• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah cangkang telur ayam negeri, H3PO4 80%,

etanol 96%, kitosan komersial, larutan asam asetat 2%, HAp komersial, cairan infus (0,9%

Sodium chloride, Otsu-NS).

Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat kaca, neraca analitik, hot plate, pengaduk

magnetik, tanur, X-ray diffraction (XRD)

merk Philips tipe Shimadzu 610, scanning

electron microscopy (SEM), atomic

absorption spectroscopy (AAS) Shimadzu

AA-7000.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu tahap pertama preparasi cangkang telur, tahap kedua sintesis hidroksiapatit, tahap ketiga preparasi larutan kitosan, tahap keempat sintesis hidroksiapatit berporogen kitosan, tahap kelima pencirian dengan XRD

dan SEM, tahap keenam uji in vitro dengan

larutan SBF. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Preparasi Cangkang Telur

Preparasi dilakukan berdasarkan modifikasi metode Amrina (2008). Cangkang telur diberi perlakuan meliputi pembersihan, pengeringan dan kalsinasi. Perlakuan diawali dengan pembersihan cangkang telur dari kotoran makro, eliminasi membran cangkang kemudian dikeringkan di suhu kamar. Cangkang yang telah kering lalu dikalsinasi pada suhu 1000 ºC selama 6 jam. Cangkang yang telah dikalsinasikan berbentuk serbuk lalu dilakukan pencirian dengan XRD untuk mengetahui fase yang terkandung di dalamnya.

Sintesis Hidroksiapatit

Hidoksiapatit dibuat melalui modifikasi metode Septiarini (2009). Serbuk cangkang telur hasil kalsinasi ditambahkan etanol 96% sebanyak 50 mL kemudian dicampurkan dengan 3 mL H3PO4 80% yang dilarutkan

dalam 50 mL etanol 96% dilakukan dengan penetesan dari buret. Campuran tersebut diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu 37 ºC selama 20 menit kemudian dipanaskan dalam penangas air bersuhu 60 ºC selama 1 jam. Larutan diendapkan dalam suhu kamar selama 24 jam kemudian diaduk pada suhu 60 ºC sampai larutan berubah menjadi gel. Gel yang diperoleh dipanaskan dalam tanur pada suhu 1000 ºC selama 5 jam.

Preparasi Larutan Kitosan

Larutan kitosan dibuat melalui modifikasi metode Kim et al. (2007). Larutan kitosan 4%

dibuat dengan melarutkan 4 gram serbuk kitosan ke dalam larutan asam asetat 2%. Larutan ini diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu kamar selama 3 jam kemudian didiamkan selama 24 jam untuk melarutkan kitosan, kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditera dengan asam asetat 2%.

Sintesis Hidroksiapatit Berporogen Kitosan

Hidroksiapatit berporogen kitosan dibuat melalui modifikasi metode Lestari (2009). Serbuk cangkang telur hasil kalsinasi yang ditambahkan 50 mL etanol 96% kemudian dicampurkan dengan 3 mL H3PO4 80% yang

dilarutkan dalam 50 mL etanol 96% dilakukan dengan penetesan dari buret, kemudian campuran tersebut ditambahkan larutan

dengan hidroksiapatit untuk membentuk suatu komposit material yang menunjukkan sifat- sifat polimer biomedis seperti non-toksik, biokompatibel, dan biodegradabel (Sutriyo et al. 2005).

Gambar 1 Struktur kitosan.

Metode Sol Gel

Metode sol gel adalah sebuah teknik untuk membentuk material gelas dan keramik. Proses sol gel diawali dengan pembentukan koloid yang memiliki padatan tersuspensi di dalam larutannya (kondisi ini disebut sol). Sol ini kemudian akan mengalami perubahan fase menjadi gel, yaitu koloid yang memiliki fraksi solid yang lebih besar daripada sol. Gel ini akan mengalami kekakuan dan dapat dipanaskan untuk membentuk keramik (Dawnay 1997).

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah cangkang telur ayam negeri, H3PO4 80%,

etanol 96%, kitosan komersial, larutan asam asetat 2%, HAp komersial, cairan infus (0,9%

Sodium chloride, Otsu-NS).

Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat kaca, neraca analitik, hot plate, pengaduk

magnetik, tanur, X-ray diffraction (XRD)

merk Philips tipe Shimadzu 610, scanning

electron microscopy (SEM), atomic

absorption spectroscopy (AAS) Shimadzu

AA-7000.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu tahap pertama preparasi cangkang telur, tahap kedua sintesis hidroksiapatit, tahap ketiga preparasi larutan kitosan, tahap keempat sintesis hidroksiapatit berporogen kitosan, tahap kelima pencirian dengan XRD

dan SEM, tahap keenam uji in vitro dengan

larutan SBF. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Preparasi Cangkang Telur

Preparasi dilakukan berdasarkan modifikasi metode Amrina (2008). Cangkang telur diberi perlakuan meliputi pembersihan, pengeringan dan kalsinasi. Perlakuan diawali dengan pembersihan cangkang telur dari kotoran makro, eliminasi membran cangkang kemudian dikeringkan di suhu kamar. Cangkang yang telah kering lalu dikalsinasi pada suhu 1000 ºC selama 6 jam. Cangkang yang telah dikalsinasikan berbentuk serbuk lalu dilakukan pencirian dengan XRD untuk mengetahui fase yang terkandung di dalamnya.

Sintesis Hidroksiapatit

Hidoksiapatit dibuat melalui modifikasi metode Septiarini (2009). Serbuk cangkang telur hasil kalsinasi ditambahkan etanol 96% sebanyak 50 mL kemudian dicampurkan dengan 3 mL H3PO4 80% yang dilarutkan

dalam 50 mL etanol 96% dilakukan dengan penetesan dari buret. Campuran tersebut diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu 37 ºC selama 20 menit kemudian dipanaskan dalam penangas air bersuhu 60 ºC selama 1 jam. Larutan diendapkan dalam suhu kamar selama 24 jam kemudian diaduk pada suhu 60 ºC sampai larutan berubah menjadi gel. Gel yang diperoleh dipanaskan dalam tanur pada suhu 1000 ºC selama 5 jam.

Preparasi Larutan Kitosan

Larutan kitosan dibuat melalui modifikasi metode Kim et al. (2007). Larutan kitosan 4%

dibuat dengan melarutkan 4 gram serbuk kitosan ke dalam larutan asam asetat 2%. Larutan ini diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu kamar selama 3 jam kemudian didiamkan selama 24 jam untuk melarutkan kitosan, kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditera dengan asam asetat 2%.

Sintesis Hidroksiapatit Berporogen Kitosan

Hidroksiapatit berporogen kitosan dibuat melalui modifikasi metode Lestari (2009). Serbuk cangkang telur hasil kalsinasi yang ditambahkan 50 mL etanol 96% kemudian dicampurkan dengan 3 mL H3PO4 80% yang

dilarutkan dalam 50 mL etanol 96% dilakukan dengan penetesan dari buret, kemudian campuran tersebut ditambahkan larutan

3

kitosan secara perlahan dengan menggunakan buret. Banyaknya larutan kitosan yang ditambahkan dapat dilihat pada Tabel 1. Campuran tersebut kemudian diaduk dengan kecepatan pengadukan 300 rpm pada suhu 37 ºC selama 4 jam untuk mendapatkan campuran larutan yang homogen kemudian dipanaskan dalam penangas air bersuhu 60 ºC selama 1 jam. Larutan diendapkan dalam suhu kamar selama 24 jam kemudian diaduk pada suhu 60 ºC sampai larutan berubah menjadi gel. Gel yang diperoleh dipanaskan dalam tanur pada suhu 1000 ºC selama 5 jam. Tabel 1 Komposisi HAp-kitosan

HAp Massa Volume CaO (g) kitosan (mL)

1 4.6827 30

2 4.6809 40

3 4.6815 50

4 4.7441 60

Pencirian dengan XRD dan SEM

Pencirian serbuk hidroksiapatit ini menggunakan instrumen XRD dengan sumber Cu dan panjang gelombang 1.5406 Å. Pencirian dengan XRD dilakukan untuk mengetahui fase yang terdapat dalam sampel sedangkan pencirian dengan SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi dan ukuran pori.

Uji In Vitro dengan Larutan SBF

Pengujian secara in vitro dilakukan

berdasarkan modifikasi Sharma et al. (2009).

Sampel masing-masing sebanyak 2 gram dibuat menjadi pelet, kemudian pelet dimasukkan ke dalam 100 mL larutan SBF. Sampel direndam dalam larutan SBF. Larutan SBF diambil setelah 6, 13, 20 hari sebanyak 20 mL, kemudian larutan disaring menggunakan kertas saring whatman No 40 selanjutnya ditentukan dengan AAS. Penentuan dengan AAS bertujuan menentukan kadar kalsium (Ca2+) yang terdapat dalam larutan.

Dokumen terkait