• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PT. ERIC DIRGANTARA

E. Barang dan Jasa yang Ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara

Barang dan jasa merupakan dua hal yang saling berkaitan erat dalam perdagangan. Sebab dalam hal bertransaksi barang, pasti akan berhubungan dengan jasa dimana jasa tersebut apakah baik atau tidak baik. Secara umum yang diketahui orang awam, pengertian barang dan jasa berbeda walapun saling berkaitan. Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara jasa adalah suatu barang yang tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Beberapa ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah:23 • Menurut Phillip Kotler:

Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

• Menurut Adrian Payne

Jasa adalah aktivita manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi denga menghasilkan transfer kepemilikan.Perubahan daiam kondisi bisa saja muncul dan

23

produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.

• Menurut Christian Gronross

Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya(namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya.Selain itu, dimungkinkan ada situasi di mana pelanggan sebagai jasa.

Barang yang ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel adalah tiket untuk penumpang baik tiket pesawat udara maupun tiket kapal laut dan voucher untuk tempat wisata permainan. Tiket yang dimaksud yaitu tiket untuk rute dalam negeri (domestik) dan luar negeri (internasional) dan voucher untuk tempat wisata permainan yang dimaksud adalah tiket untuk tempat wisata permainan seperti Trans Studio, Disneyland, Universal Studio, dll.24

Sementara itu, jasa yang ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel adalah adanya para staff travel (ticketing) yang bersedia selalu melayani penumpang untuk sekedar memeriksa harga tiket dan mencetak tiket para penumpang baik penumpang pesawat udara maupun penumpang kapal laut dimana beberapa tiket pesawat udara yang disediakan PT. Eric Dirgantara Tour &

24

Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 8 Februari 2014.

Travel adalah Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Wings Air, Batik Air, Air Asia, Sriwijaya Air, Firefly, Sky Aviation, Tiger Airlines, Malaysia Airlines, Silk Air, dll. Untuk penumpang kapal laut, PT. Eric Dirgantara Tour & Travel menyediakan untuk rute domestik saja dan menjadi agen resmi dari PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia). Selain itu jasa yang ditawarkan adalah menyediakan kendaraan berupa mobil dan/atau minibus untuk mengantarkan penumpang pesawat udara ke Bandara Kualanamu Internasional dan menyediakan bus pariwisata kepada penumpang kapal laut untuk diantarkan ke pelabuhan Belawan, dan juga menyediakan reservasi hotel kepada para penumpang baik pesawat udara maupun penumpang kapal laut untuk menginap di hotel manapun yang sesuai dengan kemauan penumpang baik di dalam maupun luar negeri.

Dulu sempat pula PT. Eric Dirgantara Tour & Travel menyediakan jasa rental mobil tetapi seiring dengan kurangnya keamanan yang terjadi belakangan ini, dimana mobil yang dirental bisa saja dilakukan untuk tindakan jahat ataupun berniat jahat untuk dibawa lari atau kabur oleh peminjam (orang yang merentalkan) mobil tersebut, dan ketidakhati-hatian pengguna rental dalam mengendarai mobil tersebut sehingga menyebabkan kerusakan pada mobil dan yang paling naas adalah kehilangan mobil. Itu sebabnya karena risiko yang terlalu besar, maka PT. Eric Dirgantara Tour & Travel tidak menyediakan jasa rental mobil lagi.25

Selain itu, PT. Eric Dirgantara Tour & Travel juga pernah mengadakan paket perjalanan (tour) rohani ke Yerusalem beserta para rombongan yang

25

Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 8 Februari 2014.

beragama Kristiani yang berlangsung sekitar 3 tahun yaitu tahun 1998-2002. Akan tetapi melihat adanya hambatan yang dirasakan dalam menjalaninya, maka paket perjalanan (tour) diberhentikan untuk sementara.Sekarang PT. Eric Dirgantara Tour & Travel lebih fokus sebagai agen perjalanan (travel agent) dimana menjadi travel agent mempunyai risiko yang lebih minim dibandingkan paket perjalanan (tour). Yang menjadi kelemahan bagi usaha travel adalah ketika maskapai penerbangan mengalami kebangkrutan yang menyebabkan pailitnya maskapai penerbangan tersebut.

