• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah manggis yang dipanen dengan indeks kematangan satu dan dua (Tabel 3) dan cupat hijau segar. Buah berasal dari kebun petani manggis di daerah sentra produksi manggis di Wanayasa, Purwakarta. Bahan yang digunakan dalam perlakuan ini antara lain Lilin Lebah 6%, Kitosan 2%, BAP, aquades, dan larutan Kloroks 10% sebagai disinfektan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan analitik untuk pengamatan susut bobot. Jangka sorong untuk pengamatan diameter buah, Munshell Colour Chart untuk pengamatan kesegaran warna cupat dan warna kulit buah. Toples untuk tempat pencelupan bahan pelapis. Refraktometer untuk pengamatan total padatan terlarut. Hand penetrometer untuk pengamatan kekerasan buah, dan alat-alat penunjang penelitian lainnya.

Metode

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Penelitian ini terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu faktor pelapisan dan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) anti senescense BAP.

Faktor perlakuan pelapisan buah terdiri dari kontrol/tanpa pelapisan (P0), Lilin 6% (P1) dan Kitosan 2% (P2). Faktor pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) anti senescense BAP terdiri dari kontrol/BAP 0 ppm (Z0), BAP 5 ppm (Z1), BAP 10 ppm (Z2), BAP 15 ppm (Z3), BAP 20 ppm (Z4).

Kedua faktor perlakuan tersebut dikombinasikan sehingga dalam penelitian ini terdapat 15 kombinasi perlakuan, yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali maka terdapat 45 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 11 buah manggis sehingga total sebanyak 495 buah manggis, untuk pengamatan dekstruktif maupun non destruktif selama 5 minggu pengamatan. Untuk pengamatan awal sebanyak 27 buah manggis. Total buah manggis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 522 buah. Percobaan ini dilakukan dalam suhu 15oC.

Model statistik yang digunakan yaitu

Yij = + ααααi + ββββj + ϕϕϕϕij + εεεεij

Keterangan : i = 1, 2, 3,..., t ; j = 1, 2, 3, ..., r

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

= nilai tengah populasi ααααi = pengaruh pelapisan ke-i

ββββj= pengaruh pemberian BAP ke-j

ϕϕϕϕij= interaksi pengaruh pelapisan ke-i dengan pengaruh pemberian BAP ke-j

εεεεij = pengaruh acak pada pelapisan ke-i pemberian BAP ke-j

Pengolahan data dilakukan dengan uji F. Apabila nilai F hitung > F tabel atau berbeda nyata maka dilakukan uji beda nilai tengah dengan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5%.

Pelaksanaan

Panen dan Sortasi

Buah manggis dibeli dan dipetik langsung dari petani manggis di Wanayasa, Purwakarta. Kemudian dilakukan sortasi untuk mendapatkan buah

manggis yang seragam. Buah manggis yang lolos sortasi adalah buah yang berwarna merah cerah dengan sedikit semburat hijau, kulit mulus, cupatnya masih lengkap, berwarna hijau segar, tangkai buah berwarna hijau segar dan tidak

keriput, tidak terlalu bergetah dan bebas dari hama penyakit tanaman (Gambar 1).

Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan noda dan getah yang menempel pada kulit buah. Buah dicuci dengan menggunakan sabun cair dan dibilas dengan air bersih. Kemudian buah dicelupkan dalam larutan Kloroks 10% selama 30 detik dan dikering anginkan.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Pencelupan ke dalam lilin 6% + BAP 0, 5, 10, 15, 20 ppm selama 5 menit Pencelupan ke dalam aquades + BAP 0, 5, 10, 15, 20 ppm selama 5 menit

Pencelupan ke dalam kloroks 10% selama ± 30 detik Pencucian Sortasi Pencelupan ke dalam kitosan 2% + BAP 0, 5, 10, 15, 20 ppm selama 5 menit Pengeringan Pengeringan

Penyimpanan pada suhu 15oC

Pengamatan non destruktif dan destruktif

Pembuatan Emulsi Lilin

Salah satu bahan pelapis yang digunakan dalam penelitian ini berupa emulsi lilin lebah, untuk membuat 1 liter larutan stok 12% dibutuhkan 120 gram lilin lebah yang dicairkan dalam wadah pada suhu 90-95oC lalu tambahkan 20 ml asam oleat dan trietanolamin 40 ml sedikit demi sedikit sambil diaduk. Selanjutnya ditambahkan aquades sebanyak 820 ml yang telah dididihkan terlebih dahulu (90-95oC) secara perlahan sambil diaduk sampai merata. Emulsi lilin ini dapat digunakan apabila suhunya telah dingin (±25oC).

Untuk memperoleh emulsi lilin 6% dibutuhkan sebanyak 0.50 liter emulsi lilin 12% yang dicampurkan ke dalam 0.50 liter aquades dalam suhu ruang. BAP yang digunakan dilarutkan terlebih dahulu dalam NaOH 1 M sesuai dengan konsentrasinya. Setelah larut BAP dimasukkan ke dalam aquades yang akan dicampurkan dengan emulsi lilin.

Pembuatan Larutan Kitosan

Selain lilin, bahan pelapis lainnya yang digunakan adalah kitosan. Untuk mendapatkan larutan kitosan 2% sebanyak 5 liter, dibutuhkan 1,5 liter kitosan 6% yang ditambahkan dengan aquades sebanyak 3,5 liter yang telah dididihkan (90-95oC) terlebih dahulu. Aquades dimasukkan secara perlahan sambil diaduk sampai merata.

