• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MELAPORKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK PENGHASILAN TAHUNAN MELALUI SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MELAPORKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK PENGHASILAN TAHUNAN MELALUI SISTEM"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MELAPORKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK PENGHASILAN TAHUNAN MELALUI SISTEM

MANUAL DAN SISTEM E-FILING DI KPP PRATAMA MEDAN KOTA

OLEH:

NAMA : ADINDA KHOIRUDDIN LUBIS

NIM : 132600088

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program StudiDiploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

(2)

memberikan berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, keselamatan, kreatifitas kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini, tak lupa penulis juga mengucapkan Shalawat beiring salam saya hadiahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, Semoga di Akhirat kita mendapatkan Syafaatnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi syarat untuk mendapatkan Gelar Ahli Madya (A.Md). Adapun judul Laporan Tugas Akhir penulis adalah “Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota”.

Pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu, memberikan dukungan dan motivasi sehingga Laporan Tugas Akhir penulis bisa diselesaikan dengan hasil yang baik, tak lupa saya ingin berterima kasih kepada :

(3)

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum, Selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Henri Sibarani, SE,Ak,M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis sehingga Laporan Tugas Akhir penulis bisa selesai dengan baik.

5. Bapak Ibu Dosen Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

6. Bapak Ibu Staff Pegawai Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara uang telah membatu penulis dalam pengurusan administrasi perkuliahan serta pengurusan administrasi Laporan Tugas Akhir

7. Bapak Hajopan Selaku Supervisor Lapangan di KPP Pratama Medan Kota.

8. Ibu Julia Selaku pegawai di bagian umum di KPP Pratama Medan Kota yang telah membantu dalam pengurusan Riset Laporan Tugas Akhir.

(4)

9. Kepada Ibu Nur Fitriyani dan Bapak Sandi Sahputra di bagian Seksi Pelayanan yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

10. Kepada bapak Berry di bagian Seksi Pengolahan Data dan Informasi yang telah membantu memberikan penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

11. Kepada seluruh pegawai KPP Pratama Medan Kota yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi terkait Laporan Tugas Akhir penulis.

12. Kepada Orangtua Saya tercinta Terutama Mama yang selalu memberikan semangat, doa, kesabaran dan penuh dengan ikhlas setia menunggu penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir di rumah, terima kasih ma, aku tidak akan bisa membalas jasamu, aku hanya bisa berdoa semoga mama bisa diberikan kesehatan, umur yang panjang serta rezeki yang berkah.

13. Kepada seluruh teman-teman khususnya kelas “Tax “B”ersatu” yang telah 3 tahun bersama baik suka maupun duka dan menuntut ilmu secara bersama-sama.

14. Kepada “Jabirun Mulutun Family” (Finka Ayu Saputri Lubis “Ketua Suku”, Shofi Arika, Danda Primadhesi, Mellisa Sepani, Rahmadhani Batubara, Efriani, Rio Aswara Dika , Suryo Prabowo Utomo) Sahabat

(5)

sekaligus keluarga ke dua di kampus yang selalu membantu dan juga selalu bersama sama baik suka maupun duka, sedih senang kita lalui bersama-sama selama 3 tahun terakhir, walaupun sering salah paham, tetapi itulah yang makin mempererat hubungan kita sebagai sahabat.

15. Kepada Pintil Heroes (Rio Maciste, Maria Octaviani, Rizqan Fadli, Rizky Novanda Lubis , Maulana Rasyid Lubis, Rezki Ansyah, Amos Sujatmiko) yang telah memberikan warna di kelas dan juga di grup line “Jabs Pintils”.

16. Kepada Cucok Rempong ( Retno”Nowek” , Halfi”Apik”, Hani”Madu”, Rini”UmiPipik”, Lailatus”Lela”, Hafni”Menik”,Nopi”Pesek”,Anita”Itak”) yang telah mewarnai hari- hari di grup line yang gak pernah habis pembahasanya dari yang normal sampe yang gak normalpun dibahas.

17. Terima Kasih Kepada 1000 Guru Medan yang telah menyadarkan aku bahwa masih banyak kita temukan sekolah-sekolah khususnya di medan yang pendidikannya masih kurang apalagi di daerah-daerah terpencil di Sumatera Utara ini.

18. Terima Kasih Kepada Brevet USU Angkatan XI yang telah memberikan ilmu tentang perpajakan.

19. Seluruh teman-teman Organisasi IMPROSAJA (Ikatan Program Studi Administrasi Perpajakan) FISIP USU

20. Seluruh Teman-Teman Stambuk 2013 Kelas A, B,dan C yang sama-sama berjuang untuk menuntut ilmu.

(6)

21. Seluruh Adik-Adik Stambuk 2014 dan 2015 yang ssma-sama berjuang untuk menuntut ilmu.

Penulis mohon maaf tidak bisa menyebutkan satu persatu karena keterbatasan dalam mengisi kata pengantar.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Medan Juni 2016

