• Tidak ada hasil yang ditemukan

Barang Dalam Proses – Job 021

Dalam dokumen 2011_DTSS_PCA_Cost_Accounting (Halaman 42-68)

KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN

AKUNT ANSI BIAYA PRODUKSI

7 Barang Dalam Proses – Job 021

Job 022 Job 023 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Persediaan - Bahan 530.000 740.000 590.000 240.000 2.100.000 8 Persediaan – Bahan

Barang Dalam Proses- Job 022 Pengendali Biaya Overhead Pabrik

60.000 20.000 40.000 10 Biaya Gaji Hutang PPh 21 K a s 380.000 72.200 307.800 10 Upah Langsung

Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penjualan

Biaya Administrasi Biaya Gaji

--- Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 Upah langsung 209.000 76.000 57.000 38.000 64.200 81.600 63.200 380.000 209.000 11 Pengendali Biaya Overhead Pabrik

Biaya Penyusutan Bangunan & Perlt.

Biaya Asuransi Pabrik Hutang Biaya

55.000

20.000 2.500 32.500 11 Barang Dalam Proses – Job 021

Job 022 Job 023

Overhead Pabrik yang Diterapkan

51.360 65.280 50.560

167.200 12 Barang Jadi – Job 021

Job 022 Job 023

Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 1.303.560 1692.880 1.126.760 1.303.560 1692.880 1.126.760 14 Piutang Dagang Penjualan

Harga jual Job 021 Rp 1.824.984,- Job 022 2.370.032,- Job 023 1.577.464,- --- Harga Pokok Penjualan

Barang Jadi – Job 021 Job 022 Job 023 5.772.480 4.123.200 5.772.480 1.303.560 1692.880 1.126.760

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 36S Post Clearance Audit 363636

B. PROCESS COSTING SYSTEM

Pendekatan ini digunakan untuk proses produksi yang dilakukan secara massa atau tidak didasarkan pada pesanan, yang berlangsung secara kontinyu melalui proses yang seragam. Perusahaan yang menggunakan sistem ini antara lain adalah perusahaan plastik, minuman, pipa, bahan kimia, tekstil, dan perusahaan sejenis lainnya. Berbagai biaya produk diakumulasikan selama satu periode (bulan, triwulan, semester atau tahun), kemudian dialokasikan ke setiap unit produk dengan cara jumlah biaya produksi selama satu periode dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Proses produksi massa ini melibatkan beberapa departemen produksi, dimana setiap departemen melakukan perhitungan biaya produksi serta menggunakan perkiraan “Barang Dalam Proses” (pada job order costing hanya disediakan satu perkiraan untuk setiap pesanan dan didukung dengan kartu biaya pesanan).

Karakteristik Process Costing System antara lain adalah:

1. Biaya dibebankan pada perkiraan ” Barang Dalam Proses” pada suatu departemen.

2. Dibuat Laporan Biaya Produksi masing-masing departemen. Hal ini untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan serta menghitung biaya satuan dan total biaya yang terjadi.

3. Barang Dalam Proses diakhir periode dihitung/dinyatakan dalam unit ekuivalen. Unit ekuivalen adalah kuantum unit sempurna yang sekiranya dapat diproduksi dengan menggunakan biaya-biaya (bahan , upah, dan overhead pabrik) yang benar-benar terjadi (terserap) dalam satu periode. 4. Nilai produk yang sudah selesai pada suatu departemen ditransfer ke

departemen berikutnya, sedangkan nilai (cost) barang dalam proses tetap tinggal dalam departemen yang bersangkutan. Pemindahan tersebut dimaksudkan untuk menentukan total biaya “produk jadi” dalam satu periode. Materi yang akan dibahas dalam process costing system meliputi:

1. Laporan Biaya Produksi pada departemen yang bersangkutan. 2. Perhitungan biaya satuan pada masing-masing departemen.

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 37S Post Clearance Audit 373737

3. Perhitungan biaya yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang.

4. Pengaruh unit yang hilang selama proses produksi.

5. Pengaruh penambahan material oleh departemen lanjutan.

Berikut ini adalah berbagai jenis arus produksi yang dapat terjadi pada process costing system:

1. Berurutan (sequential flow), yaitu setiap produk diproses dengan urutan langkah yang sama, dari departemen 1 ke departemen 2 dan seterusnya 2. Sejajar (parallel flow), yaitu suatu bagian dari pekerjaan tertentu dikerjakan

secara bersama-sama oleh beberapa departemen yang berbeda, dan selanjutnya dipindahkan ke departemen yang sama untuk proses penyelesaian.

