• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asetat anhidrida merupakan anhidrida dari asam asetat yang struktur antar molekulnya simetris. Asetat anhidrida memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai fungisida dan bakterisida, pelarut senyawa organik, berperan dalam proses asetilasi, pembuatan aspirin, dan dapat digunakan untuk membuat acetylmorphine. Asetat anhidrida paling banyak digunakan dalam industri selulosa asetat untuk menghasilkan serat asetat, plastik serat kain dan lapisan (Celanase, 2010).

Asetat anhidrida (C4H6O3) merupakan larutan aktif, tidak berwarna, serta memiliki bau yang tajam. Asetat anhidrida merupakan suatu senyawa yang memiliki kegunaan yang sangat bervariasi. Asetat anhidrida digunakan dalam

10

pembuatan cellulose asetate, serat asetat, obat-obatan, aspirin, dan berperan sebagai pelarut dalam penyiapan senyawa organik (Kurniawan, 2004).

Asetat anhidrida memiliki rumus struktur seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2 Rumus struktur asetat anhidrida 2.5.2 Hidrogen Klorida (HCl)

Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, asam klorida dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida.

Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik (Chafetz, 1971).

a) Sifat Fisika

Massa atom 36,45 Massa jenis 3,21 gr/cm3.

Titik leleh -1010C

Energi ionisasi 1250 kj/mol Kalor jenis 0,115 kal/gr0C

Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna Berbau tajam.

b) Sifat Kimia

HCl akan berasap tebal di udara lembab.

Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.

Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.

Merupakan oksidator kuat.

Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat Racun bagi pernapasan.

11 2.5.3 Natrium Hidroksida (NaOH)

Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.

Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.

Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.

Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama.

Katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi- pereaksi (atau substrat) untuk sementara terserap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan antara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas

Natrium Hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida membentuk larutan alkali yang kuat ketika dilarutkan dalam air. Natrium Hidroksida digunakan diberbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses pembuatan bubur kayu dan kertas,tekstil, air minum, sabun dan detergen. Natrium Hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.

a) Sifat Fisik NaOH

Berbentuk pipih padat dan tersedia dalam bentuk pellet, serpihan dan butiran ataupun larutan jenuh 50%.

Bersifat lembab cair secara spontan Titik leleh 3180C

Titik didih 13900C Padatan berwarna putih b) Sifat Kimia NaOH

Menyerap karbon dioksida dari udara bebas

12

Sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.

Larut dalam etanol dan methanol

Tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya

Larutan Natrium Hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas

Sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida 2.5.4 Gliserol

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, gliserol adalah cairan kental tidak berwarna dan tidak berbau, rasanya manis dapat bercampur dengan air dan alkohol yang diperoleh dari lemak hewani atau nabati atau dari fermentasi glukosa, digunakan sebagai bahan kosmetik, pengawet obat-obatan, pelembap buah-buahan atau tembakau. Gliserol dalam jumlah besar digunakan dalam pembuatan obat, kosmetik, pasta gigi,busa uretan, resin sintetis dan lain-lain.

Sejumlah besar pemrosesan tembakau danmakanan juga menggunakan gliserol, baik dalam bentuk gliserin ataupun gliseridanya (Appleby, 2005). Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis, larut dalam air dan tidak larut dalam eter (Poedjiadi, 2006).

Gliserol dapat menyerap air dari udara, serta menyerap gas H2S, HCN dan gas NO2. Gliserol bersifat netral terhadap lakmus dan akan memadat pada pendinginan suhu 0oC, membentuk kristal ortorombik, kemudian kristal akan melebur kembali pada suhu 17,8oC (Supriyanto, 1987).

Gliserol mempunyai satu gugus hidroksil (-OH) sekunder dan dua gugus hidroksil primer. Dengan adanya ketiga gugus hidroksil ini memungkinkan gliserol mengalami reaksi asilasi dengan gugus asil (acyl group) (Supriyanto, 1987).

Gambar 3. Rumus struktur gliserol

13

Gliserol memiliki sifat plastik maka ditambahkan berbagai jenis tambahan zat aditif. Bahan tambahan ini sengaja ditambahkan dan berupa komponen bukan plastik yang diantaranya berfungsi sebagai plasticizer, penstabil pangan, pewarna, penyerap UV dan lain-lain. Bahan itu dapat berupa senyawa organik maupun anorganik yang biasanya mempunyai berat molekul rendah. Plasticizer merupakan bahan tambahan yang diberikan pada waktu proses agar plastik lebih halus dan luwes. Fungsinya untuk memisahkan bagian-bagian dari rantai molekul yang panjang. Penambahan gliserol pada edible film adalah untuk meningkatkan elastisitas edible film.

2.6 ParameterPengujian

Dokumen terkait