• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.1 Bangsa Sapi

Sapi adalah hewan ternak yang termasuk dalam Family Bovidae, seperti banteng, kerbau, dan bison. Domestikasi sapi dimulai sekitar 400 tahun sebelum masehi (Sugeng, 2003). Sapi berasal dari Asia Tengah dan menyebar seluruh wilayah Asia dan sebagian wilayah Afrika dan Eropa. Pada akhir abad ke-19, sapi dari Pulau Sumba didatangkan dari India dan mulai saat itu pulau tersebut dijadikan sebagai tempat berkembang biak Sapi Ongole murni.

Penggolongan sapi didasarkan pada sejumlah kesamaan karakteristik tertentu.

Karakteristik ini memungkinkan mereka untuk membedakan diri dari hewan ternak lainnya, meskipun mereka masih termasuk dalam spesies yang serupa. Karakteristik yang dimiliki sapi akan diwariskan pada generasi selanjutnya.

2.1.1 Sapi Aceh

Sapi Aceh adalah sapi yang berkembang biak dan berasal dari provinsi Aceh dan umumnya dimiliki oleh petani pedesaan zaman dahulu hingga zaman sekarang. Sapi Aceh ini merupakan jenis sapi yang berukuran kecil dan memiliki peran yang cukup besar untuk menutupi kebutuhan daging daerah (Diskeswannak, 2011). Gambar Sapi Aceh dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Sapi Aceh

Sapi Aceh memiliki tubuh kecil yang padat dan bungkuk pada sapi jantan tetapi tidak bungkuk pada sapi betina, namun pada bagian bahunya tidak rata dan sedikit menonjol dibandingkan Sapi Bali betina. Ada sedikit perbedaan tipe tubuh, tanduk dan

warna bulu dari satu daerah ke daerah lain di Provinsi Aceh. Ini mungkin karena asal usul berbagai persilangan Sapi India. (Umartha, 2005).

Bulu Sapi Aceh memiliki pola warna yang muda dan sangat beragam, yaitu hitam, coklat muda, coklat kemerahan (merah bata), coklat hitam, dan putih keabu-abuan. Pada populasi Sapi Aceh warna coklat merupakan warna yang paling umum (Ali, 1980).

2.1.2 Sapi Angus

Aberdeen Angus merupakan sapi hasil persilangan antara Bos Taurus yang berasal dari Skotlandia. Penyebaran Sapi Angus mencapai berbagai belahan dunia seperti Indonesia, Amerika, Australia, dan sebagian Afrika. Pertumbuhan Sapi Angus dianggap baik namun tidak terlalu tahan bila berada di daerah tropis, memiliki daging yang tebal dan bobotnya cepat bertambah dengan pakan berkualitas baik. Persentase karkas bisa mencapai 60% (Purnama dan Cahyo, 2010). Gambar Sapi Angus dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 2 Sapi Angus

Sapi Angus memiliki tubuh yang kuat dan kokoh, kaki, leher, dan telinga yang pendek, punggung yang tegak, tubuh yang kompak dan kokoh, tidak bertanduk, dan bulu berwarna hitam pekat serta tidak ada punuk. Sapi jantan dewasa dapat memiliki berat hingga 1000 kg dan betina 800 kg. Pada tahun 1974, Sapi Aberdeen Angus di Indonesia berasal dari Selandia Baru. Sapi ini merupakan sapi potong dan untuk mendapat kualitas daging yang lebih baik, Sapi Angus sering disilangkan dengan sapi lain (Purnama dan Cahyo, 2010).

2.1.3 Sapi Bali

Sapi Bali memiliki ciri-ciri tubuh dengan ukuran sedang dengan bentuk tubuh memanjang, kepala agak pendek dengan dahi rata, tubuh kokoh dengan dada dalam,

tidak bungkuk dan seolah-olah tidak tembem, kaki kurus, ada sesuatu pendek menyerupai kaki kerbau, bulu hitam di punggung yang membentuk garis memanjang dari gumba sampai pangkal ekor, kuku, hidung, dan bulu ekor yang berwarna hitam, serta tanduk yang tumbuh di kepala bagian luar pada sapi jantan. Gambar Sapi Bali dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Sapi Bali

2.1.4 Sapi Brahman

Sapi Brahman adalah sapi asli India yang berasal dari keturunan Sapi Zebu (Bos Indicus). Sapi Brahman merupakan sapi hasil persilangan dari tiga bangsa Zebu, yaitu NeIlore, Gyr, dan Guzaret. Sapi Brahman menyimpan 20% NeIlore, 20% darah Gyr, dan 60% darah Guzaret (Minish dan Fox, 1979). Gambar Sapi Brahman dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2. 4 Sapi Brahman

Sapi Brahman memiliki ciri punuk yang besar dan gelambir yang memanjang dari kepala hingga dada. Sapi Brahman memiliki bentuk ukuran sedang, jantan dewasa memiliki berat 800-1000 kg, betina memiliki berat 500-700 kg, sapi yang baru lahir memiliki berat antara 3035 kg dan bisa tumbuh cepat dengan bobot yang kompetitif dibandingkan dengan sapi lainnya. Sapi Brahmana bervariasi dalam warna dari abu-abu terang sampai abu-abu gelap. Sapi betina berwarna lebih terang daripada sapi jantan

pada leher, betis, dan bahu. Sapi Brahman dapat hidup dengan baik dengan makan dan memproduksi susu walaupun berada pada cuaca yang panas (Hardjosubroto, 1994).

