• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A.Persepsi

1. Bahaya merokok

Merokok mempunyai banyak efek negatif yang berbahaya kepada kesehatan manusia, dan kebiasaan merokok tidak hanya merugikan perokok itu sendiri, tetapi juga mengancam masyarakat disekitarnya. Asap rokok yang dihirup oleh perokok atau mereka yang berada di sekelililngnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan, bronkus, dan paru-paru. Kandungan asap rokok akan menyebabkan kerusakan tisu di sepanjang perjalanan di ruang ini, dan boleh menyebabkan berbagai penyakit di mulut seperti periodontitis (infeksi pada gusi), penyakit kerongkongan seperti faringitis (infeksi faring),dan laringitis (infeksi laring

atau pita suara), penyakit di bronkus seperti bronkitis (infeksi bronkus), dan penyakit pada paru-paru seperti kanker paru, penyakit paru obstruktif, dan emfisema (Martin,2008)

a. Bahaya merokok secara fisik

Kebiasaan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia, seperti kanker paru,

bronchitis kronik, emfisema dan berbagai penyakit paru lainya. Selain itu adalah kanker mulut, tenggorokan, pankreas dan kandung kencing, penyakit pembuluh darah, ulkus peptikum dan lain-lain.Satu-satunya penyakit yang menunjukan asosiasi negatif dengan kebiasaan merokok, yaitu kanker paru,bronchitis kronik dan emfisema, penyakit jantung iskemik

dan penyakit kardiovaskuler lain, ulkus peptikum, kanker mulut, kanker tenggorokan,penyakit pembuluh darah otak dan gangguan janin dalam kandungan(Aditama, 1997).

a. Penyakit kardiovaskuler

Menurut jurnal kardiologi Indonesia tahun 1995 penyakit kardiovaskuler meduduki urutan penyebab utama kematian di Indonesia,hal ini dapat dilihat pada peningkatan presentase penyebab kematian kardiovaskuler dari 9,7% pada tahun 1992 menjadi 16% pada tahun 2000. Merokok adalah salah satu resiko utama timbulnya morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler yaitu meningkatnya kadar kolesterol serum, penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah perifer (Sitepoe, 2000).

b. Kanker paru

Penyakit kanker paru ini lebih berbahaya dai pada penyakit TBC paru. Apalagi bila kanker sudah dalam keadaan lanjut. Penyakit ini banyak ditemukan dan paling sering ditemukan pada kaum pria. Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 80-90% kanker paru pada pria dan 70% pada wanita disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penelitian di Inggris menunjukan bahwa sekitar 87% kematian akibat kanker paru. Sementara itu, paparan asap rokok pada mereka yang tidak merokok atau perokok pasif ternyata meningkatkan terjadinya kanker paru sampai 30% lebih tinggi. penyakit kanker paru ini sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok sebagai penyebab utamanya. Hal ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian di dalam dan di luar negeri (Aditama, 1997).

c. Kehamilan

Menurut Aditama (1997), “ berat badan bayi dan ibu yang merokok, rendah dan mudah menjadi sakit. Berat badan bayi tersebut lebih rendah 40-400 gram dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang bukan perokok. sekitar 7% dari ibu-ibu hamil yang merokok satu bungkus sehari akan melahirkan anak yang beratnya kurang dari 2500 gram, dan prosentase ini meningkat menjadi 12% pada ibu-ibu hamil yang menghabiskan dua

bungkus rokok sehari”.

Penurunan berat badan bayi dapat terjadi karena beberapa hal, rokok yang dihisapsi ibu akan mengganggu oksigenisasi ditubuh janin dan adanya gangguan enzim-enzim pernafasan janin dalam kandungan. Nikotin juga merupakan zat vasokonstriktor yang berikatan mengganggu metabolisme

protein dalam tubuh janin yang sedang berkembang, serta nikotin dapat menyebabkan jantung janin berdenyut lebih lambat dan menyebabkan gangguan pada system saraf. Kelainan bawaan pada bayi yang baru lahir seperti kelainan kantup kantung, ternyata juga lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang perokok dibanding yang tidak merokok. Para ahli mulai mendeteksi adanya kecendrungan gangguan tumbuh kembang anak dari ibu perokok, baik dari sudut fisik, emosi maupun kecerdasan. Semua keadaan tersebut terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO, sianida, tiosianat, nikotin dan karbonik anhidrase, selain mengganggu kesehatan ibu juga dapat menembus plasenta dan mengganggu kesehatan janin dalam kandungan (Aditama,1997).

d. Penyakit gangguan perkembangbiakan

Seperti yang dikatakan oleh Chanoine J.P (1991), merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi atau memiliki anak, fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan, wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang bukan perokok. Merokok juga dapat menimbulkan impotensi (Sitepoe, 2000).

e. Gangguan alat pencernaan

Seperti yang dikatakan oleh Harisson (1987), sakit maag atau gastritis

lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok,dibandingkan dengan yang bukan perokok. merokok mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit

maag. Pencernaan protein terhambat bagi mereka yang merokok. Merokok juga mengurangi rasa lapar atau nafsu makan (Sitepoe, 2000).

b. Bahaya merokok secara emosional

Silvan Tomkins (dalam Sarafino, 2002) menyebutkan empat tipe perilaku merokok yaitu :

1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positif affect smoking) adalah orang yang merokok untuk memperoleh persaan yang positif dimana dengan merokok individu merasakan adanya penambahan persaaan yang bersifat positif, misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman dan untuk membentuk image-image yang diinginkan. Kemudian ditambahkan lagi sub tipe ini (dalam Prihatiningsih, 2007), yaitu :

f. Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah makan kenyang atau minum kopi.

g. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

h. Pleasure of handing cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokok dengan jari-jarinya.

2. Perilaku merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negatif affect smoking), yaitu orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan, misalnya keadaan cemas dan marah.

3. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smoking) yaitu individu yang sudah ketagihan pada rokok akan senderung menambah dosis rokok yang akan digunakan berikutnya karena efek rokok sebelumnya telah mulai berkurang sesaat setelah rokoknya habis dihisap, individu mempersiapkan hisapan rokok berikutnya. Umumnya individu merasa gelisah bila dirumahnya tidak tersedia rokok.

4. Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan (habitual smoking), dalam hal ini perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan dalam individu. Merokok bukan lagi untuk mengendalikan perasaannya secara langsung, melainkan karena sudah terbiasa.

Gilchrist, Schinke, Bobo dan Snow (dalam Sweeting, 1990) membedakan perokok dalam 3 tipe, yaitu:

a. Experimental smoker, yaitu orang yang pernah mencoba rokok tetapi tidak menjadi kebiasaan. Orang yang termasuk dalam kelompok ini biasanya tidak atau belum mengalami kecanduan nikotin.

b. Regular smoker, yaitu orang yang merokok secara teratur dan telah menjadi kebiasaan. Seseorang yang menjadi perokok reguler karena telah mengalami kecanduan nikotin.

c. Non smoker, yaitu orang yang tidak pernah mencoba merokok.

Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditandai oleh frekuensi dan intensitas merokok yang berbeda pada setiap tahapnya (Mathew dkk dalam

Richardson, 2002), dan seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin.

c.Bahaya merokok secara ekonomi

Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar. Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok. Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.(Astuti lindia ,2004)

Dokumen terkait