1. Tujuan
Mengajarkan peserta untuk tidak terlalu mudah menilai negatif terhadap segala sesuatu hal
2. Waktu
Jumat, 19 Juli 2019 (40 menit)
3. Metode
Ceramah, Praktek Games “Menggambarkan Fisik Teman”
4. Alat dan Bahan
Laptop dan Proyektor, Modul, Kertas Koran, Kertas Warna, Kertas HVS Putih, Lembar Form Games 4
5. Prosedur
a. Asissten trainer menunjuk salah satu peserta untuk maju kedepan
b. Trainer memberikan pertanyaan kepada para peserta (sambil menunjukkan peserta yang ada didepan):
“Apa yang bisa kalian gambarkan dari fisik teman kalian ini?” (baik kelemahannya maupun kelebihannya)
(Asissten trainer kemudian menuliskan jawaban para peserta dilembar kertas buram presentasi)
c. Langkah a – b tersebut dilakukan secara bergantian oleh masing-masing peserta d. Trainer kemudian memberikan pertanyaan kepada semua peserta:
“Benar atau tidak setelah kalian melihat kekurangan fisik teman kalian tersebut (sambil menyebut kekurangannya masing-masing subjek), ada kemungkinan kalian langsung berpikir bahwa dia orang yang jelek atau buruk?
e. Trainer selanjutnya mengajak para peserta untuk membahas bersama-sama dari hasil games tersebut bahwa kita tidak perlu mudah menilai sesuatu, tetapi lebih menggambarkan sesuatu tersebut secara apa adanya saja.
• Contoh :
Hidung memiliki fungsi untuk bernafas.
26 1. - Kalau digambarkan (B) : “hidungnya dia mancung”, “hidungnya dia pesek”
- Kalau dinilai (B), bisa berpengaruh pada emosinya (C) :
a. “Dia ganteng dan pasti banyak yang naksir karena hidungnya mancung.”
(B) “sedih/kagum” (C)
b. “Aku gak suka dia soalnya jelek, pesek sih hidungnya.” (B)
“kecewa” (C)
f. Trainer kemudian memberikan pertanyaan kepada para peserta (sembari asissten trainer membagikan lembar form games 4)
“Ada seorang cowok yang tidak dikenal menyapa kita “Assalamualaikum” saat sedang lewat didepan kita...”, “Pikiran apa yang muncul dalam benak kita saat itu juga?”, “Bagaimana reaksi emosi (perasaan) yang muncul?”
g. Kemudian, peserta diminta untuk mengisi dilembar form games 4:
(+) kalimat berupa penggambaran (B), (-) kalimat berupa penilaian (B) emosi (C).
h. Di akhir sesi games ini, trainer mengajak para peserta untuk membahas dan menyimpulkan bersama-sama bahwa apabila kita berada dalam situasi tertentu, kita tidak boleh langsung menilainya secara negatif padahal belum mengetahui kebenarannya secara pasti. Cukuplah menggambarkan dari luarnya saja sehingga diharapkan kita bisa bersikap “netral” atas situasi yang terjadi.
• Contoh dari kasus diatas:
- Kalau digambarkan (B) : “dia menyapaku”
- Kalau dinilai (B) : “cowok itu kok genit banget sih nyapa-nyapa padahal nggak pernah kenal” emosi (C): “kesel/marah”
• SESI 3 = Games 5 “Penyesuaian Diri Terhadap Kenyataan”
1. Tujuan
Mengajarkan peserta agar mereka bisa terlatih untuk menyesuaikan diri dari penyesalan dan menghindari menyalahkan diri sendiri
2. Waktu
Jumat, 19 Juli 2019 (40 menit) 3. Metode
Ceramah, Praktek games “Menebak Pipa PVC (pralon)”
27 4. Alat dan Bahan
Laptop dan Proyektor, Kertas Buram Presentasi, Modul, Pipa PVC (pralon) berlubang 5. Prosedur
a. Asissten trainer menyiapkan pipa PVC (pralon)
b. Trainer kemudian bertanya kepada para peserta “apa yang muncul dalam pikiran kalian setelah melihat pipa PVC (pralon) yang sudah berlubang ini?”, sambil menunjukkan pipa PVC (pralon) yang berlubang tersebut kepada para peserta
c. Disaat masing-masing peserta sudah menjawab, trainer kemudian memberikan penjelasan kepada peserta bahwa respon yang diberikan oleh masing-masing peserta bisa berbeda-beda dikarenakan pikiran yang muncul (B) dari masing-masing peserta terhadap pipa PVC (pralon) berlubang tersebut juga berbeda-beda. Cara berpikir yang muncul apakah pipa PVC (pralon) berlubang tersebut masih berguna atau sudah tidak berguna?
