• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja  Batasan

Dalam dokumen Tugas Umum PT. Petrokimia Gresik (Halaman 27-36)

I.7. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3) 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

I.7.3 Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja  Batasan

Safety (Keselamatan Kerja )-Konteks Perorangan

Sebagai minimasi kontak antara manusia dan bahaya, dan terutama dihubungkan dengan pencegahan orang terhadap bahaya yang dapat mengakibatkan penderitaan fisik.

Kebebasan manusia dari bahaya yang dapat merugikan perusahaan baik dari segi keselamatan, kesehatan, keamanan dan pencemaran lingkungan.

 Insiden

Suatu kejadian yang dapat merugikan perusahaan.  Kecelakaan

Sebagai suatu peristiwa yang tidak diharapkan, tidak direncanakan, dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, dalam rangkaian peristiwa yang terjadi karena berbagai sebab, yang mengakibatkan kerugian fisik (luka atau penyakit) terhadap seseorang, rusaknya harta milik perusahaan, terjadinya gangguan usaha atau setiap kombinasi dari efek tersebut.

 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan, semenjak ia meninggalkan rumah menuju tempat pekerjaannya, selama jam kerja dan istirahat, maupun sekembalinya dari tempat kerja menuju rumah kediamannya dengan melalui jalan yang biasa ditempuh atau wajar.  Sasaran Keselamatan Kerja

Sasaran usaha keselamatan kerja mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :

 Kemanusiaan

Berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja dengan demikian menciptakan terwujudnya keamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.

 Ekonomi

Berupaya menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan dari kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Berupaya menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya–bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.

 Hukum

Berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di perusahaan.

I.7.4. Organisasi K3

Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu dibentuk organisasi K3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Oleh karena bidang K3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan, maka tugas dapat secara kontinyu pada operasional perusahaan serta pelaksanaannya secara fungsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Di samping itu organisasi K3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K3 di perusahaan kepada manajemen.

Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan, organisasi K3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dengan jumlah terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu Direktorat Produksi.

Pembentukan organisasi K3 secara fungsional akan memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap bahaya-bahaya yang mungkin timbul di unit kerja dan dapat memberikan pengaruhnya kepada pimpinan dan karyawan di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan, kebakaran dan insiden lainnya dapat dikendalikan secara efektif.

Jenis Organisasi K3  Organisasi Struktural

Gambar. 1.7 Struktural Bagian K-3 Tugas-tugas Bagian K3 :

a. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang No.1

Tahun 1970 dan peraturan-peraturan K3 di tempat kerja.

b. Membuat dan menyelenggarakan program K3, agar setiap tempat kerja aman dari bahaya.

c. Melakukan pembinaan dan pelatihan K3 kepada seluruh karyawan dan tenaga kerja yang ada di PT. Petrokimia Gresik.

d. Melakukan pengawasan ditaatinya peraturan dan prosedur keselamatan kerja di tempat kerja.

General Manager Teknologi

Manajer Lingkungan dan K3

K ab ag p en ge nd ali an lin gk un ga n K ab ag te kn olo gi lin gk un ga n K ab ag K 3 K ab ag P M K Sta f m ad ya lin gk un ga n d an K 3

e. Melakukan kontrol secara reaktif dan proaktif di pabrik dan kawasan perusahaan dalam upaya menghilangkan sikap dan kondisi yang tidak aman serta kebersihan lingkungan kerjanya.

f. Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi kecelakaan yang menimpa karyawan, serta mencegah agar kecelakaan serupa tidak terulang lagi. g. Menyediakan alat pelindung diri bagi

karyawan dan mendistribusikannya sesuai dengan tingkat bahaya di unit kerja karyawan yang bersangkutan.

h. Mengesahkan surat ijin keselamatan kerja bagi karyawan yang bekerja di daerah berbahaya dan pekerjaan berbahaya.

i. Memberikan surat ijin mengemudi kendaraan dinas perusahaan bagi karyawan yang diberi wewenang oleh atasannya.

j. Melakukan pengembangan K3 sejalan dengan perkembangan perusahaan.

