• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Binan Dalam Proses Komunikasi Antarpribadi di Kalangan Waria

Bagan III.1 Struktur Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.3.2 Bahasa Binan Dalam Proses Komunikasi Antarpribadi di Kalangan Waria

Asal usul bahasa 

Tabel IV.4

Anda mengetahui asal usul bahasa binan No Anda mengetahui asal

usul bahasa binan

F % 1 Tidak mengetahui 3 8.6 2 Kurang mengetahui 3 8.6 3 Mengetahui 16 45.7 4 Sangat mengetahui 13 37.1 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P6/FC.7

Dari tabel IV.4 diketahui mengenai pengetahuan para responden mengenai asal usul bahasa binan. Sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan tidak mengetahui asal usul bahasa binan, sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan kurang mengetahui, sebanyak 16 orang responden (45,7%) menyatakan mengetahui asal usul bahasa binan dan sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan sangat mengetahui asal usul bahasa binan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini mengetahui asal usul bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 45,7% atau sebanyak 16 orang responden. Mereka mengetahui bahwa asal usul bahasa binan tersebut dari berbagai literatur bacaan maupun dari teman-teman mereka yang sudah terlebih dahulu menjadi waria dibandingkan mereka.

Tabel IV.5

Ketertarikan dengan asal usul bahasa binan No Ketertarikan dengan asal

usul bahasa binan

F % 1 Tidak tertarik 3 8.6 2 Kurang tertarik 4 11.4 3 Tertarik 13 37.1 4 Sangat tertarik 15 42.9 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P6/FC.7

Dari tabel IV.5 diketahui mengenai ketertarikan akan asal usul bahasa binan. Sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan tidak tertarik dengan asal usul bahasa binan, sebanyak 4 orang responden (11,4%) menyatakan kurang tertarik dengan asal usul bahasa binan, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan tertarik dengan asal usul bahasa binan dan sebanyak 15 orang responden (42,9%) menyatakan sangat tertarik dengan asal usul bahasa binan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan asal usul bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 42,9% atau sebanyak 15 orang responden. Mereka mengakui bahwa sebagai kaum waria mereka tentunya tertarik dengan asal usul bahasa binan yang mereka gunakan sehari-hari. Ketertarikan tersebut mereka tunjukkan dengan terus belajar istilah baru dalam bahasa binan tersebut.

Fungsi Bahasa 

Tabel IV.6

Anda mengetahui fungsi dari bahasa binan No Anda mengetahui fungsi

dari bahasa binan

F % 1 Tidak tahu 1 2.9 2 Kurang tahu 3 8.6 3 Tahu 19 54.3 4 Sangat tahu 12 34.3 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P7/FC.8

Dari tabel IV.6 diketahui mengenai pengetahuan mengenai fungsi dari bahasa binan. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan tidak tahu, sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan kurang tahu, sebanyak 19 orang responden (54,3%) menyatakan tahu dan 12 orang responden (32,3%) menyatakan sangat tahui mengenai fungsi dari bahasa binan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini tahu mengenai fungsi dari bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 54,3% atau sebanyak 19 orang responden. Mereka tentunya mengetahui fungsi utama dari bahasa binan ini sebagai bahasa sandi ketika berbicara dengan sesama waria dan pembicaraan mereka tidak akan dimengerti oleh orang awam yang berada disekitar mereka.

Tabel IV.7

Fungsi bahasa binan sudah tepat sebagai bahasa sandi waria No Fungsi bahasa binan sudah tepat

sebagai bahasa sandi waria

F % 1 Tidak tepat 1 2.9 2 Kurang tepat 0 0.0 3 Tepat 13 37.1 4 Sangat tepat 21 60.0 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P8/FC.9

Dari tabel IV.7 diketahui mengenai fungsi bahasa binan sudah tepat sebagai bahasa sandi waria. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan tidak tepat fungsi bahasa binan dijadikan sebagai bahasa sandi waria, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan tepat fungsi binan sebagai bahasa sandi waria, sebanyak 21 orang responden (60%) menyatakan sangat tepat fungsi bahasa binan sebagai bahasa sandi waria, dan tidak ada responden ()%) menyatakan kurang tepat fungsi bahasa binan sebagai bahasa sandi waria.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan fungsi bahasa binan sudah sangat tepat sebagai bahasa sandi para kaum waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 60% atau sebanyak 21 orang responden. Para waria menyatakan bahwa mereka sudah sangat nyaman dengan fungsi bahasa binan sebagai bahasa sandi mereka. Mereka merasa lebih dekat dengan sesama waria jika menggunakan bahasa ini.

