• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Strategi

Strategi adalah sebuah cara tertentu untuk menangani sebuah problematika atau pekerjaan.12 Pendapat lain menyatakan bahwa setrategi adalah taktik, langkah-langkah rencana yang dilakukan secara sistematis dalam perang.13 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah langkah-langkah atau rencana awal yang harus dipersiapkan seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran untuk menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

12 Sja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang : Walisongo Press, 2008), hal. 24-25

13 Pius Abdillah, Danu Prasetya. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arloka, 2005), hal. 586

15

Sedangkan yang dimaksudkan strategi disini adalah strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang.

2. Guru PAI

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua.14 Pendapat lain menyatakan guru adalah figur manusia yang menepati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru selalu terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal disekolah.15

Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.16 Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah.17

14 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta :Bumi Aksara, 2012), hal.39 15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 1

16Ibid, hal. 86

17 Nusa Putra, Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam , (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2012), hal.1

16

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Guru PAI adalah guru yang profesional yang secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua guna mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah.

3. Meningkatkan

Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain:

1). Menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi dsb);

2). Mengangkat diri; memegahkan diri.18

Sedang Menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.19

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak.

18 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 1197-1198 19 Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang

Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), hal.

17

Sedangkan “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa yang mendapat nilai rendah, ditingkatkan agar hasil belajarnya lebih tinggi atau memuaskan dengan cara meningkatkan keterampilan belajarnya. 4. Kemampuan

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilasen melakukan sesuatu.

Adapun kemampuan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah penguasaan siswa SMP Negeri 13 Malang dalam hal baca Al-Qur’an pada mata pelajaran PAI.

5. Membaca Al-Qur’an

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca, membaca” diartikan:

1. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati)

2. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis 3. Mengucapkan

18

4. Mengetahui, meramalkan 5. Memperhitungkan.20

Pengertian “Baca” dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk pada kemampuan membaca al-Qur’an siswa pada pelajaran Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata-kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”

Membaca al-Qur’an makna sebenarnya adalah memahami al-Qur’an dengan baik hingga penerapannya dalam kehidupan kita. Jadi jelaslah bahwa membaca adalah hal yang tak hanya untuk melihat atau menyurakan namun juga pada pemahaman dari proses membaca tersebut sebagai makna yang sesungguhnya.

Setiap Huruf di al-Qur’an memiliki hak sesuai panjang dan pendeknya. Jadi maka layaklah ada anjuran membaca al-Qur’an secara tartil, jadi bahasa al-Qur’an memiliki panjang dan pendek yang sudah ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan kita mengucapkan bahasa

20 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “upaya”, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 83

19

Indonesia, Inggris , bahkan bahasa Arab dalam pembicaraan. Maka bahasa Arab yang dalam percakapan itu diucapkan seperti di percakapan bahasa pada umumnya, yang mana hal ini berbeda dengan bacaan al-Qur’an. Oleh karenanya jika berdoa mengguakan bacaan al-Qur’an sebaiknya menggunakan pula kaidah tajwid yang mengatur panjang, pendek dan bagaimana membacanya.

6. Siswa

Kata “Siswa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata benda yang sinonim dengan kata “murid”, (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).21

Menurut St. Vembriarto dalam “Kamus Pendidikan”, kata siswa diartikan peserta didik yang belajar di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah.22

Menurut Sardiman, A. M., siswa atau anak didik dalam proses belajar mengajar dikatakan sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani.23 Lebih jauh menurutnya pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent (bakat) tertentu. Hanya yang jelas

21 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “Sis.wa”, Op.Cit., hal. 1077

22 St. Vembriarto, et. al. kamus Pendidikan, Cet. Ke- 1, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994), hal. 61

23 Sardiman, A. M., Inertaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), hal. 112

20

siswa itu belum mencapai tingkat yang optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan subjek dalam proses belajar mengajar, sehingga subjek disebut sebagai subjek belajar.24

Adapun yang penulis maksudkan “siswa” dalam judul penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 13 malang.

Dokumen terkait