 Organisasi Non Struktural

Organisasi ini dibentuk agar kegiatan-kegiatan K3 dapat diintegrasikan pada seluruh kegiatan operasional dalam gerak langkah yang sama, sehingga sistem K3 yang ada dapat berjalan dengan efektif dan efesien serta terjaga kontinuitasnya. Bentuk organisasinya adalah sebagai berikut :

♦ Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3) Wadah kerjasama antara unsur pimpinan perusahaan dan tenaga kerja dalam menangani masalah K3 di perusahaan. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dibentuk sebagai pemenuhan UU No. 1 Tahun 1970 Bab VI pasal 10 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Struktur Organisasi P2K3

Ketua : Direktur Produksi

Wakil Ketua : Management Representative (MR) Sekretaris I : Karo Lingkungan & K3

Sekretaris II : Kabag Keselamatan & Kesehatan Kerja Anggota Tetap : 1. Kadep Keamanan

2. Karo Personalia

3. Kabag Pemadam Kebakaran Anggota Biasa : Semua Pejabat Eselon I & II Tugas Pokok P2K3

1. Mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi aktif antara pimpinan perusahaan dengan setiap orang di tempat kerja, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan bagi setiap

orang di tempat kerja dalam usaha pencegahan kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan (tempat) kerja.

3. Mengembangkan kerjasama dibidang keselamatan dan kesehatan kerja dengan lembaga pemerintah dan/atau lembaga lainnya untuk pengembangan dan peningkatan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT Petrokimia Gresik.

4. Menyelenggarakan sidang P2K3 secara periodik.

Objek Pengawasan P2K3

1. Sikap kerja yang dapat membahayakan. 2. Keadaan yang dapat membahayakan. 3. Kebersihan lingkungan kerja.

Program Kerja P2K3 1. Safety meeting

2. Inventarisasi permasalahan K3

3. Indentifikasi dan inventarisasi sumber bahaya 4. Penerapan norma K3

5. Inspeksi/ safety patrol

6. Penyelidikan dan analisa kecelakaan 7. Pendidikan dan latihan

8. Prosedur dan tata cara evakuasi 9. Catatan dan data K3

10. Laporan pertanggungjawaban 11. Penelitian

Tugas dan Tanggung Jawab SP2K3

1. Membuat program K3 untuk meningkatkan kesadaran K3 di unit kerjanya.

2. Melaksanakan Pengawasan dan Pembinaan K3 di unit kerjanya.

3. Melakukan pemeriksaan K3 yang mencakup kondisi yang tidak aman, sikap yang tidak aman, kebersihan lingkungan kerja dan estetika.

4. Melaksanakan identifikasi bahaya , penilaian resiko, menerapkan Job Safety Analisis (JSA) dan Job Safety Observation (JSO)

5. Melaksanakan rapat K3 pada bulan berjalan untuk membahas aspek K3 di unit kerjanya.

6. Melaksanakan tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan dan rapat K3 di masing-masing unit kerjanya.

7. Melaporkan temuan K3 yang mempunyai potensi bahaya tinggi pada sidang P2K3.

Safety Representative merupakan komite pelaksanaan K3 yang dibentuk sebagai usaha mempercepat pembudayaan K3, melakukan peningkatan K3 dan menjadi model K3 di unit kerjanya.

Tugas dan Tanggung Jawab Safety Representative

1. Menciptakan kultur dan menjadi teladan/model pelaksanaan K3 di unit kerjanya.

2. Berperan aktif dalam menegakkan peraturan dan prosedur K3 serta memberikan saran/nasihat ataupun teguran kepada setiap orang yang melakukan penyimpangan/pelanggaran peraturan dan prosedur K3 yang ditetapkan pimpinan perusahaan.

