• Tidak ada hasil yang ditemukan

Banyaknya Pelanggaran Yg Dilakukan Anggota Polri

Dalam dokumen LAPORAN RAKERNIS 2017 (Halaman 23-40)

a) Data menunjukkan tahun 2016 pelanggaran disiplin sebanyak 6.662.

b) Pelanggaran kode etik profesi polri tahun 2016 sebanyak 1.671 kasus.

c) Pelanggaran pidana tahun 2016 sebanyak 358 kasus.

SDM Polri yang PROMOTER a. Profesional

1) Assessment Center untuk Diktuk

2) Fungsi SDM diawaki oleh SDM yang berkompeten (Dikbangpers, S1/S2/S3 SDM)

3) Sertifikasi untuk petugas seleksi (anthropometri, tester samapta A&B, dll)

4) Kaderisasi personel pengemban fungsi SDM 5) Talent pool disetiap fungsi

6) Hard & soft competency yang optimal bagi anggota 7) Siasati zero growth dengan kualitas SDM & TI

b. Modern

1) Memiliki mind set sebagai “malaikat penolong dan sahabat bagi anggota Polri”

2) SDM yang proaktif dalam melayani anggota Polri 3) Memanfaatkan TI dalam siklus SDM

4) Melakukan inovasi dan kreativitas di bidang SDM

c. Terpercaya

1) Melaksanakan prinsip “betah” dalam penyelenggaraan kegiatan rekrutmen calon anggota Polri.

2) Melaksanakan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh pihak yang terkait/panitia internal/eksternal dengan pelaksanaan seleksi Diktuk danDikbang.

3) Menerapkan peraturan dalam seleksi, promosi dan penempatan jabatan secara konsisten dengan prinsip “betah”.

4) Menerapkan sistem pelayanan hak-hak anggota dengan cepat tanpa biaya.

Harapan dan Solusi untuk Litbang Polri

1. Setiap pemimpin (pada level apapun) mempunyai mindset yang sama tentang pentingnya riset dalam organisasi

2. Riset jadi dasar dalam pengambilan keputusan di setiap satker/satwil 3. SDM riset yang hebat disetiap satker/satwil (Jabfung peneliti, rekrutmen

anggota Polri yang memiliki kompetensi, peningkatan kemampuan, sertifikasi SDM riset, Dll)

4. Binkar yang jelas untuk SDM riset (reward dan punishment) 5. Anggaran yang memadai untuk giat riset

6. Peran satker Pembina (Puslitbang) dalam melakukan proses manajemen terhadap pengemban fungsi Litbang (ren, or, lak, dal)

7. Memanfaatkan anggota yang mengikuti pendidikan kedinasan (bangum dan PT) untuk melakukan riset yang bermanfaat bagi Polri

8. Penghargaan terhadap anggota yang punya karya hebat di bidang riset 9. Lomba riset dilaksanakan tiap tahun

Kesimpulan

1. Secara umum, riset dijalankan dengan tujuan menghasilkan informasi. Riset SDM dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang libatkan proses perancangan, pengumpulan, penganalisisan dan pelaporan informasi, dengan tujuan perbaiki pembuatan keputusan yang berkaitan

dengan pengidentifikasian, pemecahan masalah, dan penentuan peluang dalam SDM.

2. Riset SDM diharapkan berikan informasi berkualitas sebagai “kompas” pengambilan keputusan. Informasi dikatakan berkualitas jika memenuhi kriteria relevan, akurat, reliabel, valid dan actual, yang berguna bagi manajemen.

3. Utk menyediakan informasi yang reliabel, riset SDM menggunakan metode yang sistematis dan objektif. Artinya, dalam riset SDM diterapkan beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis, sehingga hasilnya dapat diterima semua pihak secara objektif. Penggunaan tahap-tahapdalam riset SDM diperlukan untuk jamin informasi yang dihasilkan benar-benarberkualifikasi.

Diskusi Tanya Jawab:

Pertanyaan :

a. KBP. Drs. Syamsuddin Djanieb

Terimakasih atas pencerahannya, sangat ideal akan tetapi pada tataran penerapan dan implementasinya ini belum bisa terlaksana. Jujur, seharusnya personel yang ditempatkan di Puslitbang sebagaimana arahan Bapak Kapolri adalah orang-orang yang memiliki kualitas yang lebih bagus, tetapi pada kenyataannya kompetensi personel yang diberikan kepada kita apa adanya, tidak pernah kita berani menolak, sehingga image terhadap Litbang yaitu “sulit berkembang” melekat. Permasalahan yang kami tanyakan adalah dalam perumusan tolak ukur atau kompetensi, Litbang tidak pernah dilibatkan, padahal penelitian di Gasbin salah satu fokusnya adalah masalah SDM, tetapi kita tidak pernah diajak untuk dari awal berpikir bersama-sama mencari solusi.Dengan munculnya Perkap No.3/2016 tentang kepangkatan ini juga menjadi masalah.