Adinda Khoiruddin Lubis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 4

C. Uraian Teoritis ... 7

D. Ruang Lingkup ... 10

E. Metode Penulisan ... 11

F. Metode Pengumpulan Data ... 12

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 13

BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota ... 16

B. Visi Dan Misi ... 18

C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota ... 19

D. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota ... 22

(8)

E. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota ... 24

F. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan kota ... 25

BAB III : GAMBARAN DATA A. Definisi Pajak ... 26

B. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) ... 27

C. Subjek Pajak Penghasilan ... 27

D. Objek Pajak Penghasilan ... 28

E. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 30

F. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 31

G. Jenis Formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 32

H. Yang Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 32

I. Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 34

J. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi ... 40

(9)

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui

Sistem Manual Dan Sistem E-Filing ... 42 B. Kendala Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan

Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui

Sistem Manual Dan Sistem E-Filing ... 45 C. Tindakan KPP Pratama Medan Kota Terhadap Wajib Pajak

Orang Pribadi Yang Tidak Patuh Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui

Sistem Manual Dan Sistem E-Filing ... 46 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 50 B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

GAMBAR 2.1. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 2016 ... 21 TABEL 4.1. Data Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam

Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota (2013,2014 dan 2015) ... 44

(11)

A. Latar Belakang

Pajak memberikan sumbangan terbesar dalam penerimaan Negara yang digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan Negara yang mendukung kesejahteraan bagi rakyat. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan terciptanya masyarakat yang taat membayar pajak. Salah satu wujud kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak adalah dengan mendaftarkan diri menjadi wajib pajak, membayar pajak tepat waktu dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan ketentuan perpajakan.

Pajak merupakan salah satu sektor penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terbesar setelah penerimaan dari sektor Migas.

Penerimaan Negara dari sektor pajak setiap tahun terus mengalami peningkatan (2013, 2014 dan 2015). Hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana rencana pendapatan negara dari sektor pajak terus mengalami peningkatan. Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik di pusat maupun di daerah. Sebagaimana dalam pengertian pajak dikatakan bahwa pajak merupakan

(12)

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang, Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (selanjutnya disebut Undang-Undang Pajak Penghasilan ) dan sampai saat ini ketentuan tersebut masih berlaku dan khususnya di Indonesia dikenal dengan sistem self assestment, dimana dalam sistem ini, masyarakat atau Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.

Pada awalnya Surat Pemberitahuan (SPT) pajak ini disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Ditjen Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) secaramanual. Artinya SPT tersebut disampaikan dalam bentuk hardcopy(berbentukkertas) yang sudah disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Namun seiringdengan perkembangan ilmu dan teknologi terutama dalam hal komputerisasi dunia internet maka Direktorat Jenderal Pajak mengadopsi

(13)

sebuah inovasi teknologi baru yaitu teknologi internet untuk dijadikan sebagai salah satu alat pelayanan yang memudahkan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

Salah satu bentuk pelayanan perpajakan berbasis internet adalah penerapan sistem e-filing, yaitu pelayanan penyampaian Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) dan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) yang berbentuk formulir elektronik dalam media komputer. SPT ini tidak berbentuk kertas, melainkan berbentuk formulir elektronik yang ditransfer atau disampaikan ke Ditjen Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak dengan proses yang terintegrasi dan real time.

Pada dasarnya penyampaian SPT secara e-filing ini merupakan upaya dari Ditjen Pajak untuk memberikan kemudahan pelayanan bagi Wajib Pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang harus dibayarkannya. Karena Wajib Pajak tidak perlu datang secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dalam hal penyampaian SPT. Sedangkan bagi Aparat Pajak, teknologi e-filing ini mampu memudahkan mereka dalam pengelolaan database karena penyimpanan dokumen-dokumen Wajib Pajak telah dilakukan dalam bentuk digital. Dengan teknologi ini Pemerintah berharap adanya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya.

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa teknologi dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu Pemerintah dalam upaya peningkatan

(14)

pendapatan kas negara melalui penerimaan pajak. Karena dengan adanya upaya Pemerintah untuk memberi kemudahan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan pajak secara elektronik maka diharapkan adanya peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sebagai Warga Negara yangbaik. Meskipun pada kenyataannya proses untuk melakukan efisiensi kewajiban pajak melalui sistem e-filing ini tidak semudah yang dibayangkan.

Misalnya adanya kesulitan yang dialamioleh Wajib Pajak untuk entry data dokumen perpajakannya karena belum memahami sepenuhnya mengenai mekanisme penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) pajak secara elektronik tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul

“Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota”

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan laporan tugas akhir adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)Pajak Penghasilan Tahunan

(15)

(2013,2014 dan 2015) melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

2. Untuk mengetahui kendala wajib pajak orang pribadi tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

3. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Kota terhadap wajib pajak orang pribadi yang tidak patuh dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

2. Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat laporan tugas akhir adalah:

A. Bagi Mahasiswa

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa khususnya mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

2. Agar dapat menerapkan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan terhadap masalah yang nyata dalam dunia kerja dan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dengan disiplin ilmu 3. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan profesionalitas serta rasa

tanggung jawab akan dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja.

(16)

B. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

1. Membina hubungan baik dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Mempromosikan sumber daya manusia khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Dengan dilaksanakan laporan tugas akhir, mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran untuk memperbaiki sistem pelayanan di KPP Pratama Medan Kota.

C. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1. Mempererat hubungan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan Instansi Pemerintah khususnya KPP Pratama Medan Kota.

2. Sebagai sarana untuk mempublikasikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Mendapat masukan dan saran perbaikan kurikulum yang berlaku di

(17)

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidakmendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut ahli dalam bidang perpajakan memberikan pengertian yang berbeda-beda tentang pengertian pajak.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.(Waluyo,2013:3)

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan.

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

(18)

untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak. Objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan bagi wajib pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang dilaksanakan sendiri, penghasilan yang merupakan objek pajak dan/ atau bukan objek pajak, harta dan kewajiban, serta pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan dalam satu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan.

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara manual dilakukan oleh wajib pajak dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk formulir langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, termasuk yang dikirimkan melalui pos atau lainnya. Tata cara pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara langsung dilakukan wajib pajak dengan cara pengambilan formulir Surat Pemberitahuan, pengisian Surat Pemberitahuan, penandatanganan Surat Pemberitahuan, dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT).

(19)

Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara E-Filing dilakukan oleh wajib pajak dengan sistem online tanpa menggunakan folmulir berbentuk kertas, tetapi sebelum melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) secara E-Filing, wajib pajak harus mempunyai kode E-Fin yang dapat diambil di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, setelah itu anda langsung bisa melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) mengunakan E-Filing.

Adapun tingkat kepatuhan dibutuhkan agar Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama tahu seberapa besar pencapain target per tahunnya dan juga untuk mengetahui wajib pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai objek pajak khususnya dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT).

Untuk itu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama harus mengetahui seberapa banyak wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dan seberapa banyak yang patuh terhadap kewajibannya untuk melaporkanSurat Pemberitahuan (SPT) .Sehingga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama tahu seberapa banyak persentasi kepatuhan dan cara–cara menyiasati jika terdapat wajib pajak yang tidak patuh.

Jika diketahui persentasi tingkat kepatuhan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) lebih tinggi, maka Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama berhasil dalam menjalankan programnya untuk meningkatkan pendapatan Negara, dan jika tingkat pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) rendah, maka Kantor Pelayanan

(20)

Pajak (KPP) Pratama harus mencari siasat lain untuk meningkatkan pendapatan negara.

D. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup kegiatan Laporan Tugas Akhir adalah masalah yang dikemukakan dalam penelitian.Adapun ruang lingkup Laporan Tugas akhir adalah:

1. Tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

2. Kendala wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

3. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Kota terhadap wajib pajak orang pribadi yang tidak patuh dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-Filing.

(21)

E. Metode Penulisan

Dalam pelaksanaan laporan tugas akhir maka Penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan mulai dari penentuan judul, penentuan tempat pelaksanaan praktik, serta melakukan konsultasi atau diskusi dengan dosen.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber- sumber pustaka atau daftar bacaan untuk mendukung penulisan laporan sebagai undang– undang, buku–buku, surat kabar (koran), majalah, media, teknologi informasi seperti internet dan bahan–bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan peninjauan secara langsung pada objek laporan tugas akhir untuk mengetahui Tingkat Kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual dan Sistem E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.

(22)

4. Pengumpulan Data

Data Primer yaitu data–data yang diperoleh dari lapangan atau data yang berasal dari pihak–pihak yang mengetahui dan memahami tentang Objek Laporan Tugas Akhir.

Data Sekunder yaitu data – data yang diperoleh dari referensi yang mendukung Laporan Tugas Akhir .

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis mengumpulkan data secara lengkap dan relevan dari objek Laporan Tugas Akhir , kemudian dilakukan pengelompokan data agar lebih dalam melakukan analisa dan evaluasi mengenai tinjauan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) PPh Pasal 21 Melalui Sistem Manual dam Sistem E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, serta menarik kesimpulan data – data tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam pelaksanaan laporan tugas akhir ini dilakukan dengan pengelompokan data beserta cara pelaksanaanya sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview) yaitu penulis melakukan kegiatan Tanya jawabkepada petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan dalam penulisan laporan tugas akhir ini.

(23)

2. Pengamatan (observasi) yaitu melakukan pengamatan langsung kepadaobjek laporan tugas akhir untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam melengkapi penulisan laporan ini.

3. Dokumentasi yaitu mengumpulkan berbagai dokumen administrasi,peraturan–peraturan atau dasar hukum yang berhubungan dengan objek laporan tugas akhir.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah :

1.BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan latar belakang Laporan Tugas Akhir (LTA), tujuan dan manfaat Laporan Tugas Akhir (LTA), uraian teoritis, ruang lingkup Laporan Tugas Akhir (LTA), metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

(24)

2. BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN KOTA

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi Laporan Tugas Akhir , struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota

3. BAB III : GAMBARAN DATA

Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribdai dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-filing di KPP Pratama Medan Kota.

4. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui sistem manual dan sistem E-filing di KPP Pratama Medan Kota.

(25)

5. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini akan disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab yang sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada. Bab ini juga merupakan penutup dari bab-bab yang sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak pada kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota .

(26)

A . Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Pada tahun 2002, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota dibentuk dan merupakan pecahan dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/ KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan maka secara hirearkis KPP Medan Kota berada di bawah pembinaan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, maka sejak 6 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan reformasi dan modernisasi birokrasi pada Direktorat

(27)

Jenderal Wajib Pajak. Saat ini, KPP Pratama Medan Kota berdomisili di Gedung Keuangan Negara Unit I Jl. Diponegoro No. 30A Medan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Direktorat Jenderal Pajak, KPP Pratama memiliki tugas untuk melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan nilai (PPN), Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sejak awal tahun 2011 pengelolaan BPHTB telah dialihkan pengelolaannya ke Pemerintah Daerah, dan pada awal tahun 2012 pengelolaan PBB untuk wilayah perkotaan dan pedesaan di Kota Medan juga telah dialihkan ke Pemerintah Daerah Kota Medan dan pengalihan pengelolaan PBB tersebut dilakukan secara nasional secara bertahap sampai tahun 2014.

(28)

B . Visi Dan Misi

1. Visi Direktorat Jenderal Pajak

Menjadi institusi penghimpun penerimaan negara yang terbaik demi menjamin kedaulatan dan kemandirian negara.

2. Misi Direktorat Jenderal Pajak

Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan :

1) Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinngi dan penegakan hukum yang adil.

2) Pelayann berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan.

3) Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan profesional.

4) Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kerja.

3. Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem sistem administrasi perpajakan modren yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

(29)

4. Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang-Undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

C . Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Sturktur organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah instansi vertikal direktorat jenderal pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor wilayah yang dipimpin oleh seorang kepala kantor. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota terdiri dengan sebelas seksi. Masing- masing seksi dipimpin oleh kepala seksi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2012 tentang Perubahan Kadua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, KPP Pratama Medan Kota tediri dari :

(30)

a. Kepala Kantor

b. Sub bagian Umum dan Kepatuhan Internal;

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;

d. Seksi Pelayanan;

e. Seksi Penagihan;

f. Seksi Pemeriksaan;

g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan;

h. Seksi Pengawasan dan konsultasi I;

i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;

j. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III;

k. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV; dan l. Kelompok Jabatan Funsional.

(31)

Gambar 2.1.

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA 2016

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota,2016

KEPALA KANTOR

Yan Santoso Purba.

SH.MM

NIP. 1963031131985041002

Ka. SUBBAG UMUM dan KEP. INTERNAL Hajopan, SH.

NIP. 1959091981031003

PELAKSANA

KASI EKSTENSIFIKASI

Erny Lindawati Mangunsong NIP. 1967111319 95032001

KASI PDI

Ika Rotua Sinurat NIP.

1972121119 90312001

KASI PELAYANAN

Edison Debata Raja Se,SkMM NIP. 1972083019 98031001

KASI PEMERIKSAAN

Zulham, SE NIP. 1971032319 98031001 KASI

WASKON IV

Gintar Ginting NIP.

1971112819 98031002 KASI

WASKON III

Alex Kurniawan, ST NIP.

1979082720 KASI

WASKON I

Agus Salim, S.

ME, SI NIP.

1968081719 98031001

KASI WASKON II

Mangatur S.

NIP.

1973021519 98031002

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA AR AR AR AR PELAKSANA

KELOMPOK FUNGSIONAL

SUPERVISOR II

Ebenezer Sitompul, SE.Ak

NIP.

197212181999031003 SUPERVISOR I

Wazir Almuhsin, HA, SE,AK, MM NIP.

PEMERIKSA PEMERIKSA

(32)

D . Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Adapun tugas dari masing-masing seksi pada KPP Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut :

a. Kepala KPP (Kepala Kantor) mempunyai tugas untuk mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di Bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.

b. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, dan rumah tangga, serta pemantauan pengendalian intern, pengelolaan resiko, pengelolaankinerja, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis.

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunandan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dam SIG, serta penyiapan laporan Kinerja.

d. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas

(33)

perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan sura lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.

e. Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif,usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

f. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Serat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

g. Seksi Ektensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek, pembentukan dan pemuktakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak,analisis Kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan

(34)

pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, serta melakukan evaluasi hasil banding.

i. Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Pejabat Fungsional dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama Medan Kota. Dalam melaksanakan pekerjaanya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoodinasi dengan Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

E . Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Dalam menjalankan tugas, KPP Pratama menjalankan fungsi :

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

d. Penyuluhan perpajakan;

e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak;

f. SPelaksanaan ekstesifikasi;

g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;

(35)

h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

k. Pelaksanaan intensifikasi;

l. Pembetulan ketetapan pajak;

m. Pelaksanaan administrasi kantor;

F .Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPP Pratama Medan Kota memiliki wilayah kerja di empat kecamatan di Kota Medan, yaitu :

a. Kecamatan Medan Kota;

b. Kecamatan Medan Amplas;

c. Kecamatan Medan Denai;

d. Kecamatan Medan Area;

(36)

A. Definisi Pajak

Menurut Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) : Secara umum, Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengar tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Prof.Dr. Rahmat Soemitro, SH :

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”(Waluyo,2013:3).

Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi :

Pajak adalah peralihan kekayan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai rutin dan “surplus”nya digunakan untuk public Saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai Public investment.(Suandy Erly, 2008:2).

(37)

B. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Menurut Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) adalah setiap tambahan yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berada di Indonesia maupun di luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Pajak Penghasilan (PPh) adalah suatu pungutan resmi menurut Undang- Undang yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak, dan digunakan untuk kepentingan Negara bagi masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan diatur dalam Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 dan diubah lagi menjadi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2002 dan terahir Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

C. Subjek Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan, menggantikan yang berhak, badan, Bentuk Usaha Tetap (BUT). (Suandy Erly, 2011:43)

(38)

D. Objek Pajak Penghasilan

Objek Pajak Penghasilan (PPh) adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk :

1. Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun dan imbalan dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan.

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.

3. Laba usaha.

4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:

a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota;

(39)

c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengembalian usaha;

d. Keuntungan karena pengalihan berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah atau dalam garis keturunan lurus atau derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak- pihak yang bersangkutan;

5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya;

6. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;

7. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dengan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

8. Royalty;

9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

(40)

10. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;

11. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;

12. Selisih lebih karena pembelian kembali aktiva;

13. Premi asuransi;

14. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha dan pekerjaan bebas;

15. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak. (Suandy Erly,2011:53)

E. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

Surat Pemberitahuan (SPT) adalah laporan pajak yang dilaporkan kepada pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pajak. Semua pajak diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008.

Pengertian SPT dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat Pemberitahuan, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

(41)

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak orang pribadi untuk melaporkan identifikasi diri, harta, kewajiban/utang penghasilan dan perhitungan serta pembayaran pajak setiap tahun

F. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi

Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi adalah sebagai sarana wajib pajak untuk menetapkan sendiri besarnya pajak yang terutang, dengan cara:

1. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya.

2. Melaporkan pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri dalam satu tahun pajak/bagian tahun pajak.

3. Melaporkan pemotongan /pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak lain dalam satu tahun pajak.

4. Melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak.

5. Melaporkan harta dan kewajiban.

(42)

G. Jenis Formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi

Di dalam Pasal 3 Ayat (6) Undang-Undang KUP Tahun 2009 Tentang Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi terdiri dari:

1. Formulir SPT 1770 diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari usaha dan/ pekerjaan bebas.

2. Formulir SPT 1770 S diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan dari satu pemberi kerja atau lebih dan/atau penghasilan lainnya yang bukan dari suatu usaha atau pekerjaan bebas.

3. Formulir SPT 1770 SS diisi oleh orang pribadi yang memiliki sumber penghasilan hanya dari satu pemberi kerjayang jumlah bruto penghasilan setahun tidak melebihi Rp. 60.000.000,- dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali dari bunga bank dan bunga koperasi.

H. Yang Wajib Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

1. Wajib pajak orang pribadi yang menerima dan memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.

2. Wajib pajak yang menerima dan memperoleh penghasilan dari modal

(43)

dan lain-lain.

3. Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain dari luar penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, dan atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dari satu pemberi kerja.

4. Kuasa warisan yang belum terbagi.

5. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota ABRI dan Pegawai BUMN/BUMD sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 33 tahun 1996.

6. Warga Indonesia yang bekerja pada Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Organisasi Internasional.

7. Orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan berniat untuk tinggal di Indonesia.

8. Masing-masing suami istri yang dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) secara terpisah dalam hal suami istri yang hidup berpisah.

9. Dikehendaki secara tertulis oleh suami/istri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.

(44)

I. Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi

Dalam hal penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan Orang Pribadi terdiri dari 2 cara yaitu:

1. Secara Manual

Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan Orang Pribadi secara manual dapat dilakukan:

- Secara langsung dengan datang ke KPP/KP2KP atau tempat lain yang ditentukan (Dropbox, Pojok Pajak, Mobil Pajak Keliling)

- Melalui Pos dengan pengiriman surat atau

- Melalui kurir ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filing melalui penyedia jasa atau ASP (Application Service Provider).

2. Secara Elektronik

Saat ini, salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan bangsa adalah dengan membayar pajak. Sistem self assessment yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade telah terbukti menjadikan pajak sebagai tulang punggung penerimaan negara guna membiayai pembangunan negeri ini. Sistem pemungutan pajak ini telah berhasil menggerakkan tanggung

(45)

jawab menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak ke pundak masyarakat sendiri.

Dalam sistem self assessment, pelaksanaan kewajiban perpajakan setiap tahunnya diakhiri dengan kegiatan pelaporan pajak melalui penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan. Sistem ini juga mengamanatkan bahwa meskipun pelaksanaan pembayaran pajak telah dilakukan melalui mekanisme pemotongan oleh pihak lain, misalnya oleh pemberi kerja, para pembayar pajak tetap berkewajiban menyampaikan SPT tahunan. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa para karyawan, pekerja atau pegawai yang pajak penghasilannya telah dipotong oleh pemberi kerja tetap wajib mengisi dan menyampaikan SPT tahunan ke kantor pajak.

Melalui Surat Edaran No 8 Tahun 2015 Tentang Kewajiban Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Oleh Aparatur Sipil Negara/ Anggota Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Republik Indonesia Melalui E-Filing.

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi, khususnya bagi Aparatur Sipil Negara/Anggota Tentara Nasional Indonesia/

Kepolisian Republik Indonesia (ASN/TNI/Polri), khususnya terkait dengan kewajiban perpajakan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah menerbitkan Surat Edaran Nomor

(46)

SE/02/M.PAN/3/2009 tanggal 31 maret 2009 yang intinya agar seluruh pejabat dan PNS mematuhi ketentuan peraturan perpajakan dengan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak, membayar pajak, serta mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh.

Berdasarkan hal tersebut, kami sampaikan bahwa:

1. ASN/TNI/Polri wajib menaati dan mematuhi segala ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yaitu memiliki NPWP, membayar pajak, mengisi dan menyampaikan SPT Tahunan PPh dengan benar, lengkap, Jelas dan tepat waktu.

2. ASN/TNI/Polri melaporkan SPT Tahunan PPh melalui e-filing, informasi terkait tata cara pelaporan SPT Tahunan PPh melalui e-filing dapat diperoleh melalui situs resmi DJP, menghubungi Kring Pajak 1500200, dan menghubungi KPP terdekat.

3. Bendahara pemerintah wajib menerbitkan bukti potong PPh Pasal 21 (Form 1721-A2) paling lambat 1(satu) bulan setelah tahun kalender berakhir, sebagai contoh, untuk tahun pajak 2015, maka bukti potong agar diterbitkan paling lambat tanggal 31 januari 2016.

4. Setiap pimpinan unit kerja melakukan koordinasi dengan unit kerja DJP tempat bendahara pemerintah terdaftar sebagai Wajib Pajak sehingga pelaksanaan

(47)

sosialisasi pelaporan SPT Tahunan PPh melalui e-filing dapat berjalan dengan lancar.

5. ASN/TNI/Polri, Bendahara Pemerintah, dan pejabat yang tidak menaati peraturan perundang-undangan perpajakan dapat dijatuhi hukuman sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

6. Setiap instansi pemerintah dihimbau untuk berkoordinasi dengan unit kerja Direktorat Jenderal Pajak untuk pendaftaran e-filing dan sosialisasi pengisian SPT Tahunan PPh melalui e-filing.

7. Setiap pimpinan unit Direktorat Jenderal Pajak agar memfasilitasi permohonan E-Fin dari Kementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah Daerah, sekaligus memberikan sosialisasi pemanfaatan e-filing.

Apakah e-filing itu? E-filing adalah suatu cara penyampaian SPT tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada laman (website) DJP Online(https://djponline.pajak.go.id) atau laman penyedia layanan SPT elektronik. DJP Online adalah layanan pajak online yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui laman dan/atau aplikasi untuk perangkat bergerak (mobile device). Adapun penyedia layanan SPT elektronik merupakan pihak yang ditunjuk untuk menyelenggarakan layanan yang

(48)

berkaitan dengan proses penyampaian e-filing ke DJP, yang meliputi penyedia aplikasi SPT elektronik dan penyalur SPT elektronik.

Mengapa harus e-filing? Tidak dapat dipungkiri, e-filing adalah sebuah produk inovasi perkembangan teknologi informasi yang disediakan untuk memudahkan sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para pembayar pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan e- filing, kegiatan mengisi dan mengirim SPT tahunan dapat dilakukan dengan mudah dan efisien karena telah tersedia formulir elektronik di layanan pajak online yang siap memandu para pengguna layanan. Selain itu, layanan pajak online dapat diakses kapan pun dan dimana pun, sehingga penyampaian SPT melalui e-filing dapat dilakukan setiap saat selama 24 jam. Dan tentunya, dalam e- filing tidak diperlukan lagi dokumen fisik berupa kertas-kertas karena semua dokumen akan dikirim dalam bentuk dokumen elektronik.

