• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Zakat Menurut Fiqh

5. Barang-barang Yang Wajib Dizakati

Secara garis besar harta zakat dikelompokkan menjadi dua yaitu hasil pendapatan dan apa-apa yang tumbuh dan keluar dari bumi (Syarifuddin, 2003: 40-41). Secara ekplisit dalam Al-qur’an yang menjadi wajib zakat berikut nishabadalah:

a. Emas dan perak

Termasuk katagori emas dan perak adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena itu segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau

surat berharga lainnya, termasuk kedalam katagori emas dan perak, sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak (Djuanda dkk, 2006: 19).

Menurut Gustian Djuanda, S.E.,M.M dkk, menyebutkan nishab emas yaitu 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 dirham (setara 672 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah stahun, ia telah terkena wajib zakat, yakni sebesar 2,5%. Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram, yang wajib dizakati hanyalah perhiasan yang selebihnya dari 60 gram (2006: 25-26).

b. Zakat perdagangan atau perniagaan

Menurut ulama-ulama fikih yang dimaksud harta benda perdagangan (‘Arudz al-Tijara) adalah semua yang diperuntukkan untuk dijual selain uang kontan dalam berbagai jenisnya, meliputi alat- alat, barang-barang, pakaian, makanan, perhiasan dan lain-lain. Sebagian ulama memberikan batasan tentang harta benda perdagangan yaitu segala sesuatu yang dibeli atau dijual untuk tujuan memperoleh keuntungan (Qardawi, 1988:298). Kewajiban zakat perdagangan ini telah dijelaskan yaitu pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 267



























































Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Al-Baqarah ayat 267) (Depertemen Agama RI, 2008: 45)

Adapun menurut mazhab Syafi’i, syarat wajib zakat perdagangan ada enam yaitu:

1) Barang dagangan dimiliki melalui penukaran, seperti dengan pembelian, bukan melalui hasil warisan.

2) Pedagang berniat melakukan perdagangan sejak dia membeli barang-barang dagangan, atau masih berada ditempat pembelian. 3) Barang dagangan tidak dimaksudkan sebagai qunyah (yakni,

dimanfaatkan oleh diri sendiri dan tidak diperdagangkan).

4) Mencapai hawl terhitung sejak pemilikan barang dagangan atau sejak pembelian.

5) Semua barang dagangan tidak menjadi uang yang jumlahnya kurang dari nishab(Al-Zuhayly, 1995: 163-164).

Menurut Gustian Djuanda, S.E.,M.M dkk dalam bukunya yang berjudul Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan nishab dari harta perniagaan, baik yang bergerak dibidang perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha yaitu 20 dinar (setara dengan 85 gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja dan laba) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas (jika per gram Rp25.000,00 = Rp2.125.000,00, maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 % (2006: 26).

c. Binatang ternak

Adapun hewan ternak yang wajib dizakati antara lain: unta, sapi, kerbau, kuda (kecuali kuda tunggangan), kambing domba , biri-biri, kecuali hewan yang diharamkanmenurut agama. Adapun perhitungan zakatnya sebagai berikut:

1) Sapi kerbau dan kuda

Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor. Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda) ia telah terkena wajib zakat.

Nishab kambing atau domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40 ekor kambing/domba makaia telah terkena wajib zakat.

3) Kuda

Untuk kuda tunggangan dan yang dipergunakan tidak dikenakan zakat, sedangkan kuda yang diperjual-belikan, dianggap sebagai aset perdagangan, maka termasuk pada zakat perdagangan 2,5%. Adapun kuda yang diternak dengan maksud investasi, sebagian ulama mengatakan tidak dikenai zakat. Imam Abu Hanifah berpendapat dikenai zakat sebesar 1 dinar (4,25 gram emas) dengan nishab 5 ekor jika kuda Arab, selain kuda Arab 2,5% dari nilai kuda-kuda tersebut.

4) Unta

Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta, ia terkena kewajiban zakat. Selanjutnya zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah. 5) Ternak unggas (ayam, bebek, burung, dan lain-lain)

Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Akan tetapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 dinar=4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya

apabila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5% (Djuanda dkk, 2006: 21-25).

d. Zakat hasil pertanian

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis, seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, dan lain-lain.Adapun nishab hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg (gabah kering). Hal tersebut berdasarkan riwayat dari Jabir, dari Rasulullah Saw., “…tidak wajib bayar kurma yang kurang dari 5 ausuq” (HR Muslim). Ausuq adalah bentuk jamak (plural) dari wasaq, diman 1 wasaq=60 sha’, sedangkan 1 sha’=2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5*60*2,176=652,8 kg dibulatkan menjadi 653 kg. Kadar untuk zakat untuk hasil pertanian, yang apabila diari dengan air hujan, atau sungai/mata air adalah 10%, sedangkan apabila diari dengan disirami/irigasi, maka zakatnya 5%(Djuanda dkk, 2006: I20-21). Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad saw:

“Apa-apa yang disiram oleh langit (air hujan), harus dikeluarkan sepersepuluhnya sedangkan yang disiram dengan gharb (timba besar) atau daliyah (kincir yang digerakkan oleh air), maka zakatnya adalah seperdua puluh (Al-Zuhayly, 1995: 193).

Para ulama sepakat menetapkan arti dari ma’din ialah segala yang dikeluarkan dari bumi yang dijadikan Allah di dalamnya dan berharga, seperti timah, besi dan sebagainya (Ash-Shiddieqy, 1984: 161). Sedangkan rikaz adalah harta terpendam dari zaman terdahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk di dalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya (Djuanda, 2006: 20).

Menurut imam mazhab Hanafi dan Maliki zakat yang mesti dikeluarkan dari harta barang tambang ialah seperlima (khumus), sedangkan menurut mazhab Syafi’i dan Hanbali sebanyak seperempat puluh. Mengenai zakat yang mesti dikeluarkan dari rikaz (barang temuan), semua ulama mazhab sepakat bahwa zakatnya seperlima (khumus). Semua ulama mazhab sepakat bahwa nisab menjadi syarat dalam harta barang tambang. Tetapi nishab tidak menjadi, nishab tidak menjadi syarat dalam rikaz (Al-Zuhayly,1995: 147-148).

Dokumen terkait