Gramatika 

Tabel IV.8

Anda mengerti dengan gramatika/tata bahasa binan No Anda mengerti dengan

gramatika/tata bahasa binan

F % 1 Tidak mengerti 4 11.4 2 Kurang mengerti 3 8.6 3 Mengerti 12 34.3 4 Sangat mengerti 16 45.7 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P9/FC.10

Dari tabel IV.8 diketahui mengenai pengertian dengan gramatika/tata bahasa binan. Sebanyak 4 orang responden (11,4%) menyatakan tidak mengerti dengan gramatika/tata bahasa binan, sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan kurang mengerti dengan gramatika/tata bahasa binan, sebanyak 12 orang responden (34,3%) menyatakan mengerti dengan gramatika/tata bahasa binan dan sebanyak 16 orang responden (45,7%) menyatakan sangat mengerti dengan gramatika/tata bahasa binan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sangat mengerti dengan gramatika/tata bahasa binan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 45,7% atau sebanyak 16 orang responden. Para responden mengerti dengan penambahan kata-kata tertentu dalam sebuah kata dasar dan pemaknaan yang timbul dengan adanya tata bahasa tersebut dan merasa hal tersebut tidak sulit untuk dipelajari.

Tabel IV.9

Anda dan teman sesama waria mengerti dengan gramatika bahasa binan No Anda dan teman sesama waria

mengerti dengan gramatika bahasa binan F % 1 Tidak mengerti 2 5.7 2 Kurang mengerti 5 14.3 3 Mengerti 11 31.4 4 Sangat mengerti 17 48.6 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P10/FC.11

Dari tabel IV.9 diketahui mengenai antara para responden dan sesama waria mengerti dengan gramatika bahasa binan. Sebanyak 2 orang responden (5,7%) menyatakan tidak mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama waria, sebanyak 5 orang responden (14,3%) menyatakan kurang mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama waria, sebanyak 11 orang responden (31,4%) menyatakan mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama waria, sebanyak 17 orang responden (48,6%) menyatakan sangat mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama waria.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sangat mengerti dengan gramatika bahasa binan dengan sesama teman warianya. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 48,6% atau sebanyak 17 orang responden. Antara responden dan juga teman sesama waria merasa saling mengerti dengan gramatika bahasa binan yang mereka gunakan sehari-hari dalam percakapan antara komunitas mereka.

Keterbukaan (Self‐Disclosure Tabel IV.10  Anda membuka diri ketika menjalin hubungan sosial  No Anda membuka diri ketika  menjalin hubungan sosial  F % 1 Tidak pernah 5 14.3 2 Jarang 7 20.0 3 Kadang-kadang 12 34.3 4 Sering 11 31.4 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P11/FC.12

Dari tabel IV. 10 diketahui mengenai keterbukaan diri ketika menjalin hubungan sosial. Sebanyak 5 orang responden (14,3%) menyatakan tidak pernah, sebanyak 7 orang responden (20%) menyatakan jarang. Sebanyak 12 orang responden (34,3%) menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 11 orang responden (31,4%) menyatakan sering membuka diri ketika menjalin hubungan sosial.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan mereka hanya kadang-kadang saja membuka diri ketika menjalin hubungan sosial. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 34,3% atau sebanyak 12 orang responden. Tidak semua responden mau membuka diri secara intens kepada orang di lingkungan sekitarnya ketika akan menjalin komunikasi antarpribadi. Alasan utama mereka membuka diri adalah agar lawan bicara mereka juga melakukan hal yang sama dengan mereka.

Tabel IV.11

Anda berterus terang bahwa anda seorang waria No Anda berterus terang bahwa

anda seorang waria

F % 1 Tidak pernah 6 17.1 2 Jarang 2 5.7 3 Kadang-kadang 8 22.9 4 Sering 19 54.3 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P12/FC.13

Dari tabel IV.11 diketahui mengenai keterusterangan responden bahwa dirinya adalah seorang waria. Sebanyak 6 orang responden (17,1%) menyatakan tidak pernah berterus terang bahwa mereka adalah waria, sebanyak 2 orang responden (5,7%) menyatakan jarang berterus terang bahwa mereka adalah waria, sebanyak 8 orang responden (22,9%) menyatakan kadang-kadang berterus terang bahwa mereka adalah waria dan sebanyak 19 orang responden (54,3%) menyatakan bahwa mereka sering berterus terang bahwa mereka adalah seorang waria.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sering berterus terang bahwa mereka adalah seorang waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 19% atau sebanyak 54,3%. Para responden menyatakan alasan utama mereka berterus terang sebagai seorang waria adalah karena mereka tidak malu menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya.