2.1.5 Sapi Limousin

Sapi Limousin merupakan keturunan Sapi Eropa (Bos Taurus) yang berkembang biak di Prancis. Ciri-ciri Sapi Limousin adalah peningkatan tubuh yang dinilai cepat yaitu sekitar 1,1 kg per hari, tinggi 1,5 m, menggunakan mantel tebal untuk menutupi seluruh tubuh, warna bervariasi dari kuning hingga merah keemasan, tanduk berwarna terang, berat lahir kecil sampai sedang (sapi betina mencapai 575 kg dan jantan dewasa mencapai 1100 kg), kesuburan cukup tinggi, mudah melahirkan, dan mampu menyusui serta mengasuh anak dengan pertumbuhan yang cepat (Blakely dan Bade, 1994). Sapi Limousin ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2. 5 Sapi Limousin

Ciri-ciri Sapi Limousin ialah memiliki bulu agak panjang dengan warna merah mulus dan bulunya tumbuh pada bagian kepala, memiliki kaki yang tegap, mata sigap, dada besar, bagian perut agak mengecil tetapi bagian paha dan pinggul cukup besar, bentuk tubuh memanjang, dan memiliki daging yang padat.

2.1.6 Sapi Madura

Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara Sapi Bali (Bos Sundaicus) dan Sapi Zebu (Bos Indicus). Oleh karena itu, Sapi Madura sebenarnya adalah persilangan. Sapi Madura merupakan sapi potong dengan daya adaptasi yang cukup baik terhadap cekaman di lingkungan tropis, kondisi hijauan yang buruk, viabilitas, dan

perkembangan yang baik serta ketahanan terhadap caplak. Sapi Madura merespon cukup baik terhadap lingkungan di sekitarnya. Sapi Madura yang merupakan sapi potong tipe kecil dengan fluktuasi bobot sebesar 300 kg, jika pembiakannya dilakukan dengan baik dan memenuhi kebutuhan pakan yang baik dapat mencapai bobot badan 500 kg, seperti halnya Sapi Madura yang memenangkan persaingan (Soehadji, 2001).

cukup beragam, memiliki bobot badan yang besar (± 500 kg) dan bobot badan yang relatif kecil (± 300 kg). Gambar Sapi Madura ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2. 6 Sapi Madura

Sapi Madura memiliki ciri-ciri seperti tanduk di kepala yang mengarah ke dorsolateral, tanduk dan gumba (punuk) yang besar pada sapi jantan dan tidak memiliki punuk (kecil) pada sapi betina. Sapi jantan dan betina sama dari lahir hingga dewasa, memiliki bulu berwarna merah bata dan coklat kemerahan, garis punggung (Linea Spinosum) tetap berwarna hitam kecoklatan, keputihan di area dari kaki.

2.1.7 Sapi Peranakan Ongole (PO)

Sapi PO (Peranakan Ongele) merupakan sapi yang berasal dari persilangan antara Sapi Ongole (India) dan Sapi Jawa (sapi lokal) yang sudah ada pada tahun 1908. Sapi persilangan tersebut merupakan “Grading Up”. Ditujukan untuk mendapatkan sapi yang nantinya akan dimanfaatkan untuk keperluan traksi, membantu peternak dalam pengelolaan lahan pertanian dan transportasi (Erlangga, 2009). Gambar persilangan Ongole (PO) ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2. 7 Sapi Peranakan Ongole (PO)

Sapi PO memiliki beberapa karakteristik yaitu punuk yang besar, berleher pendek, dan bergelambir longgar. Memiliki bulu berwarna putih atau hitam putih. Selain itu memiliki kulit yang kuning dan berwarna hitam pada daerah kuku, moncong, mata, dan bulu cambuk pada ujung ekor. Kepala Sapi PO pendek dengan bentuk melengkung dan memiliki mata yang besar dengan tatapan tenang. Tanduk pendek pada sapi jantan dan sedikit lebih panjang pada sapi betina. Telinganya panjang terkulai (Sarwono dan Arianto, 2003).

2.1.8 Sapi Simental

Sapi Simental adalah jenis dari Boss Taurus dan mendapatkan nama dari daerah di mana sapi dibesarkan untuk pertama kalinya, yaitu Lembah Simme yang berada di Bernese Oberland, Swiss. Sedangkan di Austria dan Jerman, Sapi Simental dikenal sebagai Fleckvieh dan disebut Pie Rouge di Prancis (Talib dan Siregar, 1999). Gambar sapi Simental dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Sapi Simental

Menurut Talib dan Siregar (1999), Sapi Simental merupakan sapi perah yang terkadang digunakan untuk energi dalam pertanian. Sapi Simental memiliki variasi

warna seperti coklat, kuning keemasan, putih, warna merata di seluruh tubuh, kepala di atas berwarna putih, dan pada mata terdapat sebagian besar pigmen yang bertujuan mengurangi mata bermasalah. Saat terpancar panas, tanduk, kaki, dan dada menjadi putih. Bobot jantan dewasa bisa mencapai berat badan 1150 kg, sedangkan betina dewasa bisa mendekati 800 kg.

Dokumen terkait