Bagaimana cara menggunakan e-filing? Bagi pembayar pajak yang baru pertama kali menggunakan e-filing, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengajukan permohonan aktivasi EFIN ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). EFIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP kepada pembayar pajak yang melakukan transaksi elektronik dengan DJP. Untuk pembayar pajak orang pribadi, permohonan aktivasi EFIN harus

(49)

dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk dikuasakan kepada pihak lain. Untuk pembayar pajak badan, permohonan aktivasi EFIN dilakukan oleh pengurus yang ditunjuk untuk mewakili badan dalam rangka melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

Setelah memperoleh EFIN, langkah selanjutnya adalah mendaftarkan diri dengan membuat akun pada layanan pajak online, yakni di laman DJP Online atau laman penyedia layanan SPT elektronik. Siapkan data yang dibutuhkan untuk melakukan pendaftaran, yaitu NPWP dan EFIN. Masukkan NPWP, nomor EFIN, dan kode keamanan kemudian klik “verifikasi”. Selanjutnya, sistem secara otomatis akan mengirimkan identitas pengguna (NPWP), password, dan link aktivasi melalui email yang Anda daftarkan. Klik link aktivasi tersebut. Setelah akun diaktifkan, silahkan login kembali dengan NPWP dan password yang sudah diberikan.

Langkah terakhir adalah mengisi dan mengirim SPT tahunan. Pastikan Anda masuk ke layanan e-filing pada laman layanan pajak online. Selanjutnya pilih “buat SPT”. Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Isi SPT mengikuti panduan yang ada. Apabila SPT sudah dibuat, sistem akan menampilkan ringkasan SPT. Untuk mengirim SPT tersebut, ambil terlebih dahulu kode verifikasi. Kode verifikasi akan dikirim melalui email Anda.

Masukkan kode verifikasi dan setelah itu klik “kirim SPT”. Selesai.

(50)

Perlu diperhatikan bahwa untuk Tahun Pajak 2015, batas waktu penyampaian SPT tahunan PPh melalui e-filing menurut ketentuan undang- undang perpajakan adalah tanggal 31 Maret 2016 untuk pembayar pajak orang pribadi dan 30 April 2016 untuk pembayar pajak badan. Mari segera tunaikan kewajiban perpajakan Anda dengan mengisi dan menyampaikan SPT tahunan melalui e-filing . (Pajak.go.id)

J. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

Menurut Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat (3) Nomor 16 Tahun 2009, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan ditandatangani. Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunandisampaikan paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi Wajib Pajak yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan harus disampaikan paling lambat 3 bulan setelah tahun buku terakhir.

Terdapat di dalam Pasal 7 Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 tentang apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan Orang pribadi tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan

(51)

Orang Pribadi akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah).

Melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP- 49/PJ/2016 tentang pengecualian pengenaan sanksi administrasi berupa denda atas keterlambatan Penyanpaian Surat Pemberitahuan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Secara Elektronik. Wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan untuk tahun pajak 2015 dalam bentuk dokumen elektronik setelah batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi, namun tidak melewati tanggal 30 april 2016 dikecualikan dari pengenaan sanksi berupa denda atas keterlambatan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT).

(52)

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kepatuhan perpajakan adalah sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan merupakan hal yang wajib bagi wajib pajak dalam melaksanakan perpajakannya, dengan sistem self assesment system, wajib pajak wajib mengisi, membayar dan melaporkan pajaknya.

Pada Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengambil contoh tentang Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-filing (Persentase 2013,2014 dan 2015) Di KPP Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:

(53)

Pada tahun 2013, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebanyak 77.614, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem manual sebanyak 31.990 dengan persentase sebesar 41%, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem e-filing sebanyak 72 dengan persentase sebesar 0,09% .

Pada tahun 2014, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebanyak 84.600, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem manual sebanyak 30.607 dengan persentase sebesar 36%, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem e-filing sebayak 2.339 dengan persentase sebesar 2,7% .

Pada tahun 2015, Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sebayak 91.615, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang menggunakan sistem manual sebayak 31.615 dengan persentase sebesar 34%, sedangkan yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

(54)

Penghasilan yang menggunakan sistem e-filing sebanyak 7.121 dengan persentase sebesar 7,7% .

Tabel 4.1.

Data Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Menggunakan

Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota (2013,2014 dan 2015)

Tahun Penyampaian SPT Tahunan

Wajib Pajak Orang Pribadi

Terdaftar

Sistem

Manual %

Sistem

E-Filing %

2013 77.614 31.990 41% 72 0,09%

2014 84.600 30,607 36% 2.339 2,7%

2015 91.517 31.615 34% 7.121 7,7%

Sumber : Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, 2016

Dari Tahun 2013, 2014 dan 2015 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota mengalami kenaikan.

Akan tetapi jumlah tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan masih menunjukkan hasil yang maksimal, terbukti dengan persentase dari pelaporan Surat Pemberitahuan baik yang manual maupun e-filing masih rendah.

(55)

Dari data kualitatif yang didapatkan dari KPP Pratama Medan Kota bahwa terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan, maka KPP Pratama Medan Kota menerbitkan Surat Teguran yang akan disampaikan melalui bagian Waskon II, III, dan IV (Pengawasan) yang akan diterbitkan oleh Seksi Pelayanan KPP Pratama Medan Kota.

