• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa sebagai Alat Komunikasi a. Pengertian Bahasa

Bahasa sebagai alat komunikasi secara historis telah diungkapkan pada saat penciptaan manusia pertama (Adam). Pada saat itu Allah mengajarkan Adam untuk berbahasa sebagaimana diungkapkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 31.

Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah: 31).

Pada ayat di atas terungkap bahwa yang pertama kali Allah ajarkan kepada Adam adalah bahasa, untuk mengungkapkan isi pikiran, lalu Adam dapat menyebutkan benda-benda dengan simbol-simbol bahasa.

Menurut Satiadarma (2001: 96) bahasa adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan, idealisme, dan keinginan-keinginan kepada orang lain.

Dardjowidjojon (2001: 96) berpendapat bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama.

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa:

a. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vocal arbitrer yang digunakan untuk komunikasi manusia.

b. Bahasa terdiri dari 2 sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna, hanya bunyi tertentu yang digunakan oleh pembicara dari beberapa bahasa dan hanya gabungan tertentu dari suara atau bunyi ini yang mungkin.

c. Bahasa sebagai arbitrary atau sekehendak hati, ini berarti bahwa kita tidak dapat memperkirakan dengan tepat tanda-tanda khusus. Kita dapat menemukan dalam sebuah bahasa kalau kita tidak paham dengan bahasa itu atau dengan sebuah hubungan bahasa.

d. Bahasa sebagai vokal, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan bahwa perantara pokok dari bahasa adalah suara dan itu adalah suara untuk semua bahasa, bukan soal seberapa baik perkembangan sistem penulisan bahasa.

e. Bahasa sebagai simbol, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan bahwa tidak ada hubungan atau dalam beberapa hal hanya sedikit hubungan di antara suara yang orang-orang gunakan dan objek dimana suara ini kembali.

f. Bahasa sebagai milik manusia, kata “milik manusia” dalam pengertiannya kembali pada kenyataan bahwa macam-macam sistem yang menarik minat kita adalah dimiliki oleh manusia dan sangat berbeda dari sistem komunikasi yang merupakan bentuk lain dari milik kehidupan.

g. Bahasa sebagai komunikasi. Bahasa digunakan untuk komunikasi, dengan bahasa seseorang bisa mengatakan sesuatu kepada orang lain dan mengekspresikan kebutuhan komunikasi mereka.

Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa bahasa adalah suatu sistem, vocal (bunyi ujaran) yang tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbitrary symbols) yang bersifat unik, khas, dibangun dari kebiasaan-kebiasaan sebagai alat komunikasi yang berhubungan erat dengan budaya tempat bahasa itu berada.

Bahasa juga dapat dipelajari dari ilmu sosiolinguistik. Sosiolinguistik adalah cabang ilmu bahasa yang berusaha menerangkan korelasi antara perwujudan struktur atau elemen bahasa dengan factor-faktor sosiokultural pertuturannya (Wijaya dan Rohmadi, 2006: 11). Berbeda dengan Wijana dan Rohmadi, Kridalaksana (dalam Cher dan Agustina, 2010: 3) menyatakan

“Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari cirri dan variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan cirri fungsi variasi bahasa itu di dalam

suatu masyarakat bahasa”. Jadi, sosiolinguiostik adalah ilmu bahasa yang menjelaskan cirri dan variasi bahasa, yang mempengaruhi pengguna bahasa di masyarakat.

Bahasa juga dapat di teliti oleh ilmu pragmatik. Pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks social. Performansi bahasa dapat mempengaruhi tafsiran atau interpretasi. Pragmatik bukan saja menelaah pengaruh-pengaruh fonem suprasegmental, dialek, dan register, melainkan memandang performansi ujaran pertama sebagai suatu kegiatan social yang ditata oleh aneka ragam konvensi sosial. Para teoritikus pragmatic telah mengidentifikasi adanya tiga jenis prinsip kegiatan ujaran, yaitu kekuatan ilokusi, prinsip-prinsip percakapan, dan presuposisi (Heatherington dalam Tarigan,2009:

30).

Levinson (dalam Rahardi, 2009: 20-21) menjelaskan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Batasan Levinson itu dapat dilihat pada kutipan berikut: “Pragmatics is the study of those relation between language and context that are grammaticalized, or encoded in the structure of e a language”. Sejalan dengan itu Parker (dalam Rahardi, 2009:

20-21) Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Jadi, pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari kondisi pengguana bahasa manusia yang pada dasarnya sangat ditentukan oleh konteks yang melatarbelakangi bahasa itu dan menelaah makna dalam hubungannya dengan berbagai situasi ujaran.

b. Bahasa sebagai alat komunikasi

Deddy Mulyana (2010: 49) menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penciptaan makna antara 2 orang atau lebih lewat penggunaan simbol-simbol atau tanda-tanda.

Orang atau kelompok ke kelompok untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang atau kelompok-kelompok dalam suatu interaksi.

Al-Qur‟an diturunkan kepada manusia yang memiliki sifat sebagai makhluk yang memerlukan komunikasi. Karena itu, Al-Qur‟an memberikan tuntunan berkomunikasi. Santun berbahasa dalam Al-Qur‟an berkaitan dengan cara pengucapan, perilaku, dan kosakata yang santun serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi (lingkungan) penutur, sebagaimana dalam ayat berikut:

“Dan sederhanakanlah dalam berjalan (secara wajar) dan rendahkanlah suaramu, sebenarnya seburuk-buruk suara yang dibenci adalah suara keledai. (Q.S Lukman : 19 )”

Bahasa dan komunikasi merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan sehingga Al-Wasilah menyebutkan bahwa hakikat bahasa adalah komunikasi dan komunikasi merupakan alat untuk berinteraksi. Karakteristik yang ditarik dari teori-teori bahasa sebagai komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Bahasa adalah sistem untuk mengungkapkan makna

b. Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan komunikasi

c. Struktur bahasa mencerminkan kegunaan fungsional dan komunikasinya d. Unit utama bahasa tidak hanya berupa karakteristik gramatikal dan

strukturnya tetapi juga kategori makna fungsional dan komunikatif.

Menurut Andi Abdul Muis (2012: 48), komunikasi adalah:

a. Proses penyampaian pesan antara 2 orang atau lebih

b. Proses penyampaian lambang-lambang yang mempunyai arti c. Tindakan membagi informasi atau pengetahuan

d. Proses yang oleh satu individu (komunikator) dikirim stimulasi (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individual (komunikan).

Proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orang-orangnya berinteraksi satu sama lain. Fungsi sosial komunikasi antar pribadi mengandung beberapa aspek di antaranya:

a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis dan psikologis Tanpa mengadakan interaksi sosial, maka seseorang gagal dalam hidupnya atau mungkin hidup dalam angan-angan. Kebutuhan biologis dan psikologis harus seimbang melalui komunikasi antar pribadi, setiap manusia berusaha mencari dan melengkapi kebutuhannya.

b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial. Setiap orang terikat dalam suatu sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat seperti ia wajib secara sosial berhubungan dengan orang lain. Norma dan nilai telah mengatur kewajibankewajiban tertentu secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu keharusan yang tidak dapat dielakkan.

c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik.

Dalam setiap perkenalan pertama dengan orang lain, setiap orang berusaha menutup diri beberapa waktu dan mencari peluang kesempatan berkenalan. Barangkali pada saat pertama bentuk tindakan sosial yang terjadi hanyalah berinteraksi biasa akibat basa-basi pergaulan. Kemudian meningkat dalam suatu relasi sosial ekonomi, bisnis dan di antara mereka.

d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan mutu atau merawat mutu diri sendiri. Seseorang yang terus menerus berkomunikasi dengan lugas, segar, terbuka, saling bertukar pikiran dan perasaan. Sampai pada tahap psikologi maka ia akan mengubah dirinya sendiri dan mengubah keadaan kesehatan jiwa seseorang yang berkomunikasi dengannya.

e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik Pertentangan antar manusia, terutama antar pribadi merupakan kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Melalui komunikasi antar pribadi konflik dapat dihindari karena telah terjadi pertukaran pesan dan kesamaan makna tentang suatu makna tertentu

Komunikasi yang baik dapat terjadi bila antara penutur dan mitra tutur menggunakan bahasa yang baik atau dengan kata lain menggunakan bahasa yang santun. Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang kurang memperhatikan kesantunan berbahasa, disadari atau tidak terkadang kita sendiri termasuk di dalamnya. Di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan sekolah terkadang masih ditemukan penggunaan bahasa yang kurang santun. Penggunaan bahasa yang kurang santun tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi orang lain.

Misalnya, di lingkungan sekolah, seorang guru mengatakan “bodoh” kepada siswa yang bernama Budi, maka Budi bias menjadi sakit hati, minder, dan sebagainya.

Dokumen terkait