• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

F. Batang Kelapa

1. Mebel V V V 2. Kerajinan V V V Sumber : Notowijoyo ( 2001)

Program agroindustri kelapa terpadu diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

1. menambah keragaman produk industri yang dapat diperoleh di dalam negeri 2. menghasilkan sumber energi dan bahan mentah bernilai tinggi bagi sektor lain 3. meningkatkan devisa negara dengan adanya ekspor produk jadi dan setengah

jadi yang bernilai ekonomis tinggi

4. mengembangkan bahan baku lokal untuk substitusi impor 5. meningkatkan tenaga kerja produktif di sentra-sentra industri

6. meningkatkan peluang kerja tambahan dan pendapatan masyarakat pedesaan 7. meningkatkan pendapatan petani di pedesaan

8. memanfaatkan hasil samping yang sebelumnya tidak atau kurang dimanfaatkan.

Agroindustri kelapa terpadu ini diharapkan dapat dilaksanakan melalui integrasi kegiatan on-farm dan off-farm pada sentra-sentra produksi kelapa, sehingga dapat diperoleh peningkatan nilai tambah dan mengurangi resiko usaha. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan perkebunan yaitu untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing perkebunan, kemampuan sumber daya manusia perkebunan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan, penerimaan dan devisa negara dari sub sektor perkebunan, penyediaan lapangan kerja, pemenuhan pasokan bahan baku industri dalam negeri, dukungan penyediaan pangan, dukungan penyediaan substitusi energi (biofuel), dukungan pengembangan wilayah dan optimalisasi pengelolaan sumberdaya secara arif dan berkelanjutan (Ditjenbun 2006).

Sasaran pengembangan kelapa terpadu di Indonesia pada 20 sentra produksi kelapa. Sasaran pada tahun 2007 diarahkan untuk mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan melalui peningkatan produksi dan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, yang tercermin diantaranya dengan indikator berupa pengembangan agroindustri pedesaan pengembangan kelapa terpadu (on-farm dan off-farm) di Riau, Banten, Kalbar, Sulut, Sulsel dan Sulbar.

Ulasan Penelitian Terdahulu

Ada beberapa ranah penelitian yang mendasari penelitian ini yaitu ranah penelitian kelapa dan agroindustri kelapa, ranah penelitian rantai pasokan dan ranah penelitian optimasi dengan simulasi. Beberapa penelitian terdahulu ini cukup untuk mendasari penelitian yang berkaitan dengan rancang bangun model rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu ini. Penelitian kelapa dan agroindustri kelapa sudah banyak dilakukan, namun belum ada yang spesifik merancang model rantai pasokan dalam agroindustri kelapa terpadu dengan optimasi melalui simulasi.

Kustanto (1999) melakukan penelitian untuk membantu pengambilan keputusan dalam perencanaan pengembangan agroindustri komoditas unggulan pada kawasan andalan yang merupakan studi kasus di Kabupaten Ciamis dengan menghasilkan program Agrodev.

Rukmayadi (2002) melakukan penelitian yang menghasilkan model SPK untuk pemilihan daerah potensial, pemilihan produk prospektif, analisa kelayakan finansial dan Fuzzy interpretative structural, serta strategi pengembangan agroindustri kelapa dengan studi kasus di Kabupaten Ciamis.

Rinaldi (2008) melakukan penelitian untuk membuat model rantai kegiatan dari industri kelapa. Model ini mengkaji rantai kegiatan dari agroindustri kelapa, nilai tambah yang dihasilkan oleh rantai kegiatan agroindustri kelapa. Pendekatan yang dilakukan berdasarkan analisis rantai kegiatan agroindustri kelapa, maksimisasi nilai tambah dan penggunaan metoda linier programming untuk optimasi.

Hani (2007), melakukan analisis terhadap pengelolaan dan efisiensi rantai pasokan buah kelapa tua di Kota Bogor. Penelitian dilakukan dengan melihat jaringan konfigurasi logistik, pengendalian inventori, integrasi rantai pasokan dan efisiensi rantai pasokan pada sebagian level anggota rantai pasokan. Analisis yang dilakukan bersifat deskriptif yang menggambarkan keadaan pasar dan aliran rantai pasokan kelapa. Analisis efisiensi diukur dengan membandingkan biaya total transportasi berdasarkan alokasi optimal. Penentuan alokasi kebutuhan yang optimal dilakukan dengan mengembangkan model transportasi dengan teknik

optimasi program linier. Analisis rantai pasokan hanya dilakukan terbatas pada pasokan buah kelapa di pasar di wilayah Kotamadya Bogor.

Sudjarmoko (2007), melakukan analisis efisiensi relatif komoditas kelapa pada lahan pasang surut dan lahan kering. Penelitian dilakukan dengan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha tani kelapa, khususnya pada tanaman kelapa perkebunan rakyat, mengetahui kondisi ekonomi skala usaha tanaman perkebunan rakyat, serta menganalisis efisiensi ekonomi, harga, dan teknis relatif dari kategori usaha tani kelapa yang berbeda, khususnya pada tanaman kelapa perkebunan rakyat yang diusahakan pada lahan pasang surut dan lahan kering serta berdasarkan luas lahan usaha tani. Penelitian ini cukup mendukung dan mendasari dalam merancang bangun model rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu.

