Untuk suatu koleksi submodul N1,...,N dari M R-Modul, dapat dibentuk suatu barisan n
yang disebut dengan barisan eksak. Barisan tersebut dinamakan barisan eksak dan memiliki sifat penting di teori modul, salah satunya pada pembahasan mengenai modul proyektif.
Definisi E4.65 (Barisan Eksak)
Diketahui M R-Modul dan
{
N ii ∈ merupakan koleksi submodul dari M. Diketahui juga I}
f i merupakan homomorfisma dari Ni−1 ke N . Barisan dari R-Modul dan homomorfisma fi idikatakan eksak pada Ni jika dan hanya jika image
( )
fi =ker( )
fi+1 . Barisan tersebut dikatakan barisan eksak jika eksak pada setiap Ni.Definisi E4.66 (Barisan Pendek)
Diketahui M R-Modul serta N dan 1 N merupakan submodul dari M, maka barisan 2
disebut barisan pendek dengan f dan g merupakan homomorfisma modul.
Dari barisan pendek dapat diturunkan tiga sifat sebagai berikut. Teorema E4.67
Barisan
eksak di N jika dan hanya jika homomorfisma modul f injektif. 1
Bukti.
( )
⇒Diperhatikan bahwa satu-satunya homomorfisma modul φ yang mungkin dari
{ }
0M ke N 1adalah φ
( )
0M =0M. Karena barisan tersebut eksak di N1, maka image( )
φ =ker f( )
. KarenaNi-1 Ni Ni+1 … … fi fi+1 N1 f M g N2
{ }
0M{ }
0M N1 f M{ }
0MStruktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 31
( ) { }
image φ = 0M , maka ker
( ) { }
f = 0M . Sehingga sejalan dengan Lemma E3.6, berakibat homomorfisma modul f injektif.( )
⇐Karena homomorfisma modul f injektif, maka sejalan dengan Lemma E3.6 berakibat
( ) { }
ker f = 0M . Diperhatikan bahwa satu-satunya homomorfisma modul φ yang mungkin dari
{ }
0M ke N adalah 1 φ( )
0M =0M. Karena image( ) { }
φ = 0M =ker( )
f , maka barisan tersebut eksak di N . 1Teorema E4.68
Barisan
eksak di N jika dan hanya jika homomorfisma modul g surjektif. 2
Bukti.
( )
⇒Diperhatikan bahwa satu-satunya homomorfisma modul ψ yang mungkin dari N ke 2
{ }
0M adalah ψ( )
a =0M untuk setiap a∈N2. Karena barisan tersebut eksak di N2, maka( ) ( )
image g =ker ψ . Karena ker
( )
ψ =N2, maka image g( )
=N2 dan dengan demikianhomomorfisma modul g surjektif.
( )
⇐Karena homomorfisma modul g surjektif, maka image g
( )
=N2. Diperhatikan bahwa satu-satunya homomorfisma modul ψ yang mungkin dari N ke 2{ }
0M adalah ψ( )
a =0M untuk setiap a∈N2. Karena image( )
g =N2 =ker( )
ψ , maka barisan tersebut eksak di N . 2Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 32
Teorema E4.69
Barisan pendek
merupakan barisan eksak jika dan hanya jika homomorfisma modul f injektif, g surjektif, dan
( ) ( )
image f =ker g . Lebih lanjut, menurut Teorema Utama Homomorfisma Modul 1, berlaku
( )
2 Mimage N f ≅ . Contoh E4.70 Barisanmerupakan barisan eksak pendek dengan f a
(
+3)
=2a+3 dan g b(
+6) (
= bmod 2)
+2 untuk setiap a+3 ∈ 3 dan b+6 ∈ 6 . Sesuai Teorema Utama Homomorfisma Modul 1 dan 3, berlaku 2 ≅ 6 2 6 .Definisi E4.71 (Barisan Eksak Terpisah)
Diketahui M R-Modul, maka barisan eksak pendek dikatakan barisan eksak terpisah jika dan hanya jika image
( )
f =ker( )
g merupakan komplemen pada M.Contoh E4.72
Pada Contoh E4.70 diketahui image
( )
f =ker( )
g =2 6 ={
0 6 , 2 6 , 4 6+ + +}
. Sehingga menurut Contoh E4.64, barisan eksak pendek pada Contoh E4.70 merupakan barisan eksak terpisah.N1 f M g N2
{ }
0M{ }
0Mf g
Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 33
Selanjutnya, didefinisikan pemetaan identitas 1 :M M →M dengan 1M
( )
a =a untuk setiap a∈M . Pemetaan identitas tersebut jelas merupakan homomorfisma modul dan dapat diturunkan sifat barisan eksak terpisah. Sebelumnya diberikan lemma mengenai pemetaan berikut.Lemma E4.73
Diketahui A dan B sebarang himpunan dan pemetaan f A: → , maka B
1. Jika terdapat pemetaan h B: →A dengan
(
h f)
=1A maka pemetaan h surjektif2. Jika terdapat pemetaan k B: →A dengan
(
f k)
=1A maka pemetaan k injektif.Bukti.
Untuk sebarang a∈A jelas bahwa f a
( )
∈f A( )
⊆B. Dengan demikian untuk sebarang a∈A dapat dipilih y= f a( )
∈B sehingga h y( )
=h f a( ( ))
=(
h f)( )
a =1A( )
a =a. Jadi, pemetaan h surjektif.Selanjutnya, diambil sebarang b b1, 2∈ dengan B k b
( )
1 =k b( )
2 . Diperhatikan untuk( )
1x=k b ∈A, maka diperoleh f x
( )
= f k b( ( )
1)
= f k b( ( )
2)
. Karena( ) ( ( )
1) ( )( )
1 1A( )
1 1f x = f k b = f k b = b =b maka diperoleh f k b
( ( )
1)
= f k b( ( )
2)
=b1. Dengan cara yang serupa, untuk x=k b( )
2 ∈A diperoleh juga f k b( ( )
2)
= f k b( ( )
1)
=b2. Jadi, diperoleh1 2
Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 34
Teorema E4.74
Diketahui M R-Modul, N dan 1 N merupakan submodul dari M, serta f dan g keduanya 2 merupakan homomorfisma modul. Jika barisan pendek
merupakan barisan eksak maka tiga pernyataan dibawah ini ekuivalen:
1. Terdapat homomorfisma modul α: M →N1 sehingga
(
α f)
=1N1 2. Terdapat homomorfisma modul β: N2 →M sehingga(
g β)
=1N2 3. Barisan pendek tersebut merupakan barisan eksak terpisah dan( ) ( )
( ) ( )
1 2 image ker image ker . M f g N N α β ≅ ⊕ ≅ ⊕ ≅ ⊕ Bukti.(
1⇒2)
Sebelumnya akan ditunjukkan terlebih dahulu bahwa ker
( )
α ∩image( ) { }
f = 0 . Diambil sebarang x∈ker( )
α ∩image( )
f . Karenax∈ker( )
α , maka α( )
x =0M dan karena( )
image
x∈ f , maka x= f a
( )
untuk suatu a∈N1. Dengan demikian( ) ( ( )) ( )( )
1( )
0M =α x =α f a = α f a =1N a =a. Karena f homomorfisma modul, maka
( ) ( )
0M 0Mx= f a = f = dan dengan demikian ker
( )
α ∩image( ) { }
f = 0 .Dibentuk pemetaan β: N2 →M , dengan β
( )
x = −z(
f α)( )
z untuk setiap x∈N2 dan( )
g z =x untuk suatu z M∈ (karena g surjektif). Akan ditunjukkan bahwa β merupakan homomorfisma modul yang dimaksud. Akan ditunjukkan bahwa pemetaan β terdefinisi dengan baik. Diambil sebarang x y, ∈N2 dengan x= . Karena, pemetaan y g M: →N2 surjektif, maka terdapat a b, ∈M dengan x=g a
( )
dan y=g b( )
. Karena x= , maka y( ) ( ) ( )
0Mg a =g b ⇔ g a b− = dan dengan demikian a b− ∈ker
( )
g . Karena barisan tersebut eksak, maka a b− ∈ker( )
g =image( )
f .N1 f M g N2
Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 35
Dengan demikian diperoleh:
( ) ( ) ( ( )( )) ( ( )( ))
( ) (( )( ))
x y a f a b f b a b f b a β β α α α − = − − − = − + −Diperhatikan, bahwa
(
a b− +) (
f α)(
b a− ∈)
ker( )
α , karena( ) ( )( )
( ) ( ) ( ( ))( )
( ) ( ) (( ))
( ) ( ( ))
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
1 1 0 . N M a b f b a a b f b a a b f b a a b b a a b b a a b b a α α α α α α α α α α α α α α α α − + − = − + − = − + − = − + − = − + − = − + − =Diperhatikan juga bahwa
(
a b− +) (
f α)(
b a− ∈)
image( )
f , dan dengan demikian(
a b− +) (
f α)(
b a− ∈)
image( )
f .Akibatnya, β
( )
x −β( ) (
y = a b− +) (
f α)(
b a− ∈)
ker( )
α ∩image( ) { }
f = 0 .Jadi, diperoleh β
( )
x =β( )
y dan dengan demikian pemetaan β terdefinisi dengan baik.Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa β merupakan homomorfisma modul. Diambil sebarang
2
,
x y∈N . Karena, pemetaan g M: →N2 surjektif, maka terdapat ,a b∈M dengan x=g a
( )
dan y=g b
( )
. Karena g homomorfisma maka diperoleh x+ =y g a( )
+g b( )
=g a b(
+)
dan dengan demikian( )
x( ) (
y a b) (
f)(
b a) (
x y)
β +β = + − α + =β + . Untuk sebarang r R∈ , diperoleh
( ) ( )( ) ( )( ) ( ( )( )) ( )
rβ x =ra+ f α ra =ra−r f α a =r a− f α a =rβ x . Jadi, terbukti bahwa β merupakan homomorfisma modul.
Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 36
Terakhir, akan dibuktikan bahwa
(
g β)
=1N2. Untuk sebarang x∈N2, karena g M: →N2surjektif, maka terdapat a∈M dengan x=g a
( )
. Dengan demikian diperoleh(
g β)( )
x =g a(
−(
f α)( )
a)
=g a( )
−(
g(
f α))( )
a . Diperhatikan, karena(
f α)( )
a = f(
α( )
a)
∈image( )
f dan image( )
f =ker( )
g , maka(
g(
f α))( )
a =0M. Jadi, diperoleh(
g β)( )
x =g a( )
−0M =g a( )
=x atau dengan kata lain(
g β)
=1N2.(
2⇒3)
Dari pembuktian bagian
(
1⇒2)
telah diketahui bahwa ker( )
α ∩image( ) { }
f = 0 . Selanjutnya akan dibuktikan bahwa M =ker( )
α +image( )
f . Diketahui terdapat homomorfisma modul1
: M N
α → sehingga
(
α f)
=1N1. Diambil sebarang x∈M dan dengan demikian( )
( )
(
x f x) ( )
x(
f( ( )
x)) ( ) (
x f) ( )(
x)
α − α =α −α α =α − α α .Karena
(
α f)
=1N1, akibatnya(
α f) ( )(
α x)
=1N1(
α( )
x)
=α( )
x dan dengan demikian( )
( )
(
x f x) ( ) (
x f) ( )(
x) ( )
x( )
x 0Mα − α =α − α α =α −α = . Jadi, diperoleh x−
(
f α)( )
x ∈ker( )
α .Karena x=
(
x−(
f α)( )
x)
+(
f α)( )
x dan(
f α)( )
x ∈image( )
f , maka diperoleh( ) ( )
ker image
x∈ α + f dan dengan demikian berlaku M ⊆ker
( )
α +image( )
f . Karena( )
ker α ⊆M dan image f
( )
⊆M , akibatnya ker( )
α +image f( )
⊆M .Jadi, karena berlaku M ⊆ker
( )
α +image( )
f dan ker( )
α +image f( )
⊆M , akibatnya( ) ( )
ker image
Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 37
Diperhatikan bahwa karena f pemetaan injektif akibatnya image f
( )
isomorfis dengan domainnya, yaitu N . Karena 1 β merupakan pemetaan injektif akibatnya image( )
β isomorfis dengan domainnya, yaitu N . Dengan demikian berlaku 2( ) ( ) ( ) ( )
1 2image ker image image
M ≅ f ⊕ α = f ⊕ β ≅N ⊕N .
(
3⇒1)
Diketahui baris eksak tersebut merupakan barisan eksak terpisah dan berlaku M ≅N1⊕N2. Karena M ≅N1⊕N2, maka terdapat isomorfisma modul φ dari M ke N1⊕N2. Dengan demikian, untuk setiap x∈M , selalu terdapat
(
n n1, 2)
∈N1⊕N2 dengan x=φ((
n n1, 2))
. Dibentuk pemetaan α: M →N1 dengan α( )
x =n1.Akan dibuktikan pemetaan tersebut terdefinisi dengan baik. Diambil sebarang ,x y∈M dengan
x= . Karena y M ≅N1⊕N2, maka terdapat n n1, 3∈N1 dan n n2, 4∈N2 sehingga x=φ
((
n n1, 2))
dan y=φ
((
n n3, 4))
. Karena x= , berakibat y φ((
n n1, 2))
=φ((
n n3, 4))
atau dengan kata lain(
n1−n n3, 2−n4)
∈ker( )
φ . Karena φ isomorfisma, maka φ merupakan pemetaan injektif dan sejalan dengan Teorema E3.6 berakibat ker( ) ( )
φ ={
0, 0}
. Sehingga diperoleh(
n1−n n3, 2−n4) ( ) (
= 0, 0 ⇔ n n1, 2) (
= n n3, 4)
dan dengan demikian α( )
x =n1=n3 =α( )
y . Jadi, pemetaan α terdefinisi dengan baik. Pemetaan α jelas merupakan homomorfisma modul dan berlaku(
α f)( )
a =a untuk setiap a∈N1 atau dengan kata lain(
α f)
=1N1.Struktur Aljabar – Pengantar Teori Modul © Wijna 2009.
http://wijna.web.ugm.ac.id 38
f g
Diperhatikan bahwa dari Teorema E4.74 dapat dibentuk diagram seperti dibawah ini
Pemetaan φ φ φ1, , ,dan,2 3 φ4 seluruhnya merupakan pemetaan nol (zero mapping), yaitu pemetaan yang memetakan setiap elemen domain ke 0M. Pemetaan nol tersebut merupakan homomorfisma. Lebih lanjut, φ1 dan φ3 merupakan pemetaan injektif serta φ2 dan φ4 merupakan pemetaan surjektif. N1 M N2