BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Negeri 23 Bandung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas KKM Rata-rata nilai kelas
Memenuhi KKM
Tidak memenuhi KKM Jumlah siswa 1 X1 76 59,4 12 26 38 2 X2 76 56,4 14 25 39 3 X3 76 52,4 7 33 40 4 X4 76 53,9 5 33 38 5 X5 76 57,6 16 23 39 6 X6 76 67,1 6 37 39 7 X7 76 67,3 18 20 39 8 X8 76 48,7 2 35 37 9 X9 76 59,3 7 30 37 10 X10 76 83,3 27 11 38 Total 114 270 384
Sumber : SMA Negeri 23 Bandung, data diolah
Dari tabel 1.1 tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar nilai UTS mata pelajaran ekonomi siswa kelas X memiliki nilai rata-rata berada di bawah KKM yaitu nilai 76. Hanya 114 siswa (29,7%) yang memiliki nilai di atas KKM sedangkan sisanya sebanyak 270 siswa (70,3%) masih berada di bawah KKM. Karena nilai siswa yang memenuhi KKM lebih sedikit jika dibandingkan siswa yang tidak memenuhi KKM, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa SMA Negeri 23 Bandung belum mencapai hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar yang tidak maksimal dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010: 54):
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
Faktor intern yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2002: 53) yaitu “faktor fisiologis; faktor psikologis, diantaranya: faktor intelektif, meliputi: intelegensi, bakat, dan kematangan; dan faktor non intelektif, meliputi: kesiapan, perhatian, minat, kedisiplinan belajar dan motivasi.” Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar menurut Slameto (2010: 60) yaitu “faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.”
Disiplin belajar merupakan salah satu sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh siswa. Tulus Tu’u (Khafid dan Suroso, 2007: 2) menyatakan bahwa:
Pencapaian hasil belajar yang baik selain karena adanya tingkat kecerdasan yang cukup baik, dan sangat baik, juga didukung oleh adanya disiplin sekolah yang ketat dan konsisten, disiplin individu dalam belajar, dan juga karena perilaku yang baik.
Dari sudut pandang keluarga, orang tua seharusnya tidak mempercayakan pendidikan anaknya secara totalitas pada pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah, karena keberadaan anak justru lebih banyak berada di lingkungan keluarga ataupun lingkungan sosialnya. Menurut Ahmadi (Khafid dan Suroso, 2007: 3) bahwa:
Prestasi belajar yang menurun bukan karena faktor guru (sekolah) atau anak saja, melainkan karena beberapa kemungkinan, yaitu 1) karena kurikulum sekolah terlalu tinggi, sehingga melampaui kapasitas belajar anak, 2) karena terlalu banyak tugas yang harus dikerjakan anak (PR), 3) karena anak terlalu banyak mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, 4) karena anak kurang mampu mengatur waktu, 5) karena tidak ada kebiasaan belajar pada anak dan ia kurang mampu mendisiplinkan diri, dan 6) karena dari pihak orang tua tidak kontrol atau kurang perhatian.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang terjadi dengan judul “Pengaruh Disiplin Belajar dan Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi (Suatu Kasus pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 23 Bandung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana gambaran disiplin belajar, perhatian orang tua dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 23 Bandung ?
2) Bagaimana pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 23 Bandung ?
3) Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 23 Bandung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1) Gambaran disiplin belajar, perhatian orang tua dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 23 Bandung.
2) Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 23 Bandung.
3) Pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 23 Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu pendidikan, khususnya mengenai disiplin belajar, perhatian orang tua dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2) Secara praktis a. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan mampu memberikan arahan bagi siswa dalam mencapai hasil belajar yang memuaskan.
b. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan disiplin belajar siswa guna mencapai hasil belajar yang memuaskan. Dengan mengetahui pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar maka diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan disiplin belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
c. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan kepada para orang tua dalam mendidik anaknya agar tercapai hasil belajar yang memuaskan. Dengan mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar maka diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan perhatian pada anak agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
d. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai ilmu kependidikan dan memberikan pengalaman dengan terjun langsung ke lapangan serta merupakan temuan awal untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya tentang disiplin belajar, perhatian orang tua dan hasil belajar siswa pada lembaga pendidikan lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah hasil belajar, disiplin belajar, dan perhatian orang tua. Dimana hasil belajar sebagai variabel terikat, sedangkan disiplin belajar dan perhatian orang tua sebagai variabel bebas. Adapun subjek dari penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPS SMA Negeri 23 Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) “adalah cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”
Sedangkan Sugiyono (2002: 1) mengemukakan bahwa :
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Adapun pengertian metode survei menurut I Made Wirartha (2005: 143) adalah
“penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, data yang dipelajari diambil dari populasi tersebut sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antarvariabel, sosiologis maupun psikologis.”
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian.” Populasi dalam penelitian ini pada awalnya adalah siswa kelas X SMA Negeri 23 Bandung, namun karena sudah memasuki tahun pelajaran baru, maka penelitian dilakukan di kelas XI IPS SMA Negeri 23 bandung. Adapun populasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Populasi Kelas XI IPS SMA Negeri 23 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014
No. Kelas Jumlah Siswa
1 XI IPS 1 41
2 XI IPS 2 44
3 XI IPS 3 41
4 XI IPS 4 40
Jumlah 166
Sumber : SMA Negeri 23 Bandung
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dalam penelitian ini akan diambil jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasinya. Maka teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode sensus karena mengambil sampel dari seluruh populasi atau dinamakan sampling jenuh. Menurut Sugiyono, (2002: 78) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasinya digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.”
Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 23 Bandung sebanyak 166 siswa.
3.4 Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini terlebih dahulu setiap variabel didefinisikan, kemudian dijabarkan melalui operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel penelitian secara rinci diuraikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Konsep Variabel Indikator Konsep Analitis
Disiplin belajar adalah
suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar
yang sesuai dengan
keputusan-keputusan,
peraturan-peraturan dan
norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. (Damayanti, 2012)
Disiplin Belajar (X1)
Data diperoleh dari : 1. Disiplin belajar di sekolah:
-Mengikuti upacara bendera
-Berpakaian rapi dan mengikuti tata tertib sekolah 2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di kelas :
-Memperhatikan guru pada saat menjelaskan -Mengikuti pelajaran sampai selesai. -Mengikuti pelajaran dengan baik
3. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran di kelas :
-Mengerjakan tugas dengan baik -Mengumpulkan tugas tepat waktu
-Bertanya kepada guru dan aktif dalam kegiatan belajar 4. Disiplin belajar di rumah :
-Membaca lagi buku catatan -Mengerjakan PR
-Membagi waktu belajar -Mengerjakan soal-soal latihan
Skor disiplin belajar dengan skala likert, meliputi:
1. Disiplin siswa saat mengikuti upacara bendera.
2. Disiplin siswa dalam
berseragam.
3. Disiplin siswa dalam
mengikuti tata tertib sekolah. 4. Disiplin siswa saat kegiatan
belajar di kelas.
5. Disiplin siswa dalam
mengerjakan tugas pelajaran. 6. Disiplin belajar siswa di
rumah.
Perhatian orang tua adalah pemusatan tenaga psikis yang berupa pengamatan
atau pengawasan yang
dilakukan oleh orang tua terhadap semua aktivitas yang dilakukan anaknya secara terus menerus, agar apa yang diinginkan dapat tercapai.
(Darwin Bangun, 2008: 5)
Perhatian Orang Tua (X2)
Besarnya nilai variabel perhatian orang tua dilihat dari : 1. Pengawasan orang tua :
Mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak.
Memantau perkembangan kemampuan akademik
anak.
Memantau perkembangan (kepribadian, sikap,
moral)
2. Pemberian motivasi belajar :
Pemberian hadiah dari orang tua.
Pemberian hukuman atau peringatan dari orang tua.
3. Pemenuhan fasilitas belajar :
Memperhatikan alat-alat penunjang kebutuhan
belajar di sekolah : alat tulis dan buku pelajaran.
Memperhatikan alat-alat penunjang kebutuhan
belajar dirumah seperti meja belajar, komputer dan sebagainya.
4. Memberikan bimbingan belajar di rumah :
Mengenal kesulitan belajar anak.
Membantu mengatasi anak dalam kesulitan belajar.
Skor perhatian orang tua dengan skala likert, meliputi:
1.Pengawasan orang tua dalam
mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak.
2.Pengawasan orang tua dalam
memantau perkembangan kemampuan akademik anak.
3.Pengawasan orang tua dalam
memantau perkembangan (kepribadian, sikap, moral) anak.
4.Pemberian motivasi belajar dari orang tua terhadap anak. 5.Pemenuhan fasilitas belajar
anak oleh orang tua.
6.Pemberian bimbingan belajar
oleh orang tua kepada anak.
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajar. (Sudjana dalam
Khafid dan Suroso, 2007: 5) Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Data diperoleh dari pihak SMA Negeri 23 Bandung tentang nilai UTS yang diperoleh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran ekonomi.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Kuesioner/angket, yaitu berupa daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai masalah yang dibahas. Menurut Sugiyono (2002: 135)
“kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.”
2) Metode dokumentasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 231) “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda dan sebaginya” dalam hal ini nilai UTS siswa kelas XI IPS mata pelajaran ekonomi semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 23 Bandung.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) “Instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.” Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Titik tolak dari penyususnan instrumen menurut Sugiyono (2002: 98) adalah sebagai berikut:
1. Menentukan variabel-variabel penelitian untuk diteliti 2. Variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya 3. Selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur
4. Indikator tersebut kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau penyataan.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168):
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Dalam uji validitas ini digunakan rumus pearson product moment sebagai berikut:
xy = ∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } ∑ ∑ (Arikunto, 2006: 170)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi butir
∑X = jumlah skor tiap item
∑Y = jumlah skor total item
∑X2
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = jumlah perkalian X dan Y N = jumlah responden
Distribusi (tabel r) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan jika rhitung > rtabel berarti valid dan jika rhitung < rtabel berarti tidak valid. Adapun kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Validitas
Besarnya Nilai Penafisran
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 cukup tinggi
Amtara 0,200 sampai dengan 0,399 rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 sangat rendah (tidak valid)
Sumber: (Riduwan, 2012: 98)
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 178) :
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Realibilitas
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
Dalam uji reliabilitas ini digunakan rumus alpha. Langkah-langkah untuk menguji reliabilitas dengan rumus alpha yaitu sebagai berikut :
1. Menghitung varians skor tiap-tiap item : Si = ∑ ∑
(Riduwan, 2012: 115)
Dimana :
Si = varians skor tiap-tiap item
∑Xi2
= jumlah kuadrat item Xi (∑Xi)2 = jumlah item Xi dikuadratkan N = jumlah responden
2. Menjumlahkan varian semua item :
∑Si = S1 + S2 + S3 + ...Sn (Riduwan, 2012: 116) Dimana :
∑Si = jumlah varians semua item S1 + S2 + S3 + ...Sn = varians item ke-1, 2, 3....n 3. Menghitung varians total :
St = ∑ ∑
(Riduwan, 2012: 116)
Dimana :
St = varians total
∑Xi2
= jumlah kuadrat X total
(∑Xi)2 = jumlah Xtotal dikuadratkan N = jumlah responden
4. Masukan nilai alpha : r11 = (
∑ (Riduwan, 2012: 116)
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians total
K = jumlah item
Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel.
