa−TT pre aplikasi

TT pada 3 bsa � 100 %

Keterangan:

TT = tinggi tanaman

TT 3 bsa = tinggi tanaman pada 3 bulan setelah aplikasi TT pre aplikasi = tinggi tanaman sebelum aplikasi

Dokumen terkait