Bagian 9. Bantuan apa yang tersedia di negara lain?
1.2 Untuk siapa Direktori ini?
Direktori ini dapat digunakan oleh korban perdagangan orang yang membutuhkan informasi
tentang bantuan dan layanan yang tersedia bagi mereka di Jakarta dan Jawa Barat dari berbagai
lembaga pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, termasuk didalamnya warga negara Indonesia
yang mengalami perdagangan orang di luar negeri dan juga yang dieksplotasi di Indonesia.
Direktori ini juga dapat digunakan oleh organisasi dan lembaga yang bekerja dengan korban
perdagangan orang, untuk memberikan informasi kepada korban tentang hak-hak mereka dan
layanan serta dukungan yang tersedia bagi mereka sebagai korban atau saksi/korban. Direktori
dapat juga bisa disebarkan langsung kepada korban perdagangan orang oleh lembaga atau oganisasi
untuk menjamin bahwa korban mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk menerima
bantuan dan layanan setelah perdagangan orang. Layanan tersebut adalah sebagai berikut:
Rumah perlindungan sementara
Perawatan kesehatan
Dukungan psikologis dan konseling
Bantuan ekonomi
Dukungan pendidikan dan kecakapan hidup ( life skill )
Perlindungan
Bantuan hukum
!
2. Apa itu perdagangan orang?
Di Indonesia, perdagangan orang merupakan pelanggaran hukum dan tindakan pidana.
Undang-undang khusus tentang tindak pidana. Perdagangan orang adalah Undang-Undang Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
(Nomor 21 tahun 2007).
Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan perdagangan orang adalah:
Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang
yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar
negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.
1Definisi perdagangan orang terdiri dari 3 unsur inti, sebagaimana digambarkan dalam diagram
berikut ini:
#1. Tindakan perdagangan orang (yang berarti perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, penerimaan orang)
+
#2. Cara perdagangan orang (termasuk didalamnya ancaman atau penggunaan kekerasan, penipuan, penculikan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan)
+
#3.
Tujuan perdagangan
orang (termasuk didalamnya eksploitasi untuk prostitusi, kerja atau layanan paksa, perbudakan atau praktek serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan terhadap organ reproduksi, transfer illegal atau transplantasi anggota tubuh atau penggunaan orang lain untuk bekerja atau untuk menghasilkan keuntungan).Meskipun ketika seseorang telah setuju untuk melakukan migrasi, ia bisa menjadi korban
perdagangan orang. Meskipun seseorang setuju menerima pekerjaan tersebut namun jika caranya
dilakukan sebagaimana daftar diatas (dengan ancaman, kekerasan, dan sebagainya) maka
kemauannya menjadi tidak dapat dipertimbangkan.
Untuk anak-anak, persetujuan tidak dapat dipertimbangkan, karena eksploitasi anak-anak yang
terjadi melalui tindakan sebagaimana di bawah ini (perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, atau penerimaan) secara otomatis merupakan perdagangan orang.
Diagram #1. Perdagangan Orang Dewasa adalah
2:
2 Diagram ini disusun oleh International Catholic Migration Commission (ICMC) dan Solidarity Center dalam konteks program anti perdagangan orang yang didanai oleh USAID dan telah diperbaharui untuk mencerminkan definisi dalam UU 21/2007. Lihat, R. (2003) Trafficking of Women and Children in Indonesia, Jakarta: USAID, ICMC and Solidarity Center, hal. 15.
3. Beberapa contoh perdagangan orang
Studi kasus perdagangan orang dalam industri perikanan
“Surya”, seorang laki-laki berumur 35 tahun dari Jawa Barat pergi ke agen pencari kerja di bidang
perikanan di Jakarta. Ia ditawari pekerjaan sebagai nelayan dengan gaji $260 USD atau sekitar
3,4 juta rupiah per bulan ditambah bonus. Agen mendorongnya untuk menandatangani kontrak
dengan cepat karena ia mengatakan banyak orang lain yang menunggu pekerjaan ini. Surya
menandatangani kontrak yang berbahasa inggris, yang tidak ia mengerti. Beberapa hari
kemudian, ia berangkat dengan kapal ikan, selama delapan bulan, Surya bekerja 20 jam per hari
sebagai nelayan, membongkar dan memperoses ikan, tanpa pakaian pelindung atau perlengkapan
yang memadai sementara ia berada dalam kondisi berbahaya dan keras. Ia dilecehkan secara fisik
dan seksual oleh kapten dan tidak pernah dibayar. Surya melarikan diri bersama nelayan lain
ketika kapal berlabuh di Selandia Baru lalu meminta pertolongan pada pihak yang berwenang.