d. Trainer kemudian mengajak para peserta membahas bersama-sama dengan meminta masing-masing peserta untuk membayangkan apabila mereka memposisikan dirinya sendiri sebagai pipa PVC (pralon) berlubang tersebut. Kekurangan yang ada dalam diri masing-masing peserta tersebut membuat mereka merasa tidak berguna atau membuat mereka semakin bersemangat dan tetap bangkit dengan menerima diri sendiri apa adanya
e. Hasil pembahasan dituliskan oleh asissten trainer dikertas buram presentasi
f. Selesai dibahas bersama-sama, asissten trainer membagikan lembar form games 5 kepada semua peserta
g. Pada lembar tersebut, peserta diminta untuk mengisi:
1. Tabel 1 kolom peristiwa negatif (A), kemudian kolom pikiran berupa “penyesalan”
(B), emosi (C), serta tindakan.
2. Tabel 2 kolom peristiwa negatif (A), kemudian kolom pikiran berupa “apa yang harus saya lakukan” (B), emosi (C), serta tindakan.
(Tuliskan peristiwa yang sama pada tabel 1 dan tabel 2)
h. Diakhir sesi games ini, trainer kemudian mengajak para peserta untuk membahas dan menyimpulkan bersama-sama bahwa kita diharapkan untuk bisa menyesuaikan diri terhadap situasi yang terjadi tanpa perlu menyesali diri sendiri. Sebaiknya bisa terima
28 apa adanya dan mengambil hikmah dari peristiwa yang pernah kita alami, kemudian bangkit dan tetap bersemangat dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Sama halnya kalian sebagai anak panti, misalnya karena ayah ibu sudah meninggal, kita tidak bisa menyesali kondisi terus-menerus dan berharap bisa seperti dahulu kala saat bapak ibu masih hidup. Akan tetapi, sudahi rasa penyelasan tersebut dan terima kondisi apa adanya saat ini, fokus dan lakukan hal yang terbaik untuk masa depan.
• SESI 4 = Evaluasi
1. Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana peserta benar-benar paham mengenai berpikir positif setelah mengikuti serangkaian proses pelatihan
2. Waktu
Jumat, 19 Juli 2019 (15 menit) 3. Metode
Ceramah, Diskusi, Pengisian Lembar Evaluasi 4. Alat dan Bahan
Lembar Evaluasi 5. Prosedur
a. Asissten trainer membagikan lembar kerja evaluasi untuk diisi oleh para peserta pelatihan
b. Trainer memberikan intruksi cara pengerjaannya
c. Beberapa peserta juga diminta untuk mengungkapkan saran dan kesan selama mengikuti pelatihan
29
• SESI 5: Penutupan dan Doa
1. Tujuan
Mengakhiri serangkaian proses pelatihan berpikir positif dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi para peserta
2. Waktu
Jumat, 19 juli 2019 (15 menit) 3. Metode
Ceramah, berdoa bersama 4. Alat dan Bahan
-
5. Prosedur
a. Trainer meminta beberapa peserta untuk memberikan kesimpulan selama mengikuti proses pelatihan berpikir positif
b. Trainer mengakhiri rangkaian pelatihan dan memimpin doa bersama sebagai penutup serangkaian proses pelatihan
30 LAMPIRAN
(TRAINER)
31 MATERI 1
Berpikir Positif
i. Apa itu Berpikir Positif?
- Muallifah (2009) :
Berpikir positif merupakan salah satu cara berpikir yang lebih baik menekankan pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi.
- Chatton (2016) :
Berpikir positif adalah cara pandang seseorang dalam melihat suatu hal dari sisi positifnya atau mencari hal-hal positif dari setiap peristiwa sehingga mengarahkan seseorang untuk bertindak dan menghasilkan tindakan-tindakan yang positif pula.
- Canfield (2016) :
Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukkan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) perkembangan pikiran.
ii. Aspek-Aspek Berpikir Positif
Menurut Albrecht (1980) berpikir positif terdiri dari empat aspek, yaitu:
a. Harapan yang positif (Positive Expectation)
Individu mempengaruhi kesuksesan diri sendiri dan mulai melakukannya dengan berkonsentrasi pada kesuksesan, optimisme, pemecah masalah, dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan kegagalan.
32 b. Afirmasi diri (Self Affirmation)
Memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri secara positif. Dalam hal ini individu menggantikan kritik pada diri sendiri dengan memfokuskan pada kekuatan diri sendiri.
c. Pernyataan yang tidak menilai (Non Judgmental Talking)
Suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada menilai keadaan. Pernyataan ataupun penilaian ini dimaksudkan sebagai pengganti pada saat seseorang cenderung memberikan pernyataan atau penilaian yang negatif. Aspek ini akan sangat berperan dalam menghadapi keadaan yang cenderung negatif.
d. Penyesuaian diri terhadap kenyataan (Reality Adaptation)
Mengakui kenyataan dan segera berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri.
iii. Manfaat berpikir positif
Menurut Tilong (2015) ada beberapa manfaat berpikir positif, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Membantu pikiran rileks
Berpikir positif akan membuat pikiran individu menjadi lebih rileks karena semua ketegangan bisa dihapus dengan mudah. Selain itu, berpikir positif juga akan menyingkirkan kekhawatiran dan stres yang tidak perlu. Dengan berpikir positif, pikiran individu akan lebih damai karena tidak akan berada dalam tekanan apa pun. Inilah yang kemudian menyebabkan mental individu menjadi lebih santai sehingga membawa kedamaian dalam hidup individu.
b. Bisa mengatur waktu lebih baik
Pada penjelasan sebelumnya, dijelaskan bahwa berpikir positif juga bisa meningkatkan fokus atau konsentrasi dan mengambil keputusan yang benar. Maka, dengan meningkatnya fokus dan kemampuan membuat keputusan yang lebih baik, maka pikiran individu
33 akan lebih terorganisir. Hal ini akan membantu individu untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan individu yang dicintai.
c. Menjadi pemberani
Ketika individu berpikir negatif, maka banyak emosi negatif yang muncul, seperti rasa takut. Dengan berpikir positif ini, individu akan mampu mengusir dan menghilangkan rasa takut dan digantikan dengan keberanian. Sebagaimana diketahui bahwa keberanian berasal dari kenyataan bahwa apa pun yang terjadi dalam hidup, inidvidu dapat menghadapinya. Selain itu, individu yang memiliki pikiran positif juga akan menjadi berani dalam mengambil risiko dan mengatasi setiap risiko yang datang.
d. Memiliki banyak teman
Tidak diragukan lagi bahwa ketika individu berpikir positif, maka akan banyak individu lain yang akan menyukai. Individu lain akan merasa tertarik dan senang dekat dengan individu tersebut. Ketertarikan individu lain juga disebabkan karena individu dengan pikiran positif akan terhindar dari pikiran jahat dan buruk tentang temannya. Itulah alasan individu yang berpikir positif akan cenderung mempunyai banyak teman karena individu tersebut bisa menciptakan kerukunan sehingga siapa pun yang berteman dan dekat dengan individu tersebut akan merasa nyaman.
e. Hubungan keluarga dan pasangan yang harmonis
Tidak hanya memiliki teman yang lebih banyak, orang yang berpikiran positif juga akan membuat individu mempunyai hubungan yang baik dengan pasangan dan keluarga. Hal itu karena individu dengan pikiran positif bebas dari pikiran negatif sehingga tidak ada kecurigaan dalam bentuk apa pun terhadap pasangan maupun keluarga. Kondisi ini dapat menyebabkan hubungan pasangan dan keluarga lebih dan akan harmonis karena individu tersebut hidup dalam kondisi yang bebas dari berbagai prasangka negatif.
f. Mengatasi masalah dengan tepat
Individu yang berpikir positif bisa mengatasi masalah dengan baik dan tepat. Hal ini karena individu tersebut akan berpikir dengan menggunakan kepala dingin sehingga akan mudah menemukan solusi-solusi strategis yang dibutuhkan. Individu berpikir positif akan senantiasa menggunakan energi yang dimilikinya dengan baik untuk mencari jalan terbaik dari masalah yang dihadapinya. Hal ini
34 berbeda halnya dengan orang yang berpikir negatif, energi yang dimiliknya akan digunakan untuk memikirkan hal-hal yang kurang berguna sehingga tidak mampu menyelesaikan masalah dengan tepat.
g. Terhindar dari ceroboh
Individu yang berpikiran positif juga akan selalu berpikir dengan kepala dingin sehingga pikiran-pikrannya sangat jitu. Ini menghindarkan individu dari tindakan-tindakan yang ceroboh dalam mengambil keputusan yang berpotensi merugikan diri individu sendiri. Berbeda halnya dengan individu yang berpikir negatif, biasanya individu tersebut berpikir tidak terarah dan kacau balau sehingga cenderung tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
h. Hidup lebih terarah
Berpikiran positif juga dapat membuat kehidupan individu lebih terasa karena memiliki fokus. Karena dengan adanya rasa optimis dalam diri, individu tersebut akan tahu cara yang terbaik dalam menjalani hidup. Individu tersebut juga akan mengerti apa saja dan dengan cara apa untuk mencapai target yang pencapaian dalam hidupnya. Dengan begitu, individu tersebut akan memiliki hidup yang lebih karena lebih terarah.
i. Menjadi diri sendiri
Individu yang berpikir positif adalah individu yang selalu berusaha menjadi diri sendiri sehingga mempunyai pandangan dan pendirian yang bagus. Individu tersebut tidak akan menjadi individu lain atau mengekor atau meniru pada individu lain karena individu umumnya tidak menginginkan hal seperti itu. Mengapa bisa demikian? Perlu diketahui bahwa dengan berpikir positif, individu akan selalu bersyukur terhadap apa pun yang ada dalam diri individu tersebut. Bahkan individu-individu seperti ini juga menjadikan kelebihan yang dimiliki sebagai kekuatan. Tidak ada rasa ingin meniru kekuatan atau ikut-ikutan individu lain, apa lagi menjadi seperti individu lain.
35 i. Pribadi yang pantang menyerah
Banyak individu dalam menghadapi sesuatu, semangatnya mudah luntur bahkan gampang menyerah. Hal seperti biasa terjadi karena individu-individu seperti ini umumnya adalah individu-individu yang mempunyai pemikiran yang sempit. Bahkan bisa dipastikan, individu adalah individu-individu yang berpikir negatif sehingga semangatnya mudah goyah.
Bagi individu yang berpikiran positif, semangatnya tidak akan mudah luntur. Sebab, individu-individu ini adalah pribadi yang pantang menyerah dalam menghadapi atau meraih sebuah tujuan. Hal ini karena mempunyai pikiran optimis yang akan memberikan dorongan dan semangat tersendiri untuk individu tersebut. Bahkan jika sekalipun individu seperti ini terjatuh, maka akan dengan cepat bangkit kembali sampai berhasil mewujudkan semua tujuan dan cita-citanya. Kegagalan yang mungkin terjadi tidak dipandang sebagai sebuah musibah, tetapi motivasi yang mampu membangkitkan semangat lebih kuat lagi, ini sama sekali berbeda dengan individu yang berpikir negatif. Pikiran pesimis akan dipandang sebagai sebuah musibah sehingga membuat individu tersebut akan berhenti mencobanya kembali.
j. Memiliki sikap lapang dada
Individu yang berpikir positif dan optimis selalu menerima terhadap apa pun sehingga senantiasa sabar, tidak menyerah, tidak kecewa, tidak kesal, dan tidak sedih saat harapannya belum bisa tercapai. Sebab prinsipnya, boleh gagal hari ini tetapi tidak dengan besok karena masih banyak kesempatan untuk meraihnya kembali.
36 MATERI 2
Pikiran Mempengaruhi Emosi (Perasaan)
> - Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan merasakan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun emosi negatif
- Beberapa pikiran dapat menyebabkan perasaan (emosi-emosi) negatif, sementara pikiran-pikiran yang lain membantu kita mencapai perasaan (emosi) yang lebih baik
- Individu yang dapat memberikan penilaian positif terhadap situasi akan mengembangkan respon emosi yang positif pula, sebaliknya individu yang memberikan penilaian negatif terhadap situasi yang dihadapi akan mengembangkan emosi yang negatif pula
- Pikiran dan emosi adalah dua aspek psikologi yang berbeda. Tetapi kedua aspek ini dapat berinteraksi dan saling mempengaruhi sehingga membentuk ciri khas pada individu tersebut
PIKIRAN
PERISTIWA EMOSI
37
➢ Dasar Teori Kepribadian ABC Ellis: