• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Flowchart

Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program (Anharku, 2009). Bagan alir (flowchart) juga merupakan bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika (Jogiyanto, 2005). Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.

Pengertian System Flowchart

System flowchart adalah urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. (Anharku, 2009)

Pengertian Program Flowchart

Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. (Anharku, 2009)

Pedoman-Pedoman Dalam Membuat Flowchart

Jika seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan (Anharku, 2009), seperti :

1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan

definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan Melakukan penggandaan diri.

5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

Tabel 2.2 Simbol-simbol flowchart

Contoh: Buatlah algoritma untuk menghitung sisa bagi antara bilangan dengan 2, apakah sisa ataukah tidak sisa,jika sisa maka maka cetak genap jika tidak sisa maka cetak ganjil. Gambar Flowchartnya:

2.8.2 DFD

Data Flow Diagram (DFD) adalah pemodelan proses yang digunakan untuk menggambarkan alur dari data yang melewati suatu sistem dan menjalankan atau melakukan pengolahan melalui sistem tersebut (Whitten, 2004). DFD merupakan cara formal untuk menggambarkan bagaimana bisnis beroperasi, mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan bagaimana data berpindah di antara aktivitas-aktivitas itu (Al Fatta, 2007:105). Ada banyak cara untuk merepresentasikan proses model. Cara yang popular adalah dengan menggunakan data flow diagram (DFD). Ada dua jenis DFD, yaitu DFD Logis dan DFD Fisik. DFD Logis menggambarkan proses tanap menyarankan bagaimana mereka akan dilakukan, sedangkan DFD fisik menggambarkan proses model berikut implementasi pemrosesan informasinya.

Untuk membaca suatu DFD kita harus memahami dulu, elemen-elemen yang menyusun suatu DFD. Ada empat elemen yang menyusun suatu DFD (Al Fatta, 2007:106-107), yaitu:

1. Proses

Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alas an bisnis yang spesifik, biasa berupa manual maupun terkomputerisasi.

2. Data Flow

Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir pada suatu proses.

3. Data Store

Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam data store. Aliran data di-update atau ditambahkan ke data store.

4. External Entity

Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.

Masing-masing elemen akan diberi lambang tertentu untuk membedakan satu dengan yang lain. Ada beberapa metode untuk menggambarkan elemen-elemen tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Proses bisnis biasanya terlalu kompleks untuk ditujukan dalam satu DFD. Dekomposisi adalah proses untuk menggambarkan sistem dalam hierarki dari diagram DFD. Diagram anak menggambarkan proses yang lebih detail dibandingkan dengan diagram induk. Harus ada proses balancing untuk menjamin informasi yang disajikan dalam satu level dari suatu DFD secara akurat direpresentasikan pada DFD level berikutnya.

a) Context Diagram : DFD pertama dalam proses bisnis. Menunjukkan konteks di mana proses bisnis berada. Menunjukkan semua proses bisnis dalam 1 proses tunggal (proses 0). Context diagram juga menunjukkan semua entitas luar yang menerima informasi dari atau memberikan informasi ke sistem.

b) Level 0 Diagram : menunjukkan semua proses utama yang menyusun keseluruhan sistem. Level ini juga menunjukkan komponen internal dari proses 0 dan menunjukkan bagaimana proses-proses utama direlasikan menggunakan data flow. Pada level ini juga ditunjukkan bagaimana proses-proses utama terhubung dengan entitas eksternal. Pada level ini juga dilakukan penambahan data store.

c) Level 1 Diagram : umumnya diagram level 1 diciptakan dari setiap proses utama dari level 0. Level ini menunjukkan proses-proses internal yang menyusun setiap proses-proses utama dalam level 0, sekaligus menunjukkan bagaiman informasi berpindah dari satu proses ke proses yang lainnya. Jika misalnya proses induk dipecah,

katakanlah menjadi 3 proses anak, maka 3 proses anak ini secara utuh menyusun proses induk.

d) Level 2 Diagram : menunjukkan semua proses yang menyusun sebuah proses pada level 1. Bisa saja penyusunan DFD tidak mencapai level 2 ini. Atau mungkin harus dilanjutkan ke level berikutnya (level 3, level 4, dan seterusnya).

2.8.3 ERD

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem bisnis (Al Fatta, 2007:121). Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebutan E-R diagram (ERD), merupakan notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah data dan menghapus data. (Ladjamudin, 2005).

Entitas biasanya menggambarkan jenis informasi yang sama. Dalam entitas digunakan untuk menghubungkan antar entitas yang sekaligus menunjukkan hubungan antar data. Pada akhirnya ERD bisa juga digunakan untuk menunjukkan aturan-aturan bisnis yang ada pada sistem informasi yang akan dibangun. Bagaimana menggunakan ERD untuk menunjukkan aturan bisnis? Ada beberapa poin yang bisa dilihat untuk menjawab pertanyaan ini :

• Aturan bisnis adalah batasan yang harus diikuti ketika sistem beroperasi. • Simbol ERD hanya menunjukkan satu instance dari entitas harus ada

sebelum instance lain dari suatu entitas. Sebagai contoh : seorang dokter harus ada sebelum perjanjian ketemu dengan dokter dibuat.

• Simbol ERD dapat menunjukkan ketika salah satu instance dari suatu entitas dapat direlasikan dengan satu anggota atau lebih dari entitas lainnya. Sebagai contoh, satu dokter bisa memiliki banyak pasien, satu pasien bisa jadi hanya memiliki satu dokter utama.

• Simbol ERD juga menunjukkan ketika eksistensi dari suatu instance dalam suatu entity adalah opsional untuk sebuah relasi dengan instance lain dari suatu entitas. Sebagai contoh, pasien mungkin memiliki atau mungkin tidak memiliki biaya asuaransi.

Elemen-elemen ERD

Seperti halnya DFD, ERD juga menggunakan simbol-simbol khusus untuk menggambarkan elemen-elemen ERD. Berikut simbol-simbol yang digunakan dalam ERD :

Tabel 2.4 Elemen-elemen ERD

Keterangan :

Entitas

Entitas bisa berupa orang, kejadian, atau benda di mana data akan dikumpulkan. Untuk menjadi sebuah entitas, suatu obyek harus menampilkan beberapa kali event. Sebagai contoh, jika suatu firma hanya memiliki 1 gudang, maka gudang tersebut bukan entitas. Tetapi jika perusahaan memiliki banyak

gudang, maka gudang bisa menjadi instance suatu entitas jika perusahaan ingin menyimpan data untuk setiap anggota dari gudang.

Atribut

a. Informasi yang diambil tentang sebuah entitas.

b. Hanya yang digunakan oleh organisasi yang dimasukkan dalam model. c. Nama atribut harus merupakan kata benda.

d. Kadang nama entitas diletakkan di depan nama atribut untuk ketelitian.

Identifier

a. Satu atau lebih atribut dapat menjadi identifier entitas, yang secara unik mengidentifikasi setiap anggota dari entitas.

b. Concatenated identifier (identifier gabungan) terdiri dari beberapa atribut. c. Identifier bisa saja artifisial, seperti dengan membuat nomor ID.

d. Identifier tidak akan dikembangkan sampai fase desain.

Relationships

a. Hubungan antar entitas.

b. Entitas pertama dalam relationship disebut entitas induk, entitas kedua disebut sebagai entitas anak.

c. Relationship harus memiliki nama yang berupa kata kerja. d. Relationship berjalan 2 arah.

Sebagai contoh, jika dimiliki dua entitas, yaitu buku dan toko buku, maka bisa dibuat beberapa relationship, di antaranya :

a. Toko buku memesan buku. b. Toko buku menampilkan buku.

c. Toko buku menstock buku. d. Toko buku menjual buku.

e. Toko buku mengembalikan buku.

Relationship memesan, menampilkan, menstok, menjual dan mengembalikan mendefinisikan hubungan yang relevan antara buku dan toko buku.

Kardinalitas

a. Kardinalitas mengacu pada berapa kali instance dari suatu entitas dapat berelasi dengan instance lain di entitas yang berbeda.

b. Satu instance dalam suatu entitas mengacu pada satu dan hanya satu instance pada entitas lainnya (1:1).

c. Satu instance dalam suatu entitas mengacu ke satu atau lebih instance yang berelasi (1:N)

d. Satu atau lebih instance dalam satu entitas mengacu pada satu atau lebih instance pada entitas yang berelasi (M:N)

Modalitas

a. Mengacu pada apakah suatu instance dari entitas anak dapat ada tanpa suatu relasi dengan instance dari entitas induk atau tidak.

b. Not null, berarti bahwa suatu instance pada entitas yang berelasi harus ada untuk suatu instance dari entitas lain untuk disebut valid.

c. Null, berarti bahwa tidak ada instance dalam entitas yang berelasi yang diperlukan untuk instance pada relasi lain untuk dikatakan valid.

Data dictionary dan metadata

a. Metadata adalah informasi yang tersimpan yang berisi komponen dari model data.

b. Metadata disimpan dalam data dictionary sehingga bisa dibagi dengan developer dan pengguna melalui SDLC.

c. Data dictionary yang lengkap dan bisa dibagi untuk membantu meningkatkan kualitas sistem yang sedang dikembangkan.

Memvalidasi ERD

Untuk membuat ERD, diperlukan latihan dan jam terbang. Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan untuk membuat ERD, di antaranya :

a. Entitas harus memiliki banyak kejadian/realitas. b. Hindari penggunaan atribut yang tidak perlu. c. Berilah label yang jelas untuk semua komponen.

d. Pasangkan kardinalitas dan modalitas yang jelas dan benar. e. Pecah atribut menjadi level serendah mungkin yang diperlukan. f. Label harus merefleksikan istilah-istilah bisnis yang umum. g. Asumsi harus disebutkan dengan jelas.

2.8.4 Normalisasi

Beberapa definisi normalisasi menurut Ladjamudin (2005 : 169), yaitu :

a) Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki / membangun dengan model data relasional, secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.

b) Normalisasi adalah proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. c) Normalisasi dapat berguna dalam menjawab 2 pertanyaan mendasar yaitu :

“Apa yang dimaksud dengan desain database logical ?” dan “Apa yang dimakdud dengan disini database fisikal yang baik ? What is a Physical good logical dabase design?”.

d) Normalisasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasi “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut dengan atribut lainnya.

e) Normalisasi bisa disebut juga sebagai proses pengelompokkan atribut – atribut dari suatu relasi sehingga membentuk WELL STRUCTURED RELATION.

Menurut Ladjamudin (2005 : 176-188), ada beberapa langkah dalam pembentukan normalisasi, yaitu :

Dokumen terkait