• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RAKERNIS 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN RAKERNIS 2017"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN

RAPAT KERJA TEKNIS PUSLITBANG POLRI T.A. 2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. UMUM

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa Polri sebagai pengemban fungsi Kepolisian yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat (KAMDAGRI). Guna pelaksanaan tugas pokoknya, Polri sangat membutuhkan saran masukan dan pertimbangan yang bersumber dari hasil penelitian dan pengembangan. Itu berarti tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok, program kegiatan dan pengambilan kebijakan strategis Polri akan sangat di pengaruhi oleh masukan-masukan yang diperoleh dari lembaga-lembaga R& D yang memiliki otoritas giat penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi dan kemampuan Kepolisian yang ada didalam dan diluar lingkungan Polri.

(2)

yang muncul di Negara-negara tersebut dalam upaya menjadikan bangsa yang bermartabat dan mandiri dalam tata pergaulan internasional.

c. Hal ini semakin menegaskan bahwa memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 (Amandemen ke-4), merupakan unsur kemajuan manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa guna menunjang kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

d. Di satu sisi dimensi tantangan tugas Polri kedepan, yang semakin berat dan multi kompleks serta seiring dengan menguatnya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap produktivitas dan kinerja Polri yang profesional, modern dan dipercaya untuk menjunjung tinggi hukum dan HAM terutama pada kepentingan masyarakat bangsa dan negara merupakan konsekuensi logis yang tidak bisa dihindari, sebagai bentuk implikasi pesat dari perkembangan dunia modern di era globalisasi yang di tandai dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, dibidang informasi, komunikasi, transportasi dan E- commerce. Harus diakui telah memberikan sumbangsih positif dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, namun disisi lain tidak dapat dipungkiri juga telah menimbulkan pengaruh negatif pada bidang ideologi, Politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan serta dampak globalisasi baik secara kualitas dan kuantitas dalam berbagai bentuk fenomena kejahatan serta dengan diiringi tingginya tuntutan reformasi pada aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tanah air.

e. Disisi lain masyarakat juga sangat mengharapkan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, menghendaki seluruh pengemban fungsi pelayanan publik untuk senantiasa mengkombinasikan dan mengacu pada implementasi strategi dan kiat-kiat yang inovatif dan beberapa prinsif manajemen modern dan prinsip utama pemerintahan yang bersih dan bebas KKN yang senantiasa dituntut harus selaras dengan paradigma kepemerintahan yang lebih mengedepankan aspek jaminan pelayanan publik, jaringan kerjasama, kemitraan yang sinergis antara sektor publik

(3)

individu dan masyarakat demi tercapainya pelayanan yang berorientasi pada pelayanan prima Polri.

f. Saat ini masyarakat dalam menyampaikan aspirasi terkait dengan pelaksanaan tugas Polri, yang sorotan utama adalah terhadap produktivitas dan kualitas kinerja Polri yang tidak hanya ditujukan pada hasil akhir pelaksanaan tugas, namun juga pada proses pelaksanaan tugas Polri dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

g. Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang Polri) merupakan salah satu Satker/ Kompartemen pendukung organisasi modern yang vital di lingkungan Polri, hal ini tercermin dari tugas pokok peran dan fungsi strategis Puslitbang Polri sebagai berikut:

1) Pusat kajian ilmiah di lingkungan Polri. 2) Intel Polri dibidang manajemen.

3) Pusat database (Bank data) permasalahan internal dan eksternal Polri.

4) Sebagai bagian dari kegiatan Ristek nasional dibidang penerapan dan pengembangan dan teknologi peralatan Kepolisian.

5) Sebagai penyelenggara penelitian dan evaluasi serta sertifikasi terhadap seluruh material, fasilatas dan jasa (Matfasjas) yang sedang dan akan digunakan Polri melalui Presentasi, Demontrasi dan Ujicoba (PDU) (Pasal 4 Perkap Nomor 17 Tahun 2011) tentang penyelenggraan PDU Matfasjas Polri sebagai bagian dari gugus dan penjamin kendali mutu terkait produktivitas profesionalisme kinerja peralatan dan teknologi yang dimiliki Polri.

h. Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut diatas, maka pada hakekatnya tugas peran dan fungsi Puslitbang di lingkungan Polri sangat strategis hal ini selaras dengan pengaruh perkembangan lingkungan strategis, artinya Puslitbang Polri berperan strategis dalam memberikan kontribusi bagi arah pengembangan institusi Kepolisian sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya melalui berbagai produk konseptual dan ilmiah berdasarkan hasil penelitian, pengkajian dan

(4)

pengembangansebagai saran pertimbangan strategis dalam pengambilan keputusan pimpinan

i. Oleh karenanya guna mewujudkan tupoksi peran dan fungsi Puslitbang tersebut sebagai bagian dari organisasi modern seperti yang diharapkan, memerlukan dukungan dan political will yang kuat dari pimpinan Polri mengingat keberadaan Puslitbang Polri dihadapkan pada berbagai persoalan baik menyangkut aspek sumber daya seperti keterbatasan, kelemahan dan kekurangan serta paradigma lama seperti kultur penilaian yang pesimistis terhadap produk hasil penelitian kajian dan evaluasi pimpinan organisasi yang setengah hati untuk memperdayakan keberadaan tupoksi peran dan fungsinya sebagai program generik pada Kementerian kelembagaan (Polri)

j. Bertitik tolak dari hal tersebut maka diperlukan kesatuan pola pikir, pola tindak dan komitmen yang sama dalam mengoptimalkan/ memberdayakan tupoksi peran dan fungsi Puslitbang Polri dalam rangka mengawal keberhasilan implementasi kebijakan strategi Kapolri tentang Promoter tersebut antara lain:

1) Bagaimana Satker Puslitbang Polri mendorong dan memberikan kontribusi dan masukan informasi kajian saran pertimbangan dan hasil evaluasi terkait dengan implementasi, substansi dan materi Jakstra Kapolri tentang Promoter.

2) Apa strategi dan kiat Puslitbang Polri dalam meminimalisir ketidak tepatan/implementasi kebijakan strategi Kapolri tersebut.

3) Bagaimana Puslitbang Polri secara proaktif, kreatif dan inovatif kontensifikasi,menginventarisir fenomena kendala, hambatan yang ada dengan merumuskan solusi alternatif terkait dengan keberhasilan implementasikan materi dari kebijakan strategi tersebut.

k. Dari kegiatan dan langkah tugas pokok peran dan tugas puslitbang tersebut maka diharapkan akan terwujud beberapa indikator keberhasilan dari program kegiatan dan implementasi Jakstra Kapolri antara lain:

(5)

1) Terwujudnya penguatan sistem operasional Polri melalui ketepatan dan konsistensi implementasi atas kebijakan Kapolri sehingga penerapannya menjadi tepat guna.

2) Terwujudnya pemberdaya sumber daya khususnya SDM/ personel Polri dalam pelaksanaan tugasnya sehingga bisa bekerja secara professional, modern dan terpercaya.

l. Terwujudnya aspek kepercayaan eksternal dan internal Polri terhadap Lembaga Polri sehingga terwujud motivasi yang tinggi rasa kebanggaan profesionalisme, produktivitas dan kualitas kinerja maupun kepuasan kerja yang akan berkontribusi terhadap penguatan integritas, karakter moral, komitmen dan kinerja positif di lingkungan Polri sehingga dapat di lakukan tindakan evaluasi, koreksi, perbaikan, penyempurnaan dan reformasi Birokrasi.

2. KHUSUS

a. Setiap organisasi tidak terkecuali institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri melakukan dan menjalani proses manajemen dalam mengelola organisasinya mulai dari perencanaan, penetapan ukuran-ukuran kinerja analisis perbaikan dan pengendalian. Sebagai organisasi publik maka institusi Kepolisian, secara umum dan Puslitbang Polri Khususnya tidak dapat melepaskan diri dari sorotan penilaian publik maupun organisasinya terhadap produktivitas profesionalisme dan kualitas kinernya organisasi tersebut.

b. Itu berarti baik buruknya institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri tidak terlepas dari baik buruknya penilaian publik atau organisasi itu sendiri sehingga diperlukan pencitraan positif masyarakat dan personel organisasi terhadap institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri yang menyangkut kredibilitas, reputasi, kompetensi, profesionalisme, kinerja positif dari Puslitbang Polri sangat dibutuhkan untuk memenuhi dimensi harapan masyarakat dan organisasi.