Ketika ia pulang ke Indonesia, ia kembali ke agen perekrut dan meminta gajinya. Agen tersebut
menolak untuk membayar gajinya dan menghalangi Surya untuk bicara pada pihak berwenang.
Mereka juga menolak untuk mengembalikan dokumennya yang ditinggalkan oleh Surya disana
ketika ia berangkat bermigrasi.
Studi kasus perdagangan orang untuk menjadi pekerja rumah tangga
“Diah” berusia 30 tahun ketika direkrut secara informal melalui tetangganya untuk bekerja
sebagai pekerja rumah tangga di Hong Kong. Ia meminjam uang dari saudara-saudaranya untuk
membayar biaya administrasi dan tiket pesawat. Di Hong Kong, Diah dipaksa bekerja 15 jam per
hari tanpa hari libur serta tidak boleh keluar rumah kecuali ditemani oleh majikannya.
Majikannya seringkali membentak dan kadang-kadang memukulnya. Ia hanya diberi makan
sekali sehari dan tidak mendapatkan perawatan kesehatan. Meskipun ia menerima gaji tiap bulan
dan dapat mengirim ke rumahnya, jumlahnya jauh dari yang pernah dijanjikan. Majikannya
menyita paspor dan surat-surat Diah lainnya dan Diah pun takut untuk memintanya.
Studi kasus perdagangan orang untuk menjadi pekerja pabrik
“Candra”, seorang pemuda berusia 19 tahun, tinggal bersama orangtuanya ketika seorang sponsor
menelpon ibunya dan mencritakan tentang kesempatan untuk bekerja di pabrik di Malaysia.
Candra bertemu dengan sponsor dan membayar agar diuruskan dokumennya. Di pabrik ia bekerja
dengan jam kerja yang panjang dengan istirahat sebentar untuk makan siang. Seringkali ia hanya
tidur empat jam di malam hari. Pekerjaannya sangat berbahaya dan ia menyaksikan beberapa
kecelakaan. Ia tidak pernah menerima gaji. Ketika ia melarikan diri dari pabrik, ia ditahan oleh
polisi Malaysia dan ditahan sebelum akhirnya di deportasi.
Studi kasus perdagangan orang untuk eksploitasi seksual
“Bethari” berusia 14 tahun ketika broker lokal mendekati orang tuanya, menawarkan pekerjaan
untuk menjadi penjual teh di Jakarta. Sebagai ganti jasa broker, gaji Bethari akan dipotong, orang
tuanya pun menyetujui kepindahan Bethari. Setelah sampai di Jakarta, broker tersebut memaksa
Bethari untuk bekerja di lokalisasi dan memberitahunya bahwa ia harus bekerja untuk membayar
hutang orang tuanya. Dia diberi kamar di lokalisasi dan harus melayani langganan setiap hari dari
jam 6 sore sampai jam 3 pagi. Ia juga harus membayar makanan dan pakaian dari tips yang
diperolehnya.
Studi kasus perdagangan orang untuk pekerjaan di perkebunan
“Adi”, berusia 40 tahun berasal dari sebuah desa di Jawa Barat, bermigrasi ke Kalimantan timur,
karena kawannya berkata bahwa disana ada pekerjaan di perkebunan sawit. Di perkebunan, ia
menandatangani kontrak satu tahun sementara perekrutnya menyita KTP dan dokumen lainnya.
Ia diberitahu bahwa ia akan mendapatkan gaji ketika kontrak selesai dan bahwa makanan dan
bekal lainnya yang dibeli akan dianggap hutang yang harus dibayar dengan gajinya. Adi tinggal di
sebuah bangunan dengan pekerja lainnya. Sepuluh pekerja laki-laki tinggal di ruangan yang kecil.
Mereka bekerja selama dua belas jam sehari dan kalau mereka bekerja terlalu lamban, salah satu
penjaga akan memukul dengan tongkat panjang.