Kemudian, bagaimana implementasi pengembangan jabatan fungsional, sehingga kesenjangan yang ada di tingkat pamen terutama ini bisa kriteria...

terakomodir dengan jabatan fungsional, kemudian bisa didayagunakan juga untuk memwirausahakan birokrasi.

Kaitannya dengan pertanyaan yang kami sampaikan, kira-kira bagaimana bapak menyikapi hal tersebut dan bagaimana bapak menyikapi tentang implementasi Perkap 3/2016 yang sekarang menjadi masalah.

Jawaban:

Yang pertama, ini memang permasalahan kita semua, yang terjadi di organisasi kita.Bagaimana kita mencoba untuk mereduksi itu menjadi sesuatu yang berbeda.Dengan organisasi yang berjumlah 435 ribu orang itu memang luar biasa.Kami justru mengharapkan bantuan, bukannya kami tidak melibatkan. Teman-teman di Litbang ini sekali waktu mengumpulkan rekan-rekan dari satker lain dan menanyakan “you

butuhapa”? Jadi tidak tumpang tindih. Kumpulkan, terus Litbang

menawarkan akan membantu apa. Kami siap menerima masukan, cuma kadang-kadang masukan itu yang belum sering kami terima.

Untuk masalah jabatan fungsional, banyak orang mengatakan jabatan fungsional itu akan mengurangi anjak. Itu tidak benar, yang menjadi penilaian jabatan fungsional itu dua yaitu keahlian dan keterampilan, bukan orang-orang yang duduk disitu tidak ahli dan tidak terampil bisa dapat jabatan fungsional.Jabatan fungsional tidak seperti jabatan struktural yang memiliki staf.Jabatan fungsional itu kerja sendiri.Jadi bukan orang yang nganggur kemudian masuk/dapat jabatan fungsional tetapi kalau sekarang tidak apa-apa karena kita masih perlu banyak penyesuaian.

Perkap 3/2016 tentang pangkat, sudah lama sekali diusulkan dan tidak ada yang setuju karena pasti akan ada pihak yang dirugikan apabila Perkap tersebut diberlakukan. Ini memang berat, dan akan kami tunda enam bulan, setelah itu baru kita jalankan maksimal. Karena sesuatu yang baru akan merugikan atau menguntungkan seseorang/kelompok. Setiap sistem pasti ada masalah, dan nanti akan kami kaji lagi. Sebetulnya Perkap ini belum berlaku, baru berlakunya nanti pada bulan enam.

Saya sangat menyambut baik untuk masalah dilibatkan, saya juga akan menyampaikan apa-apa yang kami butuh dari Litbang. Kalau kebijakan saya tidak memberikan komentar, dan jika itu memang sesuatu yang tidak pas, akan kami perbaiki.

b. Kabag Strajemen Polda Bali

1) masalah DSP dan riil, itu dari dulu permasalahan sudah muncul karena DSP dari setiap kita rencanakan kemudian kita usulkan ke Pusat tidak pernah ada perubahan. Menurut kami DSP disesuaikan dengan karakter dan kerawanan wilayah. Sperti yang kami alami di Polda Bali, di satu sisi adanya suatu perintah untuk anggota itu harus disesuaikan dengan DSP tetapi kami tidak bisa memenuhinya karena kerawanan suatu wilayah yang tidak akan mungkin terlaksanan dengan baik pelaksanaan tugas apabila disesuaikan dengan DSP.

2) hilangnya jabatan Kasubbag Polwan. Seperti dulu sebanyak 7000 Polwan direkrut harusnya ada wadah khusus yang memperhatikan bagaimana perkembangan dari adik-adik kami yang ditugaskan di Polsek-polsek, itu perlu adanya perhatian yang khusus. Sehingga mohon dipikirkan lagi adanya Kasubbag Polwan yang mempunyai program khusus untuk perkembangan Polwan kedepan.