(6)

c. Indikator terwujudnya pencitraan positif, reputasi kredibilitas positif, kompetensi profesionalisme, kapasitas dan kapabilitas Puslitbang Polri adalah kepercayaan masyarakat dan personel Polri terhadap organisasi Puslitbang Polri, personel yang profesional dan etik serta kepuasan masyarakat dan personel Polri terhadap institusinya diharapkan dapat memberikan motivasi, semangat kerja, kebanggaan meningkatkan produktivitas dan kualitas kinerja maupun kerja positif yang akan berimplikasi terhadap kinerja positif.

d. Kinerja positif institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri merupakan akumulasi dari kinerja individu anggota Kepolisian dan Puslitbang Polri, oleh sebab itu maka setiap personel Polri hendaknya mampu memberikan representasi positif institusi Kepolisian khususnya lembaga Puslitbang Polri dengan ditunjukkan oleh produktivitas motivasi kerja dan kualitas kinerja yang tinggi melalui produk hasil kerja Litbang yang professional dan ilmiah pendidikan yang baik, pengelolaan sumber daya dan tingkat kesejahteraan yang baik dalam institusi/ lembaga tersebut.

e. Pencitraan institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri yang buruk, tingkat komplain masyarakat dan personel yang tinggi yang tidak memuaskan publik dan organisasi serta tindakan personelnya yang tidak etis merupakan fenomena yang dihadapi oleh institusi Kepolisian secara umum dan khususnya Puslitbang Polri saat ini. Dari kondisi tersebut di atas telah mendorong dan memaksa institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri untuk telah dan terus melakukan upaya pembenahan perbaikan dan perubahan. Perubahan tidak dapat dikelola dengan baik jika kita tidak mengetahui apa yang terjadi pada lingkungan sekitar kita (permasalahan yang ada dalam organisasi Litbang).

f. Pengetahuan adalah pijakan yang hebat untuk melakukan perubahan, perubahan harus dilakukan dalam kerangka perbaikan dan seharusnya dikendalikan dengan baik sehingga dapat mencegah atau meminimalisasi kesalahan kekurangan, kelemahan, ketidak berdayaan, ketidak optimalan, hambatan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan

(7)

peran lembaga tersebut. Salah satunya diwujudkan melalui optimalisasi, revitalisasi maupun reformasi birokrasi sebagai jawaban atas meningkatnya dimensi tuntutan masyarakat atas permasalahan profesionalisme, produktivitas, moderenisasi, kualitas kinerja negatif Polri/Puslitbang Polri berupa pencitraan buruk komplain masyarakat dan personel Polri, ketidak percayaan pimpinan dalam bentuk dukungan will action/kebijakan, serta perilaku yang dianggap konvensional maupun ketidak puasan pimpinan/ lembaga atas produktivitas kinerja.

g. Oleh sebab itu Polri khususnya Satker Puslitbang Polri perlu melakukan optimalisasi, revitalisasi terhadap pelaksanaan tugas fungsi dan peran kelembagaan Puslitbang Polri agar semakin memiliki legitimasi yang kuat, kredibilitas positif, kompetensi yang mumpuni, professionalisme, memiliki kapasitas dan kapabilitas yang kuat melalui kemampuannya dalam rangka mendeteksi, mengidentifikasi, menginventarisasi dan melakukan diagnosis atas akar masalah organisasi. Khusus dalam mengidentifikasi signal lemah secara dini terhadap implementasi visi - misi tujuan organisasi program kegiatan, maupun berbagai kebijakan lembaga institusi Polri yang diduga akan berpotensi terhadap gangguan KAMDAGRI.

h. Untuk mencapai kondisi hal tersebut harus diwujudkan melalui produktivitas profesionalisme dan kualitas kinerja dari lembaga Puslitbang terhadap permasalahan sistem metode SDM, SOP, anggaran, Diklat, kerjasama, kemitraan yang positif dan sinergi Polisional Polri yang ada didalam dan di luar organisasi agar terbangun sinergi Polisional yang dapat berkontribusi positif terhadap pengautan reformasi birokrasi Polri guna pencapaian Grand Strategi Polri dan kinerja positif institusi Kepolisian

3. DASAR

a. Keputusan Kapuslitbang Polri Nomor: Kep/9/IX/2016 Tanggal 9 September 2016 tentang Renja Puslitbang Polri T.A. 2017;

b. Surat Pengesahan Dipa Puslitbang Polri T.A. 2017 Nomor: SP-DIPA-060.01.1.642377/2017 Tanggal 7 Desember 2016;

(8)

c. Surat Perintah Kapolri Nomor: SPRIN/274/II/2017Tanggal 7 Februari 2017, tentang penunjukan Kapuslitbang Polri untukmenyelenggarakan RakernisPuslitbang Polri T.A. 2017;

d. Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/342/II/2017Tanggal 13 Februari 2017,tentang Pelaksanaan Rakernis Puslitbang Polri TA 2017.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. TUJUAN

a. Agar terwujud postur dan struktur kelembagaan Puslitbang polri yang peka peduli, cerdas, kritis, profesional, proaktif dan mampu mencermati menyikapi, mamahami, merespon setiap perkembangan situasi yang berimplikasi terhadap tugas Polri sehingga dapat tim gugus kendali mutu melalui hasil produk dan kinerja Puslitbang Polri yang diharapkan dapat mengawal dan mengamankan serta mendukung keberhasilan kebijakan strategi dan visi-misi tujuan Polri;

b. Untuk membangun mengembangkan dan memperkuat aspek legitimasi kompetensi citra wibawa reputasi, kredibilitas positif, profesionalisme kinerja kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Puslitbang polri sebagai tim transpomasi gugus penjamin dan kendali mutu serta fungsi pengawasan Polri di bidang internal dan eksternal yang diharapkan dapat mengawal keberhasilan operasional. Visi-misi tujuan implementasi kebijakan strategis terkait dengan dimensi tantangan tugas Polri di era kekinian kedepan;

c. Untuk mendukung terwujudnya postur Puslitbang Polri yang diharapkan mampu mengelola setiap data permaslahan Polri dibidang materil dan non materil (sosial).

2. MANFAAT

a. Agar kelembagaan Puslitbang Polri memiliki skema dan instrument standarisasi sebagai organisasi Litbang Polri yang modern, professional, ilmiah, transparan akuntabel dan terpercaya yang mampu mengawal keberhasilan visi-misi tujuan Polri dan kebijakan strategis Polri;

(9)

b. Agar kelembagaan Puslitbang Polri memiliki dan mempu mengembangkan program-program kerja yang strategis dan unggulan dari waktu ke waktu;

c. Agar kelembagaan Puslitbang Polri dari waktu ke waktu mampu menghasilkan produk kerja Litbang yang unggul sebagai frame work

dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik, mencegah, meminimalis kesalahan kekeliruan dan mengantisipasi ketidak tepatan perencanaan dan kebijakan Polri;

d. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menampilkan dan memperdayakan profesionalisme produktivitas dan kualitas kinerjanya sebagai bagian dari unsur penting strategis dan vital dalam lingkungan Polri dalam ikut mengawal keberhasilan visi-misi keberhasailan Polri. e. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menjadi wadah integrasi

kegiatan Ristek Nasional tim transformasi di bidang perubahan paradigma, kultur di lingkungan Polri

f. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menjadi penjamin gugus kendali mutu terhadap produktivitas, profesionalisme dan kualitas kinerja Polri.

g. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menjadi pusat kajian ilmiah berikut mengawal dan mengamankan organisasi era strive for excellence. h. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu sebagai centre of excellence.

C. SISTEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN BAB II PELAKSANAAN

BAB III HASIL PELAKSANAAN BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN SPRIN KAPOLRI JADWAL KEGIATAN FOTO KEGIATAN

MATERI ARAHAN DAN PAPARAN PERWABKU

(10)

BAB II

PELAKSANAAN

A. Waktu

Pelaksanaan kegiatan Rapat Kerja Teknis Puslitbang Polri diselenggarakan pada tanggal 1s.d. 2Maret 2017.Jadwal Kegiatan terdapat pada lampiran laporan ini.

B. Tempat

Seluruh pelaksanaan kegiatan diselenggarakan pada2 (dua) tempat, yaitu:

1. tanggal 1 Maret 2017 pukul 08.00– 09.00 WIB dilaksanakan pembukaan di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;

2. tanggal 1 Maret 2017 pukul 09.00 WIB s.d. selesai dan tanggal 2 Maret 201708.00 WIB s.d. pukul 12.00 WIB dilaksanakan di Hotel Grandhika Jl. Iskandarsyah Raya No. 65, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

C. Peserta

Peserta Kegiatan Rapat Koordinasi berjumlah 96 (sembilan puluh enam) orang, terdiri dari :

1. KabagrendafungRorenmin Itwasum Polri;

2. Kabag Renmin Bareskrim Polri, Baharkam Polri, Baintelkam Polri; 3. Kabagjakum Rojakstra Srena;

4. Kabagren Rojianstra Ssop Polri,SDM Polri, Sarpras Polri;

5. Kabagrenmin Divpropam Polri, Divhumas Polri, Divkum Polri, Korlantas Polri dan Divhubinter Polri;

6. Kasubbag Ren Pusdokkes Polridan Rumkit Bhayangkara Polri;

7. Para Kabagjian PengembanFungsi Litbang padaSatker Lemdikpol, Sespim Polri, STIK– PTIK, Akpol;

8. Kataud Sahli Kapolri;

9. Para Kabagstrajemen Rorena Polda; 10. Para Kabid / Kabag / Analis Puslitbang Polri; 11. Para Konsultan Peneliti Puslitbang Polri

D. Materi dan Narasumber

Materi dan Narasumber yang hadir dalam pelaksanaan Rakernis antara lain :

1. Paparan/Sosialisasi Ketua LIPIdiwakili oleh Prof. Dr. Ikrar Nusa Bakti“Modernisasi Puslitbang Polri berbasis IPTEK guna mendukung peningkatan produktivitas, profesionalisme dan kinerja Polri”.

(11)

2. Paparan/Sosialisasi AS SDM KAPOLRI diwakili oleh Karo Jianstra SSDM Polri Brigjen Pol. DR. Eko Indra Heri, M.M.“Riset Sebagai Dasar Pembangunan Organisasi dan SDM Polri yang Profesional Modern dan Terpercaya”.

3. Paparan/Sosialisasi oleh Kabaharkam Polri Komjen Pol Drs. Putut Bayu Seno, S.H.“Profesionalitas pemeliharaan keamanan Pemilukada yang profesional, modern dan terpercaya”.

4. Paparan/sosialisasi oleh Asrena Kapolri Irjen Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H. “Analisis perencanaan pengembangan postur dan struktur Puslitbang Polri sebagai embrio pembangunan industri teknologi Kepolisian di era globalisasi”.

E. Metode Kegiatan

Rapat Koordinasi dilaksanakan dengan Metode Kegiatan sebagai berikut : 1. Ceramah Narasumber;

2. Tanya Jawab.

(12)

BAB III

HASIL PELAKSANAAN RAKERNIS

Hasil Pelaksanaan Rakernis Puslitbang Polri yang diselenggarakan selama dua hari di Hotel Grandhika Jakarta Selatan, sebagai berikut :

A. Paparan Narasumber dan Diskusi

1. Paparan/Sosialisasi oleh Ketua LIPIdiwakili oleh Prof. Dr. Ikrar Nusa Bakti“Modernisasi Puslitbang Polri berbasis IPTEK guna mendukung

peningkatan produktivitas, profesionalisme dan kinerja Polri”

AssalamualaikumWr.Wb, Selamatpagidansalamsejahterabagikitasemua, kenapasayamenggunakan kata Balitbang, karenasayapikirjikamemakai kata Puslitbangiturendahsekali, kalau di LIPI Puslititueselon 2, kalaukitamenggunakan kata Badanitueselon 1A, danmemangpengembangan LitbangsaatiniperluuntukPolrikarenakitatahuPolrisejak 1998

denganadanyareformasidandikeluarkannya TAP MPR no. 6-7 dan UU No 2 Tahun2002. Begitupesatdijajarankepolisian Negara republik Indonesia, kitatahu di delapanbelastahunterakhirkitaperhatikanmasalahkeamanan, dalamartiandalamnegeridapatdikatakanhamperseratuspersen di tanganPolri.

Research based policymemangsudahmenjadisesuatu yang niscaya,

jikakitamenentukankebijakantanpa basis riset, bukti yang nyatadilapanganituberartikebijakanberdasarkanasumsi,

biassalahdanbiasbenartergantungpersepsi,

tetapijikakebijakanituberdasarkanhasilrisettentunyaakansangatkuat.Penelitianit

(13)

uadapenelitiandasar, terapan, kualitatif, kuantitatif, bisaberjangkapanjangdanpendek,

bisajugapenelitianlapangan/pustakaandansebagainya,

termasukstudikomparatifatauperbandingankalaumenurutsayabagiPolrisangatp entingkarenakita model Polri di berbagai Negara sangatbeda, contohkerjasamaPolridengan Australia.

Eksistensisuatubadan/lembagapenelitianakaneksissertaBerjayajikadanhanyaji ka :

a. Harusmempunyaipayunghukumtentangkeberadaannya

b. Diberianggaran yang cukup, sertakesejahteraananggotapenelitinya c. Visidanmisi

d. Memilikisumberdaya yang kapabel,

memilikikesukaan(passion)tentangduniariset, percayaatautidak, orang-orang yang tidakmempunyaipassiontidakakanmencapaititikpuncak, jika di LIPI menjadipenelitiutama.

e. Berhasilguna

f. Mampubekerjasamadenganlembagariset di dalamdanluarnegeri, sebabbila LitbangPolritidakmempunyaikerjasamadenganlembaga Litbang di dalamnegeriataupunluarnegerimaka grade/tingkatan LitbangPolrihanya di nilaisebagai Litbang internal Polrisaja.

KeberadaanBadanPenelitiandanPengembangan(Balitbang), BadanPengkajiandanPengembangKebijakan(BPPK)

sertaBadanPengkajiandanPenerapanTeknologi (BPPT) merupakanbadan-badanpengkajian yang lebihmenekankanpadapenelitian/pengkajianterapan. Padabentukinipenelitianbukansekedaruntukrisetatauilmupengetahuan,

melainkanbagaimanakegunaannyabagikebijakan Negara demi kesejahteraanrakyatataukepentingannasional.

Bagaimana model

BalitbangPolri?BalitbangPolriharusmempunyaipayunghukum yang jelasdanharusberbintangduaatausetaradengangolongan 4E atau minimal 4D danKapuslitbangituharusnyabintangsatu.

(14)

jadikalausayalihatsekarangPuslitbangPolribarumempunyaiduabidangyaitubida ngsosialdanbidangrekayasa, yang jadipertanyaansayaapakahitucukup,

sementara yang ditanganiPolriitubanyak.

PengembanganorganisasiPolrijugaperlupengkajianlebihlanjut, bagaimanajugatentangpengamanandaerahseperti

padatopik rakerniskita kali ini, tentangPilkadabahwa Indonesia iniunikjikadibandingkandengan Pilkadaserentaktahun 2015-2017 denganjumlahkonflik yang terjadi, sangatkecilsekali, yang masukkeMahkamahKonstitusihanya 27%, seperti yang sayakatakan di sinibahwamasyarakatkitasaatinisudahberfikirpositifterhadappemiludanaparatk eamanankitasudahlebihjagodenganpadamasaawalreformasi. Jadiini yang bisa kitalihatdanbisa menjadicontohbaginegara-negara yang menganutsistemdemokrasi di suatuwilayah yang mayoritaspenduduknyaberagamaislam.

Diskusi dan Tanya Jawab :

Pertanyaan : a. Polda Babel

Tadi sempat dipaparkan oleh Bapak Kapolri bahwa kemajuan suatu negara didukung oleh research and development nya, namun yang kami amati saya beberapa kali membaca literatur bahwa peneliti di Indonesia sangat minim ± 90/1 juta penduduk dibandingkan dengan Negara Brazil 2000/1 juta penduduk, ditambah lagi tentang belanja negara, mungkin kita kurang dari 1% sementara negra tetangga Malaysia 2% yang kami tanyakan,

1) bagaimana upaya LIPI sebagai lembaga riset yang resmi di Indonesia untuk mengupayakan hal-hal itu, minimal bisa mendekati negara tetangga kita?

(15)

b. Polda Sulawesi Tengah

Mestinya ada pengakuan dulu suatu kesatuan/badan untuk dikembangkan bahwa litbang di kewilayahan khususnya dijajaran Polda belum ada, sehingga tugas-tugas ini hanya sebatas tugas sampingan saja, dikerjakan oleh pusat tetapi tidak dikerjakan oleh daerah sedangkan persoalan yang berada di wilayah yang tahu persis adalah orang dikewilayahan,

1) jika penelitian yang dilakukan hanya sebatas sampel untuk mewakili seluruh Indonesia pasti hasilnya tidak akan maksimal jika kebijakannya diturunkan kewilayah tersebut

2) di kewilayahan untuk dukungan anggaran penelitian itu tidak ada, sehingga mungkin ada potensi-potensi yang ada dimiliki oleh wilayah tetapi karena tidak didukung dengan anggaran sehingga kegiatan ini akhirnya tidak dilakukan

3) tentang sumber daya manusia tentunya personel peneliti ini harus dilahirkan juga untuk membidangi masalah penelitian, dengan cara bekerjasama dengan

Universitas di kewilayahan atau lembaga penelitian lain, karena tugas-tugas Kepolisian itu sangat luas, bahwa tugas Litbang tidak hanya terbatas pada pengadaan sarana prasarana saja tetapi juga potensi konflik atau pun fenomena yang terjadi di masyarakat atau di Kepolisian itu sendiri

c. SSDM Polri

Jika tadi Prof bilang ada passion dan driving force, mungkin yang paling penting bagaimana personel Polri merasa bangga ditugaskan di Litbang Polri, sehingga hasilnya bisa lebih maksimal bahwa seharusnya Puslitbang Polri menjadi bagian dari organisasi sebagai (tekno struktur) inilah yang nantinya kebijakan dan keputusan pimpinan harus didasarkan

(16)

pada hasil penelitian dan kajian, bukan sekedar formalitas, bagaimana dalam membangun ini. Menyimak sambutan Kapolri bahwa Litbang perlu dikembangkan sebagai kunci penting dalam pengambilan kebijakan maka pertanyaan saya

1) Apakah mungkin anggota Polri ini juga dikembangkan sebagai pejabat fungsional peneliti, kalau saya kordinasi dengan Ka LIPI baru PNS yang diusulkan sebagai pejabat fungsional, sehingga Polri tidak akan turun langsung dan tidak ada penghargaan atas apa yang dilakukannya dalam penelitian, mungkin bisa dikaji kembali prof, karena LIPI merupakan organisasi rujukan

2) Apakah memungkinkan LIPI memberikan bantuan Profesor riset ke Puslitbang Polri dalam rangka membina anggota Polri dan PNS yang berkecimpung dan memiliki passion penelitian, sehingga kita tidak outsourcing terus

Jawaban :

a. Kami sebetulnya pernah menjadi koordinator kajian tentang Polri dari Seketariat Wakil Presiden, ada beberapa pejabat Polri yang menjadi narasumber kami dan salah satu usulan kami antara lain adalah kenaikan pangkat Polri itu jangan hanya dilihat dari apakah seorang personel Polri/Kasatwil bukan sekedar bisa menangani konflik disuatu daerah saja. Kemudian kenaikan pangkat dan mutasi jabatan juga merupakan usulan kami, jangan menggunakan istilah “sering berkunjung dia yang naik pangkat”

b. Mengenai Jurnal juga Polri harus senang seperti di UI mempunyai kajian khusus/studi tentang Kepolisian dari sisi kriminologis, sosial dan dari sisi yang lain juga. Dan menurut kami seharusnya dosen dari kepolisian juga harus bertambah, jangan hanya Kolonel masa lalu saja yang mungkin sudah ketinggalan jaman karena timbal balik antara pengetahuan dan pengalaman saling mendukung. Jurnal ini tidak harus dimiliki oleh Litbang tetapi juga harus dimiliki dan bisa dicetak karena sekarang publikasi melalui e-jurnal atau media lebih efektif.