Sungkar (2006) melakukan penelitian berkaitan dengan penguatan kapasitas kelembagaan Assosiasi Petani Kelapa Indonesia. Pola-pola hubungan dalam lingkup petani kelapa dan strategi pengembangannya. Penelitian ini dapat mendukung dalam membangun model rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu dengan melihat pada pola kelembagaan petani kelapa selaku pemasok.

Andria (2007), melakukan penelitian yang menghasilkan suatu model rantai pasokan agroindustri, kemudian melakukan optimasi model melalui algoritma genetika, serta mengkaji penerapan program algoritma genetika tersebut untuk rantai pasokan agroindustri cocodiesel. Model rantai pasokan ini cukup bagus untuk mempertajam tinjauan dari sisi optimasi.

Adiarni (2007), melakukan penelitian yang berkaitan dengan rantai pasokan dan menghasilkan sistem pasokan bahan baku namun ditujukan untuk agro industri farmasi yang berbasis jaringan sehingga mampu meningkatkan pendapatan bagi petani anggota dan hubungan yang berkelanjutan.

Hartati (2007) menghasilkan penelitian yang mengembangkan suatu model supply contract yang menggabungkan model total minimum quantity commitment dengan fleksibilitas disertai dengan model optimasi untuk menentukan kebijakan kontrak pasokan bahan baku, sekaligus juga mengakomodasi pemilihan pemasok. Namun, penelitian ini dilakukan dalam

Penelitian yang terkait rantai pasokan biasanya mengukur kinerja berdasarkan biaya yang dikeluarkan dalam proses bisnis tersebut (Apaiah dan Hendrix 2004; Araki et al. 2006; Yandra et al. 2007). Minimisasi biaya dalam rantai pasokan produk pertanian dapat dilakukan dengan penentuan lokasi produksi, komposisi produk, dan metode transportasi yang digunakan (Apaiah dan Hendrix 2004), serta tingkat persediaan (Yandra et al. 2007). Metode yang digunakan untuk menunjukkan hubungan kerjasama yang terjadi antara pembeli dan pemasok dilakukan dengan simulasi rantai pasokan (Mukhtar et al. 2002).

Model rantai pasokan yang didesain juga dapat menggunakan simulasi untuk tujuan tertentu, seperti mempertemukan permintaan konsumen sebagai garansi pengiriman dengan kualitas yang bagus dan biaya sedikit dalam waktu penyampaian yang minimal (Chang dan Makatsoris 2002). Simulasi juga digunakan untuk mendesain kembali jaringan rantai pasokan pangan yang merupakan model kualitas untuk mengontrol logistik (Van der Vorst 2005), untuk menunjukkan konsekuensi dalam supply chain industri makanan (Minegishi dan Thiel 2000), untuk mereduksi bulwhip effect (Reiner dan Trcka 2004). Simulasi skenario dari sisi manajemen, penjadwalan supply dan manajemen tangki untuk meramalkan CPO (Djohar et al. 2003). Simulasi juga dilakukan oleh Yoshizumi dan Okano (2007) yang didasarkan pada algoritma untuk optimasi supply chain dengan mengeksploitasi kedua teknik simulasi dan teknik optimasi. Penggunaan komputer melalui software-software simulasi dan algoritma tertentu dilakukan untuk mempermudah pekerjaan, seperti halnya dengan penggunaan SimmProcess (Reiner dan Trcka 2004) dan Stella (Djohar et al. 2003). Kumar dan Yamaoka (2007) melakukan penelitian yang berkaitan dengan dinamika sistem untuk agroindustri otomotif di Jepang yang mengeksplorasi keterkaitan reused, recycle dan disposal pada industri mobil Jepang untuk melihat jumlah mobil yang diekspor, digunakan kembali, dan dibuang dengan parameter data aktual dan peramalan permintaan mobil.

Secara ringkas, posisi beberapa penelitian pendahuluan dan penelitian yang dilakukan dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini ;

Tabel 7 Posisi Penelitian yang Dilakukan

Penelitian Ranah Metode Indikator

1 2 3 1 2 3 1 2 3 4

Adiarni (2007)

Andria (2007)

Apaiah dan Hendrix, (2004)

Araki et al. (2006)

Chang dan Makatsoris (2002)

Djohar et al (2003)

Hani (2007)

Hartati (2007)

Kumar dan Yamaoka (2007)

Kustanto (1999)

Minegishi dan Thiel (2000)

Mukhtar et al. (2002)

Reiner dan Trcka (2004)

Rinaldi (2008)

Rukmayadi (2002)

Sudjarmoko (2007)

Sungkar (2006)

Van der Vorst (2005)

Yandra et al. (2007)

Yoshizumi dan Okano (2007)

Penelitian yang akan dilakukan

Keterangan :

Ranah Penelitian : 1. Kelapa dan agroindustri kelapa; 2. Rantai Pasokan; 3. Simulasi

Metode : 1. Optimasi standar; 2. Meta heuristik; 3. Simulasi Indikator : 1. Kualitas Produk; 2. Biaya; 3. Waktu; 4. lainnya

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait