• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : GAMBARAN DATA

J. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Menurut Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat (3) Nomor 16 Tahun 2009, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan ditandatangani. Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunandisampaikan paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi Wajib Pajak yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan harus disampaikan paling lambat 3 bulan setelah tahun buku terakhir.

Terdapat di dalam Pasal 7 Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 tentang apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan Orang pribadi tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan

Orang Pribadi akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah).

Melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP- 49/PJ/2016 tentang pengecualian pengenaan sanksi administrasi berupa denda atas keterlambatan Penyanpaian Surat Pemberitahuan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Secara Elektronik. Wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan untuk tahun pajak 2015 dalam bentuk dokumen elektronik setelah batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi, namun tidak melewati tanggal 30 april 2016 dikecualikan dari pengenaan sanksi berupa denda atas keterlambatan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT).

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepatuhan perpajakan adalah sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan merupakan hal yang wajib bagi wajib pajak dalam melaksanakan perpajakannya, dengan sistem self assesment system, wajib pajak wajib mengisi, membayar dan melaporkan pajaknya.

Pada Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengambil contoh tentang Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-filing (Persentase 2013,2014 dan 2015) Di KPP Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2013, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebanyak 77.614, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem manual sebanyak 31.990 dengan persentase sebesar 41%, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem e-filing sebanyak 72 dengan persentase sebesar 0,09% .

Pada tahun 2014, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebanyak 84.600, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem manual sebanyak 30.607 dengan persentase sebesar 36%, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem e-filing sebayak 2.339 dengan persentase sebesar 2,7% .

Pada tahun 2015, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebayak 91.615, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem manual sebayak 31.615 dengan persentase sebesar 34%, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

Penghasilan yang menggunakan sistem e-filing sebanyak 7.121 dengan persentase sebesar 7,7% .

Tabel 4.1.

Data Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Menggunakan

Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota (2013,2014 dan 2015)

Sumber : Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, 2016

Dari Tahun 2013, 2014 dan 2015 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota mengalami kenaikan.

Akan tetapi jumlah tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan masih menunjukkan hasil yang maksimal, terbukti dengan persentase dari pelaporan Surat Pemberitahuan baik yang manual maupun e-filing masih rendah.

Dari data kualitatif yang didapatkan dari KPP Pratama Medan Kota bahwa terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan, maka KPP Pratama Medan Kota menerbitkan Surat Teguran yang akan disampaikan melalui bagian Waskon II, III, dan IV (Pengawasan) yang akan diterbitkan oleh Seksi Pelayanan KPP Pratama Medan Kota.

Setelah Surat Teguran sudah diterbitkan dari Seksi Pelayanan dan disampaikan kepada Wajib Pajak, dan Surat Tegurannya sudah jatuh tempo, maka akan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) yang diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 sebagaimana yang telah diubah Undang-Undang-Undang-Undang Nomor. 6 Tahun 1953.

B. Kendala Wajib Pajak Orang Pribadi Tidak Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem E-Filing.

Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan adalah salah satu cara agar penerimaan pajak terus meningkat, akan tetapi masih banyak kendala-kendala yang dihadapi Wajib Pajak yang tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi Wajib Pajak adalah:

1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran Wajib Pajak dalam mengisi dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunannya.

2. Kurangnya sosialisasi yang di dapatkan Wajib Pajak sehingga ia tidak tahu kewajiban perpajakannya.

3. Wajib Pajak tidak mengerti tentang sistem pelaporan menggunakan e-filing dan tidak mempunyai e-mail.

4. Wajib Pajak pindah alamat dan tidak melaporkan ke KPP yang lama.

5. Serverdown saat Wajib Pajak ingin melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui e-filing.

6. Wajib Pajaknya sudah meninggal dunia, tetapi keluarga Wajib Pajak yang telah meninggal tersebut tidak mengajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

C. Tindakan KPP Pratama Medan Kota Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Tidak Patuh Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing.

Sesuai dengan prinsip Self Assesment System, Wajib Pajak wajib mengisi Surat pemberitahuan (SPT) Tahunan tersebut dengan benar, lengkap dan jelas serta tepat waktu dalam pembayaran dan pelaporan. Apabila Wajib Pajak melakukan kelalaian atau sengaja hingga dapat merugikan negara, maka wajib

pajak tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi-sanksi tersebut antara lain:

1. Ditegur secara tertulis yang ditujukan kepada Wajib Pajak, Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan, maka akan dikenakan sanksi seperti berikut:

a. Sanksi Administrasi

Pasal 7 Undang-Undang KUP Nomor 16 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah ke empat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983.

Apabila SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian SPT Tahunan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda senilai Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah)

b. Sanksi Bunga

Pasal 8 Ayat (2) Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 sebagaimana telah diubah ke empat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983.

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan SPT Tahunan yang mengakibatkan utang pajak semakin besar, kepada Wajib Pajak tersebut, dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak kurang bayar, dihitung sejak

penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan.

c. Sanksi Kenaikan

Pasal 13 A Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 sebagaimana telah diubah ke empat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983.

Wajib Pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, lengkap dan jelas sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

Apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak tersebut wajib melunasi kekurangan jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang bayar yang diterbitkan melalui Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar (SKPKB).

d. Setiap Wajib Pajak Karena Kealpaannya

Pasal 38 Undang-Undang KUP Nomor 16 tTahun 2009

Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tidak benar, lengkap dan jelas atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan

negara, maka akan didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang bayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan tentang “Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota”, antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan data dari tahun 2013, 2014 dan 2015 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Medan Kota meningkat, akan tetapi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing masih rendah, terbukti Tahun 2013 WP OP Terdaftar sebanyak 77.614, sedangkan yang melaporkan SPT PPh Tahunan manual sebanyak 31.990 dengan persentase sebesar 41% dan yang melaporkan SPT PPh Tahunan e-filing sebanyak 72 dengan persentase sebesar 0,09%.

Tahun 2014 WP OP Terdaftar sebanyak 84.600, sedangkan yang melaporkan SPT PPh Tahunan manual sebanyak 30.607 dengan persentase sebesar 36% dan yang melaporkan SPT PPh Tahunan e-filing sebanyak 2.339 dengan persentase sebesar 2,7%. Tahun 2015 WP OP Terdaftar

sebanyak 91.517, sedangkan yang melaporkan SPT PPh Tahunan manual sebanyak 31.615 dengan persentase sebesar 34% dan yang melaporkan SPT PPh Tahunan e-filing sebanyak 7.121 dengan persentase sebesar 7,7%.

Data kualitatif dari KPP Pratama Medan Kota, Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT Tahunan akan mendapatkan Surat teguran yang akan diterbitkan oleh Seksi Pelayanan, dan apabila Surat Teguran tersebut sudah jatuh tempo maka KPP Pratama Medan Kota akan menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) kepada Wajib Pajak.

2. Kendala Wajib Pajak tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem e-filing adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran Wajib Pajak atas kewajiban perpajakannya serta Wajib Pajak yang belum mengerti tentang sistem pelaporan menggunakan e-filing dan tidak memiliki e-mail.

3. Tindakan KPP Pratama Medan Kota terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak patuh dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem e-filing adalah memberikan sanksi berupa sanksi administrasi berupa denda Rp.100.000.00 (seratus ribu rupiah), sanksi bunga berupa bunga 2% (dua persen) per bulan atas pajak kurang bayar, sanksi kenaikan berupa sanksi

administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yang kurang bayar yang diterbitkan melalui SKPKB.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah penulis kemukakan, berikut beberapa saran yang bisa penulis sajikan yang diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan yang membangun untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, berikut beberapa saran adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem e-filing masih rendah, untuk itu KPP Pratama Medan Kota harus lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi tentang pentingnya melaprokan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan beserta sanksi sanksi jika tidak melaporkan kepada seluruh masyarakat yang berada di daerah KPP Pratama Medan Kota

2. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan mengembangkan kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi pajak, melakukan penyuluhan perpajakan, sosialisasi perpajakan, workshop perpajakan, dan juga juga membuka kelas pajak bagi Wajib Pajak.

3. Hendaknya Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada Account Representative (AR) di KPP Pratama Medan Kota sebelum melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT).

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Suandy,Erly. 2011. Hukum Pajak, Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

Suandy,Erly. 2008. Hukum Pajak, Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia, Edisi 11, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat Peratutan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat (6) Tahun 2009 Tentang SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 Tentang Surat Pemberitahuan

Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat (3) Nomor 16 Tahun 2009 Tentang SPT Tahunan Diisi Dengan Benar, Lengkap, Jelas Dan Harus Ditandatangani.

Undang-Undang KUP Pasal 7 Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Batas Penyampaian SPT PPh Tahunan Orang Pribadi

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP- 49/PJ/2016 Tentang Pengecualian Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Secara Elektronik.

Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Oleh Aparatur Sipil Negara/Anggota Tentara Nasional Indonesia/

Kepolisian Republik Indonesia Melalui E-Filing.

Sumber Internet:

http://www.pajak.go.id

Dokumen terkait