Dasar hubungan yang sehat 

Tabel IV.12

Keyakinan bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat No Keyakinan bahwa keterbukaan

merupakan dasar dari hubungan yang sehat F % 1 Tidak yakin 0 0.0 2 Kurang yakin 7 20.0 3 Yakin 13 37.1 4 Sangat yakin 15 42.9 Total 35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P13/FC.14 

Dari  tabel  IV.12  diketahui  mengenai  keyakinan  para  responden  bahwa  keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat. Sebanyak 7 orang responden  (20%) menyatakan kurang yakin bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan  yang  sehat,  sebanyak  13  orang  responden  (37,1%)  menyatakan  yakin  bahwa  keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat, sebanyak 15 orang responden  (42,9%) menyatakan sangat yakin bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan  yang sehat.  

  Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian  ini sangat yakin bahwa keterbukaan merupakan dasar dari hubungan yang sehat. Hal ini  ditunjukkan dengan persentase sebesar 42,9% atau sebanyak 15 orang responden.  Keterbukaan merupakan kunci utama untuk bisa saling menerima satu sama lain ketika  akan menjalin sebuah hubungan baik itu hubungan pekerjaan maupun hubungan yang  lebih intim. Oleh sebab itu para responden menyatakan bahwa dasar dari hubungan  yang sehat adalah keterbukaan. 

   

Keterbukaan lebih disukai 

Tabel IV.13

Keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain No Keyakinan bahwa keterbukaan

merupakan dasar dari hubungan yang sehat

F % 1 Tidak yakin 3 8.6 2 Kurang yakin 5 14.3 3 Yakin 14 40.0 4 Sangat yakin 13 37.1 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P14/FC.15

Dari tabel IV.13 diketahui mengenai pendapat para responden bahwa keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan tidak yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain, sebanyak 5 orang responden (14,3%) menyatakan kurang yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain, sebanyak 14 orang responden (40%) menyatakan yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan sangat yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yakin jika keterbukaan lebih disukai ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 40% atau sebanyak 14 orang responden. Keyakinan akan disukainya keterbukaan ketika menjalin sebuah hubungan tidak dapat kita sangkal. Keterbukaan merupakan sebuah dasar dalam proses pertukaran informasi antara sesame waria di kelurahan Siti Rejo II..

Sifat positif 

Tabel IV.14

Keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif No Keterbukaan akan

menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif

F % 1 Tidak yakin 1 2.9 2 Kurang yakin 5 14.3 3 Yakin 13 37.1 4 Sangat yakin 16 45.7 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P15/FC.16

Dari tabel IV.14 diketahui mengenai pernyataan responden bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan mereka tidak yakin jika keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif, sebanyak 5 orang responden (14,3%) menyatakan kurang yakin bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan mereka yakin bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungann yang bersifat positif dan sebanyak 16 orang responden (45,7%) menyatakan mereka sangat yakin bahwa keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat yakin jika keterbukaan akan menciptakan sebuah hubungan yang bersifat positif. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 45,7% atau dijawab sebanyak 16 orang responden. Keterbukaan merupakan sebuah awal permulaan dalam pembukaan sebuah hubungan dan dengan keterbukaan maka hubungan akan lebih baik kedepannya.

a. Kompeten 

Tabel IV.15

Anda memiliki kompetensi yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi

No Anda memiliki kompetensi yang merupakan bagian

dari sifat positif ketika menjalin komunikasi F % 1 Tidak memiliki 3 8.6 2 Kurang memiliki 4 11.4 3 Memiliki 15 42.9 4 Sangat memiliki 13 37.1 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P16/FC.17

Dari tabel IV.15 diketahui mengenai kompetensi yang dimiliki oleh responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kompetensi, sebanyak 4 orang responden (11,4%) menyatakan bahwa mereka kurang memiliki kompetensi, sebanyak 15 orang responden (42,9%) menyatakan bahwa mereka memiliki kompetensi dan sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan bahwa mereka sangat memiliki kompetensi yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki kompetensi yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 42,9% atau sebanyak 15 orang responden. Kompetensi merupakan sebuah kemampuan untuk bisa diandalkan dalam menghadapi berbagai kemungkinan masalah ketika menjalin sebuah hubungan komunikasi antar sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

b. Terbuka  Tabel IV.16  Anda memiliki sikap berterus terang yang merupakan bagian dari sifat positif ketika  menjalin komunikasi  No Anda memiliki sikap berterus terang yang  merupakan bagian dari sifat positif ketika  menjalin komunikasi  F % 1 Tidak memiliki 4 11.4 2 Kurang memiliki 6 17.1 3 Memiliki 13 37.1 4 Sangat memiliki 12 34.3 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P17/FC.18

