• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Landasan Teori

1) Batasan istilah dan pengertian konsep

Dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa 1 Oktober 1965 (Suatu

Tinjauan Politik) perlu dikemukakan dalam konsep-konsep yang berkaitan dengan

27

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahsa Indonesia, op.cit.hlm.67

28

judul dan tujuan skripsi. Alasan penulis memilih judul Peristiwa 1 Oktober 1965

yaitu tentang Gerakan Tiga Puluh September 1965 (G30S) adalah karena

pemikiran yang selama ini berkembang dalam masyarakat di mana jika menyebut

Peristiwa 1 Oktober 1965 selalu dikaitkan dengan PKI sehingga menjadi

G30S/PKI, padahal keterlibatan PKI sebagai pelaku tunggal dalam peristiwa

tersebut saat ini kembali dipertanyakan.

Jika menyebut G30S dengan embel-embel PKI di belakangnya

(G30S/PKI) maksudnya adalah bahwa gerakan tersebut murni didalangi dan

dilakukan oleh PKI. Namun dewasa ini hal tersebut kembali dipertanyakan

khususnya PKI sebagai dalang maupun pelaku tunggal dalam peristiwa tersebut

karena diduga ada keterlibatan berbagai pihak seperti Angkatan Darat dan

Soeharto di dalam peristiwa tersebut. Untuk itulah dalam peristiwa ini penulis

menggunakan istilah G30S tanpa embel-embel PKI di belakangnya, namun

selebihnya penulis menggunakan istilah Peristiwa 1 Oktober 1965.

Sedangkan pengertian konsep-konsep yang berkaitan dengan judul dan

peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:

Peristiwa mempunyai arti suatu kejadian, hal, perkara atau kejadian yang luar biasa dan peristiwa tersebut sungguh-sungguh terjadi sehingga jadi menarik

perhatian.29 Peristiwa dalam penulisan skripsi ini lebih mengacu pada suatu

kejadian yang membawa dampak politis yang besar bagi bangsa Indonesia. 1

Oktober 1965 merupakan tanggal, bulan dan tahun terjadinya peristiwa tersebut.

29

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm. 740

Pemberontakan adalah perlawanan kepada pemerintahan yang sah dengan cara kekerasan dan perjuangan bersenjata. Pemberontakan politik yang sering

terjadi dan amat ditakuti adalah bentuk revolusi yang disertai dengan tindakan

kekerasan yang kejam, penuh tipu daya dan tidak berperikemanusiaan. Pada

dasarnya, semua bentuk revolusi mengandung bahaya yang mengancam eksistensi

negara.30

Revolusi berasal dari bahasa Latin revolvere yang berarti menjungkir-balikkan kembali. Revolusi dalam arti luas adalah menjungkir-menjungkir-balikkan tata nilai

yang lama diganti dengan yang baru atau suatu perombakan dari akar–akarnya.31 Melancarkan revolusi dalam arti sempit adalah mengubah suatu tata

kemasyarakatan atau kenegaraan dengan kekerasan. Revolusi juga diartikan

sebagai perubahan yang dilakukan dengan jalan mengesampingkan azas–azas

lama dan diganti dengan yang baru. 32 Selain itu revolusi juga diartikan sebagai perubahan di bidang sosial politik yang serba cepat, mendadak dan disertai

dengan kekerasan dan perlawanan bersenjata. Secara lebih sempit, revolusi sering

diartikan sebagai pemberontakan bersenjata.33

Selanjutnya revolusi memiliki implikasi yang lebih jauh yakni suatu

pergantian suatu golongan satu oleh golongan lain.34 Pengertian revolusi dalam arti sempit adalah perubahan dengan tiba-tiba atau perubahan yang hebat yang

sifatnya baik dan tetap atau mengarah pada kemajuan atau perkembangan.

Selanjutnya revolusi memiliki implikasi yang lebih jauh, yakni pergantian suatu

30 John RG Djopari, Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1993, hlm. 6

31

Kursus Kader Katolik, Kristalisasi Politik, Sekretariat Nasional, Djakarta, 1966, hlm. 192

32

T.S.G. Mulia, Ensiklopedi Indonesia, W. Van Hoeve, Bandung, Tanpa tahun terbit, hlm.320

33

Ibid, hlm. 193

34

golongan oleh golongan yang lain, apabila tidak dijalankan dengan

pemberontakan yang dahsyat, maka dijalankan dengan perebutan kekuasaan.35 Hampir semua definisi ilmu sosial kontemporer mengenai revolusi

menekankan pada pe rubahan negara dan struktur kelas dengan kekerasan.

Revolusi yang lazim adalah definisi menurut tokoh-tokoh sebagai berikut:36

Menurut Theda Skocpol revolusi adalah perubahan cepat dan mendasar pada negara dan struktur kelas masyarakat berbarengan dengan da n sebagian

berlangsung memulai, pemberontakan kelas bawah. Menurut Anthony Giddens

yang mendefinisikan revolusi sebagai perebutan kekuasaan negara melalui

cara-cara kekerasan oleh para pemimpin gerakan massa, kemudian kekuasaan tersebut

digunakan untuk memprakarsai proses reformasi sosial besar-besaran. Charles Tilly mengatakan revolusi sebagai peralihan kekuasaan negara dengan paksa di mana setidaknya dua blok pesaing yang berbeda membuat klaim yang tidak sama

untuk menguasai negara, dan jumlah masyarakat yang signifikan dalam kekuasaan

negara tersebut menerima klaim masing- masing blok.37

Menurut John Forlan revolusi merupakan setiap peristiwa yang partisipasinya dikaitkan dengan partai sosialis revolusioner dan menuntut

perubahan politik inkonstitusional maupun perubahan radikal struktur kelas

pedesaan atau keduanya. Biasanya tuntutan-tuntutan tersebut berkenaan dengan

tuntutan penggulingan paksa atas sistem politik yang ada.38 Eisenstadt

mengartikan revolusi sebagai suatu gerakan yang paling terpadu dari seluruh

35 Crane Brinton, Anatomi Revolusi (terjemahan), Bhratara, Jakarta, hlm.13-14

36

John Forlan (Ed), The Future Revolution; mas a depan revolusi di era globalisasi dan mendefinisi ulang makna revolusi, Yogyakarta, Insist Press, 2004, hlm.34

37

Ibid, hlm. 197

38

gerakan sosial maupun yang menghendaki pembaharuan dan perubahan secara

menyeluruh, bila perlu dengan kekerasan dalam rangka menciptakan suatu tatanan

sosial yang baru yang lebih baik.39

Kudeta adalah perebutan kekuasaan secara mendadak melalui kekerasan oleh mereka yang memegang sejumlah kekuatan militer atau pemerintahan.

Berbeda dengan revolusi yang melibatkan partisipasi masyarakat dan kelompok

militer, kudeta dilaksanakan dari atas.40

Selain konsep konsep dan teori tentang kudeta, pemberontakan dan

revolusi, juga terdapat konsep tentang konflik untuk membantu menjelaskan

seputar Peristiwa 1 Oktober 1965. Konflik berarti pertentangan, percekcokan, perselisihan atau ketegangan hubungan antara satu pihak dengan pihak yang

lain.41 Namun dalam penulisan ini kaitannya adalah bahwa terjadi pertentangan ideologi terutama antara TNI-AD dengan PKI.

2) Pendapat Para Ahli Sejarah Mengenai Peristiwa 1 Oktober 1965