Dengan pailitnya maskapai penerbangan tesebut, maka seluruh deposit tanpa sisa sepeserpun yang sudah ditanamkan dan dimodalkan oleh travel adalah seluruhnya milik maskapai penerbangan. Jumlah yang cukup fantastis memang ketika maskapai penerbangan yang cukup besar dan tidak disangka tiba-tiba dinyatakan pailit sementara travel agent menanamkan modal yang sangat besar dan sama sekali tidak ada dikembalikan atau disebut dengan hangus begitu saja. Itulah yang menjadi risiko terbesar dalam menjalani usaha travel sehingga apabila travel ingin menanamkan modal atau biasa disebut dengan deposit kepada maskapai penerbangan, maka pihak travel harus memahami secara baik dan benar bagaimana perkembangan maskapai tersebut ke depannya.

Dengan adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh PT. Eric Dirgantara Tour & Travel maka diharapkan para penumpang dapat terlayani dengan baik dan nyaman sesuai dengan visi,misi dan tujuan didirikannnya PT. Eric Dirgantara Tour & Travel ini dengan motto “Do The Best” maka PT. Eric Dirgantara Tour & Travel selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi seluruh penumpang.

BAB III

PERLINDUNGAN KONSUMEN ANTARA TRAVEL DENGAN PENUMPANG PESAWAT UDARA

A. Pengertian Tiket Pesawat Udara

Salah satu benda yang dapat dijadikan sebagai bukti tanda masuk adalah tiket.Tiket merupakan bentuk bukti yang sah dan berlaku apabila seseorang ingin memasuki atau mendatangi suatu tempat.Yang menjadi salah satu contoh tiket adalah tiket pesawat udara.Tiket adalah dokumen yang wajib dimiliki setiap calon penumpang sebelum ia menggunakan jasa transportasi tersebut, entah untuk moda transportasi udara, laut, dan darat sebagai suatu dokumen perjalanan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dan maskapai penerbangan yang digunakan untuk melakukan suatu perjalanan. Blanko tiket biasanya diisi dengan identitas calon penumpang, rute perjalanan, dan jenis pelayanan yang diinginkan. Yang perlu diingat, nama yang tertera di tiket harus sesuai dengan KTP yang berangkat. Selain menaati aturan main, itu juga merupakan syarat mutlak untuk melakukan klaim asuransi jika terjadi apa-apa selama penerbangan.26

Anak yang berusia dibawah 22 bulan (infant/bayi) tidak diwajibkan membeli tiket dan duduk sendiri, orang tua harus ikut terbang bersama bayi dan menjadi pendamping. Kebanyakan maskapai menerapkan peraturan ketat dalam hal ini, bahkan ada yang harus dibawa ke loket pembelian tiket dan ditimbang

26

Hasil wawancara dengan Nelfi, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 8 Februari 2014.

berat badannya sebelum label boarding pass diberikan. Sedangkan anak diatas 22 bulan (child) sudah terhitung dewasa dan harus membeli tiket terpisah.

Masalah harga, infant hanya cukup membayar sebesar 10% dari total harga tiket orang dewasa, sedangkan child tetap dihitung normal karena mendapat tempat duduk dan servis standar layaknya tiket yang berlaku untuk dewasa.

Menurut Rahmat Darsono, tiket pesawat udara adalah salah satu dokumen perjalananyang dikeluarkan oleh maskapai penerangan dan merupakan kontrak tertulissatu pihak yang berisikan ketentuan yang harus dipenuhi oleh penumpang selama memakai jasa penerbangan, dan data penerbangan penumpang yang mempunyai masa periode waktu tertentu.

Pesawat terbang adalah bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Secara umum istilah pesawat terbang sering juga disebut denga cukup pesawat dengan tujuan pendefenisian yang sama sebagai

mam27

Namun dalam dunia

mencakup pesawat terbang da28

Tiket pesawat udara itulah yang akan digunakan penumpang agar dapat terbang dengan maskapai penerbangan tersebut. Dahulu tiket pesawat udara

27

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan, “Pesawat Udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk

penerbangan”.

28

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 yang menyatakan, “Pesawat Terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri”.

berbentuk buku yang terdiri sekitar 4 lembar tipis juga menggunakan kertas karbon berwarna merah agar salah satu lembaran tiket tersebut dikoyak dan disimpan oleh travel atau maskapai penerbangan itu sendiri sebagai bukti pertinggal bagi pihak mereka yang berisikan nama penumpang, rute penumpang, jam penerbangan berangkat dan jam ketibaannya. Tetapi bentuk tiket yang seperti ini mempunyai banyak kekurangan dan resiko yang ditimbulkan.

Apabila tiket tersebut hilang ataupun mengalami kerusakan dan kesalahan data penumpang yang tertera di tiket, maka penumpang tidak dapat berangkat dan tiket dinyatakan hangus. Jadi jika ingin berangkat sementara tiketnya hilang, maka tiket harus dibeli lagi. Hal ini tentu merugikan penumpang karena kehilangan,kerusakan dan kesalahan data yang tertera pada tiket bukanlah hal yang disengaja dan kelalaian dari penumpang itu sendiri. Resiko yang lebih besar lagi salah satunya adalah apabila pihak travel mencetak tiket tersebut dengan menuliskan data pada tiket tersebut dan salah dalam penulisan data penumpang makan penumpang tidak dapat terbang, dan hal yang lain apabila ticketing (pegawai travel yang mencetak tiket) dari travel tersebut melakukan kelalaian berupa tiket yang sudah ia cetak itu hilang, maka ticketing tersebut dapat dituntut oleh penumpang dan resikonya yaitu ticketing mendapat kurungan penjara beberapa minggu akibat kelalaiannya menghilangkan tiket. Itulah yang menjadi keluhan dari berbagai pihak, baik pihak penumpang maupun pihak travel agent yang mencetak tiket penumpang.29

29

Hasil wawancara dengan Firman, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 08 Februari 2014.

Seiring perkembangan zaman, bentuk tiket tersebut berganti menjadi selembar kertas yang hanya di print dari komputer. Hal ini dianggap sangat praktis dan memudahkan penumpang sebab penumpang yang berada di kotalain yang bukan berada di kota travel itu juga dapat mencetak tiket dari kota lain yang sedang ia tinggalin. Bentuk tiket ini disebut elektronik tiket (electronic ticket). Electronic ticket ini merupakan tiket yang dianggap sah untuk maskapai penerbangan dimana tiket tersebut dapat di print dari mana saja ia berada. Ia dapat mencetak tiketnya apabila ia berada di luar kota ataupun di kota itu sendiri tanpa harus pergi ke travel. Caranya ia meminta travel tersebut mengirim tiket yang sudah dicetak melalui surat internet (email) dan tiket tersebut dapat ia print.

Selain itu apabila tiketnya tinggal atau hilang sementara penumpangnya akan berangkat, penumpang dapat mencetak tiketnya ke counter maskapai penerbangannya hanya dengan memberikan data-datanya sesuai yang ada di tiket ataupun kode pembukuan (code booking) dari tiketnya tersebut. Dengan adanya electronic ticket ini, maka resiko dan kekurangan lain yang sering dikeluhkan baik penumpang maupun pihak travel sangat berkurang.

Begitu juga dengan bagasi penumpang dimana bagasi dibawa sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan.Selain menyiksa diri sendiri, hal ini sangat ampuh mengantisipasi terjadinya kelebihan bagasi (overweight). Sebab jika kelebihan bagasi akan ada penambahan bagasi dan dikenakan biaya penambahan bagasi. Sebaiknya tandai bagasi sensitif sebagai barang pecah belah (fragile), dan jangan sekali-kali memasukkan barang berharga ke dalam bagasi.

Tiket pesawat udara juga mempunyai ketentuan-ketentuan dimana ketentuan tersebut merupakan catatan penting dari pihak maskapai penerbangan yang harus dipatuhi oleh penumpang.Isi dari ketentuan yang tertera pada tiket tersebut yaitu:

• Ketibaan penumpang di bandara (airport) harus selambat-lambatnya 90 menit atau 2 (dua) jam sebelum keberangkatan baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.

• Check in ticket ditutup 45 menit sebelum jam keberangkatan.

• Penumpang harus tiba di gerbang keberangkatan paling lama 30 menit sebelum keberangkatan

• Bila penumpang melakukan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit maka wajib menunujukkan kartu tersebut beserta pemegang kartu untuk verifikasi pada counter check in atau proses boarding penumpang dapat dibatalkan.

• Bagasi yang ditentukan oleh maskapai penerbangannya ada yang cuma-cuma,ada yang harus membayar, dan ada yang muatan beratnya di kabin ditentukan oleh maskapai penerbangan sehingga penumpang diharapkan harus menaatinya demi keselamatan bersama

• Penumpang atau pemegang tiket maskapai penerbangan tersebut harus tunduk kepada syarat dan ketentuan penerbangan yang sudah ditetapkan oleh maskapai penerbangan30

30

Hasil wawancara dengan Firman, ticketing dari PT. Eric Dirgantara Tour & Travel pada 09 Februari 2014.

Pada tiket tertera tarif tiket. Tarif mempunyai peran yang sangat penting dalam angkutan udara baik bagi perusahaan penerbangan, pengguna jasa angkutan udara maupun bagi pemerintah. Bagi perusahaan penerbangan tarif merupakan sumber pendapatan perusahaan penerbangan, tarif yang tinggi perusahaan penerbangan sehat keuangannya, sebaliknya tarif yang terlalu rendah dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan penerbangan. Bagi penumpang tarif yang murah penumpang dapat menikmati jasa angkutan udara, sebaliknya tarif yang mahal penumpang tidak dapat menikmati jasa angkutan udara.Bagi pemerintah, tarif merupakan sarana untuk mengendalikan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat atas jasa angkutan udara dengan kelangsungan hidup perusahaan penerbangan.

Menurut rekomendasi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) tarif yang dikenakan kepada penumpang dalam perjanjian angkutan udara internasional timbal balik harus disepakati oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk (designated airline) setelah dibahas bersama antarperusahaan penerbangan yang bersangkutan, tarif yang telah disepakati digunakan dalam angkutan udara internasional kemudian disetujui oleh para pihak yang berjanji (double approval).31

Besaran tarif harus wajar dengan mempertimbangkan biaya operasi, pelayanan, unsur-unsur lain dengan keuntungan yang wajar dengan mempertimbangkan tarif yang dikenakan oleh perusahaan penerbangan yang lain.

31

H.K. Martono, Hukum Penerbangan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Bagian Pertama. (Bandung : Mandar Maju, 2009), hal. 77.

Tarif yang dikenakan kepada penumpang harus disepakati oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk (designated airline) setelah dibahas bersama, tarif yang telah disepakati digunakan dalam angkutan udara internasional kemudian disetujui oleh para pihak yang berjanji (double approval).

Di Indonesia, pada masa orde lama maupun orde baru semua tarif penumpang pesawat udara penerbangan dalam negeri sepenuhnya diatur oleh pemerintah. Sebagaimana disebutkan di atas, tarif penumpang pesawat udara Garuda Indonesian Airways ditetapkan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif penumpang perusahaan swasta penerbangan dalam negeri lainnya,32 bahkan untuk tarif kelas utama pesawat udara Garuda Indonesian Airways yang menggunakan Airbus diperkenankan 15% lebih tinggi dibandingkan dengan tarif biasa.33

Pada masa orde lama maupun orde baru campur tangan pemerintah tidak terbatas pada tarif penumpang pesawat udara penerbangan dalam negeri maupun penerbangan internasional, tetapi juga terhadap tarif-tarif pelayanan jasa kebandarudaraaan seperti pelayanan penumpang penerbangan internasional.34

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, tarif angkutan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) dalam negeri diatur dalam Maupun tarif penumpang penerbangan dalam negeri, bea pendaratan pesawat udara (aircraft landing charge), bea penempatan pesawat udara (aircraft storage charge), bea pelayanan penerbangan (BP2) (route air navigation facility charge).

32

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 96.PR.303/Phb-84 tentang Penyesuaian Tarif Udara Dalam Negeri

33

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 157.PR.303/Phb-83 tentang Tarif Angkutan Udara Dalam Negeri untuk Kelas Utama Pesawat Udara Air Bus

34

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 180/LU/3014/Phb-79 tentang Bea Pelayanan Penerbangan Internasional (Route Air Navigation Facility Charge)

Pasal 126 sampai dengan Pasal 130. Kebijakan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 adalah neo-liberal, yang merupakan konsep sosialis dengan konsep liberal, karena itu pemerintah campur tangan terhadap tarif khususnya tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi, sedangkan tarif kelas non ekonomi diserahkan kepada hukum pasar (supply demand) tanpa campur tangan pemerintah. Tarif non ekonomi pemerintah tidak mengatur, tetapi hanya menentukan presentase dari kapasitas tempat duduk, pemerintah merekomendasikan perusahaan angkutan udara niaga berjadwal menyediakan 40% kapasitas tempat duduk untuk non ekonomi, sedangkan sisanya 60% untuk kelas ekonomi. Sesuai dengan ideologi neo-liberal 60% kapasitas tempat duduk angkutan udara niaga berjadwal disediakan untuk kelas non ekonomi yang dijual bebas berdasarkan hukum pasar (supply and demand) oleh perusahaan angkutan udara niaga berjadwal.35

1. Tarif Penumpang Kelas Ekonomi (Economic Class Passenger Tariff)

Tarif jasa maksimum menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 pada rute tertentu dalam negeri atas pelayanan angkutan penumpang kelas ekonomi ditetapkan setelah berkonsultasi dengan asosiasi perusahaan penerbangan nasional dengan mempertimbangkan masukan dari asosiasi pengguna jasa penerbangan dihitung berdasarkan komponen tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi, biaya tuslah/ surchange.

35

H.K.Martono, Hukum Angkutan Udara Berdasarkan UU RI No.1 Tahun 2009 Bagian Pertama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 35.

Tarif jarak berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 dimaksudkan besaran tarif per rute penerbangan satu kali penerbangan, untuk setiap penumpang yang merupakan hasil perkalian antara tarif dasar dengan tarif pajak serta dengan memperhatikan kemampuan daya beli, sedangkan pajak dimaksudkan Pajak Pertambahan nilai (PPn) yang dikenakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tarif jarak terdiri atas biaya pokok rata-rata ditambah dengan keuntungan wajar. Hasil perhitungan tarif pajak, pajak iuran wajib asuransi dan biaya tuslah/ tambahan (surchange) merupakan batas atas tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) dalam negeri.

2. Tarif Batas Atas (Upper Limit Tariff)36

Publikasi tarif batas atas yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan melalui media cetak dan elektronik dan/atau dipasang pada setiap tempat penjualan tiket pesawat udara kepada konsumen. Ketentuan tarif penumpang kelas ekonomi bersifat memaksa artinya badan usaha angkutan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) dalam negeri dilarang menjual harga tiket kelas ekonomi melebihi tarif batas atas yang ditetapkan Menteri Perhubungan dengan ancaman dikenakan sanksi adminsitratif berupa sanksi peringatan dan/atau pencabutan izin rute penerbangan.

Dalam penjelasannya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 yang dimaksudkan dengan biaya tuslah/ tambahan (surchange) adalah biaya yang dikenakan karena terdapat biaya-biaya tambahabn

36

yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan udara di luar perhitungan penetapan tarif jarak. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan angkutan udara niaga berjadwal di luar perhitungan penetapan tarif jarak tersebut adalah biaya flkuktuasi harga bahan bakar (fuel surcharge), biaya yang ditanggung oleh perusahaan angkutan udara karena pada saat berangkat atau pulang penerbangan tanpa penumpang.

3. Tarif Batas Bawah (Referensi)37

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tidak menentukan tarif batas bawah, namun demikian berdasarkan Pasal 465 yuncto 464 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 berlaku Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2006 yang mengatur tarif referensi. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan tersebut, dalam rangka menjaga kelangsungan usaha jasa angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dan adanya kenaikan biaya operasi pesawat udara yang cukup signifikan, perlu mengatur tarif referensi untuk penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi.

Tarif referensi merupakan salah satu alat pengawasan bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan terhadap perusahaan angkutan udara berjadwal dalam negeri. Tarif tersebut tidak akan mempengaruhi mekanisme harga yang telah tercipta dalam pasar. Dalam penetapan harga jual tiket, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal harus memerhatikan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan, persaingan usaha yang sehat.Harga tiket

37

dan perubahannya harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara selambat-lambatnya tiga hari sebelum diberlakukan.Perusahaan angkutan udara niaga berjadwal bertanggung jawab terhadap harga jual tiket baik yang dilakukan sendiri atau oleh mitra penjualan.

Tarif referensi merupakan batas bawah penetepan harga jual tiket angkutan udara niaga kelas ekonomi.Bilamana perusahaan penerbangan menetapkan harga jual tiket lebih rendah dibandingkan dengan tarif referensi, maka DirekturJenderal Perhubungan Udara segera melakukan pengawasan khusus terhadap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal yang bersangkutan. Pengawasan tersebut berupa tindakan pengecekan langsung secara intensif dan ekstensif terhadap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal tersebut baik organisasi, keuangan maupun aktivitas perawatan dan pengoperasian pesawat udara dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di bidang angkutan udara, keamanan, keselamatan, dan pelayanan penerbangan. Tarif referensi akan dievaluasi secara berkala setiap 6 bulan atau apabila terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap biaya operasi pesawat udara.

4. Tarif Non-Ekonomi

Tarif pelayanan penumpang non-ekonomi angkutan udara niaga berjadwal (scheduled airlines) dalam negeri dan angkutan kargo berjadwal dalam negeri mengacu pada konsep liberal, karena itu pemerintah hanya menentukan presentase kapasitas tempat duduk kelas non-ekonomi sedangkan besaran tarif ditentukan

oleh perusahaan angkatan udara niaga yang bersangkutan berdasarkan mekanisme pasar (supply and demand).38

Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi dan angkutan udara perintis diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan, karena itu berdasarkan Pasal 465 yuncto 464 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 berlaku Keputusan Menteri

Dokumen terkait