Studi kasus perdagangan orang untuk menjadi pekerja bangunan
“Fahkrul”, sudah menikah dan memiliki dua anak, kadang-kadang bekerja di proyek bangunan di
Indonesia. Ketika ia mendengar tentang kesempatan dari agen untuk bekerja di proyek bangunan
di Timur Tengah dan menerima gaji yang bagus, ia memutuskan untuk melamar. Ia menyerahkan
kartu identitas kepada agen dan disuruh pergi ke Jakarta untuk mengurus passport. Tiga hari
setelah menerima passport, ia berangkat ke Timur Tengah. Di proyek, ia tinggal dengan pekerja
lainnya di sebuah gudang, banyak dari mereka juga dari Indonesia. Mereka tidur di tikar di lantai
dengan jam kerja yang panjang. Setelah beberapa bulan, Fahkrul tidak menerima gaji, ia pergi ke
agen untuk mengadu. Ia hanya menerima sebagian dari haknya lalu dipulangkan ke Indonesia.
4. Pertanyaan yang sering ditanyakan (FAQ)
4.1 Tentang perdagangan orang
T. Bagaimana saya mengetahui bahwa saya adalah korban perdagangan orang?
J. Jika anda sedang mengalami eksploitasi atau menerima kekerasan, mungkin anda adalah korban
tindak pidana perdagangan orang. Beberapa contoh tanda terjadinya perdagangan orang mencakup
sebagai berikut:
•! Anda tidak menerima gaji untuk pekerjaan yang anda lakukan.
•! Anda hanya dibayar sebagian dari gaji yang dijanjikan.
•! Anda harus menyerahkan sebagian gaji anda kepada majikan.
•! Majikan anda atau seseorang yang terhubung dengan mereka menyimpan surat-surat anda.
•! Anda dipaksa bekerja atau diberikan ancaman untuk memaksa anda bekerja.
•! Majikan anda menyakiti atau mengancam untuk menyakiti anda atau keluarga anda.
•! Anda memiliki utang kepada majikan anda atau seseorang yang memaksa anda untuk
bekerja.
•! Anda “dijual”, artinya seseorang telah membayar sejumlah uang dan mengatakan bahwa
anda adalah miliknya.
•! Anda dipaksa untuk melakukan hal-hal atau pekerjaan yang sebenarnya bukan merupakan
bagian dari kontrak atau kesepakatan kerja anda.
•! Anda memiliki kontrak yang akan menyebabkan anda dikenai denda jika anda berhenti dan
meninggalkan pekerjaan anda.
•! Anda tidak diberikan makanan yang layak.
•! Anda tidak diberikan waktu istirahat dan tidur yang memadai.
•! Anda dipaksa untuk tetap bekerja ketika anda sedang sakit atau mengalami permasalahan
kesehatan.
•! Anda tidak diijinkan untuk berobat ke dokter.
•! Anda tidak diijinkan meninggalkan tempat kerja anda atau pergerakan anda diawasi dan
diamati terus menerus.
•! Anda merasa dijebak.
T. Apakah laki-laki dapat menjadi korban perdagangan orang?
J. Ya. Laki-laki pun dapat menjadi korban perdagangan orang. Begitu pula perempuan dan anak,
baik laki-laki maupun perempuan. Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (Indonesia) mengakui semua korban perdagangan orang dan mengharuskan adanya layanan
pendampingan bagi semua korban.
T. Apa saja bentuk-bentuk eksploitasi yang diderita oleh korban perdagangan orang?
J. Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (di Indonesia) mengakui
adanya berbagai bentuk eksploitasi sebagai berikut:
•! Kerja atau pelayanan paksa (misalnya, bekerja sebagai PRT, di pabrik, lahan pertanian/
perkebunan, konstruksi, perikanan, dll)
•! Perbudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan
•! Pemanfaatan fisik
•! Pemanfaatan seksual
•! Pemindahan atau transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh secara ilegal
•! Pemanfaatan organ reproduksi
•! Prostitusi secara paksa
•! Eksploitasi seksual
T. Jika saya memilih untuk bermigrasi secara resmi, apakah saya masih bisa menjadi
korban perdagangan orang?