Jawaban:

Ini memang debatable, kalau bicara DSP dengan fakta di lapangan. Yang kelebihan DSP seperti lalu lintas sangat banyak sekali, dia tidak akan protes. Kita organisasi “Zero Growth”, boro-boro menambah yang kurang, mengisi yang pensiun saja kesulitan.Jadi saya setuju dengan Ibu bahwa Polda-polda tidak bisa disamakan jumlah DSP nya.Seperti contoh Sultra, secara DSP sudah lebih tetapi secara Police Ratio kurang.

Kemudian untuk Kasubbag Polwan, kami SDM ini adalah mengisi orang, bukan membuat struktur.Membangun struktur itu urusan Ortala.Jadi seperti Polda Kaltara dibentuk membutuhkan personel sekian, kami beri personel. Tetapi masukan untuk Kasubbag Polwan ini akan kami tampung dan akan diusulkan ke Ortala, tetapi bukan kewenangan SDM.

c. Kabag Strajemen Polda Babel (AKBP Mito)

Ijin memberikan masukan terkait rekrutmen. Yang pertama untuk rekrutmen bintara, karena rekrutmen ini bersifat investasi untuk masa yang akan datang. Dengan sistem SKCK online yang cepat, kami lebih berpikir bahwa SKCK seperti yang dulu kami lakukan waktu mendaftar Akpol, benar-benar diteliti dari RT, RW, Kecamatan, Polsek, sampai Polres jadi kita mendapatkan anak yang benar-benar baik secara mental maupun perilaku di lingkungannya.

Kemudian masalah kebijakan pendidikan kami melihat bahwa adik-adik kita ini cenderung tidak ada hierarki tidak seperti yang dulu-dulu. Kalau Akpol saja pendidikan dasarnya saja bisa digabung dengan tiga matra lain, kami memberi masukan untuk bintara ini mungkin dilakukan dasar militer seperti dulu lagi agar ada hierarki dan kualitas seperti dulu.

Kemudian untuk masalah local job local boy, kami amati beberapa adik-adik kita itu cenderung manja dan kurang motivasinya, mungkin gejala ini bisa dirubah dengan 50 persen kedalam daerah 50 persen keluar daerah, ini berkaitan dengan integrasi dan persatuan NKRI kita.

Kemudian untuk SIP, Sespimma dan Sespim ada beberapa bobot yang terlalu tinggi karena bobot tersebut cenderung agak subyektifitas misalnya NKP bobotnya 50 persen untuk Sespimma dan Sespim, untuk SIP 30 persen dan kenyataannya nilai ini jenjangnya sangat tinggi misalnya untuk SIP yang dari 50 sampai 90 sehingga hal-hal ini yang membuat motivasi peserta menjadi menurun dan ini hampir menjadi polemik diantara peserta SIP, Sespimma maupun Sespimmen.

Jawaban:

Betul bahwa kita ini investasi.SKCK ini memang prosedurnya seperti itu.Banyak kasus ketika mau dilantik baru ketahuan punya istri, punya anak, atau pernah melahirkan.Itu memang kegagalan kami, SKCK dibuat tidak memakai sistem sementara ini. Bahkan ada kunci lagi yaitu PMK (penelusuran minat kepribadian), persoalannya oleh orang Propam diserahkan ke bhabinkamtibmas ke Polsek-polsek yang jauh-jauh. Kita tidak punya data untuk itu, oleh karena itu memang kedepan akan kami

Kemudian... berfikir...

perbaiki, sehingga tidak ditengah jalan ada orang bermasalah yang dilakukan sebelumnya.

Saya juga setuju, ketika saya berkunjung ke Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia, orang-orang sana lebih suka dengan orang luar. Kenapa dulu kita memakai prinsip local boy for local job, karena kesiapan sumberdaya kita tidak punya.Kita tidak pernah nyiapin yang namanya sarprasnya, terutama yang paling sederhana perumahan. Jadi ketika mereka kerja disana, tempat tinggal tidak akan menjadi masalah, tetapi disisi lain ada negatifnya yaitu seperti yang disebutkan tadi manja. Atau karena sebelumnya mereka juga pernah sebagai pelaku kejahatan di wilayahnya.Saya setuju kalau 50:50. Tetapi nanti akan kami kaji lagi terkait local boy for local job.

Kemudian masalah dulu kita menghilangkan militer, karena dianggap budaya militer itu jelek.Dulu waktu awal-awal reformasi itu termasuk reformasi Polri, setiap yang militer dianggap jelek.Ternyata sekarang kita merasakan, kadang-kadang saya ketemu orang dia itu pura-pura main handphone waktu papasan, kemudian saya hormat dulu langsung kaget dia. Ini karena generasi Y yang bersifat santai.

Memang ini menjadi perdebatan terkait rekrutmen SIP, Sespimma dan Sespim. Ketika kita bicarakan sebuah sistem, waktu itu kita pikirnya adalah orang ini adalah orang akademis sehingga nilai ini ditinggikan, tetapi ternyata ini dimanfaatkan dengan kondisi tertentu untuk menaikkan nilai itu sehingga nilai-nilai yang lain terabaikan akhirnya bobotnya menjadi tinggi dan yang awalnya dia rangking lima bisa jadi rangking satu. Ini sedang kami kaji, karena memang semua sistem selalu ada lebih dan kurangnya. Oleh karena itu kami mohon bantuan teman-teman, apakah sistem rekrutmen yang sekarang ini memang sudah pas atau masih belum, atau perbaikan apa yang perlu kami lakukan. Sekarang ini kami membukapintu.

3. Paparan Oleh Kabaharkam Polri Dengan Tema “Profesionalitas

Pemeliharaan Keamanan Pemilukada Yang Profesional Yang Profesional, Modern Dan Terpercaya”

Atau... kesiapan ...

Promoter sudah sampek ke pelosok pelosok tanah air tapi apa dan bagaimana pemahaman kebijakan kapolri yang Promoter itu anggota sudah memahami tentang kebijakan Promoter?, bagaimana melaksanakan mewujudkan Promoter?, sebelum saya masuk ke materi yang sudah di gariskan panitia hanya kusus masalah pilkada saya perluas lagi kalau kita sudah professional modern dan dipercaya masyarakat Pilkada ini hal yang kecil sangat mudah karena sudah profesioanal modern dan terpercaya untuk menuju kesana ada jalan terjal ada hambatan kendala yang harus dihadapi banyak pendapat para ahli mendefinisikan professional itu apa? tetapi tidak ada satu pun yang saya ambil karena akan menyulitkan angota memahami secara harfiah apa yg disebut professional maka saya sederhanakan apa itu professional itu indikasinya antara lain tugas yang dibebankan terlaksana dan berhasil dan sesuai dengan UUD yang berlaku dan PP , tugas itu sesuai tetang UU no 2 tahun 2002 Tupoksi Polri yaitu perlindungan pengayom pelayan kalau situasi tertib, aman, lancar dan damai tidak ada rasa was was itulah keberhasilan tugas Polri yg professional apabila terjadi kasus tuntas tidak dilempar banyak komplain, tidak melanggar aturan berlaku seorang anggota yang baik itu mentaati UUD kode etik dan disiplin. Dalam profesionalisme tidak hanya dibidang operasional bidang lain itu harus profesional juga termasuk bidang pembinaan kalau bidang pembinaan tidak professional maka berakibat fatal tehadap bidang operasional. Contoh bilamana dalam penempatan anggota tidak sesuai dengan profesi nya berakibat pasti tugas tidak terlaksa dengan baik dan banyak komplain. Karena pimpinan dan rekan rekan yang tau persis bagaimana anggota tersebut, contoh kedua lemdik kalau tidak professional maka hasil didiknya hanya jadi ayam sayur tidak siap diadu dilapangan, contoh ketiga bagian logistik membeli peralatan hanya karena titipan rekanan untuk mengambil keuntungan besar setelah dilapangan tidak bisa dipakai.

dipercaya...