Dari tabel IV.16 diketahui mengenai sikap berterus terang yang dimiliki oleh responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Sebanyak 4 orang responden (11,4%) menyatakan tidak memiliki sikap berterus terang, sebanyak 6 orang responden (17,1%) menjawab kurang memiliki sikap berterus terang, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menjawab memiliki sikap berterus terang dan sebanyak 12 orang responden (34,3%) menjawab sangat memiliki sikap berterus terang yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka memiliki sikap berterus terang yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi dengan sesama waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 37,1% atau sebanyak 13 orang responden. Sikap berterus terang yang dimaksud adalah sikap terbuka yang

ditunjukkan oleh seorang waria ketika akan menjalin hubungan komunikasi dengan rekannya sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

c. Ekstrovet  Tabel IV.17  Anda memiliki sikap terbuka yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin  komunikasi  No Anda memiliki sikap terbuka yang  merupakan bagian dari sifat positif ketika  menjalin komunikasi  F % 1 Tidak memiliki 1 2.9 2 Kurang memiliki 6 17.1 3 Memiliki 11 31.4 4 Sangat memiliki 17 48.6 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P.18/FC.19

Dari tabel IV.17 diketahui mengenai sikap terbuka yang dimiliki oleh responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan tidak memiliki sikap terbuka, sebanyak 6 orang responden (17,1%) menyatakan kurang memiliki, sebanyak 11 orang responden (31,4%) menyatakan memiliki dan sebanyak 17 orang responden (48,6%) menyatakan sangat memiliki sikap terbuka yang merupakan bagian sifat positif ketika menjalin komunikasi.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sangat memiliki sikap terbuka yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 48,6% atau dijawab sebanyak 17 orang responden. Sikap terbuka merupakan sifat

yang menyenangkan dan semua orang akan lebih menyukai para individu yang terbuka terhadap hal apapun ketika menjalin hubungan komunikasi antarpribadi dengan sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

d. Fleksibel  Tabel IV.18  Anda memiliki sikap fleksibel yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin  komunikasi  No Anda memiliki sikap fleksibel yang  merupakan bagian dari sifat positif ketika  menjalin komunikasi  F % 1 Tidak memiliki 2 5.7 2 Kurang memiliki 5 14.3 3 Memiliki 9 25.7 4 Sangat memiliki 19 54.3 Total 35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P19/FC.20 

  Dari tabel IV.18 diketahui mengenai sikap fleksibel yang dimiliki responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Sebanyak 2 orang responden (5,7%) menyatakan tidak memiliki sikap fleksibel, sebanyak 5 orang responden (14,3%) menyatakan kurang memiliki sikap fleksibel, sebanyak 9 orang responden (25,7%) menyatakan memiliki sikap fleksibel dan 19 orang responden (54,3%) menyatakan sangat memiliki sikap fleksibel yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi dengan sesama waria.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat memiliki sikap fleksibel yang

merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi dengan sesama waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 54,3% atau dijawab sebanyak 19 orang responden. Sikap mampu mengikuti kemana saja dengan situasi apapun merupakan salah satu sikap yang diperlukan ketika menjalin komunikasi antarpribadi dengan sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

e. Adaptif

Tabel IV.19

Anda memiliki sikap adaptif yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi No Anda memiliki sikap adaptif yang  merupakan bagian dari sifat positif ketika  menjalin komunikasi  F % 1 Tidak memiliki 0 0.0 2 Kurang memiliki 6 17.1 3 Memiliki 10 28.6 4 Sangat memiliki 19 54.3 Total 35 100.0 Sumber : Kuesioner Penelitian P20/FC.21 

  Dari tabel IV.19 diketahui mengenai sikap adaptif yang dimiliki para responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Sebanyak 6 orang responden (17,1%) menyatakan kurang memiliki, sebanyak 10 orang responden (28,6%) menyatakan memiliki dan sebanyak 19 orang responden (54,3%) menyatakan sangat memiliki sikap adaptif yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi dengan sesama waria.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka sangat memiliki sikap adaptif yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi dengan sesama

waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 54,3% atau dijawab sebanyak 19 orang responden. Sikap adaptif adalah sikap mudah menyesuaikan diri dimana saja yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi antarpribadi dengan sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

f. Inteligen

Tabel IV.20

Anda memiliki inteligensia yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi

No Anda memiliki inteligensia yang merupakan bagian dari sifat

positif ketika menjalin komunikasi F % 1 Tidak memiliki 1 2.9 2 Kurang memiliki 10 28.6 3 Memiliki 13 37.1 4 Sangat memiliki 11 31.4 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P21/FC.22

Dari tabel IV.20 diketahui mengenai sikap inteligensia yang dimiliki responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan tidak memiliki inteligensia, sebanyak 10 orang responden (28,6%) menyatakan kurang memiliki inteligensia, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan memiliki inteligensia dan sebanyak 11 orang responden (31,4%) menyatakan sangat memiliki inteligensia yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki inteligensia yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi dengan sesama waria. Hal ini ditunjukkan dengan persentase

sebesar 37,1% atau sebanyak 13 orang responden. Inteligensia merupakan sikap cakap dalam berpikir dan bertindak yang dimiliki oleh para responden yang merupakan bagian dari sifat positif ketika menjalin komunikasi antarpribadi dengan sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

Terjalinnya komunikasi intim

Tabel IV.21

Keyakinan bahwa keterbukaan merupakan sebuah dasar komunikasi harmonis

No Keyakinan bahwa keterbukaan merupakan sebuah dasar

komunikasi harmonis F % 1 Tidak yakin 1 2.9 2 Kurang yakin 3 8.6 3 Yakin 12 34.3 4 Sangat yakin 19 54.3 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P22/FC.23

Dati tabel IV.21 diketahui mengenai keyakinan para responden bahwa keterbukaan merupakan sebuah dasar komunikasi harmonis. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan tidak yakin, sebanyak 3 orang responden (8,6%) menyatakan kurang yakin, sebanyak 12 orang responden (34,3%) menyatakan yakin dan sebanyak 19 orang responden (54,3%) menyatakan sangat yakin bahwa keterbukaan merupakan sebuah dasar komunikasi harmonis.

Dengan demikian mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa para waria di kelurahan Siti Rejo II sangat yakin bahwa keterbukaan merupakan sebuah dasar komunikasi harmonis. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 54,3% atau sebanyak 19 orang responden. Keterbukaan satu sama lain merupakan sebuah dasar agar dapat terjalinnya komunikasi timbale balik yang harmonis antara sesama waria di kelurahan Siti Rejo II.

Bersikap realistis 

Tabel IV.22

Keyakinan bahwa keterbukaan diawali dengan bersikap tulus, jujur dan ada adanya dalam menjalin hubungan

No Keyakinan bahwa keterbukaan diawali dengan bersikap tulus, jujur dan ada

adanya dalam menjalin hubungan

F % 1 Tidak yakin 2 5.7 2 Kurang yakin 4 11.4 3 Yakin 13 37.1 4 Sangat yakin 16 45.7 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P23/FC.24

Dari tabel IV.22 diketahui mengenai keyakinan para responden bahwa keterbukaan diawali dengan bersikap realistis dalam menjalin sebuah hubungan. Sebanyak 2 orang responden (5,7%) menyatakan mereka tidak yakin, sebanyak 4 orang responden (11,4%) menyatakan mereka kurang yakin, sebanyak 13 orang responden (37,1%) menyatakan mereka yakin dan sebanyak 16 orang responden (45,7%) menyatakan mereka sangat yakin bahwa keterbukaan diawali dengan bersikap tulus, jujur, dan apa adanya dalam menjalin hubungan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini sangat yakin bahwa keterbukaan diawali dengan bersikap tulus, jujur dan apa adanya dalam menjalin hubungan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 45,7% atau sebanyak 16 orang responden. Bersikap realistis merupakan hal yang fundamental bagi terjalinnya komunikasi antarpribadi yang harmonis di kalangan para waria di kelurahan Siti Rejo II, kecamatan Medan Amplas, Medan.

Empati 

Tabel IV.23

Anda mampu membayangkan diri anda kepada orang lain ketika sedang berkomunikasi

No Anda mampu membayangkan diri

anda kepada orang lain ketika sedang

berkomunikasi F % 1 Tidak mampu 1 2.9 2 Kurang mampu 6 17.1 3 Mampu 18 51.4 4 Sangat mampu 10 28.6 Total 35 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian P24/FC.25

Dari tabel IV.23 diketahui mengenai kemampuan responden dalam berempati. Sebanyak 1 orang responden (2,9%) menyatakan tidak mampu berempati, sebanyak 6 orang responden (17,1%) menyatakan kurang mampu berempati, sebanyak 18 orang responden (51,4%) menyatakan mampu berempati dan 10 orang responden (28,6%) menyatakan sangat mampu berempati.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan mampu membayangkan dirinya kepada orang lain

Dokumen terkait