• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 hingga bulan Februari 2008 di lahan sawah Cikarawang Dramaga-Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi benih padi hibrida varietas R-1 Arize, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, Furadan 3G, Decis. Alat yang digunakan adalah peralatan tanam, mistar, etiket, kuadran, grafimetri, oven, dan neraca analitik.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok satu faktor yaitu periode kompetisi gulma dengan 14 taraf yaitu periode bergulma (G) 2 MST, G 4 MST, G 6 MST, G 8 MST, G 10 MST, G 12 MST, G 0-panen, periode bersih gulma (BG) 0-2 MST, BG 0-4 MST, BG 0-6 MST, BG 0-8 MST, BG 0-10 MST, BG 0-12 MST, BG 0-panen. Percobaan dilakukan dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 42 satuan percobaan. Satuan percobaan berupa petak dengan ukuran 4 m x 3 m, jarak antar petak 0.25 m dan jarak antar ulangan 1 m. Model rancangan yang diajukan adalah sebagai berikut :

Yij = µ+ Ai + Gj + εεεεij dengan :

Yij = nilai pengamatan perlakuan ke-1, ulangan ke-j

µ

= nilai tengah populasi

Ai = pengaruh perlakuan ke-i

Gj = pengaruh ulangan ke-j ε

εε

εij = pengaruh galat percobaan ulangan ke-j dari perlakuan ke-i

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F). Apabila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata, analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Test (DMRT) pada taraf 5 %.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lahan

Terdapat beberapa tahap yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian, di awali dengan tahapan persiapan lahan yang meliputi pengolahan tanah dan pembuatan petak yang dilakukan 3 dan 4 minggu sebelum penanaman. Petakan dibuat dengan ukuran 4 m x 3 m, sebanyak 42 satuan petak percobaan.

Penanaman

Benih padi hibrida yang akan ditanam disemai terlebih dahulu di petak persemaian berukuran 4 m x 5 m. Petak persemaian dicangkul dan dibuat macak-macak. Benih padi sebanyak 1 kg (dosis 15 kg/ha) disebarkan secara merata di atas petak persemaian Pemupukan pada saat persemaian dilakukan dengan menggunakan dosis 22 g urea + 17 g SP-36 + 10 g KCl per m2. Pemupukan dilakukan saat 7 HSS (hari setelah sebar).

Bibit padi dipindah tanam ke lahan percobaan pada saat bibit padi berumur 21 hari setelah semai. Penanaman bibit padi dilakukan dengan menggunakan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan 1 bibit per lubang tanam. Jumlah populasi per petak adalah 280 bibit tanaman.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama penyakit. Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 270 kg urea + 135 kg SP-36/ha + 100 kg KCl per hektar. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan dosis 90 kg urea + 135 kg SP-36 + 80 kg KCl per hektar. Pemupukan kedua dilakukan pada 2 MST dengan dosis 90 kg Urea/ha urea. Pemupukan ketiga dilakukan pada 6 MST dengan dosis 90 kg urea + 20 kg KCl per hektar. Pemupukan dilakukan dengan cara disebar (broadcast).

Pengendalian gulma dilakukan secara manual. Waktu pengendalian gulma disesuaikan dengan perlakuan periode kompetisi gulma. Pengendalian hama keong mas dilakukan secara manual dengan mengambil keong dari petak percobaan. Pengendalian penyakit tungro dilakukan secara manual dengan mencabut tanaman yang terserang dan membenamkan ke dalam tanah.

12

Panen

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 124 HSS atau 15 MST. Perontokan gabah dilakukan juga pada hari panen. Selanjutnya, gabah tersebut dikeringkan dengan cara dijemur selama empat hari.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh per petak yang ditentukan secara acak. Pengamatan terhadap peubah produksi dilakukan pada saat panen secara ubinan (1 m x 1 m). Peubah yang diamati antara lain :

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman 10 tanaman contoh diukur dari permukaan tanah hingga ke ujung daun tertinggi. Pengamatan dilakukan tiap minggu, mulai 2 – 7 MST. 2. Jumlah Daun

Jumlah daun 10 tanaman contoh dihitung dari daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan tiap minggu mulai 2 MST-7 MST.

3. Jumlah Anakan

Jumlah anakan dihitung dari semua anakan dalam satu rumpun termasuk bibit awal yang ditanam. Pengamatan dilakukan tiap minggu mulai 2 MST-7 MST. 4. Indeks Luas Daun

Pengukuran ILD dilakukan pada 1 tanaman per petak yang memiliki penampilan yang sama dengan tanaman contoh. Pengukuran ILD menggunakan metode gravimetri. Pengukuran dilakukan pada 7 MST.

5. Saat Heading

Pengamatan dilakukan pada 10 tanaman contoh per petak. 6. Saat 50% Populasi Berbunga

Pengamatan dilakukan pada seluruh petak. Satu tanaman dianggap sudah berbunga jika sudah mengeluarkan bunga, walaupun hanya dari satu anakan. 7. Saat 80% Populasi Siap Panen

Populasi 80% siap panen adalah saat sebagian besar malai sudah mulai menguning, meski masih ada malai yang belum menguning.

8. Jumlah Anakan Produktif

9. Panjang Malai

Panjang malai padi diukur dari titik awal muncul malai hingga ujung malai. 10.Jumlah Bulir per Malai

Penghitungan jumlah bulir per malai dilakukan pada 3 malai yang diambil secara acak dari setiap rumpun tanaman contoh per petak.

11.Bobot Gabah per Malai

Penghitungan jumlah bulir per malai dilakukan pada 3 malai yang diambil secara acak dari setiap rumpun tanaman contoh per petak.

12.Jumlah Gabah Isi dan Gabah Hampa

Penghitungan jumlah bulir per malai dilakukan pada 3 malai yang diambil secara acak dari setiap rumpun tanaman contoh per petak.

13.Persentase Pengisian Gabah

Penghitungan persentase pengisian gabah dilakukan berdasarkan jumlah gabah isi dan jumlah gabah hampa.

14.Bobot Gabah Kering Panen dan Bobot Gabah Kering Giling

Bobot hasil panen (kg) dihitung berdasarkan hasil ubinan berukuran 1 m x 1 m yang diambil pada setiap petak perlakuan.

15.Bobot 1000 butir

Bobot 1000 butir dihitung dari gabah kering giling per perlakuan. 16.Mutu Fisik Beras

Mutu beras yang diamati antara lain kadar air panen, persentase beras setelah giling, persentase beras kepala, dan persentase pengapuran.

17. Penilaian serangan hama penyakit

Penilaian serangan hama penyakit dilakukan dengan cara skoring dengan range 1 - 9. Menurut Sudjono dan Sudarmadi (1989) :

Skor 1 : <1%; kerusakan daun sedikit.

Skor 3: 1% - 5%; kerusakan daun berukuran hingga 1 cm. Skor 5: 5% - 25%; kerusakan daun berukuran 1 cm.

Skor 7: 25% - 50%; kerusakan hampir sebagian daun dan belum robek. Skor 9: 50% - 100%; kerusakan sangat berat dan menyebabkan daun mati.

Dokumen terkait