Bagaimana profesionalisme dibidang operasional bagiamana Intel, Binmas Sabhara lantas Reskrim yg merupakan backbone diseluruh dunia, tulang punggung ada di 5 fungsi teknis yang berhadapan dengan masyarakat setiap hari yaitu anggota kita yg berpangkat brigadir 87% ditambah pama hanya 7% bila digabung jumlahnya 94% sisanya Pamen dan Pati mereka setiap hari ketemu dengan masyarakat, Para komandan kasatwil wajib memiliki kewajiban untuk memintarkan anggotanya yang setiap hari berhadapan masyarakat, Pamen, Pati, Kapolda, Kapolres, Kapolsek memliki kewajiban untuk memintarkan anggota yang langsung berhadapan masyarakat karena polri sudah menghabiskan uang negara untuk sekolah Pamen,Pati lebih dulu untuk disekolahkan tetapi sayang diantara kita yangg disekolahkan untuk memenuhi suatu jabatan dan kenaikan pangkat saja. Ketahuilah dibalik itu ada tanggung jawab moral untuk memintarkan anggota contohnya caranya yaitu dengan untuk membagi waktu untuk latihan fungsi dimana setiap tempat selalu ada slogan tiada hari tanpa latihan ini juga mengasah para Pamen Pati untuk mengingat kembali untuk kita memberikan materi kepada anggota gak usah muluk muluk yangg simple saja , contoh serah terima jaga karena pada saat ini masih sudah tidak diterapkan di polsek maupun polres. Karena dengan itu kita melihat bagaimana keaktifan dari anggota kita sendiri. Bilamana terjadi sesuatu contoh hal tahanan gantung diri makan akan terjadi saling menyalahkan, oleh karena itu kita sebagai atasan mari sama sama kita pintarkan anggota kita agar professional karena semuanya butuh pendidikan dan latihan. Profesioanal dalam bidang pendukung termasuk Brimob, Humas, Dokkes, Puskeu, TIK, Inafis, dan Litbang.

Itulah yang dinamakan professional menurut versi saya mungkin ada pendapat lain tentang pengertian professional dan bagaimana cara menuju professional mengingat keterbatasan anggaran, waktu, dan tempat untuk melakukan latihan untuk melatih anggota tersebut.

Modern tidak hanya perlatan saja tetapi yang paling utama yaitu professional dalam tugas dan pro dalam mengendalikan alat yang maju, semodern apapun alatnya tetapi sumber dayanya tidak professional juga mubazir ada tugas polisi yang tidak bisa diganti alat semodern apapun yaitu tugas tugas sambaing warga msyarakat , komunikasi dengan masyarakat dengan door to door ke rumah warga, ga bisa warga melakukakan pembinaan lewat telfon karena yang terpenting bagi warga yaitu dengan bertemu langsung dalam proses pembinaan masyarakat. Disamping semua professional alat yang modern yang paling penting lagi anggaran itu sendiri.mau ditugaskan apapun selama sudah professional tugas Pilkada akan terasa mudah dan tentunya didukung alat dan system yang sudah modern tentunya dan didukung anggaran yang cukup. Kebijakan baharkam harkamtibmas itu sendiri yaitu mengedepankan intel dan binmas bapak kapolri peduli sekali terhadap Binmas karena fungsi ini mengedepankan preemtif. Bila Bhabinkamtibmas di maksimalkan potensi potensi kerawanan konflik sosial bisa diketahui dan dicegah terlebih dahulu.

Untuk terakhir saya mempunyai harapan kepada Puslitbang dari 430.000 personel Polri yang sekarang berapa yang bertugas selama 24 jam mellindungi mengayomi dan melayani masyarakat ? karena tidak mungkin semua personel melaksanakan tugas itu ada yang memliki kepentingan masing -masing. Semoga ini bisa dikaji lebih dalam lagi.

Dibalik keberhasilan penegakan hukum tersembunyi kegagalan kita mencegah kejahatan.Bila suatu saat masyarkat memberontak atas pencegahan yang gagal maka jangan heran bila masyarakat menuntut untuk itu.

Diskusi Tanya Jawab :

Pertanyaan : a. Kapuslitbang

Apakah Korbrimob membidangi operasional ataukah pembinaan, karena mereka cenderung dikatakan fungsi mereka operasional bukan pembinaan?

Untuk... anggaran...

b. KBP. Syamsudin Djanieb

Dalam pengadaan matfasjas yang dilakukan oleh Pam Obvit sebaiknya dilakukan dengan E-katalog karena memperkecil pengadaan barang yang tidak sesuai kebutuhan dan juga tentunya dengan adanya penjamin maka dengan harga yang ada di E-katalog dapat dibeli dengan harga seminimal mungkin, apakah sebaiknya untuk diadakan lelang barang dengan E-Katalog ?

c. KBP. Kasihana Sholeh

Mengenai topik professional ada hal yang masih kurang pas sesempurna apapun pekerjaan kami selalu ada complain ? apakah perlu kita sempurnakan lagi kalimat ini atau perlu ada koma?