Setelah Surat Teguran sudah diterbitkan dari Seksi Pelayanan dan disampaikan kepada Wajib Pajak, dan Surat Tegurannya sudah jatuh tempo, maka akan diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) yang diatur dalam Pasal 7 Undang- Undang No. 28 Tahun 2007 sebagaimana yang telah diubah Undang-Undang Nomor. 6 Tahun 1953.

B. Kendala Wajib Pajak Orang Pribadi Tidak Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Menggunakan Sistem Manual Dan Sistem E-Filing.

Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan adalah salah satu cara agar penerimaan pajak terus meningkat, akan tetapi masih banyak kendala-kendala yang dihadapi Wajib Pajak yang tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi Wajib Pajak adalah:

(56)

1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran Wajib Pajak dalam mengisi dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunannya.

2. Kurangnya sosialisasi yang di dapatkan Wajib Pajak sehingga ia tidak tahu kewajiban perpajakannya.

3. Wajib Pajak tidak mengerti tentang sistem pelaporan menggunakan e- filing dan tidak mempunyai e-mail.

4. Wajib Pajak pindah alamat dan tidak melaporkan ke KPP yang lama.

5. Serverdown saat Wajib Pajak ingin melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan melalui e-filing.

6. Wajib Pajaknya sudah meninggal dunia, tetapi keluarga Wajib Pajak yang telah meninggal tersebut tidak mengajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

C. Tindakan KPP Pratama Medan Kota Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Tidak Patuh Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing.

Sesuai dengan prinsip Self Assesment System, Wajib Pajak wajib mengisi Surat pemberitahuan (SPT) Tahunan tersebut dengan benar, lengkap dan jelas serta tepat waktu dalam pembayaran dan pelaporan. Apabila Wajib Pajak melakukan kelalaian atau sengaja hingga dapat merugikan negara, maka wajib

(57)

pajak tersebut dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Sanksi-sanksi tersebut antara lain:

1. Ditegur secara tertulis yang ditujukan kepada Wajib Pajak, Apabila Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan, maka akan dikenakan sanksi seperti berikut:

a. Sanksi Administrasi

Pasal 7 Undang-Undang KUP Nomor 16 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah ke empat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983.

Apabila SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian SPT Tahunan akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda senilai Rp.100.000,00 (Seratus Ribu Rupiah)

b. Sanksi Bunga

Pasal 8 Ayat (2) Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 sebagaimana telah diubah ke empat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983.

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan SPT Tahunan yang mengakibatkan utang pajak semakin besar, kepada Wajib Pajak tersebut, dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak kurang bayar, dihitung sejak

(58)

penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan.

c. Sanksi Kenaikan

Pasal 13 A Undang-Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 sebagaimana telah diubah ke empat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983.

Wajib Pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar, lengkap dan jelas sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

Apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh wajib pajak dan wajib pajak tersebut wajib melunasi kekurangan jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang bayar yang diterbitkan melalui Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar (SKPKB).

d. Setiap Wajib Pajak Karena Kealpaannya

Pasal 38 Undang-Undang KUP Nomor 16 tTahun 2009

Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tidak benar, lengkap dan jelas atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan

(59)

negara, maka akan didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang bayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun.

(60)

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan tentang “Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing Di KPP Pratama Medan Kota”, antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan data dari tahun 2013, 2014 dan 2015 Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Medan Kota meningkat, akan tetapi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan Tahunan Melalui Sistem Manual Dan Sistem E-Filing masih rendah, terbukti Tahun 2013 WP OP Terdaftar sebanyak 77.614, sedangkan yang melaporkan SPT PPh Tahunan manual sebanyak 31.990 dengan persentase sebesar 41% dan yang melaporkan SPT PPh Tahunan e-filing sebanyak 72 dengan persentase sebesar 0,09%.

Tahun 2014 WP OP Terdaftar sebanyak 84.600, sedangkan yang melaporkan SPT PPh Tahunan manual sebanyak 30.607 dengan persentase sebesar 36% dan yang melaporkan SPT PPh Tahunan e-filing sebanyak 2.339 dengan persentase sebesar 2,7%. Tahun 2015 WP OP Terdaftar

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kepatuhan dan status SPT Wajib Pajak Orang Pribadi angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah tingkat penghasilan dan sanksi pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki kewajiban menyampaikan SPT tahunan PPh, dalam formulir SPT 1770 atau dapat juga pada 1770S atau 1770SS beserta lampirannya, atas pembayaran

perlu dilakukan penelitian tentang “ Persepsi Wajib Pajak Mengenai e-Filing dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Pajak

Penelitian ini membahas tentang pengaruh edukasi, sosialisasi, dan himbauan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada saat lapor SPT tahunan melalui e-filing, hambatan Wajib Pajak serta

Penelitian ini membahas tentang pengaruh edukasi, sosialisasi, dan himbauan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP

Penelitian ini membahas tentang pengaruh edukasi, sosialisasi, dan himbauan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP