• Tidak ada hasil yang ditemukan

BANK INDONESIA SEBAGAI OTORITAS MONETER INDONESIA

Dalam dokumen BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN.pdf (Halaman 30-36)

1. Kedudukan dan Fungsi Otoritas Moneter

Disetiap negara terdapat lembaga yang bertugas melakukan pengendalian moneter yang biasa disebut dengan nama otoritas moneter, dan pada umumnya dalam bentuk bank sentral atau di beberapa negara tetap disebut Monetary Authority .  Walaupun perumusannya beraneka ragam, namun pada umumnya bank sentral atau otoritas moneter memiliki ciri sebagai berikut:

1. Memiliki hak untuk mengeluarkan atau mengedarkan Central Bank Money   atau uang kartal sebagai alat pembayaran yang sah dan berlaku di negara yang bersangkutan.

2. Mempunyai tugas pokok sebagai pendali moneter, dalam arti mengambil kebijakan moneter yang juga sering berfungsi sebagai pemegang kas negara.

3. Bertugas sebagai pengelola cadangan devisa di negara yang bersangkutan.

4. Bertugas untuk mengatur dan mengawasi perbankan dalam rangka membangun sistem perbankan yang sehat, kuat dan berkeunggulan bersaing.

2. Fungsi-fungsi Bank Central Secara Umum

2.1. Fungsi Pengendalian Moneter

Pengendalian moneter merupakan tugas utama Bank Sentral , Mandiri, tidak diintervensi oleh negara setempat. Pengendalian moneter dilakukan dengan menggunakan berbagai piranti moneter untuk mengatur uang beredar agar mampu memenuhi kebutuhan akan uang, dengan tetap menjaga agar laju inflasi tetap berada pada tingkat yang wajar. Disamping itu, kurs mata uang setempat dapat dipelihara pada tingkat yang relatif stabil. Dengan demikian uang dapat berfungsi dengan baik sebagai:

i.  Alat tukar, yang merupakan fungsi utama uang yang berperan besar dalam menghapuskan kelemahan –kelamahan sistem barter.

ii.  Alat pengukur nilai, yang memungkinkan orang membandingkan nilai berbagai  jenis barang sehingga dapat diperdagangkan secara wajar dan adil karena

didasarkan kepada kesamaan ukuran nilai.

iii.  Alat memupuk kekayaan, karena dengan memiliki uang orang dapat

iv. Standar untuk pembayaran yang ditunda, yang memungkinkan dilakukannya transaksi kredit, karena orang dapat menghitung kewajiban yang harus dibayar sebagai kontra prestasi yang dilakukan sebelumnya.

Tugas atau fungsi utama otoritas moneter adalah untuk menjaga stabilitas moneter , atau stabilitas nilai uang suatu negara . Ukuran yang pada umumnya dilakukan adalah laju inflasi dan kurs mata uang setempat dibandingkan dengan mata uang asing. Nilai uang suatu negara bergerak berbanding terbalik dengan laju kenaikan harga barang dan jasa maupun nilai mata uang negara lain. Pengendalian moneter dianggap berhasil apabila otoritas moneter mampu menjaga agar laju inflasi dan perubahan kurs valuta asing dapat dikendalikan dalam tingkat yang rendah, tanpa gejolak yang berarti.

2.2. Piranti Kebijakan Moneter Bank Sentral di Dalam Melaksanakan Pengendalian Moneter.

a. Direct Quantitative Control of Bank Credit , yang menetapkan pagu kredit agar dapat mengontrol laju pertumbuhan pemberian kredit bank.

b. Selective Credit Control , cara pengawasan atau pengendalian kredit kualitatif yang dilakukan dengan menentukan sektor atau sub sektor yang boleh atau tidak diberikan kredit oleh perbankan.

c. Discount Rate , dimaksudkan untuk mempengaruhi tingkat suku bunga dengan tujuan bank sentral memberikan sumbangan dalam upaya untuk menjamin stabilitas ekonomi secara umum, disamping menjaga stabilitas tingkat suku bunga.

d. Open Market Operation , merupakan kegiatan bank sentral untuk menjual atau membeli surat berharga di pasar uang atau pasar modal, dengan tujuan untuk mempengaruhi uang yang beredar.

e. Moral Suasion , himbauan bagi perbankan untuk melakukan atau tidak.

3. Pengawasan dan Pembinaan Perbankan

Pengawasan dan pembinaan bank merupakan salah satu tugas bank sentral demi keberhasilan upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat dan stabil, yang mencakup hal –hal berikut ini:

a. Mengatur tentang perijinan, sesuai dengan azas kehati –hatian dalam usaha bank, pada umumnya tidak mudah seseorang atau badan untuk masuk di lingkungan perbankan, termasuk untuk membuka kantor cabang dan kantor –kantor lainnya. Ketentuan ini memberikan pembatasan atau mengatur tentang:

i. Syarat – syarat pendirian, badan hukum atau perorangan. ii. Jumlah modal minimum yang harus disetorkan.

iii. Tata cara pendirian bank serta pembukaan kantor cabang dan kantor-kantor lainnya.

iv. Ketentuan mengenai pengurus bank (direksi dan komisaris). v. Pembatasan tempat atau kota.

b. Mengatur tentang operasional bank , dimaksudkan untuk mendukung keberhasilan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter maupun kebijakan lainnya di bidang pembangunan, ekonomi dan sosial. Sifat pengaturannya beraneka macam, ada yang bersifat larangan, keharusan, atau anjuran untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu tindakan atau pekerjaan, namun tetap berpijak pada prinsip kehati –hatian dan dalam rangka menciptakan perbankan yang sehat dan kuat.

c. Mengatur tentang upaya penyelesaian bank bermasalah baik yang dilakukan sendiri oleh bank maupun tindakan yang harus diambil oleh bank sentral.

d. Tata cara untuk melakukan merger, akuisisi dan penutupan atau likuidasi yang pada dasarnya dilakukan demi melindungi kepentingan masyarakat, terutama penabung.

4. Pengaturan Sistem Pembayaran

Pengaturan terhadap sistem pembayaran diperlukan dalam rangka menjaga stabilitas keuangan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sistem pembayaran yang aman dan efisien, diantaranya dengan mengatur dan bile perlu menyelenggarakan kliring (terutama untuk bank besar).

5. Hubungan Bank Central dengan Pemerintah

Hubungan dengan pemerintah dan lembaga –lembaga lain di masing –masing negara pada umumnya diatur didalam undang –undang pendiriannya. Bank sentral lazimnya berfungsi sebagai pemegang kas negara, bahkan ada pula Menteri Keuangan atau pejabat pemerintah lain secara ex oficio   memegang jabatan tertentu di bank sentral, namun ada pula bank sentral yang tidak memiliki hubungan langsung dengan pemerintah. Pada umumnya, bank sentral di negara –negara telah mandiri, sehingga tidak mungkin diintervensi pemerintah.

5.1. Tugas Tambahan Bank Sentral di Negara - Negara Berkembang.

 Adanya pengawasan dan pengarahan pemberian kredit bank dengan mendorong sektor ekonomi tertentu dalam rangka terciptanya pemerataan pembangunan.

5.2. Bank Indonesia Sebagai Otoritas Moneter

Di dalam penjelasan pasal 23 Undang –Undang Dasar 1945, yang antara lain menunjukkan adanya keinginan untuk mendirikan Bank Indonesia yang bertugas untuk mengeluarkan dan mengatur peredaran uang kertas.

Lembaga ini diatur terakhir dengan Undang –Undang No.23 tahun 1999, yang antara lain memuat hal –hal pokok seperti berikut:

1. Bank Indonesia harus mandiri (independen), bebas dari campur tangan pemerintah maupun pihak  –pihak lain. Bahkan BI wajib menolak dan atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak manapun dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Untuk itu, terhadap pihak  –pihak yang melakukan intervensi diancam dengan sanksi pidana yang cukup berat. Kemandirian BI juga terlihat dari status dan pengangkatan Gubernur dan Deputi Gubernurnya. Gubernur BI dan Deputi Gubernur Senior BI diusulkan dan diangkat oleh Presiden RI atas dasar persetujuan DPR RI, sedangkan deputi gubernur lainnya diusulkan Gubernur BI dan diangkat oleh Presiden RI dengan persetujuan DPR RI. Undang  –  undang tersebut juga menegaskan kedudukan BI sebagai badan hukum yang dapat melakukan tindakan hukum (perdata) dan berhak mengeluarkan peraturan yang mengikat pihak  –pihak lain yang mematuhinya.

2. Tugas –tugas BI antara lain:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dengan jalan;

a. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya.

b. Melakukan pengendalian moneter dengan cara –cara antara lain:

i. Operasi pasar terbuka (open market operation ). ii. Penetapan tingkat diskonto ( discount policy ).

iii. Penetapan cadangan wajib minimum ( reserve requirement ratio ).

iv. Pengaturan kredit atau pembiayaan ( selective credit control ).

c. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, dimana sistem nilai tukar ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan usul Bank Indonesia.

d. Mengelola cadangan devisa, sehingga dapat melakukan berbagai jenis transaksi devisa dan menerima pinjaman luar negeri.

3. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dengan jalan;

a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan ijin atas penyelenggaraan  jasa sistem pembayaran.

b. Mewajibkan penyelenggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya.

c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.

d. Mengatur sistem kliring antara bank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing.

e. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antara bank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing.

f. Menetapkan macam, harga, ciri uang, bahan yang digunakan dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.

g. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.

4. Mengatur dan mengawasi bank dengan jalan;

a. Menetapkan peraturan, memberikan ijin atas kelembagaan dan kegiatan usaha.

b. Melaksanakan pengawasan bank yang dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung dengan cara:

i. Mewajibkan bank menyampaikan laporan.

ii. Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu.

c. Memerintahkan bank umum menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila patut diduga merupakan adanya tindakan pidana di bidang perbankan.

d. Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar bank.

e.  Apabila suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, dapat melakukan tindakan agar;

i. Pemegang saham menambah modal.

ii. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi.

iii. Bank menghapusbukuan kredit atau pembiayaan ( syariah ) yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.

iv. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.

v. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban.

vi. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatannya kepada pihak lain.

vii. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajibannya kepada pihak lain.

viii. Mencabut ijin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk menyelenggarakan RUPS guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi.

5. Menjalin hubungan kerja dengan pemerintah dengan jalan;

a. Bertindak sebagai pemegang kas negara.

b. Bertindak untuk dan atas nama pemerintah untuk menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.

c. Wajib diminta pendapatnya dalam sidang  – sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia.

d. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah mengenai RAPBN serta kebijakan  –  kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

e. Wajib diminta konsultasinya apabila Pemerintah akan menerbitkan surat  – surat utang negara, disamping konsultasi dengan DPR.

f. Dapat membantu menerbitkan Surat Utang Negara ( SUN ), tetapi tidak boleh membeli sendiri surat  – surat utang tersebut.

g. Dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah.

6. Hubungan International

Untuk menjalin hubungan internasional yang baik, BI dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lainnya, organisasi dan lembaga internasional yang apabila perlu dapat bertindak untuk dan atas nama negara.

7. Beberapa Hal dalam Tugas –tugas BI.

Disamping hal –hal yang berkaitan dengan fungsi dan tugas utama BI tersebut, ada beberapa hal penting mengenai BI, antara lain:

I. Untuk menjaga kesinambungan manajemen dan kebajikannya, saat berakhirnya masa jabatan para deputi gubernur diatur sedemikian rupa sehingga setiap tahun paling banyak dua orang yang habis masa jabatannya. Sementara itu agar tetap terjaga kemandiriannya, anggota Dewan Gubernur dilarang mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada perusahaan manapun, dilarang merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena kedudukannya wajib memangku jabatan tersebut, serta dilarang menjadi pengurus atau anggota partai politik.

II. BI tidak lagi bertanggung jawab kepada pemerintah, tetapi kepada masyarakat. Oleh sebab itu BI wajib memberikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa pada setiap tahun anggaran untuk menjelaskan penilaiannya terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya,

Dalam dokumen BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN.pdf (Halaman 30-36)

Dokumen terkait