3. Selektif (selective flow), yaitu produk bergerak ke departemen-departemen yang berbeda, tergantung pada produk akhir yang akan dihasilkan.

Laporan Biaya Produksi

Semua biaya yang dibebankan pada suatu departemen akan diikhtisarkan dalam suatu laporan biaya produksi. Laporan ini dapat menunjukkan biaya yang terakumulasi dan disposisinya selama satu periode. Fungsi laporan ini adalah sebagai sumber informasi untuk membukukan aktivitas biaya ke dalam berbagai perkiraan di buku besar. Berikut ini adalah isi dari Laporan Biaya Produksi:

a. Biaya total dan biaya satuan yang diterima dari departemen sebelumnya. b. Biaya bahan, upah langsung dan biaya tidak langsung (total/satuan) yang

ditambahkan di departemen yang bersangkutan.

c. Akumulasi biaya total dan satuan, sampai dengan departemen yang bersangkutan.

d. Nilai yang ditransfer ke departemen berikutnya.

Penyusunan Laporan Biaya Produksi juga dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti adanya unit hilang dalam proses produksi atau adanya tambahan bahan dalam proses produksi berikutnya. Apabila terdapat unit hilang dalam proses produksi maka diperlakukan sebagai berikut:

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 38S Post Clearance Audit 383838

a. Apabila terjadi pada tahap pembuatan (proses), maka dilakukan penyesuaian terhadap biaya per unit pada departemen sebelumnya.

b. Apabila terjadi pada tahap lanjutan (supervisi), maka unit yang hilang diperhitungkan ke dalam produksi, dengan catatan:

- ekuivalen sebagai 100% barang jadi;

- tidak terdapat penyesuaian biaya departemen sebelumnya;

- merupakan barang jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya. c. Apabila unit yang hilang bersifat normal, maka biaya yang diserap

dibebankan ke unit yang tersisa.

d. Apabila unit yang hilang sifatnya tidak normal, maka dihitung berdasarkan biaya per unit dan diperlakukan sebagai kerugian, sehingga dapat dialihkan ke:

- Harga Pokok Produksi (jika dipakai Overhead Aktual);

- Factory Overhead Control (jika dipergunakan Applied Overhead);

- Biaya tahun berjalan.

Berikut ini disajikan beberapa contoh penyusunan laporan produksi dengan berbagai kondisi tersebut di atas.

Contoh : 1 ( Tidak terdapat tambahan biaya bahan pada departemen lanjutan) PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah)

- Bahan langsung 24.500 -- --

- Upah Langsung 29.140 37.310 32.400

- Biaya tak langsung 28.200 32.800 19.800

Kuantitas ( dalam unit )

Unit baru 50.000 -- --

Transfer dari departemen sebelumnya -- 45.000 40.000 Transfer ke departemen selanjutnya 45.000 40.000 35.000

Unit dalam proses 4.000 3.000 4.000

Penyerapan biaya dalam WIP ½ Upah/ Overhead 1/3 Upah/ Overhead 1/4 Upah/ Overhead Unit hilang 1.000 2.000 1.000 ===============================================================

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 39S Post Clearance Audit 393939

Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi PT Toyota Astra untuk setiap departemen dengan asumsi:

a. Terjadi unit hilang pada tahap pembuatan.

b. Terjadi unit hilang di Departemen Pengujian pada tahap supervisi.

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )

PT Toyota Astra Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi

Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit ) 50.000

Unit baru dalam proses --

Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 45.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) 4.000

Unit hilang Dalam Proses 1.000 50.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)

Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen sebelumnya -- --

Tambahan Biaya : Bahan 24.500 0,50

Upah langsung 29.140 0,62 Overhead pabrik 28.200 0,60 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 81.840 1,72

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah)

Ditransfer ke departemen berikutnya (45.000 x 1,70 jt) 77.400 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006

Bahan : 4.000 x 0,5 jt,- 2.000 Upah : 4.000 x ½ x 0,62 jt,- 1.240

Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,60 jt,- 1.200 4.440 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 81.840

Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen:

Bahan = 45.000 + 4.000 = 49.000 Upah dan FOH = 45.000 + 4.000/2 = 47.000

Biaya per unit bahan = 24.500jt / 49.000 = 0,50 jt/unit Upah = 29.140 jt / 47.000 = 0,62 jt / unit FOH = 28.200 jt / 47.000 = 0,60 jt / unit

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 40S Post Clearance Audit 4040 40

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )

PT Toyota Astra Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi

Bulan Mei 2006

Skedul Kuantitas : (dalam unit )

Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan )

45.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 40.000

Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH)

3.000

Unit hilang Dalam Proses 2.000 45.000 Biaya yang dibebankan ke departemen ini

(jutaan rupiah)

Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit

77.400 1,72 Penyesuaian dari departemen Perakitan atas

unit hilang

77.400 jt / (45.000 – 2.000) unit

1,80 Tambahan Biaya : Upah langsung 37.310 0,91 Overhead pabrik 32.800 0,80 Jumlah biaya yang ditambahkan 70.110 1,71 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 147.510 3,51

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah)

Ditransfer ke departemen berikutnya ( 40.000 x 3,51 jt )

140.400 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006

Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian ( 3.000 x1,80)

5.400 Upah : 3.000 x 1/3 x 0,91 910

Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,80 800 7.110 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 147.510

Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen:

Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 = 41.000 unit Biaya per unit

Upah = 37.310 / 41.000 = 0,91 / unit FOH = 32.800 / 41.000 = 0,80 / unit

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 41S Post Clearance Audit 4141 41

Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )

PT Toyota Astra

Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit)

Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 35.000

Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ¼ upah /FOH) 4.000

Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)

Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,51 Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang

140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit 3,60 Tambahan Biaya : Upah langsung 32.400 0,90 Overhead pabrik 19.800 0,55 Jumlah biaya yang ditambahkan 52.200 1,45 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 192.600 5,05

Pertanggungjawaban Biaya

Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,05 jt) 176.750 Barang Dalam Proses – akhir

Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt

14.400 Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 9.00

Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 550 15.850 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 192.600

Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen:

Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 42S Post Clearance Audit 4242 42

Contoh 1b. ( Unit hilang dalam proses supervisi di Departemen Pengujian ) PT Toyota Astra

Departemen Pengujian

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas (dalam unit ):

Unit yang diterima dari departemen sebelumnya (Perakitan ) 45.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 40.000

Unit masih Dalam Proses (semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000

Unit hilang Dalam Proses 2.000 45.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)

Biaya Total Biaya Per unit

Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit 77.400 1,72 Tambahan Biaya : Upah langsung 37.310 0,87 Overhead pabrik 32.800 0,76 Jumlah biaya yang ditambahkan 70.110 1,63 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 147.510 3,35

Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke Departemen perampungan (40.000) 3,518 jt

140.720 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006

Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian (3.000 x 1,72)

5.160 Upah : 3.000 x 1/3 x 0,87 870

Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,76 760 6.790 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 147.510

Perhitungan tambahan:

Produksi Ekuivalen: dianggap barang jadi Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 + 2.000 unit hilang

= 43.000 unit

Biaya per unit Upah = 37.310 / 43.000 = 0,87 jt / unit FOH = 32.800 / 43.000 = 0,76 jt / unit Biaya kehilangan per unit adalah 3,35 jt x 2.000 = 6.700 jt

6.700jt / 40.000 unit = 0,168 jt / unit

Harga transter ke departemen Perampungan menjadi = (3,35 + 0,168) jt per unit atau

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 43S Post Clearance Audit 4343 43

Contoh 2: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung pada Departemen Perampungan sebesar Rp 17.020.000.000,-.

PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah)

- Bahan langsung 24.500 -- 17.020

- Upah Langsung 29.140 37.310 32.400

- Biaya tak langsung 28.200 32.800 19.800

Kuantitas ( dalam unit )

Unit baru 50.000 -- --

Transfer dari departemen sebelumnya -- 45.000 40.000 Transfer ke departemen selanjutnya 45.000 40.000 35.000

Unit dalam proses 4.000 3.000 4.000

Penyerapan biaya dalam WIP ½ Upah/ Overhead ½ Upah/ Overhead ¼ Upah/ Overhead ½ Bahan Unit hilang 1.000 2.000 1.000 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Deptartemen Perampungan!

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 44S Post Clearance Audit 4444 44

Contoh 2. ( Pada Departemen Perampungan terdapat tambahan biaya bahan ) PT Toyota Astra

Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit)

Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 35.000

Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) 4.000

Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000

Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)

Biaya Total

Biaya Per unit

Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,51 Penyesuaian dari departemen PePengujian atas unit

hilang

140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit

3,60

Tambahan Biaya : Bahan 17.020 0,46

Upah langsung 32.400 0,90 Overhead pabrik 19.800 0,55 Jumlah biaya yang ditambahkan 69.220 1,91 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 209.620 5,51

Pertanggungjawaban Biaya

Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,51 jt) 192.850 Barang Dalam Proses – akhir

Dari Departemen Pengujian – penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt

14.400 Bahan : 4.000 x ½ x 0,46 920 Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 9.00

Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 550 16.770 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 209.620

Prod. kuivalen: Bahan = 35.000 + 4.000/2 = 37.000 unit

Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Bahan = 17.020 jt / 37.000 = 0,46 jt/unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 45S Post Clearance Audit 4545 45

Contoh 3: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung pada departemen Perampungan sebesar Rp17.020.000.000,- dan unit baru sejumlah 8.000 unit.

PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.

Departemen Perakitan Pengujian Perampungan Biaya yang diserap: (dalam jutaan rupiah)

- Bahan Langsung 24.500 -- 17.020

- Upah Langsung 29.140 37.310 32.400

- Biaya tak langsung 28.200 32.800 19.800

Kuantitas ( dalam unit )

Unit baru 50.000 -- 8.000

Transfer dari departemen sebelumnya -- 45.000 40.000 Transfer ke departemen selanjutnya 45.000 40.000 44.000

Unit dalam proses 4.000 3.000 4.000

Penyerapan biaya dalam WIP ½ Upah/ Overhead ½ Upah/ Overhead ½ Bahan ¼ Upah/ Overhead Unit hilang 1.000 2.000 0 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 46S Post Clearance Audit 4646 46

Solusi Contoh 3:

PT Toyota Astra

Departemen Perampungan

Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit)

Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000

Unit tambahan yang dimasukkan 8.000 48.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 44.000

Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) 4.000 44.000 Biaya yang dibebankan ke departemen ini

(jutaan rupiah)

Biaya Total

Biaya Per unit

Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,510 Penyesuaian dari departemen Pengujian :

140.400 jt / (40.000 + 8.000 unit tambahan)

2,925 Tambahan Biaya : Bahan 17.020

Upah langsung 32.400 0,720 Overhead pabrik 19.800 0,440 Jumlah biaya yang ditambahkan 69.220 1,530 Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 209.620 4,455

Pertanggungjawaban Biaya

Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 44.000 x 4,455 jt) 196.020 Barang Dalam Proses – akhir

Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 2,925 jt

11.700 Bahan : 4.000 x ½ x 0,370 jt 740 Upah : 4.000 x ¼ x 0,720 jt 720

Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,440 jt 440 13.600 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 209.620

