• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Bakteri

2.3.3 Bakteri Uji

a. Staphylococcus epidermidis 1)Klasifikasi

Famili : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus epidermidis

2)Morfologi dan Patologi

Kuman ini berbentuk bola , bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter kuman berkisar

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekiat 1 mikron. Koloninya berwarna putih atau kuning, atau jingga (Jawetz dkk., 1996).

3)Pertumbuhan

Staphylococcus di laboratorium tumbuh dengan baik pada suhu 370C. Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya ialah 150C dan 400C, sedangkan suhu pertumbuhan optimum ialah 350C. Pertumbuhan terbaik dan khas ialah pada suasana aerob. Kuman ini pun bersifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hidrogen dan pH optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4 (Jawetz dkk., 1996).

4)Patogenesis dan Patologi

Staphylokokkus, khususnya S.epidermidis, adalah anggota flora normal pada kulit manusia, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan. Peradangan setempat merupakan sifat khas dari infeksi Staphylococcus dan akan menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah, sehingga peradangan dari vena dan trombosis pun merupakan hal yang biasa. Kuman ini juga dapat menyebabkan penyakit kulit yang ringan yang disertai pembentukan abses (Jawetz dkk., 1996).

b. Staphylococcus aureus 1)Klasifikasi

Famil : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

2)Morfologi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk bola, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, berbentuk bundar, halus menonjol dan berkilau (Jawetz dkk., 1996).

3)Pertumbuhan

Staphylococcus aureus merupakan gram positif, tidak membentuk spora, tak bergerak dan dapat tumbuh pada berbagai media pada suasana aerob. Bakteri ini

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat memfermentasikan beberapa karbohidrat dan dapat menghasilkan pigmen berwarna, tidak dapat larut air (Jawetz dkk., 1996).

4)Patogenesis dan Patologi

Stafilokokkus khususnya S. aureus, 40-50% manusia merupakan pembawa bakteri dalam hidugnya. Stafilokokus juga biasa ditemukan di baju, sprei, dan benda-benda lainnya dilingkungan sekitar manusia. diInfeksi oleh S. aureus

ditandai dengan kerukan jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus adalah bisul, jerawat dan infeksi luka. Merupakan penyebab penyakit tersering furunkulosis, lesi noduler yang nyeri dan mengeluarkan pus. Furunkulosis terjadi ketika folikel rambut terkena gesekan dan keringat, serign ditemukan pada orang yang gemuk, yang mendapatkan terapi kortikosteroid atau yang fungsi neutrofilnya menurun. Bersama dengan s.pyogenes merupakan penyebab utama selulitis (Jawetz dkk., 1996).

c. Streptococcus pyogenes 1)Klasifikasi

Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus Species : Streptococcus pyogenes

2)Morfologi

Kokus tunggal berbentuk bulat, atau bulat telur dan tersusun dalam bentuk rantai. Anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus, dan bentuknya kadang-ladang menyerupai batang. Streptokokus terdiri dari coccus yang berdiameter 0,5-1µm. Kebanyakan streptokokus tumbuh dalam perbenihan padat sebagai koloni diskoid dengan diameter 1-2 mm (Jawetz dkk., 1996). 3)Pertumbuhan

Umumnya Streptokokus bersifat anaerob fakultatif, hanya beberapa jenis yang bersifat anaerob obligat. Pada perbenihan biasa, pertumbuhannya kurang subur jika ke dalamnya tidak ditambahkan darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada pH 7,4-7,6, suhu optimum petumbuhan adalah 370C (Jawetz dkk., 1996). 4)Patogenesis dan Patologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

S.pyogenes adalah bakteri patogen utama manusia yang berkaitan dengan invasi lokal atau sistemik dan gangguan imunologik setelah infeksi streptokokus. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet fever, erisipelas, radang tenggorokan, febris puepuralis, rheumatic fever, dan bermacam-macam penyakit lainnya (Jawetz dkk., 1996).

d.Streptococcus viridans 1)Klasifikasi

Familia : Streptococcaceae Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus Viridans

2)Morfologi

Streptococcus viridans dikenal sebagai bakteri penyebab utama karies gigi dan umum ditemukan dalam rongga mulut. Kokus tunggal berbentuk bulat, atau bulat telur dan tersusun dalam bentuk rantai. Anggota rantai sering tampak sebagai diplokokus, dan bentuknya kadang-ladang menyerupai batang. Streptokokus terdiri dari coccus yang berdiameter 0,5-1µm. Kebanyakan streptokokus tumbuh dalam perbenihan padat sebagai koloni diskoid dengan diameter 1-2 mm (Jawetz dkk., 1996).

3)Pertumbuhan

Bersifat anaerob fakultatif, tumbuh baik pada pH 7.4-7,6 dan suhu optimal 370 C selama 18-24 jam. Sifat pertumbuhan pada agar darah, membentuk warna hijau dan hemolisis sebagian disekeliling koloni (Jawetz dkk., 1996).

4)Patogenesis dan Patologi

Streptococcus viridans merupakan anggota flora normal yang paling umum pada saluran pernafasan bagian atas dan berperan penting menjaga keadaan normal selaput mukosa tersebut. Streptococcus viridans dapat menyebabkan karies gigi dewasa dan anak, endokarditis, abses-abses (dengan banyak kuman lainnya) (Jawetz dkk., 1996).

e. Streptococcus mutans 1)Klasifikasi

Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Species : Streptococcus mutans (Widya, 2008) 2)Morfologi

Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang sendirian berbentuk bulat atau bulat telurdan tersusun dalam rantai..Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 180-400C. Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondusif menyebabkan karies untuk email gigi (Widya, 2008 dan Jawetz dkk., 1996).

3)Pertumbuhan

Umumnya Streptokokus bersifat anaerob fakultatif, hanya beberapa jenis yang bersifat anaerob obligat. Pada perbenihan biasa, pertumbuhannya kurang subur jika ke dalamnya tidak ditambahkan darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada pH 7,4-7,6, suhu optimum petumbuhan adalah 370C, pertumbuhannya cepat berkurang pada 400C (Widya, 2008 dan Jawetz dkk., 1996).

4)Patogenesis dan Patologi

Penyakit yang disebabkan oleh S.mutans adalah karies gigi, beberapa hal yang menyebabkan karies gigi bertambah parah adalah seperti gula, air liur, dan juga bakteri pembusuknya. Setelah memakan sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasi molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glycoprotein itu. Walaupun, banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi. Streptococcus mutans lalu berkembang dan membentuk plak pada gigi (Widya, 2008).

Dokumen terkait