Jawaban :

a. Brimob belum bisa dikatakan pembinaan karena tugas Brimob kebanyakan untuk operasional baik satgas di timombala dll, untuk tugas pembinaan Binmas dan Sabhara merupakan ujung tombak dari Kepolisian dimana ketika terjadi perselisihan yang membantu penyelesaikan yaitu Binmas dengan musyawarah dan mufakat untuk mecari solusi dari permasalahan tersebut.

b. Dalam peraturan perkabaharkam terdapat peraturan untuk pengadaan barang itu ada masukan dari bawah, dalam pengusulan jenis barang selalau adanya usulan, agar tidak terjadi penyimpangan terkait pengadaan.

c. Ketika sudah melaksanakan secara professional tentu tidak adanya complain dari masyarakat kalau masih ada kompalin berarti tidak professional. Dalam pelaksanaan tugas wajib membuat masayarakat terpuaskan pelayanan yang kita berikan.

4. Paparan Oleh Asrena Kapolri Dengan Tema “Analisis Perencanaan

Pengembangan Postur Dan Struktur Puslitbang Polri Sebagai Embrio

Pembangunan Industri Teknologi Kepolisian Di Era Globalisasi”

Dalam melihat judul Analisis Perencanaan Pengembangan Postur & Struktur Puslitbang Polri kita harus melihat tata pelaksanaan di dalam tatakelaksanaan terdapat empat hal yaitu perubahan organisasi, penataan tata laksana, tujuan dan sasaran.Dalam perubahan organisasi menjadi area pertama, sedangkan hasil yang diharapkan diarea organisasi adalah organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukur (right size). Kemudian yang kedua penataan tata laksana yang merupakan area kedua dengan hasil adalah sistem, proses dan untuk menjadikan Polri yang professional maka prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan seseuai dengan prinsip” good governance. Ketiga untuk meningkatkan kualitas system prses dan prosedur kerja agar menjadi lebih jelas efektif efisien dan terukur pada masing-masing K/L dan Pemda.Kemudian yang terakhir yaitu sasaran dimana untuk penataan ketatalaksanaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektif manajemen pemerintahan serta kinerja K/L dan Pemda sehingga terwujud pemerintahan yang baik.

Jika kita melihat dari ketatalaksaan terdapat keterkaitan grand disain RB pada Perpres No. 81 tahun 2010 yang dijabarkan pada road map Reformasi Birokrasi Kemenpan RB dimana dalam penajabarnya terdapat 8 area perubahan yang pertama yaitu Organisasi dan TataLaksana itu yang utama dan ada sembilan program percepatan RB dan yang utama adalah penataan struktur birokrasi , pengembangan system E-Government dan efisiensi penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana kerja pegawai negeri.

Kalau melihat alur reformasi birokrasi bidang kelembagaan alur yang pertama adalah reformasi birokrasi ynag dimana

sedangkan...

diikuti delapan area perubahan yang sudah kita lihat tdi kemudian dikuti oleh organisasi (area1). Reformasi bidang kelembagaan dilhat dari kebijakan makro bagaimana dilhat dari desain besar kelembagaan dan desai besar kelembagaan daerah dn yang bersifat mikro yaitu audit, penataan Organisasi K/L dan pemantauan dan evaluasi organisasi Pemda.yang bertujuan untuk membentuk organisasi yang tepat ukuran (Rightsizing). Pedoman penataan organisasi terdapat dua yaitu tataran teori dan tataran praktis bila dipadupadankan akan menghasilkan peraturan per-UU-an yang akan dijadikan pedoman dimana pedoman akan membentuk struktur organisasi seefisien mungkin dan struktur yang disusun yang harus ditangani.

Alasan kenapa strukur harus diubah perubahan/ perkembangan lingkungan, perkembangan teknologi, perkembangan organisasi dan perubahan kepemimpinan. Dan prinsipnya mandate pertanggungjawaban akuntabilitas harus jelas untuk mencegah duplikasi dan overlapping dimana banyak satker yang duplikasi dan overlapping, strukur harus sederhana dan jelas agar dapat mudah dipahami, strukur oragnisasi sesuai dengan span of control, strukutr organisasi berorientasi kepada kebutuhan steakholder dan pemilahan yang jelas antara tanggungjawan kebijakan dan pelaksaaan kebijakan, strukur seharusnya menghindari potensi konflik, dan struktur oragnisasi terdesentralisasikan.

Dalam membangun Puslitbang Polri harus melihat tiga pilar organisasi yang pertama SDM kedua sistem penataan organisasi dan ketiga proses bisnis

Dalam dokumen LAPORAN RAKERNIS 2017 (Halaman 23-40)

Dokumen terkait