3.8 Uji Multikolinearitas
Menurut Yana Rohmana (2010: 140) :
Istilah multikolinearitas itu berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna.
Multikolinearitas dapat dideteksi dari tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF). Kaidah keputusannya yaitu jika TOL > 0,1 dan VIF < 10 berarti tidak terkena multikolinearitas.
3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1 Teknik Analisis Data
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan data interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval. Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian syarat dari analisis parametrik. Data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval melalui Method of Successive Interval (MSI) dengan bantuan Microsoft Excel.
3.9.2 Pengujian Hipotesis
3.9.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : βi ≤ 0, artinya masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2.
H1 : βi > 0, artinya masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y, dimana i = X1, X2.
(Rohmana, 2010: 74) Kaidah keputusan: Tolak Ho jika thitung > ttabel, dan terima Ho jika thitung < ttabel.
3.9.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis:
Ho : βi ≤ 0, artinya semua variabel Xi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Y, dimana i = X1, X2.
H1 : βi > 0, artinya semua variabel Xi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y, dimana i = X1, X2.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji F dengan rumus : F =
2 nk 2 R 1 ) 1 (k R (Rohmana, 2010: 78) Kaidah keputusan: Tolak Ho jika F hit > F tabel dan terima Ho jika F hit < F tabel3.9.2.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punya. Menurut Yana Rohmana (2010: 76) dalam hal ini kita
mengukur “seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh semua variabel independen”. Formula untuk menghitung koefisien determinasi
yaitu: R2 = =
2 2 y i yˆ i (Rohmana, 2010: 76)Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah
Dirintis mulai Tahun Pelajaran 1988/1989 dengan menginduk kepada SMA Negeri 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Cihampelas No. 173, dengan Kepala Sekolah Drs. Mulyadi. Jumlah siswa pada Tahun Pelajaran 1988/1989 sekitar 180 orang, masuk tanpa seleksi NEM. Jumlah Guru definitif 12 orang, selebihnya bantuan dari guru-guru SMAN 2 Bandung.
Pada Tahun Pelajaran 1989/1990 terjadi pergantian Kepala SMA Negeri 2 dari Drs. E. Mulyadi kepada Drs. Ihot Muslihat. Pada masa Bapak Drs. Ihot Muslihat gencar diupayakan Unit Gedung Baru (UGB) dengan bantuan Ketua BP3 Bapak Drs. A.Maskawan. Sedangkan penegerian diterima pada saat Kepala SMAN 2 Bandung dijabat oleh Bapak Drs. Ena Sumpena.
Pada saat mengupayakan Unit Gedung, salah seorang orang tua siswa, Ibu Ir. Sebayang (Kepala Perumnas Bandung) turut membantu dengan memberikan tanah untuk UGB sekolah yang terletak di Jl. Malangbong Raya Antapani Bandung, dengan bekerja sama dengan Dinas PU Kotamadya Bandung dan PT Cipta Karya. Tahun 1993 akhir, Unit Gedung Baru tahap pertama selesai. Tahun 1995 UGB tahap kedua selesai dengan total ruangan belajar sebanyak 15 lokal.
Tahun 1995 sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0260/0/1994 Tanggal 5 Oktober 1994, diresmikan penegerian sekolah dengan nama SMA Negeri 23 Bandung oleh Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Barat, Drs. H. Yusupadi.
Sejalan dengan penegerian sekolah, ditunjuk pula kepala sekolah definitif yaitu Dra. Hj. Sutiani Wirianata yang memimpin SMA Negeri 23 pada tahun 1995-1997, kemudian diserahterimakan kepada PYMT Drs. H. Dudung Winarya (pada saat yang sama menjabat sebagai Kepala SMAN 16 Bandung) Januari 1997. Bulan Maret 1997 terjadi serah terima jabatan dari Kepala Sekolah lama kepada Drs. Moch. Said Sediohadi yang menjabat sejak Maret 1997 s.d. Desember 2000.
Selanjutnya Kepala Sekolah baru (Drs. H. Kusdana) memimpin SMUN 23 Bandung sejak Januari 2001 s.d. April 2004.
Sejak April 2004 s.d. Maret 2005, dijabat oleh Bapak Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd. Kemudian sejak April 2005 s.d. Maret 2008 dijabat oleh Drs. Wardoyo, M.M.Pd. Sejak April 2008 di jabat oleh Drs. Suparno. S.d. April 2011. Drs. Wahyudin April 2011-Maret 2012. Dan Drs. Suparman Maret 2012 –
sekarang.
4.1.2 Visi Sekolah
Adapun visi SMA Negeri 23 Bandung adalah terwujudnya sekolah bersih, rapi, santun, agamais, harmonis, berbudaya, aman, tertib, yang unggul dalam logika, etika, estetika dan IPTEK.
4.1.3 Misi Sekolah
Misi dari SMA Negeri 23 Bandung adalah:
1. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran agama.
2. Membentuk kepribadian tangguh yang dilandasi oleh iman tan taqwa. 3. Meningkatkan kerja profesional pada setiap komponen sekolah.
4. Menumbuhkan minat belajar dengan mengoptimalkan model pembelajaran dan sumber belajar.
5. Meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang akademis dan non akademis. 6. Menciptakan manajemen sekolah yang akuntabel, transparan dan
bertanggung jawab.
7. Mewujudkan pelayanan prima bagi seluruh komponen yang terkait. 8. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan demokratis.
9. Memberdayakan semua komponen sekolah untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
10. Menumbuh kembangkan budaya disiplin, sopan santun, tertib, bersih, sehat dan peduli lingkungan.
12. Meningkatkan kesejahteraan semua komponen sekolah yang berlandaskan prinsip keadilan.
13. Menciptakan lingkungan SMAN 23 Bandung yang hijau bersih dan sehat.
4.1.4 Tujuan SMA Negeri 23 Bandung
Tujuan dari SMA Negeri 23 Bandung yaitu:
1. Membentuk anak didik yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, dan terampil.
2. Membentuk anak didik yang handal baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk hidup bermasyarakat.
3. Menciptakan lingkungan sekolah yang harmonis, nyaman, demokratis, transparan, dan apresiatif sehingga tercipta rasa bangga dan rasa memiliki terhadap lembaga.
4. Memberikan kesempatan berkarir dan berprestasi bagi seluruh unsur sekolah sesuai dengan kemampuan masing-masing.
5. Mewujudkan SMA Negeri 23 Bandung sebagai salah satu sekolah unggulan baik di bidang akademis maupun non akademis.
6. Mewujudkan hubungan yang sinergis dengan instansi terkait baik formal maupun non formal untuk tercapainya tujuan pendidikan di SMA Negeri 23 Bandung.
7. Membentuk karakter warga sekolah yang berwawasan lingkungan. 8. Meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan IPTEK.
4.1.5 Target SMA Negeri 23 Bandung
Target dari SMA Negeri 23 Bandung adalah: 1. Terwujudnya 8 Standar Nasional Pendidikan.
2. Terciptanya suasana religius di lingkungan sekolah melalui berbagai kegiatan keagamaan.
3. Terciptanya budaya disiplin, sopan santun, tertib, bersih, sehat, dan peduli lingkungan yang meliputi tertib waktu, belajar, mengajar, bekerja, administrasi, berpakaian, dan berkomunikasi.
4. Tercapainya peningkatan kualitas input dalam rekruitmen siswa baru. 5. Tercapainya peningkatan kualitas output secara berkesinambungan.
6. Tercapainya peningkatan kinerja yang profesional bagi seluruh warga sekolah.
7. Terwujudnya ruang belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
8. Terciptanya sistem informasi terpadu baik akademis maupun non akademis yang berbasis Teknologi Informasi.