Prod. Ekuivalen: Bahan = 44.000 + 4.000/2 = 46.000 unit

Upah dan FOH = 44.000 + 4.000/4 = 45.000 unit Biaya per unit: Bahan = 17.020 jt / 46.000 = 0,370 jt/unit Upah = 32.400 jt / 45.000 = 0,720 jt/unit FOH = 19.800 jt / 45.000 = 0,440 jt/unit Unit tambahan menjadi bagian penyesuaian

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 47S Post Clearance Audit 4747 47

1.4. Latihan 2

Job Order Costing

Soal 1

PT. Wujud Nawang Wulan menerima pesanan sejumlah pakaian wanita yang dicatat ke dalam pesanan nomor 99. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan menyajikan data sebagai berikut:

Bahan Langsung Upah langsung

14/9 dikeluarkan 600.000,- 20/9 diperhitungkan 90 jam 6.200,-/ jam 20/9 dikeluarkan 331.000,- 26/9 diperhitungkan 70 jam 7.300,-/ jam 22/9 dikeluarkan 200.000,-

Sajikan kartu Biaya Produk Pesanan tersebut, dengan catatan:

- Overhead pabrik yang diterapkan dalam pembebanan adalah Rp 5.000,- per jam kerja langsung;

- Biaya operasional yang dialokasikan untuk pesanan ini sebesar Rp 75.000,-;

- Mark up diperhitungkan sebesar 40%.

Soal 2

PT. Wahana Toys menerima pesanan boneka dalam tiga model yang dicatat ke dalam pesanan nomor 45, 46, dan 47. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan menyajikan data sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):

Pesanan No. 45 No. 46 No. 47 Biaya yang dibebankan dari periode sebelumnya 3.600 18.000 -- Biaya selama bulan Juli 2006:

Bahan langsung 44.000 34.000 32.000 Upah langsung 40.000 48.000 42.000 Overhead pabrik (60% dari Upah Langsung) 24.000 28.800 25.200 Sajikan ayat jurnal untuk mencatat transaksi berikut:

(1). Bahan langsung yang dikeluarkan dari gudang untuk digunakan.

(2). Biaya gaji /upah yang didistribusikan ke Barang Dalam Proses tersebut. (3). Pembebanan Overhead pabrik ke produk.

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 48S Post Clearance Audit 4848 48

(4). Pesanan no. 45 dan 46 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi

Soal 3

Kartu biaya pesanan berikut ini dipersiapkan untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan Pebruari 2006 (dalam ribuan rupiah):

Pesanan No. 15 No. 16 No. 17

Bahan 60.000 30.000 40.000

Upah langsung 120.000 70.000 80.000 Overhead pabrik-dibebankan 60.000 35.000 40.000 Marjin Laba kotor 60.000

Pada awal Pebruari pesanan no. 15 selesai dan menyerap 40% biaya bahan, upah maupun overhead pabrik, dan kemudian dijual secara kredit. Pesanan no. 16 dimulai diproduksi dan selesai dalam bulan Pebruari tetapi belum dijual, sedangkan itu pekerjaan No. 17 dimulai dan belum diselesaikan. Biaya operasional yang dialokasikan ke pesanan no. 15 sebesar Rp750.000,- Sajikan ayat jurnal bulan tersebut. untuk mencatat Barang Dalam Proses dan Barang Jadi, serta siapkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.

Soal 4

Pembukuan PT. Buana Textil per 1 Mei 2006 menunjukkan data sebagai berikut: Persediaan barang jadi Rp. 10.000.000,-

Persd. Barang Dalam Proses 16.400.000,- Persediaan bahan baku 8.000.000,- Perkiraan Dalam Proses memerinci adanya:

Pesanan No. 300 Rp 10.000.000,- Pesanan No. 301 6.400.000,- Rp 16.400.000,-

Selama bulan Mei 2006 kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut: a. Pembelian bahan sejumlah Rp 6.000.000,- dengan syarat n/30. b. Pemakaian bahan untuk Pesanan No. 300: Rp 2.500.000,-