J. Ya. Sebagian dari korban perdagangan orang memilih untuk bermigrasi melalui proses yang resmi
tetapi kemudian mereka dijebak atau dipaksa masuk ke dalam situasi pekerjaan yang sangat buruk
sesudahnya, seperti dalam kondisi:
•! tidak diijinkan untuk meninggalkan lokasi tempat kerja mereka;
•! tidak diberikan makanan yang memadai;
•! menderita penyiksaan fisik dan/atau seksual (dilakukan oleh majikan atau agen);
•! dipaksa untuk bekerja dalam jam kerja panjang dan tanpa istirahat;
•! tidak menerima gaji yang telah dijanjikan;
•! dipaksa untuk bekerja dan gajinya dipakai untuk membayar biaya migrasi.
Sebagian dari pekerja migran yang melakukan migrasi secara resmi akhirnya menjadi korban
perdagangan orang. Namun, tidak semua pekerja migran yang mendapatkan pengalaman buruk
adalah korban perdagangan orang.
T. Jika saya menyetujui pekerjaan yang saya lakukan (atau dulu saya lakukan), apakah
saya masih bisa dianggap sebagai korban perdagangan orang?
J. Ya. Sekalipun anda menyetujui pekerjaan yang anda lakukan sekarang (atau yang anda lakukan
di masa lampau), anda masih dapat dianggap sebagai korban perdagangan orang. Bahkan jika anda
menandatangani kontrak kerja pun anda masih dapat dianggap sebagai korban perdagangan orang.
Sebagai contoh, anda akan dianggap sebagai korban perdagangan orang jika:
•! Anda menyetujui untuk melakukan pekerjaan itu tetapi anda merasa diancam atau anda
merasa berada dalam bahaya jika anda berhenti bekerja.
•! Anda menyetujui untuk bekerja tetapi agen atau majikan anda mengatakan kepada anda
bahwa anda akan ditahan atau dideportasi jika anda berhenti bekerja.
•! Anda menyetujui untuk bekerja tetapi agen atau majikan anda memberikan ancaman kepada
anggota keluarga anda dengan maksud memaksa anda untuk tetap bekerja.
•! Anda menyetujui untuk bekerja tetapi anda merasa bahwa majikan anda sebenarnya
memaksa anda untuk terus bekerja, melebihi jam kerja yang anda setujui sebelumnya atau
untuk melakukan pekerjaan yang berbeda dengan yang anda setujui.
•! Anda menandatangani kontrak tetapi pekerjaan yang anda lakukan berbeda dengan yang
dijanjikan atau anda tidak mendapatkan gaji yang sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak yang anda tandatangani.
•! Anda menyetujui untuk bekerja karena anda memiliki utang yang besar kepada agen atau
majikan anda.
•! Anda tidak dapat mengakses dokumen perjalanan anda
•! Anda bekerja di industri atau lokasi yang berbeda dengan yang dijanjikan
•! Anda dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang sangat berbeda dengan yang disepakati dalam
perjanjian
Jika anda berusia di bawah 18 tahun, persetujuan untuk bekerja tidak berpengaruh. Jika pun orang
tua anda menyetujui pekerjaan tersebut atas nama anda, hal tersebut tidak berpengaruh.
T. Apakah saya dapat diperdagangkan lebih dari satu kali?
J. Ya. Banyak korban perdagangan orang yang diperdagangkan lebih dari satu kali. Kadangkala
korban perdagangan orang direkrut ulang oleh agen perekrutan yang sama, kenalan atau saudara
yang sama atau dieksploitasi oleh majikan yang sama.
T. Saya rasa saya adalah korban perdagangan orang, tetapi tidak ada orang yang
mengetahui apa yang telah menimpa saya. Dapatkah saya mendapatkan
pertolongan?
J. Ya. Bahkan ketika anda belum menceritakan kepada siapapun mengenai pengalaman buruk yang
menimpa anda pun, anda bisa mendapatkan pertolongan. Kalaupun pengalaman buruk itu terjadi
sudah lama sekali, anda tetap bisa mendapatkan pertolongan.
4.2 Tentang cara mendapatkan pertolongan
T. Di mana saya bisa mendapatkan pertolongan?
J. Jika Anda adalah korban perdagangan orang dan anda membutuhkan pertolongan, anda bisa
mendapatkannya dengan cara:
•! Mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu atau PPT
•! Mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak atau P2TP2A.
•! Meminta bantuan dari pemerintah. Silakan lihat Bagian 5 dan Bagian 6.
•! Meminta bantuan lembaga swadaya masyaarakaat (LSM). Silakan lihat Bagian 6.
•! Menghubungi nomor telepon bantuan. Silakan lihat Bagian 6.3.
•! Memberitahukan seseorang di kampung halaman yang dapat membantu anda. Silakan lihat
Bagian 7.
•! Mendatangi kantor polisi. Silakan lihat Bagian 8.
•! Meminta bantuan dari kantor Kedutaan Besar negara anda jika anda (atau anggota keluarga
anda) berada di negara lain. Silakan lihat Bagian 9.
T. Bagaimana cara saya mengatasi pengalaman buruk yang saya dapatkan?
J. Banyak orang yang pulang ke kampung halaman setelah mengalami perdagangan orang yang
berada dalam kondisi kecemasan, stres, atau depresi. (Ada orang-orang profesional yang dapat
membantu). Silakan datangi organisasi dan lembaga (pemerintah dan LSM) di Jakarta dan Jawa
Barat yang dapat membantu anda. Silakan lihat Bagian 6.
T. Bagaimana caranya agar saya dapat teridentifikasi sebagai korban perdagangan
orang?
J. Agar dapat terindentifikasi sebagai korban perdagangan orang secara resmi anda dapat
mendatangi:
•! Petugas kepolisian
•! Petugas dinas sosial pada tingkat kabupaten/ kota, propinsi atau nasional
•! Pusat Pelayanan Terpadu atau PPT
•! Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak atau P2TP2A
•! Pusat Krisis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI)
•! Kantor Kedutaan Besar RI (jika anda berada diluar negeri)
T. Apakah saya akan mendapatkan masalah jika saya bicara kepada polisi?
J. Pada prinsipnya, anda seharusnya tidak akan mendapatkan masalah jika anda melaporkan
pengalaman perdagangan orang yang menimpa anda kepada polisi. Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang melindungi korban perdagangan orang dan
polisi diwajibkan untuk membantu anda. Sebagai contoh, jika anda adalah korban perdagangan
orang, anda tidak dapat dikenakan tuduhan atau hukuman atas tindak pidana yang anda lakukan
ketika anda sedang diperdagangkan. Lebih lanjut lagi, sebagai saksi/korban anda memiliki hak
untuk dijaga kerahasiaan identitasnya berdasarkan ketentuan dalam UU No. 21 tahun 2007 yang
menyatakan bahwa siapapun yang membuka identitas korban atau saksi akan diberikan hukuman.
Jika untuk alasan tertentu anda ditahan atau dikenai tuduhan telah melakukan tindak pidana
sebagai akibat dari perdagangan orang yang anda alami (misalnya, melakukan perjalanan dengan
menggunakan dokumen yang dipalsukan, melintasi batas negara secara ilegal, melakukan kegiatan
prostitusi, keterlibatan dalam penangkapan ikan ilegal atau bentuk-bentuk pekerjaan lain yang
ilegal), maka anda harus meminta untuk didampingi oleh seorang pengacara. Pihak kepolisian akan
mengatur agar anda bisa mendapatkan layanan bantuan hukum secara gratis atau pro-bono.
Harap diketahui juga bahwa sebagian petugas kepolisian akan meminta anda untuk menunjukkan
beberapa barang bukti yang akan menegaskan kondisi anda sebagai korban perdagangan orang,
seperti tiket, paspor, kontrak kerja (jika ada) dan lain sebagainya. Selain itu, mereka mungkin juga
akan mengajukan banyak pertanyaan terperinci mengenai pelaku perdagangan orang yang
merekrut, memindahkan, menempatkan, atau mengeksploitasi anda.
4.3 Tentang hak hukum
T. Saya tidak ingin melapor ke polisi. Bisakah saya mendapat pertolongan?
J. Ya. Jika anda memang tidak ingin melapor ke polisi untuk mendapatkan pertolongan, anda bisa
langsung mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak atau P2TP2A
atau Pusat Pelayanan Terpadu atau PPT atau mencari seseorang di desa anda yang dapat membantu
anda. Anda akan tetap mendapatkan pertolongan bahkan jika anda tidak ingin melaporkan kasus
anda kepada polisi.
T. Saya tidak ingin bersaksi di persidangan untuk memberatkan para pelaku yang
telah memperdagangkan saya. Bisakah saya mendapatkan pertolongan?