3. Secara rutin dan atau periodik melakukan safety patrol/pemeriksaan K3 di unit kerjanya yang mencakup sikap dan kondisi yang tidak aman, pengaruh lingkungan kerja dan aspek K3 lainnya.

4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan dan menjaga kerapian baik di dalam maupun di luar gedung di unit kerja bagian yang bersangkutan. 5. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut

setiap temuan K3 di unit kerjanya.

6. Berperan aktif dalam upaya pencegahan kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan di unit kerjanya.

7. Mengikuti Rapat K3 yang diadakan di unit kerjanya dan menyebarkan hasil keputusan rapat K3 yang dilaksanakan ke seluruh karyawan di unit kerjanya.

8. Mengevaluasi setiap kecelakaan dan kebakaran di unit kerjanya untuk melakukan upaya pencegahan kecelakaan dan kebakaran yang sama pada waktu-waktu mendatang.

9. Membantu melakukan identifikasi bahaya di unit kerjanya dan mengusulkan perbaikan apabila dipandang perlu.

10. Sebagai unit Bantuan Penanggulangan Kebakaran dan Penanggulangan Keadaan Darurat Pabrik di unit kerjanya maupun di seluruh kawasan perusahaan.

11. Segera melaporkan ke Pimpinan Unit Kerja apabila terjadi gangguan keamanan di unit kerjanya.

12. Memantau isi kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan segera memintakan kembali apabila isi peralatan dan obat-obatannya habis digunakan maupun keadaan kosong.

I.7.5. Kebijakan K3 (Safety Policy)

PT. Petrokimia Gresik bertekad menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia kelas dunia yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasionalnya. Sesuai dengan nilai-nilai dasar tersebut, direksi PT. Petrokimia Grsesik menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut (26 Oktober 2001 / PS 00.0001) : 1. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindungan K3 bagi

setiap orang yang berada ditempat kerja serta mencegah adanya kejadian dan kecelakaan yang dapat merugikan perusahaan.

2. Perusahan menetapkan UU No. 1/70, Peraturan Menteri No. 05 / Men /1996 serta peraturan dan norma di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Setiap pejabat bertanggung jawab atas dipatuhinya K3 oleh setiap orang yang berada di unit kerjanya .

4. Setiap orang yang berada di tempat kerja wajib menerapkan serta melaksanakan ketentuan dan pedoman K3.

5. Dalam hal terjadi keadaan darurat dan atau bencana pabrik, seluruh karyawan wajib ikut serta melakukan tindakan penganggulangan. I.7.6. Program Kecelakaan Nihil

Sebagai usaha mencapai kecelakaan nihil, harus didukung oleh semua jajaran karyawan dari bawah sampai atas untuk ikut

berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap program K3 yang diarahkan kepada pengamatan dan perbaikan terhadap ketimpangan yang ada dengan perencanaan, pengorganisasian, pengembangan dan pengawasan secara terpadu dalam semua kegiatan perusahaan.

Aktivitas K3 yang dilakukan untuk mencapai program kecelakaan nihil diantaranya adalah :

1. Penerapan Sistem Manajemen K3 pada operasional perusahaan. 2. Pembinaan, pengawasan dan pengembangan K3.

3. Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber-sumber bahaya. 4. Membuat standar-standar bahaya.

5. Membuat analisa data dan permasalahan K3. 6. Menyediakan peralataaan K3.

7. Mengesahkan surat ijin keselamatan kerja. 8. Pemeriksaan alat angkat dan angkut.

9. Melaksanakan safety contact, safety talk, safety patrol dan safety promotion.

10. Membuat safety poster dan safety sign. 11. Melaksanakan pengukuran/evaluasi K3. 12. Melaksanakan K3.

Dalam dokumen Tugas Umum PT. Petrokimia Gresik (Halaman 27-36)

Dokumen terkait