BAP yang digunakan dilarutkan terlebih dahulu dalam NaOH 1 M sesuai dengan konsentrasinya. Setelah larut ditambahkan aquades sebanyak 50 ml. Larutan BAP dimasukkan ke dalam larutan kitosan 2% sesuai dengan konsentrasinya.

Pelapisan

Aplikasi pelapisan dilakukan dengan cara mencelupkan 11 buah manggis yang sudah dicuci bersih ke dalam pelapis lilin 6%, kitosan 2% maupun tanpa pelapis sesuai dengan perlakuannya masing-masing yang sudah dicampur dengan BAP. Pencelupan dilakukan selama kurang lebih 5 menit kemudian dikering anginkan. Buah disimpan di atas baki plastik pada suhu 15oC. Penyimpanan buah manggis yang telah diberi perlakuan menggunakan ruang pendingin Laboratorium Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hotikultura, Fakultas Pertanian.

Pengamatan

Pengamatan yang akan dilaksanakan meliputi pengamatan destruktif dan non destruktif. Pengamatan destruktif terdiri atas kekerasan, total padatan terlarut, total asam tertitrasi, dan kemampuan buah dibuka yang dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, 21, 28, dan 35 setelah perlakuan. Sedangkan pengamatan non destruktif terdiri atas susut bobot, penyusutan diameter buah, warna kulit

buah dan kesegaran warna cupat dilakukan pada hari ke 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, dan 33 setelah perlakuan.

Pengamatan non destruktif

1. Susut bobot

Pengukuran susut bobot buah dilakukan dengan membandingkan bobot buah awal dan bobot buah pada hari ke-n pengamatan. Rumus yang digunakan :

% Susut bobot = A - B x 100% A

Keterangan : A = Bobot buah awal

B = Bobot buah hari ke-n

2. Penyusutan diameter

Pengukuran penyusutan diameter buah dilakukan dengan

membandingkan diameter buah awal dan diameter pada hari ke-n pengamatan. Pengukuran ini menggunakan jangka sorong pada

bagian tengah-tengah buah. Rumus yang digunakan : % Penyusutan diameter = X - Y x 100%

X

Keterangan : X = Diameter buah awal

Y = Diameter buah hari ke-n

3. Warna kulit dan cupat buah

Perubahan warna kulit dan cupat buah manggis dinilai dengan

menggunakan Munshell Colour Chart. Munsell menggambarkan tiga variabel warna, yaitu Hue (rona), Value (nilai), dan Chroma (kroma). Hue menunjukkan warna yang dominan dari suatu objek yang diteliti

gelap terangnya suatu warna. Nilai Value berada pada angka 0 sampai 10,

semakin tinggi nilai Value maka warna semakin cerah. Chroma menunjukkan intensitas warna (Djunaedi, 1999). Pengambilan

data ini berdasarkan nilai modus warna dari tiga buah yang diamati. 5R 5 /11,5

Hue Chroma Value

Pengamatan destruktif (Gambar 2)

1. Kekerasan

Kekerasan buah diukur dengan menggunakan hand penetrometer. Jarum penetrometer ditusukkan pada tiga tempat yaitu ujung, tengah, dan pangkal buah, kemudian dirata-ratakan. Kekerasan buah dinyatakan dalam satuan kg/detik.

2. Padatan Terlarut Total (PTT)

Kandungan Padatan Terlarut Total (PTT) dapat diukur dengan menghancurkan daging buah manggis, kemudian diambil sarinya dengan menggunakan kertas saring atau kain kasa. Sari yang telah diperoleh diteteskan pada lensa refraktometer. Kadar PTT dapat dilihat pada alat (oBrix). Sebelum dan sesudah digunakan, lensa refraktometer dibersihkan dengan aquades.

3. Total Asam Tertitrasi (TAT)

Pengukuran TAT dilakukan dengan menghancurkan 10 gram daging buah, kemudian daging buah yang telah hancur ditambahkan aquades hingga 100 ml kemudian dikocok dan disaring. Setelah disaring, larutan diambil sebanyak 10 ml dan ditambahkan dua tetes indikator Phenoftalien dan dilakukan titrasi dengan 0,1 N NaOH hingga larutan berubah warna menjadi merah muda. Titrasi dilakukan secara duplo. Kandungan TAT dihitung dengan menggunakan rumus:

TAT (%) = ml NaOH x N NaOH x fp x 40 x 100% mg contoh

keterangan:

fp = faktor pengencer (100 ml/10 ml)

4. Kemampuan Buah Dibuka Secara Manual

Uji kemampuan ini dinilai berdasarkan kekuatan peneliti sendiri dalam membuka buah manggis. Buah dibuka dengan cara menekan buah menggunakan kedua telapak tangan. Penilaian ditentukan dengan tingkatan skor 1 sampai 6 yang sudah ditetapkan. Tingkatan skor tersebut yaitu: 1= sangat mudah, 2= agak mudah, 3= mudah, 4= agak sulit, 5= sulit, 6= sangat sulit.

Gambar 2. Diagram Pengamatan Destruktif Buah diukur dengan hand

penetrometer bagian ujung, tengah, pangkal

Uji kemampuan buah dibuka

Buah

Daging buah dipisahkan dari biji

Diambil sarinya dengan kain saring

Teteskan sari buah pada lensa refraktometer

Pengukuran PTT Pengukuran TAT

Sebanyak 10g dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan aquades sampai

dengan tanda tera

Dikocok dan disaring, diambil 10 ml filtrat

Diberi indikator phenoftalien

Dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai muncul warna pink

Dokumen terkait