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 49S Post Clearance Audit 4949 49

c. Pesanan No. 302 dimulai dengan permintaan bahan sejumlah Rp 1.800.000,-.

d. Bahan penolong dipakai sebesar Rp 1.700.000,-.

e. Dikembalikan ke gudang dari pekerjaan (pesanan) No. 300, berupa bahan langsung Rp 400.000,- dan bahan penolong Rp 100.000,-.

f. Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.

g. Beban Gaji bulan Mei sebesar Rp 10.000.000,- dikurangi PPh. 21 sebesar 5%.

h. Gaji dibayarkan ke karyawan.

i. Gaji tersebut dialokasikan untuk: Upah Langsung 60 % Upah tidak langsung 20 % Gaji bagian Penjualan 12 % Gaji bagian Administrasi 8 % Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 300: 50%

301: 30% 302: 20%

j. Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 1.504.000,- dibayar pada bulan ini.

k. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 100% dari upah langsung bulan Mei.

l. Pesanan No. 300 diselesaikan dan dikirim langsung ke pemesan dengan harga kontrak sebesar Rp 22.500.000,-.

m. Barang dengan harga pokok sebesar Rp 8.000.000,- dijual secara kredit dengan harga Rp 10.000.000,-.

n. Penagihan atas piutang usaha sebesar Rp 26.000.000,-.

o. Selisih penerapan overhead dipindahkan ke perkiraan harga pokok penjualan.

p. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 300 sebesar Rp 450.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas. - Kartu Biaya Pesanan untuk pesanan No. 300.

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 50S Post Clearance Audit 505050

Soal 5

PT. Sun Tyos per 1 Maret 2006 menyajikan data persediaan sebagai berikut: Persediaan barang jadi Rp. 15.000.000,- Persediaan Barang Dalam Proses 19.070.000,- Persediaan bahan baku 14.000.000,- Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam rupiah):

Pesanan No. 05 No. 06 No. 07 Bahan 2.800.000 3.400.000 1.800.000 Upah langsung 2.100.000 2.700.000 1.350.000 Overhead pabrik-dibebankan 1.680.000 2.160.000 1.080.000

6.580.000 8.260.000 4.230.000

Berkenaan dengan kegiatan bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini: a. Pembelian bahan sejumlah Rp 22.000.000,- dengan syarat n/30.

b. Pemakaian bahan untuk produksi sejumlah Rp 21.000.000,-, dari jumlah ini untuk bahan tidak langsung sejumlah Rp 2.400.000,- Sisanya dialokasikan ke:

Pesanan No. 05 Rp 5.300.000,- 06 7.400.000,- 07 5.900.000,-

c. Bahan dikembalikan ke gudang sejumlah Rp 600.000,- Dari jumlah tersebut terdapat bahan tidak langsung sebesar Rp 200.000,-, sisanya dari pekerjaan (pesanan) No. 06.

d. Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.

e. Pembayaran Gaji bulan Maret setelah dikurangi PPh. 21 sebesar 5%, sebesar Rp 38.000.000,-.

f. Gaji tersebut dialokasikan untuk : Upah Langsung 55 % Upah tidak langsung 20 % Gaji bagian Penjualan 15 % Gaji bagian Administrasi 10 % Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 05: 6.420.000,- No. 06: 8.160.000,- No. 07: 7.420.000,-

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 51S Post Clearance Audit 515151

g. Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 5.500.000,- didalamnya termasuk penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 2.000.000,- dan asuransi pabrik sejumlah Rp 250.000,- yang jatuh tempo, dan sisanya belum dibayar sebesar Rp 3.250.000,-.

h. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 80% dari upah langsung, yang harus dibebankan ke tiga pesanan.

i. Pesanan No. 05 dan 06 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi. j. Pesanan No. 05 dan 06 dikirim ke pemesan, dengan marjin laba sebesar

40% dari harga pokok.

k. Penagihan piutang usaha selama bulan Maret sebesar Rp 69.450.000,- l. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 05 dan 06

masing-masing sebesar Rp 450.000,-

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar.

- Kartu Biaya Pesanan.

- Daftar persediaan akhir Maret.

Soal 6

Pembukuan PT. Beach Eq memperlihatkan saldo perkiraan per 1 Maret 2006 sebagai berikut:

Persediaan barang jadi Rp. 78.830.000,- Persd. Barang Dalam Proses 292.621.000,- Persediaan bahan baku 65.000.000,- Selisih Overhead pabrik (Cr.) 12.300.000,-

Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam ribuan rupiah): Job

No. Produk Bahan

Upah langsung Overhead pabrik Total 204 80.000 ban pelampung 15.230 21.430 13.800 50.460 205 5.000 sekoci 40.450 55.240 22.370 118.060 206 10.000 rompi pelampung 60.875 43.860 19.366 124.101 116.555 120.530 55.536 292.621

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 52S Post Clearance Audit 525252

Selama bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini: a. Pembelian ( kredit) bahan sejumlah Rp 42.300.000,-.

b. Pembelian bahan khusus sejumlah Rp 5.800.000,- untuk pekerjaan baru (Pesanan No. 207), yaitu 4.000 baju pelampung.

c. Data Gaji / Upah bulan Maret disajikan berikut ini:

Pesanan Jumlah Jam Kerja 204 26.844.000,- 3.355,5 205 22.750.000,- 3.250 206 28.920.000,- 3.615 207 20.370.000,- 2.910

Upah tak langsung sebesar Rp 9.480.000,- dan pengawas pabrik Rp 3.000.000,-

Potongan atas gaji, untuk PPh. 21 sebesar 5%. d. Pemakaian bahan untuk produksi:

Pesanan No. 204 Rp 9.480.000,- 205 11.320.000,- 206 10.490.000,-

207 16.640.000,- ( tidak termasuk bahan khusus yang juga telah dikeluarkan dari gudang)

e. Overhead pabrik lainnya yang terjadi atau terutang (dicatat dalam perkiraan “ Kredit Rupa-rupa”) adalah:

Asuransi pabrik 830.000,- Beban batu bara 1.810.000,- Pajak Bumi & Bangunan 845.000,- Sumber tenaga 3.390.000,- Penyusutan Mesin 780.000,- Reparasi&

Pemeliharaan

2.240.000,-

Penyusutan Pabrik 840.000,- Perbekalan tak langsung

1.910.000,-

Penerangan 560.000,-

f. Biaya Overhead pabrik diterapkan ke produk dengan tarif Rp 2.300,- per jam kerja langsung. Diselenggarakan perkiraan “ Overhead Pabrik yang diterapkan” serta “ Pengendali Overhead pabrik”.

g. Pesanan No. 204 selesai dan dikirimkan dengan harga kontrak Rp 117.500.000,-

Akuntansi Biaya

DTS DTS DTS

DTSS Post Clearance Audit S Post Clearance Audit S Post Clearance Audit 53S Post Clearance Audit 535353

Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar.

- Kartu Biaya Pesanan

- Selisih Overhead pabrik (aktual dengan pembebanan )

Soal 7

PT. Bunga Tulip mempersiapkan Kartu biaya pesanan berikut ini untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan Mei 2006. Data biaya ketiga pesanan adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah) Pesanan No. 05 No. 06 No. 07 Bahan 16.000.000 13.000.000 12.000.000 Upah langsung 12.000.000 10.000.000 8.000.000 Overhead pabrik-dibebankan 9.000.000 7.500000 6.000.000

Pesanan no. 05 :

Pada awal Mei, pesanan belum selesai namun sudah menyerap 30% biaya bahan, 25% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini kemudian diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok.

Pesanan no. 06 :

Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 40% biaya bahan, 30% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok.

Pesanan No. 07:

Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 25% biaya bahan,

Dalam dokumen 2011_DTSS_PCA_Cost_Accounting (Halaman 42-68)

Dokumen terkait