(17)

c. Mengenai perbantuan Profesor riset akan saya laporkan Deputi bidang ilmu sosial dan kemanusiaan, karena beliau yang memerintahkan saya untuk mewakili kepala LIPI untuk hadir disini, dan saya akan berbicara dengan Waka LIPI karena kenal baik.

d. Jabatan pejabat fungsional peneliti, di Kemhan dan di Polri sampai saat ini menjadi problem karena peneliti mereka yang benar-benar peneliti tidak banyak dan jika saudara tau jika kita sudah masuk kedunia peneliti mau tidak mau dalam lima tahun harus naik jabatannya.

e. Jumlah peneliti di Indonesia sangat minim, anggaran pemerintah untuk litbang sangat minim 0,36% dari APBN, ini menjadi problem besar seharusnya riset itu sangat penting, jika kita berkiprah menggunakan nama LIPI itu hanya dipandang sebelah mata, sehingga kita berkiprah menggunakan nama individu, institusi LIPI itu saat ini ditopang dengan beberapa nama peneliti di Puslit politik

f. hasil Litbang tidak dimanfaatkan, ini lagi-lagi tergantung Kapuslitbang dan penelitinya, karena kalau kita maju atas nama Lembaga sangat susah tetapi jika kita maju atas individu atau informal maka akan lebih mudah daripada menggunakan surat formal dan sebagainya

g. bagaimana kondisi psikologis anggota yang lama berdinas di Sulawesi tengah, karena di institusi TNI Polri jika ada anak buah yang membuat suatu kesalahan atau berdinas sudah terlalu lama itu malah diperpanjang, ini akan menyebabkan efek psikologis terhadap anggota tersebut

h. tentang Balitbang di kewilayahan, saat ini di tubuh TNI saja tidak mempunyai Litbang Polri dikewilayahan, kalau menurut saya perlu dikaji untuk struktur Litbang di kewilayahan, dan dukungan anggaran penelitian dikewilayahan, karena jika saya bertanya ke Kemhan dan mereka memang tidak punya Balitbang di daerah. Bahwa studi-studi di kewilayahan sangat penting dan tidak bisa satu kebijakan di Polri untuk dipukul rata untuk seluruh Indonesia.

Pertanyaan :

a. Sespuslitbang

(18)

Kami hanya ingin memberikan saran yang disampaikan mungkin salah satu permasalahan yang terdapat di kewilayahan kaitan dengan Balitbang atau Puslitbang, untuk menjadikan Balitbang/Puslitbang tadi yang disampaikan oleh Prof, mungkin kita khususnya di Puslitbang Polri ini belum bisa memenuhi itu terkait anggaran, landasan hukum, SDM, yang mungkin sudah kami lakukan kerja sama dengan internal dan eksternal, jadi untuk memenuhi 6 syarat itu kiranya kita masih jauh. Kemudian permasalahan selanjutnya sebenarnya kita bangga di Puslitbang tetapi dengan sumber daya dan anggaran terbatas tetapi hasil-hasil penelitian kami bagus-bagus.

b. Dr. Mulyana, M.S.

Saya telah bergabung dengan Puslitbang Polri selama 10 Tahun, sesuai dengan ilmu saya yaitu statistik, jadi ada semacam kurang penghargaan. Jika kita berbicara tentang statistik sangat susah kita meminta anggaran kepemerintah jadi terpaksa menggunakan anggaran sendiri. Dalam era globalisasi maka IT merupakan komponen yang sangat besar, efektivitas untuk di Polsek sangat rendah. Bagaimana penggunaan IT di tingkat kepolisian

c. KBP. Drs. Syamsudin

Dalam amanat Kapolri mengatakan bahwa jantungnya organisasi, itu menggambarkan bahwa litbang merupakan strategi visioner untuk investasi kedepan, tetapi pengawakan SDM itu sudah dipikirkan oleh SDM Polri yang harusnya memiliki kompetensi tinggi, yang mau saya tanyakan saat ini pimpinan dalam membuat kebijakan melalui tim nya sendiri tidak mau berdasarkan hasil riset untuk pengambilan keputusan, contohnya program Promoter?

Jawaban:

a. Sepertinya Litbang Polri harus berani

(19)

nyerempet-nyerempet bahaya dalam arti positif, jadi kalau kita bicara tentang telur dan ayam siapa yang lebih dulu buat saya harusnya litbang yang lebih dulu, bukan menunggu Kapolri atau Asrena Kapolri, buat saya ada atau tidak ada anggaran untuk teman-teman kita di litbang seharusnya punya satu passion untuk melakukannya sendiri dengan sedikit gaya minimalis, kami di Puslit Politik tidak punya anggaran untuk melakukan penelitian tetapi karena kita mempunyai kesukaan maka kita lakukan sendiri dengan biaya sendiri dan harusnya teman-teman Polisi kan banyak mempunyai jaringan, bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan riset. b. Hati-hati dengan peneliti luar yang melakukan penelitian hayati, dulu waktu

saya masih menjadi Kapuslit Politik dan peneliti luar harus memalui LIPI saya mengatakan kepada teman-teman yang akan memberikan ijin itu maka kita bisa melihat dari proposalnya apakah berbahaya untuk keamanan negara, mengenai hayati kadang-kadang saya menyampaikan kepada Kapuslit terutama peneliti dari negara Jepang dan Cina, karena mereka belum selesai melakukan penelitian tetapi sudah memproduksi semacam obat-obatan

2. Paparan/Sosialisasi oleh Karo Jianstra SSDM Polri (Brigjen Pol. DR. Eko Indra Heri, M.M.) “Riset Sebagai Dasar Pembangunan Organisasi Dan SDM Polri

Yang Profesional, Modern Dan Terpercaya”

Riset adalah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari sebuah permasalahan.Burn mendefinisikan riset secara lebih sederhana, namun sangat mudah dipahami.Intinya adalah bagaimana menjawab sebuah pertanyaan atau permasalahan yang ada dengan langkah-langkah yang sistematik.

(20)

riset yaitu memunculkan sebuah pertanyaan (addressing issue) dan bagaimana menjawab dan memecahkan masalah tersebut (problemsolving).

Riset dapat dikategorikan menjadi dua jenis:

a. Basic research / penelitian dasar mengembangkan suatu teori atau

konsep dalam bidang tertentu.

b. Applied research / penelitian terapan berkaitan dengan suatu penerapan

teori untuk mendapatkan perbandingan, hasil kinerja atau menghasilkan suatu produk yang membantu manusia.

Dalam kedua jenis riset tersebut, adalah penting untuk tentukan masalah yang akan dibahas dan diselesaikan. Masalah tersebut biasanya berupa pertanyaaan yang jawabannya berikan hal baru yang berbeda dan permasalahan tersebut mengembangkan pengetahuan tentang sesuatu misalnya cara berpikir yang baru tentang sesuatu, kemungkin baru dalam penerapan atau membuka jalan bagi penelitian selanjutnya. Permasalahan untuk riset haruslah mengandung interpretasi data yang merupakan hasil pemikiran si peneliti dalam mencari jawaban dari permasalahan dalam penelitiannya.

Ada 5 pokok permasalahan riset di Indonesia

a. Anggaran riset Indonesia sangat kecil yaitu hanya 0,1% dari PDB.

b. Rasio peneliti di Indonesia hanya 34 peneliti per satu juta penduduk. Dengan jumlah penduduk Indonesia diatas 250 juta jiwa, saat ini jumlah peneliti Indonesia baru sekitar 9.000-an peneliti aktif. Idealnya, Indonesia membutuhkan 200 ribu peneliti di berbagai bidang agar bisa bersaing dengan negara lain.

c. Hasil riset yang telah dilakuakn sebagian besar tidak bermanfaat dan kurang diminati. sehingga pembuat kebijakan pun cenderung mencari dari luar dan yang pasti lebih sesuai dengan kebutuhan.

d. Secara kualitas riset Indonesia pun masih jauh dari harapan, masih menggunakan data Scimago periode tahun 1996 sampai 2014 dengan H-Index sebagai ukuran kualitas penelitian, Indonesia ternyata menempati urutan ke-58 (H-Index:140) dari total 239 negara, dengan AS menduduki peringkat pertama (H-Index: 1.648)

(21)

e. Riset dipandang sebagai kegiatan belanja bukan investasi

Permasalahan riset di tubuh Polri: a. SDM yang belum Profesional

Kompetensi peneliti yg melakukan riset apakah sudah memenuhi standar kompetensi / tidak, sehingga akan bepengaruh pada hasil riset yg telah dilakukan.

b. Tumpang tindih penelitian

Riset di Polri dilaksanakan sendiri sendiri di setiap Satker, sehingga tidak ada kesinambungan dan keterpaduan walaupun materi riset yang dilakukan sama.

c. Riset terkesan hanya menghabiskan anggaran.

Riset yang dilakukan hanya untuk penyerapan anggaran yang ada sehingga hasilnya tidak optimal dikarenakan tidak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi tiap-tiapSatker.

d. Hasil riset hanya diketahui oleh Satker yang melaksanakan.

Riset yang dilaksanakan oleh Satker pada umumnya hanya diketahui oleh Satker yang melaksanakan belum dipublikasikan kepada satker lain untuk pembangunan organisasi dan SDM Polri yang profesional, modern dan terpercaya.

e. Implementasi hasil riset belum optimal.

Implementasi terhadap riset yang dilakukan olet Litbang Polri belum termanfaatkan satker yang membidangi materi riset yang dilakukan dikarenakan tidak adanya komunikasi antara Litbang Polri dengan Satker terkait pada saat proses riset dilakukan.

f. Riset belum menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan organisasi Hasil riset yang dihasilkan banyak yang tidak digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijakan dikarenakan unsur ketidak percayaan atas hasil riset yang ada, bahkan seringkali lebih percaya dengan riset yang dilakukan pihak lain atau swasta.

(22)

Isu terkait Sumber Daya Manusia Polri

a. Survey Global Growth Model pada tahun 2015

Perbandingan antara jumlah pekerja dan pensiunan dari tahun 2005-2015 msh 3 : 1, dan diperkirakan tahun 2025 menjadi 1 : 1

b. Ada 5 generasi yang lahir setelah perang dunia II 1) Baby Boomer (1946-1964)

2) Generasi X (1965-1980)

3) Generasi Y (1981-1994)  anggota Polri saat ini paling banyak berada pada generasi ini

4) Generasi Z (1995-2010) 5) Generasi Alpha (2011-2025)

c. Rekrutmen anggota Polri minimal Zero Growth

Prinsip Zero Growth dlm rekrutmen anggota Polri & minus growth dalam rekrutmen PNS Polri

Sumber Daya Polri saat ini a. Rekam jejak anggota Polri

belum lengkapnya data base personel dalam mendukung implementasi aplikasi rekam jejak dalam Binkar personel

b. Manajemen talent

penentuan tolak ukur manajemen talent belum baku sehingga penentuan personel cenderung subjektif (like/dislike)

c. SMK

penilaian sistem manajemen kinerja belum menggunakan aplikasi berbasis teknologi sehingga bersifat subjektif

d. Seleksi menggunakan CAT

Belum seluruh seleksi Diktuk danDikbang di Satwil / Panda menggunakan IT, CAT (cumputer assisted test) dalam mewujudkan transparansi dan obyektif

e. Jabatan fungsional

Belum ada regulasi Jabfung anggota Polri, bahwa Jabfung saat ini merupakan Jabfung yg distrukturkan dalam SOTK

f. Perilaku anggota Polri

(23)

1) Budaya KKN

Adanya laporan transaksi mencurigakan di rekening sejumlah anggota Polri baik perwira maupun bintara yg dilaporkan oleh pusat pelaporan dan analisi transaksi keuangan (PPATK) danterdapat sekitar 240 kasus pungli tersebar di Polri.

2) Banyaknya Anggota Polri Bunuh Diri

Data menunjukkan jumlah anggota Polri yang bunuh diri meningkat. Pada 2015, ada 6 kasus, lalu pada 2016 meningkat menjadi 13 kasus atau naik di atas 2 kali lipat.

3) Banyaknya Pelanggaran Yg Dilakukan Anggota Polri

a) Data menunjukkan tahun 2016 pelanggaran disiplin sebanyak 6.662.

b) Pelanggaran kode etik profesi polri tahun 2016 sebanyak 1.671 kasus.

c) Pelanggaran pidana tahun 2016 sebanyak 358 kasus.

SDM Polri yang PROMOTER a. Profesional

1) Assessment Center untuk Diktuk

2) Fungsi SDM diawaki oleh SDM yang berkompeten (Dikbangpers, S1/S2/S3 SDM)

3) Sertifikasi untuk petugas seleksi (anthropometri, tester samapta A&B, dll)

4) Kaderisasi personel pengemban fungsi SDM 5) Talent pool disetiap fungsi

6) Hard & soft competency yang optimal bagi anggota 7) Siasati zero growth dengan kualitas SDM & TI

b. Modern

1) Memiliki mind set sebagai “malaikat penolong dan sahabat bagi anggota Polri”

2) SDM yang proaktif dalam melayani anggota Polri 3) Memanfaatkan TI dalam siklus SDM

(24)

4) Melakukan inovasi dan kreativitas di bidang SDM

c. Terpercaya

1) Melaksanakan prinsip “betah” dalam penyelenggaraan kegiatan rekrutmen calon anggota Polri.

2) Melaksanakan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh pihak yang terkait/panitia internal/eksternal dengan pelaksanaan seleksi Diktuk danDikbang.

3) Menerapkan peraturan dalam seleksi, promosi dan penempatan jabatan secara konsisten dengan prinsip “betah”.

4) Menerapkan sistem pelayanan hak-hak anggota dengan cepat tanpa biaya.

Harapan dan Solusi untuk Litbang Polri

1. Setiap pemimpin (pada level apapun) mempunyai mindset yang sama tentang pentingnya riset dalam organisasi

2. Riset jadi dasar dalam pengambilan keputusan di setiap satker/satwil 3. SDM riset yang hebat disetiap satker/satwil (Jabfung peneliti, rekrutmen

anggota Polri yang memiliki kompetensi, peningkatan kemampuan, sertifikasi SDM riset, Dll)

4. Binkar yang jelas untuk SDM riset (reward dan punishment) 5. Anggaran yang memadai untuk giat riset

6. Peran satker Pembina (Puslitbang) dalam melakukan proses manajemen terhadap pengemban fungsi Litbang (ren, or, lak, dal)

7. Memanfaatkan anggota yang mengikuti pendidikan kedinasan (bangum dan PT) untuk melakukan riset yang bermanfaat bagi Polri

8. Penghargaan terhadap anggota yang punya karya hebat di bidang riset 9. Lomba riset dilaksanakan tiap tahun

Kesimpulan

1. Secara umum, riset dijalankan dengan tujuan menghasilkan informasi. Riset SDM dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang libatkan proses perancangan, pengumpulan, penganalisisan dan pelaporan informasi, dengan tujuan perbaiki pembuatan keputusan yang berkaitan

(25)

dengan pengidentifikasian, pemecahan masalah, dan penentuan peluang dalam SDM.

2. Riset SDM diharapkan berikan informasi berkualitas sebagai “kompas” pengambilan keputusan. Informasi dikatakan berkualitas jika memenuhi kriteria relevan, akurat, reliabel, valid dan actual, yang berguna bagi manajemen.

3. Utk menyediakan informasi yang reliabel, riset SDM menggunakan metode yang sistematis dan objektif. Artinya, dalam riset SDM diterapkan beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis, sehingga hasilnya dapat diterima semua pihak secara objektif. Penggunaan tahap-tahapdalam riset SDM diperlukan untuk jamin informasi yang dihasilkan benar-benarberkualifikasi.

Diskusi Tanya Jawab:

Pertanyaan :

a. KBP. Drs. Syamsuddin Djanieb

Terimakasih atas pencerahannya, sangat ideal akan tetapi pada tataran penerapan dan implementasinya ini belum bisa terlaksana. Jujur, seharusnya personel yang ditempatkan di Puslitbang sebagaimana arahan Bapak Kapolri adalah orang-orang yang memiliki kualitas yang lebih bagus, tetapi pada kenyataannya kompetensi personel yang diberikan kepada kita apa adanya, tidak pernah kita berani menolak, sehingga image terhadap Litbang yaitu “sulit berkembang” melekat. Permasalahan yang kami tanyakan adalah dalam perumusan tolak ukur atau kompetensi, Litbang tidak pernah dilibatkan, padahal penelitian di Gasbin salah satu fokusnya adalah masalah SDM, tetapi kita tidak pernah diajak untuk dari awal berpikir bersama-sama mencari solusi.Dengan munculnya Perkap No.3/2016 tentang kepangkatan ini juga menjadi masalah.

(26)

terakomodir dengan jabatan fungsional, kemudian bisa didayagunakan juga untuk memwirausahakan birokrasi.

Kaitannya dengan pertanyaan yang kami sampaikan, kira-kira bagaimana bapak menyikapi hal tersebut dan bagaimana bapak menyikapi tentang implementasi Perkap 3/2016 yang sekarang menjadi masalah.

Jawaban:

Yang pertama, ini memang permasalahan kita semua, yang terjadi di organisasi kita.Bagaimana kita mencoba untuk mereduksi itu menjadi sesuatu yang berbeda.Dengan organisasi yang berjumlah 435 ribu orang itu memang luar biasa.Kami justru mengharapkan bantuan, bukannya kami tidak melibatkan. Teman-teman di Litbang ini sekali waktu mengumpulkan rekan-rekan dari satker lain dan menanyakan “you

butuhapa”? Jadi tidak tumpang tindih. Kumpulkan, terus Litbang

menawarkan akan membantu apa. Kami siap menerima masukan, cuma kadang-kadang masukan itu yang belum sering kami terima.

Untuk masalah jabatan fungsional, banyak orang mengatakan jabatan fungsional itu akan mengurangi anjak. Itu tidak benar, yang menjadi penilaian jabatan fungsional itu dua yaitu keahlian dan keterampilan, bukan orang-orang yang duduk disitu tidak ahli dan tidak terampil bisa dapat jabatan fungsional.Jabatan fungsional tidak seperti jabatan struktural yang memiliki staf.Jabatan fungsional itu kerja sendiri.Jadi bukan orang yang nganggur kemudian masuk/dapat jabatan fungsional tetapi kalau sekarang tidak apa-apa karena kita masih perlu banyak penyesuaian.

Perkap 3/2016 tentang pangkat, sudah lama sekali diusulkan dan tidak ada yang setuju karena pasti akan ada pihak yang dirugikan apabila Perkap tersebut diberlakukan. Ini memang berat, dan akan kami tunda enam bulan, setelah itu baru kita jalankan maksimal. Karena sesuatu yang baru akan merugikan atau menguntungkan seseorang/kelompok. Setiap sistem pasti ada masalah, dan nanti akan kami kaji lagi. Sebetulnya Perkap ini belum berlaku, baru berlakunya nanti pada bulan enam.

(27)

Saya sangat menyambut baik untuk masalah dilibatkan, saya juga akan menyampaikan apa-apa yang kami butuh dari Litbang. Kalau kebijakan saya tidak memberikan komentar, dan jika itu memang sesuatu yang tidak pas, akan kami perbaiki.

b. Kabag Strajemen Polda Bali

1) masalah DSP dan riil, itu dari dulu permasalahan sudah muncul karena DSP dari setiap kita rencanakan kemudian kita usulkan ke Pusat tidak pernah ada perubahan. Menurut kami DSP disesuaikan dengan karakter dan kerawanan wilayah. Sperti yang kami alami di Polda Bali, di satu sisi adanya suatu perintah untuk anggota itu harus disesuaikan dengan DSP tetapi kami tidak bisa memenuhinya karena kerawanan suatu wilayah yang tidak akan mungkin terlaksanan dengan baik pelaksanaan tugas apabila disesuaikan dengan DSP.

2) hilangnya jabatan Kasubbag Polwan. Seperti dulu sebanyak 7000 Polwan direkrut harusnya ada wadah khusus yang memperhatikan bagaimana perkembangan dari adik-adik kami yang ditugaskan di Polsek-polsek, itu perlu adanya perhatian yang khusus. Sehingga mohon dipikirkan lagi adanya Kasubbag Polwan yang mempunyai program khusus untuk perkembangan Polwan kedepan.

Jawaban:

Ini memang debatable, kalau bicara DSP dengan fakta di lapangan. Yang kelebihan DSP seperti lalu lintas sangat banyak sekali, dia tidak akan protes. Kita organisasi “Zero Growth”, boro-boro menambah yang kurang, mengisi yang pensiun saja kesulitan.Jadi saya setuju dengan Ibu bahwa Polda-polda tidak bisa disamakan jumlah DSP nya.Seperti contoh Sultra, secara DSP sudah lebih tetapi secara Police Ratio kurang.

Kemudian untuk Kasubbag Polwan, kami SDM ini adalah mengisi orang, bukan membuat struktur.Membangun struktur itu urusan Ortala.Jadi seperti Polda Kaltara dibentuk membutuhkan personel sekian, kami beri personel. Tetapi masukan untuk Kasubbag Polwan ini akan kami tampung dan akan diusulkan ke Ortala, tetapi bukan kewenangan SDM.

(28)

c. Kabag Strajemen Polda Babel (AKBP Mito)

Ijin memberikan masukan terkait rekrutmen. Yang pertama untuk rekrutmen bintara, karena rekrutmen ini bersifat investasi untuk masa yang akan datang. Dengan sistem SKCK online yang cepat, kami lebih berpikir bahwa SKCK seperti yang dulu kami lakukan waktu mendaftar Akpol, benar-benar diteliti dari RT, RW, Kecamatan, Polsek, sampai Polres jadi kita mendapatkan anak yang benar-benar baik secara mental maupun perilaku di lingkungannya.

Kemudian masalah kebijakan pendidikan kami melihat bahwa adik-adik kita ini cenderung tidak ada hierarki tidak seperti yang dulu-dulu. Kalau Akpol saja pendidikan dasarnya saja bisa digabung dengan tiga matra lain, kami memberi masukan untuk bintara ini mungkin dilakukan dasar militer seperti dulu lagi agar ada hierarki dan kualitas seperti dulu.

Kemudian untuk masalah local job local boy, kami amati beberapa adik-adik kita itu cenderung manja dan kurang motivasinya, mungkin gejala ini bisa dirubah dengan 50 persen kedalam daerah 50 persen keluar daerah, ini berkaitan dengan integrasi dan persatuan NKRI kita.

Kemudian untuk SIP, Sespimma dan Sespim ada beberapa bobot yang terlalu tinggi karena bobot tersebut cenderung agak subyektifitas misalnya NKP bobotnya 50 persen untuk Sespimma dan Sespim, untuk SIP 30 persen dan kenyataannya nilai ini jenjangnya sangat tinggi misalnya untuk SIP yang dari 50 sampai 90 sehingga hal-hal ini yang membuat motivasi peserta menjadi menurun dan ini hampir menjadi polemik diantara peserta SIP, Sespimma maupun Sespimmen.

Jawaban:

Betul bahwa kita ini investasi.SKCK ini memang prosedurnya seperti itu.Banyak kasus ketika mau dilantik baru ketahuan punya istri, punya anak, atau pernah melahirkan.Itu memang kegagalan kami, SKCK dibuat tidak memakai sistem sementara ini. Bahkan ada kunci lagi yaitu PMK (penelusuran minat kepribadian), persoalannya oleh orang Propam diserahkan ke bhabinkamtibmas ke Polsek-polsek yang jauh-jauh. Kita tidak punya data untuk itu, oleh karena itu memang kedepan akan kami

(29)

perbaiki, sehingga tidak ditengah jalan ada orang bermasalah yang dilakukan sebelumnya.

Saya juga setuju, ketika saya berkunjung ke Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia, orang-orang sana lebih suka dengan orang luar. Kenapa dulu kita memakai prinsip local boy for local job, karena kesiapan sumberdaya kita tidak punya.Kita tidak pernah nyiapin yang namanya sarprasnya, terutama yang paling sederhana perumahan. Jadi ketika mereka kerja disana, tempat tinggal tidak akan menjadi masalah, tetapi disisi lain ada negatifnya yaitu seperti yang disebutkan tadi manja. Atau karena sebelumnya mereka juga pernah sebagai pelaku kejahatan di wilayahnya.Saya setuju kalau 50:50. Tetapi nanti akan kami kaji lagi terkait local boy for local job.

Kemudian masalah dulu kita menghilangkan militer, karena dianggap budaya militer itu jelek.Dulu waktu awal-awal reformasi itu termasuk reformasi Polri, setiap yang militer dianggap jelek.Ternyata sekarang kita merasakan, kadang-kadang saya ketemu orang dia itu pura-pura main handphone waktu papasan, kemudian saya hormat dulu langsung kaget dia. Ini karena generasi Y yang bersifat santai.

Memang ini menjadi perdebatan terkait rekrutmen SIP, Sespimma dan Sespim. Ketika kita bicarakan sebuah sistem, waktu itu kita pikirnya adalah orang ini adalah orang akademis sehingga nilai ini ditinggikan, tetapi ternyata ini dimanfaatkan dengan kondisi tertentu untuk menaikkan nilai itu sehingga nilai-nilai yang lain terabaikan akhirnya bobotnya menjadi tinggi dan yang awalnya dia rangking lima bisa jadi rangking satu. Ini sedang kami kaji, karena memang semua sistem selalu ada lebih dan kurangnya. Oleh karena itu kami mohon bantuan teman-teman, apakah sistem rekrutmen yang sekarang ini memang sudah pas atau masih belum, atau perbaikan apa yang perlu kami lakukan. Sekarang ini kami membukapintu.

3. Paparan Oleh Kabaharkam Polri Dengan Tema “Profesionalitas Pemeliharaan Keamanan Pemilukada Yang Profesional Yang Profesional, Modern Dan Terpercaya”

(30)

Promoter sudah sampek ke pelosok pelosok tanah air tapi apa dan bagaimana pemahaman kebijakan kapolri yang Promoter itu anggota sudah memahami tentang kebijakan Promoter?, bagaimana melaksanakan mewujudkan Promoter?, sebelum saya masuk ke materi yang sudah di gariskan panitia hanya kusus masalah pilkada saya perluas lagi kalau kita sudah professional modern dan dipercaya masyarakat Pilkada ini hal yang kecil sangat mudah karena sudah profesioanal modern dan terpercaya untuk menuju kesana ada jalan terjal ada hambatan kendala yang harus dihadapi banyak pendapat para ahli mendefinisikan professional itu apa? tetapi tidak ada satu pun yang saya ambil karena akan menyulitkan angota memahami secara harfiah apa yg disebut professional maka saya sederhanakan apa itu professional itu indikasinya antara lain tugas yang dibebankan terlaksana dan berhasil dan sesuai dengan UUD yang berlaku dan PP , tugas itu sesuai tetang UU no 2 tahun 2002 Tupoksi Polri yaitu perlindungan pengayom pelayan kalau situasi tertib, aman, lancar dan damai tidak ada rasa was was itulah keberhasilan tugas Polri yg professional apabila terjadi kasus tuntas tidak dilempar banyak komplain, tidak melanggar aturan berlaku seorang anggota yang baik itu mentaati UUD kode etik dan disiplin. Dalam profesionalisme tidak hanya dibidang operasional bidang lain itu harus profesional juga termasuk bidang pembinaan kalau bidang pembinaan tidak professional maka berakibat fatal tehadap bidang operasional. Contoh bilamana dalam penempatan anggota tidak sesuai dengan profesi nya berakibat pasti tugas tidak terlaksa dengan baik dan banyak komplain. Karena pimpinan dan rekan rekan yang tau persis bagaimana anggota tersebut, contoh kedua lemdik kalau tidak professional maka hasil didiknya hanya jadi ayam sayur tidak siap diadu dilapangan, contoh ketiga bagian logistik membeli peralatan hanya karena titipan rekanan untuk mengambil keuntungan besar setelah dilapangan tidak bisa dipakai.

dipercaya...

(31)

Bagaimana profesionalisme dibidang operasional bagiamana Intel, Binmas Sabhara lantas Reskrim yg merupakan backbone diseluruh dunia, tulang punggung ada di 5 fungsi teknis yang berhadapan dengan masyarakat setiap hari yaitu anggota kita yg berpangkat brigadir 87% ditambah pama hanya 7% bila digabung jumlahnya 94% sisanya Pamen dan Pati mereka setiap hari ketemu dengan masyarakat, Para komandan kasatwil wajib memiliki kewajiban untuk memintarkan anggotanya yang setiap hari berhadapan masyarakat, Pamen, Pati, Kapolda, Kapolres, Kapolsek memliki kewajiban untuk memintarkan anggota yang langsung berhadapan masyarakat karena polri sudah menghabiskan uang negara untuk sekolah Pamen,Pati lebih dulu untuk disekolahkan tetapi sayang diantara kita yangg disekolahkan untuk memenuhi suatu jabatan dan kenaikan pangkat saja. Ketahuilah dibalik itu ada tanggung jawab moral untuk memintarkan anggota contohnya caranya yaitu dengan untuk membagi waktu untuk latihan fungsi dimana setiap tempat selalu ada slogan tiada hari tanpa latihan ini juga mengasah para Pamen Pati untuk mengingat kembali untuk kita memberikan materi kepada anggota gak usah muluk muluk yangg simple saja , contoh serah terima jaga karena pada saat ini masih sudah tidak diterapkan di polsek maupun polres. Karena dengan itu kita melihat bagaimana keaktifan dari anggota kita sendiri. Bilamana terjadi sesuatu contoh hal tahanan gantung diri makan akan terjadi saling menyalahkan, oleh karena itu kita sebagai atasan mari sama sama kita pintarkan anggota kita agar professional karena semuanya butuh pendidikan dan latihan. Profesioanal dalam bidang pendukung termasuk Brimob, Humas, Dokkes, Puskeu, TIK, Inafis, dan Litbang.

(32)

Modern tidak hanya perlatan saja tetapi yang paling utama yaitu professional dalam tugas dan pro dalam mengendalikan alat yang maju, semodern apapun alatnya tetapi sumber dayanya tidak professional juga mubazir ada tugas polisi yang tidak bisa diganti alat semodern apapun yaitu tugas tugas sambaing warga msyarakat , komunikasi dengan masyarakat dengan door to door ke rumah warga, ga bisa warga melakukakan pembinaan lewat telfon karena yang terpenting bagi warga yaitu dengan bertemu langsung dalam proses pembinaan masyarakat. Disamping semua professional alat yang modern yang paling penting lagi anggaran itu sendiri.mau ditugaskan apapun selama sudah professional tugas Pilkada akan terasa mudah dan tentunya didukung alat dan system yang sudah modern tentunya dan didukung anggaran yang cukup. Kebijakan baharkam harkamtibmas itu sendiri yaitu mengedepankan intel dan binmas bapak kapolri peduli sekali terhadap Binmas karena fungsi ini mengedepankan preemtif. Bila Bhabinkamtibmas di maksimalkan potensi potensi kerawanan konflik sosial bisa diketahui dan dicegah terlebih dahulu.

Untuk terakhir saya mempunyai harapan kepada Puslitbang dari 430.000 personel Polri yang sekarang berapa yang bertugas selama 24 jam mellindungi mengayomi dan melayani masyarakat ? karena tidak mungkin semua personel melaksanakan tugas itu ada yang memliki kepentingan masing -masing. Semoga ini bisa dikaji lebih dalam lagi.

Dibalik keberhasilan penegakan hukum tersembunyi kegagalan kita mencegah kejahatan.Bila suatu saat masyarkat memberontak atas pencegahan yang gagal maka jangan heran bila masyarakat menuntut untuk itu.

Diskusi Tanya Jawab :

Pertanyaan : a. Kapuslitbang

Apakah Korbrimob membidangi operasional ataukah pembinaan, karena mereka cenderung dikatakan fungsi mereka operasional bukan pembinaan?

(33)

b. KBP. Syamsudin Djanieb

Dalam pengadaan matfasjas yang dilakukan oleh Pam Obvit sebaiknya dilakukan dengan E-katalog karena memperkecil pengadaan barang yang tidak sesuai kebutuhan dan juga tentunya dengan adanya penjamin maka dengan harga yang ada di E-katalog dapat dibeli dengan harga seminimal mungkin, apakah sebaiknya untuk diadakan lelang barang dengan E-Katalog ?

c. KBP. Kasihana Sholeh

Mengenai topik professional ada hal yang masih kurang pas sesempurna apapun pekerjaan kami selalu ada complain ? apakah perlu kita sempurnakan lagi kalimat ini atau perlu ada koma?

Jawaban :

a. Brimob belum bisa dikatakan pembinaan karena tugas Brimob kebanyakan untuk operasional baik satgas di timombala dll, untuk tugas pembinaan Binmas dan Sabhara merupakan ujung tombak dari Kepolisian dimana ketika terjadi perselisihan yang membantu penyelesaikan yaitu Binmas dengan musyawarah dan mufakat untuk mecari solusi dari permasalahan tersebut.

b. Dalam peraturan perkabaharkam terdapat peraturan untuk pengadaan barang itu ada masukan dari bawah, dalam pengusulan jenis barang selalau adanya usulan, agar tidak terjadi penyimpangan terkait pengadaan.

c. Ketika sudah melaksanakan secara professional tentu tidak adanya complain dari masyarakat kalau masih ada kompalin berarti tidak professional. Dalam pelaksanaan tugas wajib membuat masayarakat terpuaskan pelayanan yang kita berikan.

(34)

4. Paparan Oleh Asrena Kapolri Dengan Tema “Analisis Perencanaan Pengembangan Postur Dan Struktur Puslitbang Polri Sebagai Embrio

Pembangunan Industri Teknologi Kepolisian Di Era Globalisasi”

Dalam melihat judul Analisis Perencanaan Pengembangan Postur & Struktur Puslitbang Polri kita harus melihat tata pelaksanaan di dalam tatakelaksanaan terdapat empat hal yaitu perubahan organisasi, penataan tata laksana, tujuan dan sasaran.Dalam perubahan organisasi menjadi area pertama, sedangkan hasil yang diharapkan diarea organisasi adalah organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukur (right size). Kemudian yang kedua penataan tata laksana yang merupakan area kedua dengan hasil adalah sistem, proses dan untuk menjadikan Polri yang professional maka prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan seseuai dengan prinsip” good governance. Ketiga untuk meningkatkan kualitas system prses dan prosedur kerja agar menjadi lebih jelas efektif efisien dan terukur pada masing-masing K/L dan Pemda.Kemudian yang terakhir yaitu sasaran dimana untuk penataan ketatalaksanaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektif manajemen pemerintahan serta kinerja K/L dan Pemda sehingga terwujud pemerintahan yang baik.

Jika kita melihat dari ketatalaksaan terdapat keterkaitan grand disain RB pada Perpres No. 81 tahun 2010 yang dijabarkan pada road map Reformasi Birokrasi Kemenpan RB dimana dalam penajabarnya terdapat 8 area perubahan yang pertama yaitu Organisasi dan TataLaksana itu yang utama dan ada sembilan program percepatan RB dan yang utama adalah penataan struktur birokrasi , pengembangan system E-Government dan efisiensi penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana kerja pegawai negeri.

Kalau melihat alur reformasi birokrasi bidang kelembagaan alur yang pertama adalah reformasi birokrasi ynag dimana

sedangkan...

(35)

diikuti delapan area perubahan yang sudah kita lihat tdi kemudian dikuti oleh organisasi (area1). Reformasi bidang kelembagaan dilhat dari kebijakan makro bagaimana dilhat dari desain besar kelembagaan dan desai besar kelembagaan daerah dn yang bersifat mikro yaitu audit, penataan Organisasi K/L dan pemantauan dan evaluasi organisasi Pemda.yang bertujuan untuk membentuk organisasi yang tepat ukuran (Rightsizing). Pedoman penataan organisasi terdapat dua yaitu tataran teori dan tataran praktis bila dipadupadankan akan menghasilkan peraturan per-UU-an yang akan dijadikan pedoman dimana pedoman akan membentuk struktur organisasi seefisien mungkin dan struktur yang disusun yang harus ditangani.

Alasan kenapa strukur harus diubah perubahan/ perkembangan lingkungan, perkembangan teknologi, perkembangan organisasi dan perubahan kepemimpinan. Dan prinsipnya mandate pertanggungjawaban akuntabilitas harus jelas untuk mencegah duplikasi dan overlapping dimana banyak satker yang duplikasi dan overlapping, strukur harus sederhana dan jelas agar dapat mudah dipahami, strukur oragnisasi sesuai dengan span of control, strukutr organisasi berorientasi kepada kebutuhan steakholder dan pemilahan yang jelas antara tanggungjawan kebijakan dan pelaksaaan kebijakan, strukur seharusnya menghindari potensi konflik, dan struktur oragnisasi terdesentralisasikan.

Dalam membangun Puslitbang Polri harus melihat tiga pilar organisasi yang pertama SDM kedua sistem penataan organisasi dan ketiga proses bisnis (target organisasi). Bilamana terjadi perubahan harus melihat analisa dan evaluasi jika melihat analisa ada enam hal yaitu sistem manajemen, diagnosis dan umpan balik, pembaharuan, implementasi, formulasi stategi dan rencana aksi.Untuk mengevaluasi tidak semerta merta mudah tapi ada ada hal yang perlu dikaji dan dilihat beban kerja yang lalu.Banyak kebutuhan subsatker yang ingin berkembang sendiri tanpa mendasi hal yang tadi. Perkap 21,22,23 belum pernah dievaluasi. Dari hasil itu semua dapat diukur sebagai berikut efisiensi, efektifitas, dan kesehatan.

(36)

Kesenjangan dalam pelaksaan mandate kelembagaan banyak mandate tidak sama dengan tupoksi demikian pula dengan kapasitasnya dengan aksinya akhirnya kinerja juga ikut terganggu.

Dalam komprehensif dalam audit melihat puslitang sebagai Satker stand alone bagaimana internal Satker, tatateknis, tatalaksana, SDM, kerja individu dan laporan audit.dan sebagai sub system-sistem pembangunan, elemen sub, adanya hubungan antar subsatker, unsure dasar dan proses dan tujuan untuk Satker itu sendiri.

Hasil yang diharapkan dalam penaatan organisasi :

a. Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing) b. Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik internal maupun

eksternal.

c. Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi.

d. Menyempurnakan diferensiasi organisasi agar lebih tepat dan sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Mewujudkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi

Dalam sasaran strategis Renstra Polri 2015 – 2019 Puslitbang Polri terdapat dua sasaran yang harus terpenuhi yang pertama terpenuhinya Alpahankam/Almatsus Polri guna mendukung penguatan Tupoksi Polri dan yang kedua terbagunnya teknologi modern dibidang Kepolisian dan sistem informasi secara berkelanjutan. Yang terintegrasi melalui pengembangan penelitian dan kajian ilmiah dalam mendukung kinerja Polri yang optimal. Dalam laporan di Srena untuk tingkat kepercayaan masyarakat target yang di canangkan pada tahun 2016 sejumlah 55% dan realisasinya sebesar 69,03% capaian 125,51% dan hasilnya sangat baik.

Diskusi dan Tanya Jawab :

Pertanyaan :

(37)

a. Kapuslitbang Polri

Mengingat Puslitbang Polri tidak memilki kaki kaki di bawah apakah kita perlu ada kaki kaki dibawah ataukah minimal ada bidang disalah satu satker yang membunyikan kegiatan penelitian dan pengkajian?

b. KBP. Syamsudin Djanieb

Karakter pengembangan organisasi harus tergambar menurut paparan tadi litbang wajib didukung oleh SDM yang memadai, anggaran dansarana prasarana, menurut paparan yang disampaikan tadi memang sudah tergambar dan implementasi nya yang belum ada? Ketika Litbang melakukan pengusulan selalu dibantah beda halnya dengan Satker yang baru yang selalau diizinkan, apa permasalahannya?

c. KBP. Kasihana Abdul Sholeh

Saya ingin menyampaikan hal miskin struktur kaya fungsi , dan juga kaitannya Mabes kecil Polda cukup Polres besar Polsek kuat melihat realita sampai sekarang kita masih belum mengarah kesitu apalagi semakin banyaknya Anjak karena semakin perkembangan jaman struktur makin besar apakah ini masih perlu dikaji atau tidak berlaku lagi berkaitan dengan miskin struktur kaya fungsi?

Jawaban :

a. Kami setuju usulan adanya Litbang di kewilayahan karena tugas dari Strajemen sudah cukup banyak dan apa yang diacarakan tidak dapat ditindak lanjuti di Polda.

(38)

BAB IV

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Research-based policy (kebijakan berbasis riset) merupakan suatu keniscayaan bagi institusi pemerintah dan swasta

1. Lembaga Litbang akan eksis dan berjaya jika dan hanya jika: memiliki payung hukum dan terjamin keberadaannya; diberi anggaran yang cukup, untuk peneliti; memiliki visi misi yang jelas; memiliki SDM yang kapabel dan memiliki kesukaan (passion) terhadap dunia riset; mampu bekerjasama dengan lembaga Litbang didalam dan diluar negeri;

2. Secara umum, riset dijalankan dengan tujuan menghasilkan informasi, riset SDM dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang libatkan proses perancangan, pengumpulan, penganalisisan dan pelaporan informasi, dengan tujuan memperbaiki pembuatan keputusan yang berkaitan dengan pengidentifikasian, pemecahan masalah, dan penentuan peluang dalam SDM;

3. Riset SDM diharapkan dapat memberikan informasi yang berkualitas sebagai “kompas” pengambilan keputusan. informasi dikatakan berkualitas jika memenuhi kriteria relevan, akurat, reliabel, valid dan actual, yang berguna organisasi Polri;

(39)

4. Peran Puslitbang Polri dalam Renstra Polri 2015-2019 adalah:

a) Terpenuhinya Alpalkam/Almatsus polri guna mendukung penguatan tupoksi polri;

b) Terbangunnya teknologi modern di bidang kepolisian dan sistem informasi secara berkelanjutan, yang terintegrasi melalui pengembangan penelitian dan kajian ilmiah dalam mendukung kinerjapolri yang optimal;

5. Realisasi dukungan anggaran Puslitbang Polri T.A. 2017 naik 20,23% dari Rp. 14,5 M menjadi Rp. 17,5 M;

6. Sangat besar peluang postur dan struktur Puslitbang namun harus diawali dengan hasil kajian mendalam terhadap beberapa Perkap khususnya Perkap Nomor 22 Tahun 2010 dan usulan dari satuan wilayah.

B. SARAN

1. Litbang Polri harus memiliki payung hukum undang-undang/Kepres/Keputusan Kapolri;

2. Kabalitbang harus bintang dua atau untuk sipil setara dgn IV E atau minimal IV D dan Kapuslitbang setara dengan bintang satu;

3. Puslitbang harus ditata sesuai dengan tupoksi Polri yaitu : sumberdaya manusia Polri; pengembangan organisasi Polri; alat peralatan Polri; keamanan nasional dan daerah; Quick win pelayanan Polri; terorisme dan transnational crime;

4. untuk menyediakan informasi yang reliabel, riset SDM menggunakan metode yang sistematis dan objektif. artinya, dalam riset SDM diterapkan beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis, sehingga hasilnya dapat diterima semua pihak secara objektif. penggunaan tahapandalam riset SDM diperlukan untukmenjamin informasi yang dihasilkan benar-benar berkualifikasi.

C. PENUTUP

Demikian Laporan Pelaksanaan Rapat Kerja Teknis Puslitbang Polri T.A 2017dibuat sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan yang dilaksanakan dan sebagai bahan pertimbangan bagi Pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut.

(40)

Jakarta, Maret2017 KETUA PANITIA

Drs. AZIS SAPUTRA KOMBES POL NRP.67120440

Paraf :

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Polri, juga merupakan pelanggaran terhadap Peraturan Disiplin dan Kode Etik. Profesi Kepolisian Negara

Bidang Humas Polres OKU Timur adalah satu fungsi pembantu pimpinan untuk menciptakan opini publik yang positif terhadap kinerja Polri di wilayah Polres OKU Timur, untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusi dalam perusahaan yang terkonsentrasi berdampak positif terhadap kinerja karena dengan makin besarnya kekuatan

Oleh sebab itu studi ini bertujuan meneliti lebih lanjut kinerja struktur baja khususnya sistem ganda rangka penahan momen khusus (SRPMK) dan sistem rangka bresing

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh cukup positif dalam menentukan kinerja anggota Kepolisian, dan juga motivasi kerja berpengaruh cukup positif terhadap

Hasil pengujian statistik yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja anggota Polri di Polda Sumatera

Pengaruh Karakteristik Individu, Pekerjaan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Anggota Polri Di Polresta Palembang.. Prosedur Penelitian: Suatu

Pengaruh Karakteristik Individu, Pekerjaan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Anggota Polri Di Polresta Palembang.. Prosedur Penelitian: Suatu