J. Ya. Berdasarkan perundangan-undangan Indonesia, korban tindak pidana perdagangan orang
memiliki hak untuk mendapatkan layanan dan pendampingan bahkan jika mereka tidak ingin hadir
atau bersaksi di persidangan untuk melawan para pelaku.
Namun, Undang-Undang No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang pasal 51 ayat 1, 2 dan 3 menyatakan bahwa jika anda ingin mendapatkan hak-hak atas bantuan
tersebut, anda harus terlebih dahulu melaporkan kasus anda kepada pihak kepolisian.
T. Saya ingin menghadiri persidangan dan bersaksi untuk menuntut para pelaku
tindak pidana perdagangan orang. Bisakah saya mendapatkan bantuan?
J. Ya. Jika anda ingin mengambil tindakan hukum terhadap para pelaku yang telah
memperdagangkan anda, anda akan menjadi saksi/korban. Untuk mendapatkan bantuan, anda
harus melaporkan kasus anda kepada kepolisian atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A).
T: Bagaimana mengajukan proses peradilan terhadap para pelaku yang telah
memperdagangkan saya?
J. Pertama, anda harus melaporkan kasus anda kepada kepolisian atau Pusat Pelayanan Terpadu
atau PPT atau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Polisi akan
meminta anda untuk membuat pernyataan dan mereka bisa membantu anda untuk mendapatkan
pengacara. Silakan lihat Bagian 8 untuk informasi tentang cara menghubungi polisi di wilayah anda.
Jika korban tidak mampu membayar biaya jasa untuk mendapatkan pengacara, pihak kepolisian
akan membantu mendapatkan pengacara secara gratis untuk membantu korban tersebut. Namun,
harus diingat bahwa polisi tidak dapat menjamin kualitas dari layanan yang diberikan oleh
pengacara tersebut.
T. Hak apa yang akan saya dapatkan jika saya bersaksi melawan pelaku perdagangan
orang di persidangan?
J. Perundangan-undangan Indonesia memberikan hak khusus kepada anda jika anda bersaksi
sebagai saksi/korban. Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa pada kenyataannya anda mungkin
tidak akan menerima semua hak tersebut dikarenakan berbagai faktor yang berbeda, misalnya
kurangnya pengetahuan petugas penegak hukum atau tidak tersedianya bantuan pendampingan
yang anda butuhkan di wilayah tersebut. Hak tersebut mencakup:
•! bantuan dan pendampingan sebelum, selama dan sepanjang waktu yang dibutuhkan sesudah
selesainya proses peradilan;
•! hak untuk dilindungi dari pelaku perdagangan orang dan siapapun yang dapat mengancam
anda;
•! hak untuk mendapatkan informasi dalam Bahasa yang anda pahami;
•! hak untuk tidak diperlakukan sebagai pelaku tindak pidana;
•! hak untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan;
•! hak untuk mendapatkan kompensasi atau restitusi.
T. Apa itu restitusi?
J. Restitusi adalah ganti kerugian yang atas dasar putusan pengadilan memerintahkan pelaku untuk
memberikan penggantian biaya atas kehilangan aset atau penghasilan, penderitaan korban, biaya
pemeriksaan/ tindakan perawatan medis dan/atau psikologis korban, dan kerugian lainnya yang
diderita oleh korban selama menjadi korban perdagangan orang. Ganti kerugian tersebut akan
dimintakan kepada pelaku perdagangan orang. Restitusi hanya dapat diberikan jika pelaku
perdagangan orang diputus bersalah atas tindak pidana tersebut dan jika pelaku memiliki
kemampuan finansial untuk membayarkannya. Jadi, penting untuk diingat dan dicatat bahwa
restitusi tidak akan selalu bisa dibayarkan ketika dua keadaan yang disyaratkan di atas tidak
terpenuhi.
T. Apakah saya akan menerima restitusi?
J. Seperti telah disebutkan di atas, anda mungkin akan menerima restitusi jika kasus anda telah
dibuktikan dan pelaku perdagangan orang tersebut memiliki kemampuan untuk membayarnya.
Anda harus memastikan bahwa penyidik yang bertanggung jawab menyusun kasus anda
Dalam dokumen
Direktori Layanan Bagi Korban Perdagangan Orang dan Saksi/Korban Jawa Barat dan Jakarta
(Halaman 7-56)